Mencoba Mencari

Beberapa hari setelahnya, keadaan masih tetap sama. di mana Arya, masih belum pulang juga. Tentu saja, Hal itu membuat Lita, merasa sangat khawatir. Apalagi, ponsel laki-laki itu tidak bisa dihubungi.

Di tambah lagi, Gracia juga Mulai rewel beberapa hari ini. dan akan berhenti menangis, saat baju sang ayah dipakaikan ke tubuh mungilnya. Tentu saja hal itu membuat Lita merasa begitu teriris.

" maafkan Ibu Ya nak, ibu belum bisa menjadi Ibu yang baik untukmu. Tapi, Ibu janji akan segera mencari keberadaan ayahmu." gumamnya Seraya mengusap wajah mungil dari Putri cantiknya itu.

Kemudian, dengan perlahan meletakkan bayi mungil itu ke dalam box bayi. setelah merasa bayi itu aman dan nyaman di dalam box, Lita segera melangkahkan kaki untuk keluar dari dalam rumah.

" Mbok saya titip Gracia ya," ucap wanita cantik itu caranya menatap ke arah wanita paruh baya itu yang masih sibuk memasak. Mendengar ucapan dari sang majikan, tentu saja membuat Mbok Robiah, segera menoleh ke arah sumber suara.

" memangnya, Nyonya Mau ke mana?" tanyanya Seraya menatap Lita dengan ekspresi yang begitu khawatir. Karena sepertinya, wanita paruh baya itu mengetahui apa yang ada di dalam pikiran sang majikan.

" Saya mau pergi untuk mencari suami saya." ucapnya Seraya menghela nafas panjang.

benar apa yang dipikirkan oleh wanita paruh baya itu. Karena, ternyata Lita memiliki niatan untuk mencari Arya sang suami. Walaupun, wanita itu belum mengetahui letak pasti di mana suaminya tinggal. ditambah lagi, Lita bukanlah orang asli dari wilayah ini.

Itu sebabnya, Mengapa Mbok Robiah merasa begitu khawatir dengan keadaan majikannya itu.

" Kalau boleh saya sarankan, lebih baik Nyonya jangan mencari Tuan Arya. Karena dunia kan tidak tahu seluk beluk dari tempat ini." ucap Mbok Robiah memberanikan diri.

Tentu saja hal itu membuat Lita yang mendengarnya, merasa sangat penasaran. Sepertinya, wanita paruh baya itu tahu sesuatu tentang suaminya.

" Mbok, Apakah Mbok tahu sesuatu tentang Mas Arya?" tanya Lita dengan nada mengintimidasi. seketika itu pula, wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.

" tidak nyonya, Saya tidak mengetahui apapun tentang Tuan Arya. Saya hanya berucap sebagaimana seorang ibu kepada anaknya." ucapnya dengan nada yang sedikit gemetar.

Entah apa yang dipikirkan oleh Mbok Robiah. hingga wanita paruh baya itu, bertingkah demikian. yang menurut Lita, begitu aneh dan janggal. Namun, karena tidak ingin ambil pusing dengan semua itu, Lita segera berpamitan untuk menuntaskan tujuan awalnya.

Yaitu, mencari keberadaan atau informasi yang dapat mengatakan Di mana sang suami berada. kaki kecilnya, segera melangkah untuk keluar dari dalam rumah.

tentu saja, hal itu tidak bisa dicegah oleh Mbok Robiah. karena wanita paruh baya itu pun juga merasa sangat bingung. Akhirnya, Mbok Robiah memutuskan untuk menjaga Gracia di kamarnya.

*****

Sementara itu di luar rumah, Lita sedang berdiri sembari sesekali mengecek hp-nya. Apakah ada pesan masuk atau petunjuk dari sang suami. Namun, ternyata angan-angannya terlalu tinggi. Karena sampai saat ini pun, pesan yang ia kirimkan beberapa hari yang lalu, sama sekali belum ada yang dibaca.

"huft, Ya Allah Mas, kamu ini ke mana sih? Kenapa nggak ada kabar seperti ini?" tanya Lita dengan ekspresi wajah gusarnya.

Sebenarnya, inilah yang Lita takutkan jika dirinya melakukan pernikahan secara agama. karena tidak bisa menuntut apapun dari pihak laki-laki. ibaratnya hanya sebatas hubungan sepasang kekasih.

Bedanya, kali ini, hubungan yang mereka jalani, sah secara agama. Tentu saja itu tidak menimbulkan dosa apapun jika mereka melakukan kegiatan lainnya.

Tak berselang lama, ada sebuah taksi yang melintas di depan rumahnya. tentu saja hal itu tidak disia-siakan oleh Lita. wanita cantik itu, segera menghentikan Laju kendaraan roda empat yang tidak terlalu jauh dari hadapannya.

Kemudian, dengan langkah tergesa-gesa, Lita memasuki taksi itu. dan tak berselang lama, kendaraan roda empat itu segera melaju meninggalkan lokasi perumahan yang Lita tempati.

*****

Kini, Lita berada di bangunan yang cukup megah. yang terletak di Kota Bojonegoro. ya sekarang ini, Lita sudah merasa tidak sabar dan sudah merasa tidak kuat dengan tingkah suaminya itu.

Bisa-bisanya, Arya tidak memberinya kabar sama sekali. Apalagi, Lita baru saja melahirkan beberapa hari yang lalu. tentu saja emosinya masih tidak stabil.

Wanita cantik itu segera turun dari dalam taksi. dan dengan segera, melangkahkan kakinya untuk menghampiri beberapa karyawan yang ada di sana.

" Permisi, mbak Mas apa ada Mas Arya di dalam?" tanya wanita itu Seraya berjalan menghampiri mereka.

Tentu saja hal itu membuat mereka semua menoleh dan menatap ke arah Lita dengan Tatapan yang berbeda-beda.

" Mbak ini siapa, Ada urusan apa dengan Pak Arya?!" tanya seorang wanita yang berjalan menghampiri Lita dengan nada yang sedikit Ketus.

jelas sekali bahwa wanita itu, tidak menyukai keberadaan Lita di sini. tentu saja hal itu membuatnya, merasa sangat kebingungan. karena memang, Lita merasa tidak pernah mengenal wanita yang ada di hadapannya itu.

"euumm, saya,..." ucapannya seketika menggantung di udara. Lita sangat kebingungan. harus menjawab apa tentang pertanyaan itu.

Karena memang, saat ini Lita tidak memiliki bukti apapun jika dirinya adalah istri dari Arya Wiguna. jangankan kartu pernikahan, cincin saja Lita tidak memilikinya.

" saya adiknya, yang baru saja pulang dari luar negeri." akhirnya, Lita memutuskan untuk berkata bohong saja. Karena jika Lita berkata jujur, dia yakin tidak akan ada yang percaya.

Mendengar ucapan dari Lita, membuat para karyawan itu seketika Saling pandang. dan dengan segera, membubarkan diri. tentu saja hal itu membuat Lita yang melihatnya, merasa sedikit kebingungan.

" Loh kenapa pada membubarkan diri?" tanyanya dengan ekspresi wajah kebingungan.

" hari ini Pak Arya tidak datang. lebih baik, Anda kembali beberapa hari lagi." ucap wanita itu Seraya melangkah pergi dari sana.

Degh

Seketika itu pula, Lita merasakan sakit yang teramat sangat. jika suaminya itu tidak ada di kantor, dan sudah beberapa hari, Lalu ke mana sekarang dia, apa jangan-jangan,...

Dengan segera, Lita menggelengkan kepalanya. Mencoba mengusir pikiran-pikiran aneh yang menggelayut di otaknya.

" nggak, nggak mungkin Mas Arya melakukan itu. mungkin saja mereka berbohong. ya bisa jadi," ucapnya mencoba untuk berpositif thinking.

Lita kembali masuk ke dalam taksi dan kembali mencoba mencari keberadaan sang suami. namun sayangnya, Lita tidak mengetahui siapa saja teman dari suaminya itu. menjadikannya, sedikit sulit untuk melacak keberadaan laki-laki itu.

" Kamu kenapa sih Mas, Kok nggak ngabarin aku?" tanya Lita Seraya meneteskan air mata.

Episodes
1 Di Fitnah
2 Bingung
3 Yang Sebenarya Terjadi,
4 Mencoba Mencari
5 Seperti Melihat
6 Kejutan
7 Kebenaran Itu Sakit
8 Terpuruk
9 Mengintai
10 Sakit
11 Nasehat
12 Sadar?
13 Memutuskan
14 Lega
15 Perjuangan
16 Mulai terbiasa
17 Awal Mula Kehidupan Baru
18 Bertemu Kawan Lama
19 Tamu Tak Di Inginkan
20 Menghindar
21 Tidak Perlu
22 Cepat Sekali Waktu Berlalu
23 Hari Pertama Sekolah
24 Pertanyaan Yang Membuat Risih
25 Sudah Bisa Curhat
26 Bertemu Kembali
27 Mencoba Bicara
28 Jqngan Pernah Ganggu Aku
29 Hah, Teman?
30 Memaksa
31 Akhirnya,...
32 Ketakutan
33 Melabrak
34 Sedikit Gentar
35 Pertemuan selanjutnya.
36 Mulai Di Buly
37 Marah Besar
38 Menyesal
39 Mengetahui Kebenarannya
40 Curhat Dengan Teman
41 Permintaan Berat
42 Demi Anak
43 Kebahagiaan Gracia
44 Sedikit Resah
45 Hampir Saja
46 Mencoba Menghindar
47 Ketahuan
48 Semakin Menjadi
49 Sedikit Berani
50 Ribut
51 Menenangkan
52 Gracia Berubah
53 Di Luar Dugaan
54 Meminta Maaf
55 Mengikuti Saran
56 Tak Menyangka
57 Mengerikan
58 Menghadapi
59 Tak Terduga
60 Bebas
61 Penolakan.
62 Tak Tau Diri
63 Teror
64 Dia Lagi
65 Mendadak
66 Menerima
67 Berusaha Menahan
68 Gagal
69 Mempercepat
70 Tak Terima
71 Kebersamaan
72 Rencana Menjebak
73 Seperti Orang Gila
74 Berhasil Menjebak
75 Hampir Saja
76 Merasa Geram
77 Kebingungan
78 Menegangkan
79 Merasa Senang
80 Menyusun Rencana
81 Tiba waktunya
82 Pilihan Yang Sulit
83 Berakhir
84 Bahagia
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Di Fitnah
2
Bingung
3
Yang Sebenarya Terjadi,
4
Mencoba Mencari
5
Seperti Melihat
6
Kejutan
7
Kebenaran Itu Sakit
8
Terpuruk
9
Mengintai
10
Sakit
11
Nasehat
12
Sadar?
13
Memutuskan
14
Lega
15
Perjuangan
16
Mulai terbiasa
17
Awal Mula Kehidupan Baru
18
Bertemu Kawan Lama
19
Tamu Tak Di Inginkan
20
Menghindar
21
Tidak Perlu
22
Cepat Sekali Waktu Berlalu
23
Hari Pertama Sekolah
24
Pertanyaan Yang Membuat Risih
25
Sudah Bisa Curhat
26
Bertemu Kembali
27
Mencoba Bicara
28
Jqngan Pernah Ganggu Aku
29
Hah, Teman?
30
Memaksa
31
Akhirnya,...
32
Ketakutan
33
Melabrak
34
Sedikit Gentar
35
Pertemuan selanjutnya.
36
Mulai Di Buly
37
Marah Besar
38
Menyesal
39
Mengetahui Kebenarannya
40
Curhat Dengan Teman
41
Permintaan Berat
42
Demi Anak
43
Kebahagiaan Gracia
44
Sedikit Resah
45
Hampir Saja
46
Mencoba Menghindar
47
Ketahuan
48
Semakin Menjadi
49
Sedikit Berani
50
Ribut
51
Menenangkan
52
Gracia Berubah
53
Di Luar Dugaan
54
Meminta Maaf
55
Mengikuti Saran
56
Tak Menyangka
57
Mengerikan
58
Menghadapi
59
Tak Terduga
60
Bebas
61
Penolakan.
62
Tak Tau Diri
63
Teror
64
Dia Lagi
65
Mendadak
66
Menerima
67
Berusaha Menahan
68
Gagal
69
Mempercepat
70
Tak Terima
71
Kebersamaan
72
Rencana Menjebak
73
Seperti Orang Gila
74
Berhasil Menjebak
75
Hampir Saja
76
Merasa Geram
77
Kebingungan
78
Menegangkan
79
Merasa Senang
80
Menyusun Rencana
81
Tiba waktunya
82
Pilihan Yang Sulit
83
Berakhir
84
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!