Semalam Dengan Mantan Ku

Semalam Dengan Mantan Ku

Bertemu Kembali

ciiiitttttt

Mobil yang ditumpangi, dua orang pria tampan berhenti mendadak saat ada sebuah motor menghadang jalan mereka.

Seorang gadis cantik pun turun dari motor matic nya, ia menghampiri mobil itu dan menggedor jendela mobil tersebut dengan sangat kencang.

" Keluar kalian. " Teriak si gadis cantik tersebut yg masih mengenakan helmnya.

Dua orang pria yang berada di dalam mobil pun langsung keluar menghampiri gadis itu.

Gadis cantik itu langsung menaikkan kaca helm nya, alangkah terkejut dia melihat pria yang kini berdiri di depannya.

" Kak Dean? "

"Alenka?" Dean pun sama terkejutnya dengan gadis itu. Ia tak mengira akan bertemu kembali dengan gadis yang membuatnya patah hati untuk kedua kalinya.

" Loh kalian saling kenal? " Tanya Dion penasaran.

" Hemm. " Jawab Dean singkat hanya dengan deheman. Keduanya saling memandang dengan tatapan penuh permusuhan.

" Loe ngapain? Nguntit gue ya?" tanya Dean sambil menatap tajam Alenka.

" Gak usah kepedean deh kak, ngapain juga aku ngikutin kamu kaya gak ada kerjaan aja. " gerutu Alenka yang kesal dengan tuduhan tak berdasar mantan kekasihnya itu.

" Nih kamu lihat baju aku kotor gara-gara mobil kamu ngebut terus, genangan air di hajar juga. Gak mikir apa pengendara motor bisa kena cipratannya !" Oceh Alenka .

Sangat sial nasibnya pagi ini, pikirnya. Sudah terlambat, terkena cipratan air kotor, lalu harus bertemu dengan mantan pacarnya, sama sekali bukan hal yang ia harapkan.

" Harusnya loe salahain nih sebelah gue, Dion." Ucap Dean sambil menunjuk ke arah Dion. " Dion yang bawa mobil."

" Kan loe juga yang nyuruh gue buru-buru, De. " sahut Dion yang tak terima di salahkan oleh sahabatnya sekaligus Boss nya itu.

" Aku gak peduli siapa yang bawa mobil, sekarang kalian harus tanggung jawab, Aku itu lagi buru-buru ini. " Kesal Alenka dengan wajah cemberut nya.

" Gue juga lagi buru-buru, gak cm loe doang. Gue ada meeting penting pagi ini. " Sahut Dean tak mau kalah.

" Hari ini aku ada wawancara kerja, sekarang karena kalian aku jadi telat apalagi baju yang aku pakai sekarang udah kotor begini, Udah pasti gak akan diterima kalo kaya gini. " keluh Alenka dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

" Ribet banget si loe, nanti gue telepon perusahaannya buat nerima loe. " Celetuk Dean asal. Entah kenapa ia tak suka melihat Alenka yang hampir menangis seperti itu.

" Heh anda pikir anda siapa? Pemilik perusahaannya? mana mungkin kakak punya kuasa sebesar itu." Cibir Alenka. Bisa-bisanya Dean mengatakan hal semudah itu, pikir Alenka.

Dean menatapnya tajam " loe ngeremehin gue? "

Bisa-bisanya gadis di depannya ini meragukan kekuasaannya, pikir Dean.

" Kalo loe di tolak di sana kerja di kantor kita aja. " celetuk Dion asal yang langsung mendapat lirikan tajam dari Dean.

" No. " jawab Dean dan alenka serentak.

Bagaimana bisa Dion berkata demikian, Dia yang punya perusahaan tapi kenapa Dion berani sekali memberi penawaran tanpa bertanya dulu padanya. Pikir Dean.

" Kalo ngomong jangan asal, mau gue jahit mulut loe. " Ancam Dean, yang sama sekali tak terlihat sedang bercanda.

" Aku juga mana mau kerja sama Boss playboy kaya dia" tunjuk Alenka pada Dean.

Hal yang sangat mengerikan menurut Alenka jika ia bekerja dengan Dean. Didekat Dean membuatnya sangat muak dengan pria itu.

" Nih duit buat loe, beli baju baru sana. " Dean berucap seraya mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya.

" Tapi ini udah telat, wawancara kerja aku gimana. " Lirih Alenka dengan tatapan sendu. " Aku butuh banget kerjaan ini. "

Dean menghela napas pelan sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing, ia di kejar waktu untuk meeting. Tapi ia juga harus bertanggung jawab pada gadis merepotkan di depannya ini.

" Dion, loe anter Alenka cari baju terus anter ke perusahaan tempat dia mau interview, loe jelasin kenapa Alenka telat. Bilang ini salah kita. " Titah Dean pada sang sahabat sekaligus orang kepercayaannya.

"Gue bawa mobil sendiri aja, pak Wira pasti udah nunggu kita di kantor. Loe naek motor sama Alenka ya."

" Siap, pak boss. " Jawab Dion sambil memberi hormat yang membuat Dean terkekeh dengan tingkahnya.

Setelah keduanya sepakat, Dion pergi bersama Alenka dan Dean menuju ke kantornya.

"Pak, toko baju dimana yang pagi-pagi gini udah buka? " tanya Alenka pada Dion yang saat ini sedang mengendarai motornya.

" Tenang Len, mama nya Dean itu punya butik kita kesana aja sekarang. Tadi Dean udah hubungi karyawan mamanya yang ada di sana. " Sahut Dion setengah berteriak, pasalnya saat ini mereka sedang berada di jalan raya yang padat kendaraan sehingga berbicara dengan nada biasa tak akan terdengar.

" Oke. " Jawab singkat Alenka.

Lain Alenka lain pula Dean yang saat ini baru saja sampai di perusahaannya. Ia bergegas menuju ruang rapat dimana seorang kliennya sudah menunggu sejak 45 menit yang lalu . Beruntung kliennya sabar menunggu Dean, karena Dion sudah mengirim pesan sebelumnya bahwa Dean mengalami insiden kecil saat menuju kantor tadi.

" Maaf Pak Wira, sudah membuat Anda menunggu. " Ucap Dean sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan napas yang masih terengah karena Dean berlari menuju ruang rapat, ia tak enak hati membuat kliennya menunggu selama itu, padahal selama ini ia adalah pria yang selalu tepat waktu.

" Tak apa Pak Dean, saya mengerti Pak Dion sudah memberitahu saya tadi. " ucap Pak Wira sambil tersenyum ramah.

" Terima kasih atas pengertian nya Pak. "

************

" Yang ini aja mba. " Ucap Alenka pada salah satu pegawai butik yang sedang menemaninya memilih dan mencoba baju.

" Baik, Nona. Ada lagi yang Anda butuhkan? " Tanya pegawai itu lagi.

" Ini aja cukup mba. "

" Udah Len ? yuuk gue anter ke kantor loe. " Kata Dion sambil berdiri beranjak dari duduknya.

" Loh aku belum bayar Pak. "

Dean sudah memberikannya uang, mana mungkin sekarang dia membawa baju itu begitu saja tanpa membayar apalagi ini butik milik mamanya Dean, pikirnya.

" Enggak usah bayar, tadi Dean udah pesan begitu sama gue. " Jelas Dion yang tau apa yang Alenka pikirkan. " Dan satu lagi jangan manggil gue Pak, gue gak setua itu Alenka. "

" Iya, Pak eh eemmmm ..... "

" Kak aja, gue sama Dean seumuran kok".Dion tersenyum manis pada Alenka, hal yang jarang ia lakukan pada seorang gadis. Ia yang terkenal dingin pada wanita tapi semudah itu bisa tersenyum seramah itu pada seorang Alenka.

" Baik, Kak. Ini uang kak Dean gimana? Aku kan udah dapet baju gratis. " Alenka terlihat bingung saat ini, ia tak ingin Dean berpikir bahwa Alenka memanfaatkannya, tadi saja tak sengaja bertemu di bilang penguntit, apalagi sekarang dapat baju plus dapat uang, ia takut Dean akan menuduhnya macam-macam.

" Anggap aja ini uang ganti rugi buat kamu ,Len. Udah yuuk nanti kamu telat. " Ajak Dion sambil menarik pelan tangan Alenka.

Dion melajukan motornya, mengantar Alenka ke perusahaan tempat dimana ia akan melakukan wawancara kerja. Dion tercengang saat sampai di depan perusahaan tempat Alenka melamar pekerjaan.

.

.

.

...----------------...

Hai ketemu lagi sama author receh, ini kisah nya Dean, Dion dan Kalan. sekuel dari novel My enemy my husband, jgn lupa mampir ya guys.

Like, komen, gift dan vote nya kalo boleh, jangan lupa subscribe ya.. Aku usahakan up tiap hari. Mohon dukungannya 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ce Habibah

Ce Habibah

kayaknya seruh ni

2024-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!