gara-gara Dion

Dean dan Alenka hanya saling diam meskipun berada di ruangan yang sama untuk menunggu Dion, setelah 30 menit menunggu akhirnya Dion tiba di depan ruangan Dean, sebelum masuk ia menarik napas dulu bersiap untuk menghadapi kemarahan Dean.

.

Alenka dan Dean sontak menatap tajam Dion saat memasuki ruangannya, kini Dion hanya bisa tersenyum lebar menampilkan sederet gigi nya yg rapi untuk mencairkan suasana yang cukup tegang seperti sedang ujian akhir semester.

Baru juga mendudukan bokongnya di sofa Alenka langsung mencecarnya dengan pertanyaan.

" Maksud kakak apa ngelakuin ini? pantas aja kemarin dengan mudahnya pihak HRD langsung nerima aku kerja di sini."

" Gue lakuin ini demi kebaikan loe, Len. Loe sendiri kan yang bilang butuh kerjaan, kalo loe tau jadi asisten Dean gak mungkin kan loe mau? " jawab Dion berusaha memberi penjelasan, lebih tepatnya membela diri.

" Kakak- Kakak, semua orang loe panggil kakak? emang ada berapa kakak loe? " ucap Dean yang tiba-tiba memotong pembicaraan Alenka dan Dion.

Perkara panggilan kakak saja dia ributkan di saat yang tidak tepat, pikir Alenka. " Bukan begitu pak Dean, saya panggil kakak sama kalian karena umur kita gak terlalu jauh bedanya, itu kan sopan dari pada harus panggil nama. Lagian emang kalian mau kalau saya panggil mas? "

" Terserah loe , kalau di luar silahkan panggil kak. Tapi ingat kalau di kantor Dion juga harus di panggil pak. "

Alenka hanya bisa menganggukkan kepalanya, andai saja bukan bossnya mungkin Alenka sudah pelintir bibirnya yang suka mengeluarkan kata-kata sarkas itu.

" Kamu boleh keluar sekarang, temui Rani di depan dia akan kasih tau apa saja perkerjaan kamu sebagai asisten ku nanti. " titah Dean. Ia merasa sudah di jebak oleh temannya sendiri, sungguh salah dia mempercayakan Dion untuk mencari asisten untuknya.

" Loe masih waras gak? kenapa loe jadiin Alenka asisten gue gila? " kesal Dean yang sejak tadi sangat ingin mengumpat pada sahabatnya itu, tapi tak ia lakukan karena masih ada Alenka di sana. Sekarang saat Alenka tak ada di merasa bebas memaki dan memarahi Dion sebebas itu.

" Gue cuma kasihan sama dia, De. Sebagai sesama manusia kita harus saling bantu kan? " Dion mencoba memberi pengertian atas tindakannya itu.

" Gue yang punya perusahaan kenapa gak diskusi dulu sama gue? "

" Kan loe nyerahin urusan ini sama gue dan pak kamil jadi ya gue pilih alenka lah, dia juga udah kenal sama loe jadi gak susah lah beradaptasi sama loe , lagi juga kandidat lain gak ada yg bagus." Mana mau Dion mengalah, sekali dia merasa benar akan terus seperti itu, begitu pun dengan Dean yang juga tak menerima penjelasan dalam bentuk apapun, sekali salah tetap salah tak ada alasan, menurutnya.

" Tapi gak dia juga, ferguso ! Loe bayangin gimana canggungnya nanti. "

" Tapi loe butuh asisten cepet kan? masa mau cari lagi. Udah lah terima aja, Alenka aja baik-baik aja kok, gak masalah. " Dion bingung kenapa Dean sangat menolak Alenka, padahal bukan kah itu menguntungkan nya bisa dekat lagi dengan sang mantan, pikir Dion.

" Dia udah tanda tangan kontrak belum? " tanya Dean memastikan.

" Yaudah lah, jangan bilang loe mau pecat dia. Loe mau viral emang? Seorang boss yang gak profesional, memecat asistennya yang baru sehari bekerja karena dia adalah mantan kekasih yang sudah mencampakkan bossnya dulu. coba kalau beritanya kaya gitu, emang loe mau citra loe rusak? " ucap Dion dengan wajah seriusnya

" Harga diri loe, image loe di mata org lain gimana? Apalagi kalau sampai Alenka masukin tiktok perlakuan kejam loe ini, terus di tonton semua orang? Bisa di hujat loe, pasti klien gak ada yang mau kerja sama, sama kita." lanjutnya lagi.

" Emang Alenka punya tiktok?" tanya Dean bingung, seingatnya sejak dulu Alenka tak suka mempublish kehidupan pribadinya di media sosial.

" Gak tau juga sih tapi ya bisa aja orang lain yang viralin, kan kita gak tau. " sahut Dion menimpali.

" Sialan! Ini semua gara- gara loe tau gak. Coba aja loe bener dikit kerjanya, udah tau mantan gue. Malah di jadiin asisten pribadi gue. " Dean frustasi mendengar penjelasan Dion, memang benar dia tak mungkin memecat Alenka begitu saja, sikap profesionalnya akan di pertanyakan banyak orang terlebih Kalan, sang kakak yang masih ikut memantau perusahaan meski pun ia hanya berada di balik layar dan Dean yang memimpin tapi itu semua tetap ada campur tangan Kalan di dalamnya.

" Makanya kalo ngasih tugas yang jelas, ini persyaratannya aja gak jelas, harusnya bilang dilarang menerima karyawan yang ada hubungannya dengan loe di masa lalu atau mantan pacar loe. " mana mau Dion disalahkan begitu saja, kalo bisa memojokkan Dean kenapa enggak prinsipnya, demi menghindari amukan Dean padanya lebih baik ia serang duluan saja, pikir Dion.

" Keluar sana loe, bikin mood gue jelek aja pagi- pagi. " usir Dean yang masih kesal setiap melihat wajah Dion di depannya. Bahkan minta maaf saja tidak, pikir Dean. Sedari tadi Dion hanya sibuk membela diri, memang dasar sahabat laknat. batin Dean.

Dengan berat hati Dean mencoba menerima Alenka menjadi asistennya." Al, nanti siang kita meeting di luar, jangan lupa siapkan dokumennya. kamu bisa tanya sama Dion apa aja dokumen yang harus di bawa nanti dan satu lagi tolong pesen kan saya kopi, masih inget gak saya suka kopi apa?" tanya Dean memastikan apakah mantannya itu masih mengingatnya atau tidak.

" Hot americano kan?" jawab Alenka tanpa ragu. Dean terseyum tipis mendengar jawaban Alenka. Entah mengapa Alenka ingat perihal kecil saja membuat Dean tampak senang. Dia jadi teringat sering mengajak Alenka ke cafe milik papanya dulu.

" Bagus kalau masih ingat, kamu bisa keluar sekarang. "

Alenka memegang dadanya yang berdebar kencang saat sudah keluar dari ruangan Dean.

" Gila kalau udah mode big boss, auranya beda banget, bisa profesional juga dia." gumam Alenka.

Meeting pun berjalan lancar di sebuah restoran, setelah klien mereka pergi saat ini tinggalah Dean dan Alenka yang berdua saja, Dean sengaja tak langsung pergi setelah meeting selesai ada yang ingin ia tanyakan langsung pada Alenka.

" Kamu pacaran sama Tommy? " tanya Dean tanpa di duga.

" hem, iya. " jawab Alenka singkat. Agak terkejut sebenarnya tiba-tiba Dean menanyakan hal tersebut, karena setelah putus dulu mereka tak pernah berkomunikasi, maka dari itu Alenka merasa aneh dari mana Dean tau ia berpacaran dengan Tommy yang dulunya adalah sahabat Dean semasa SMA.

" Udah lama ya? " tanya Dean lagi.

" Sudah dua tahun, kak. " jawab Alenka jujur dan memang begitu adanya.

" Dua tahun? itu yang aku tau, terus yang aku gak tau berapa lama? " tanya Dean yang tiba-tiba berubah menjadi agak emosi membahas masa lalu mereka.

Aneh sekali pikir Alenka, kenapa dia seperti sedang di interogasi seorang pacar yang merasa di khianati begitu, padahal dia dan Dean hanya masa lalu kenapa Dean mengungkitnya sekarang.

" Kalian bahkan dekat saat kita baru aja putus kan? kalian nusuk aku dari belakang, kamu minta putus karena Tommy? " tanya Dean lagi.

Belum juga menjawab Dean terus saja menuduhnya macam-macam, Ia seperti merasa di sudutkan dan tak di beri kesempatan untuk menjelaskan.

" Dengar ya kak, aku sama Tommy itu memang dekat setelah kita putus tapi hanya berteman gak lebih, Tommy berkali-kali menyatakan perasaannya tapi berkali-kali pula aku menolaknya, Tommy selalu ada untuk aku, bahkan di masa tersulit aku sekali pun, makanya baru dua tahun yang lalu aku terima dia jadi pacar aku, karena aku gak punya alasan menolak dia yang memang selalu ada buat aku, gak pernah meninggalkan aku sekali pun aku tolak. Dia terlalu baik kalau sampai aku abaikan lagi." jelas Alenka panjang lebar.

" Kamu menerima dia hanya karena dia selalu ada buat kamu? Itu artinya kamu gak mencintai Tommy? "

" Kak, bisa berhenti gak. Kalo ada orang yang lihat kita, mereka akan berpikir kita sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Lagi juga gak berguna bahas masa lalu sekarang karena itu gak akan merubah apapun. "

" Lagian maling teriak maling, yang selingkuh itu kamu bukan aku, jadi gak usah membalikkan fakta. " Alenka menjadi emosi karena Dean terus saja memojokkannya.

" Tunggu, aku boss kamu loh. Berani kamu ya membantah ucapan aku dan marahin aku, pake melotot lagi. Pengen aku pecat, hah? "

" Kan kita membahas masa lalu Pak, di masa lalu kita mantan pacar, bukan boss dan asisten."

Dean mendengus kesal mendengar jawaban dari Alenka. " Mending kita balik ke kantor sekarang. "

menyesal sekali rasanya ia membahas masa lalu, membuat mood nya rusak saja, pikir Dean.

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

جنينة حريزة هاسبوان

جنينة حريزة هاسبوان

dion si korban tiktok😭

2023-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!