Transfusi darah

Dion tercengang saat sampai di depan perusahaan tempat Alenka melamar pekerjaan.

" Len, ini gak salah kantornya? Bener kamu melamar pekerjaan di sini? " Tanya Dion penasaran dan cukup terkejut sepertinya.

" Iya, kak kenapa? "

" Gak apa, yaudah yuuk kita masuk. " Dion berjalan bersama Alenka memasuki gedung perusahaan yang ternyata adalah perusahaan milik Dean, tempat ia bekerja juga sebagai orang kepercayaan Dean.

Baru saja memasuki lobby, semua mata karyawan tertuju pada Dion, bagaimana mungkin boss kedua mereka berjalan bersama seorang gadis, karena sejauh ini Dion bukan orang yang mudah didekati oleh seorang gadis. Berbeda jauh dengan boss besar mereka Dean yang memang kerap kali berganti pacar setiap bulan .

Alenka yang merasa menjadi pusat perhatian langsung menundukkan wajahnya, entah apa yang mereka bicarakan membuat Alenka merasa sedang menjadi bahan pembicaraan beberapa karyawan di sana.

" Kak, kita gak nanya dulu. Dilantai berapa ruang HRD nya? " tanya Alenka yang bingung karena Dion terus saja berjalan tanpa bertanya pada siapa pun seolah ini adalah kantor tempat Dion bekerja.

" Aku tau lantai berapa, kamu tenang aja. " ucap Dion santai saat mereka masuk ke dalam lift. Alenka pikir mungkin ini adalah perusahaan salah satu Klien Dean, maka dari itu Dion tau letak ruangan di kantor ini.

Ting

Pintu lift terbuka, Alenka terus mengekor di belakang Dion sampai akhirnya Dion berhenti di depan sebuah ruangan.

" Len, kamu tunggu di sini. Aku masuk dulu dan akan menjelaskan apa yang terjadi sama kamu tadi. "

" Kak Dion yakin gak apa masuk sendiri, kalau nanti tetap gak mau terima penjelasan kakak gimana ? Gak lebih baik aku ikut masuk aja biar aku bisa ikut jelasin langsung. " Alenka merasa takut kalau Dion tak bisa meyakinkan pihak HRD untuk memberinya kesempatan untuk interview karena Alenka lihat jam di pergelangan tangannya menunjukkan bahwa dirinya sudah amat sangat terlambat.

" Loe tenang aja, gue bakal jamin loe langsung di terima di sini, Jadi sekarang loe tunggu di sini dulu. Paling 10 menit kelar. " Dion mencoba menahan senyum melihat wajah tegang Alenka, bagaimana mungkin Alenka meragukannya sementara kantor ini milik Dean tempat ia bekerja sebagai orang kepercayaan Dean, tak jarang para karyawan memanggilnya dengan sebutan boss kedua.

Setelah mencoba meyakinkan Alenka bahwa semua akan baik-baik saja, Dion masuk tanpa mengetuk lebih dulu, membuat si pemilik ruangan langsung menunduk memberi hormat pada Dion. " Silahkan duduk Pak! " ucap pria paruh baya bernama Kamil itu. " Ada yang bisa saya bantu Pak Dion? " Lanjutnya.

" Begini Pak, di depan ada gadis bernama Alenka yang harusnya melakukan interview tadi pagi, karena ada insiden dengan saya dan pak Dean jadi dia datang terlambat ke sini. Bisa bapak beri kesempatan padanya untuk melakukan interview? Kalau bisa setelah itu langsung di terima saja." Jelas Dion. "Dia teman sekolah big boss dulu . " Bisik Dion kemudian pada pak Kamil.

" Baik, Pak siap akan saya laksanakan perintah bapak. "

" Jangan kasih tau dia ya kalau saya bilang begini. Saya gak mau dia mengira bahwa dia di terima di perusahaan ini karena Pak Dean atau saya. " kata Dion.

Pak Kamil yang bingung dengan ucapan Dion langsung bertanya " Lalu dia di terima karena apa, Pak?"

" Karena rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. " Celetuk Dion asal. Tinggal bilang iya saja susah sekali kenapa mesti bertanya pikir Dion, Ingin sekali Dion membalasnya dengan kata-kata mutiara... Kamu Nanyeeaa? tapi tak mungkin ia lakukan di depan pria paruh baya itu, bisa malu yang ada dia.

Pak Kamil hanya bisa mengatakan " Baik, pak. "

Dia bingung sendiri sebenarnya, bukankah tadi Dion sendiri yang bilang kalau Alenka langsung di terima kerja saja karena dia teman sekolah big boss, tapi kenapa sekarang Dion berkata bahwa Alenka tak boleh mengira ia di terima karena teman dari pemilik perusahaan. Aneh sekali bukan menurutnya. Lalu karena apa? Kemampuannya? Pengalamannya? Ia bahkan baru lulus kuliah . Membuat Kamil menarik napas dalam. Lebih baik ia menuruti perintah boss kedua daripada banyak berpikir lagi. Pikirnya.

Setelah Dion keluar, Alenka langsung masuk menemui pak Kamil, ia melakukan wawancara kerja seperti para pelamar kerja lainnya, kemudian pak Kamil langsung mengatakan bahwa ia di terima sebagai asisten dari big bossnya dan mulai bisa bekerja besok pagi.

Alenka keluar dari ruangan HRD dengan senyum mengembang di wajahnya " Kak, makasih ya akhirnya aku diterima kak. Semua berkat kakak yang bisa meyakinkan Pak Kamil untuk memberi aku kesempatan ikut interview. "

"Sama-sama, Len. " ucap Dion sambil tersenyum.

" Aku mau pulang dulu kak, besok aku mulai kerjanya jadi aku antar kakak ke kantor kakak ya? Kan kakak kesini gak bawa kendaraan. " Alenka merasa tak enak hati kalau harus pulang begitu saja setelah Dion membantunya, bukan kah kurang ajar rasanya kalau ia menyuruh Dion naik taksi online. Walaupun mungkin ia harus bolak-balik tak apa pikirnya anggap saja sebagai ucapan rasa terima kasihnya.

" Gak usah, Len. Mobil kantor lagi menuju ke sini kok. Jadi kamu pulang duluan aja. Aku juga mau ada meeting di sini. " Mau tak mau Dion berbohong karena kalau Alenka tau ia akan menjadi asisten Dean, gadis itu pasti menolak. Setidaknya kalau ia sudah tanda tangan kontrak mau tak mau Alenka tak akan bisa menolak, pikirnya.

Dion baru menyadari kalau Alenka adalah gadis yang pernah Dean perlihatkan fotonya dan mengatakan bahwa Alenka adalah kekasihnya saat SMA yang sekarang tentu sudah menjadi mantan, oleh sebab itu Dion sengaja membuat Alenka menjadi asisten Dean.

" Ooh yaudah kalo gitu aku duluan ya kak. Sekali lagi makasih atas bantuannya. "

Dion hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Setelah kepergian Alenka ia langsung berjalan masuk ke dalam lift menuju ruangan Dean.

.

***********

ceklek

Suara pintu ruangannya yang dibuka membuat Dean yang sedang menatap layar laptop nya langsung menoleh ke arah pintu " Loe udah selesai? gimana si bawel? "

Dion langsung mendudukan bokong nya di sofa yang tak jauh dari meja kerja Dean. " Si bawel? " tanya Dion dengan wajah bingung.

" Itu si Alenka. Udah selesai semua urusannya? Gimana di terima gak sama perusahaannya? " Dean bertanya dengan mata yang tak lepas dari dokumen yang berada di atas meja kerjanya.

" Ooooh Alenka. Udah beres dia udah di terima kerja, katanya mulai besok dia bisa kerja. " Sahut Dion sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, entahlah sepertinya besok dia akan kena amuk Dean, pikirnya.

" Asisten pribadi gue gimana? Pak Kamil udah dapat belum? "

" U-u-udah, besok mulai kerja katanya. " ucap Dion terbata.

" Kenapa jadi gagap gitu ngomongnya? Loe sakit? Pucet amat? Butuh transfusi darah? " Celetuk Dean asal.

" Sialan, loe pikir gue sakit apa. " Kesal Dion. Bisa-bisanya bercanda seperti itu, pikir Dion.

"Ya abis muka loe pucet kaya orang kurang darah." Kata Dean sambil terkekeh.

"Butuh transfusi dana kalo gue mah, bukan darah. " Kalau saja bukan boss nya mungkin sudah Dion setrika mulutnya yang asal ceplos itu.

" De, gue baru inget. Alenka mantan loe waktu SMA kan? Yang pernah loe kasih lihat fotonya ke gue?" Sejak tadi ini lah yang ingin Dion tanyakan dia sungguh penasaran dengan hubungan keduanya.

Dion dan Dean yang bersahabat sejak kecil harus berpisah saat Dion harus pindah sekolah keluar kota jadi ia pun tak mengenal siapa saja teman semasa SMA dan kuliah Dean, ia hanya dengar melalui cerita Dean itu pun hanya beberapa yang Dean ceritakan seperti Alenka, bahkan Dion tak pernah tau penyebab sahabat nya itu putus dengan Alenka, karena mereka hanya sesekali bertemu saat liburan jadi Dean dan Dion lebih banyak menghabiskan waktu bersama untuk bersenang senang dengan para sahabat mereka ketimbang menceritakan masalah pribadi.

" hem, kenapa? " tanya Dean yang kini berpindah duduk di sofa berhadapan dengan Dion.

" Loe putus kenapa? Loe gak pernah cerita sama gue. " wajah Dion mulai serius mempertanyakan masa lalu Dean.

.

.

.

...----------------...

Terpopuler

Comments

جنينة حريزة هاسبوان

جنينة حريزة هاسبوان

wkwkwkwkw bagusss dionn

2023-03-07

1

جنينة حريزة هاسبوان

جنينة حريزة هاسبوان

😭😭

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!