Keesokkan harinya
Alenka yang dulu hidup berkecukupan harus bekerja keras sejak lulus SMA karena usaha milik sang ayah bangkrut, Beruntung sang ayah masih bisa bekerja di sebuah perusahaan milik temannya meskipun tidak sebesar penghasilan nya dulu tapi ayah Alenka bersyukur setidaknya temannya mau memberinya pekerjaan.
Sang ibu yang punya penyakit kanker membuat Alenka harus rela menunda kuliahnya karena ia harus bekerja dulu untuk membantu biaya pengobatan sang ibu, karena penghasilan sang ayah tak mungkin mencukupi semuanya. Alenka menunda kuliahnya selama dua tahun dan dia bekerja menjadi pelayan di sebuah restoran karena hanya lulusan SMA.
Setelah sang ibu meninggal, sang ayah menyuruhnya untuk melanjutkan pendidikan nya yang tertunda, Alenka kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri agar tak membebani sang ayah yang juga harus membiayai sekolah sang adik.
Masa-masa tersulit dalam hidup Alenka Atmaja tak pernah berakhir, Bahkan setelah lulus kuliah di usianya yang sudah menginjak 24 tahun, kini ia harus bekerja keras lagi demi membiayai pendidikan adiknya yang baru saja masuk perguruan tinggi, karena sang ayah yang sudah sering sakit-sakitan tak mungkin lagi untuk bekerja.
Adiknya sebenarnya ingin membantu meringankan beban Alenka, tapi Alenka melarangnya bekerja peruh waktu. Ia ingin sang adik fokus pada kuliahnya saja. Karena Alenka tau tak mudah untuk bekerja sambil kuliah.
" Kak, aku kerja aja gimana? Kalau kakak sendirian gini aku gak tega lihatnya, sejak lulus SMA kakak udah kerja keras untuk kita. " lirih adik Alenka yang bernama Alluna.
Alenka yang sedang merias wajahnya di depan cermin pun menghentikan sejenak aktivitasnya, ia berbalik menghadap sang adik yang duduk di tepi ranjang miliknya." Kalau kakak kerja terus kamu juga kuliah sambil kerja, lalu yang jaga ayah siapa Alluna? "
Alluna menghela napas pelan, memang benar apa yang dikatakan kakaknya, tapi ia juga ingin meringankan beban sang kakak yang sudah bekerja sangat keras sejak dulu bahkan Alenka tak seperti anak lainnya yang bisa menikmati masa mudanya, teman pun hanya Tommy yang ia punya, yang sekarang merangkap menjadi kekasihnya.
" Tapi kalau kakak gak sanggup dan butuh bantuan jangan sungkan bilang sama aku, biar aku bisa bantu. Jangan membebani diri sendiri kalau kita berdua bisa membaginya, kak. "
" Duh, adik kakak udah semakin dewasa aja. " ledek Alenka yang membuat adiknya cemberut.
" Eh, kak katanya ketemu kak Dean kemarin. Cerita dong, gimana rasanya? masih berdebar gak?" Alluna meledek balik sang kakak, sampai membuat wajah Alenka memerah karena kesal dengan sang adik.
" Gak usah di bahas, aku udah sama Tommy, Luna. Gak perlu aku ingetin lagi kan? dia itu calon suami kakak, jangan sampai dia denger kakak ketemu Dean, kakak gak mau dia salah paham." jelas Alenka mengingatkan sang adik.
Alluna malah tersenyum mengejek sang kakak.
" Pacaran sama kak Tommy tapi yang di mimpiin Kak Dean terus, sampai manggil-manggil nama Kak Dean terus."
Alenka salah tingkah wajah nya mendadak merona karena malu. " Jangan sok tau. " ucap Alenka yang masih berusaha menutupi rasa malunya.
Saat dulu Alenka berpacaran dengan Dean, Keluarga Alenka memang mengetahui hal itu, bahkan Dean cukup dekat dengan sang adik dan juga kedua orang tuanya, berbanding terbalik dengan Dean.
Alenka bahkan tak mengenal keluarga Dean karena memang Dean menyembunyikan hubungannya, karena Dean berjanji pada dirinya sendiri hanya akan mengenalkan pacarnya kalau memang dia menjalani hubungan yang serius sementara dengan Alenka ia rasa belum waktunya mengenalkan gadis itu pada keluarganya terlebih saat itu mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
" Kak Tommy kapan pulang dari luar kota? " tanya Alluna penasaran karena sudah satu minggu calon kakak ipar nya itu belum juga muncul batang hidungnya.
" Lusa sih katanya udah balik, Lun. "
'" Oohhhh. " hanya itu yang bisa Luna katakan, jujur saja sebenarnya dia tak begitu suka dengan Tommy tapi apa boleh buat kalau kakaknya sudah yakin, meskipun kalau boleh jujur ia lebih suka dengan Dean.
" Kakak berangkat dulu ya, nanti sepulang dari kampus langsung pulang ya, Lun! " Alenka berucap sebelum ia beranjak dari kamarnya.
" Iya bawel, udah sana jalan nanti telat lagi hari pertama kerja. " Alluna mendorong tubuh Alenka agar bergegas keluar dari kamar.
.
.
*************
.
.
Sesampainya di kantor
Alenka terkejut saat memasuki ruangan Dean, dia baru tau bahwa mantan kekasihnya itu adalah Bossnya, terlebih ia akan semakin sering dekat dengan Dean karena ia adalah asisten pribadinya.
" Loe ngapain disini." tanya Dean bingung yang melihat Alenka berada di ruangannya saat ini.
" Kakak Boss di sini? " tanya Alenka yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.
" Ditanya malah balik nanya."
Alenka menarik napas dalam kemudian mengeluarkannya lewat mulut sebelum menjawab pertanyaan Dean. " Yang jelas aku di sini mau kerja kak bukan mau menguntit kakak lagi." masih kesal rasanya saat Dean menuduhnya penguntit waktu itu, apalagi sekarang mungkin Dean semakin yakin bahwa dia adalah penguntit sampai melamar pekerjaan di perusahaannya, Mana dia tau perusahaan ini milik Dean, seingatnya Dean dulu hanya mengatakan keluarganya punya bisnis di bidang resto dan cafe saja. Kalau Alenka tau sejak awal mungkin ia tak akan melamar kerja di sini, pikirnya.
" Lah ini kantor gue. Loe kerja jadi apa di sini?" perasaan Dean tiba-tiba menjadi tak enak, jangan sampai apa yang Dean pikirkan menjadi kenyataan.
" Jadi asisten big boss, yang artinya jadi asisten pribadi kakak, eh pak Dean maksud saya. " ucap Alenka mencoba santai tapi tetap sopan padahal sejujurnya ia takut di pecat di hari pertamanya bekerja, ingin dia berhenti saja sebenarnya tapi ia butuh pekerjaan untuk membiayai kuliah sang adik, mau tak mau ia harus menjalaninya.
Tak menjawab apa yang Alenka katakan, Dean malah menelpon Dion untuk menjelaskan semuanya padanya. " Dimana loe? "
" Meriang, De. kaya nya gue gak bisa masuk kerja deh. " ucap Dion bohong demi mencari aman. Ia berpikir mungkin saat ini Dean sudah bertemu dengan Alenka makanya Dean menghubunginya.
" Buruan ke kantor atau gue pecat ! Gak usah banyak akting, gue tau loe gak sakit." titah Dean tak ingin di bantah, bahkan Dean langsung menutup sambungan telponnya karena kesal dengan sahabat bodohnya itu.
" Mati deh gue, mana belum kawin. Ah tau gitu gue ngerasain yang enak-enak dulu semalem. " gumam Dion sambil mengacak rambutnya.
Dean dan Alenka hanya saling diam meskipun berada di ruangan yang sama untuk menunggu Dion, setelah 30 menit menunggu akhirnya Dion tiba di depan ruangan Dean, sebelum masuk ia menarik napas dulu bersiap menghadapi kemarahan Dean.
.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
جنينة حريزة هاسبوان
wkwkwk
2023-03-07
0