Untuk melancarkan misi, mereka tentu membutuhkan informasi yang lengkap tentang target mereka kali ini.
Maka, Baskara sebagai si pencetus misi dengan penuh kesadaran diri segera membagikan informasi yang berkaitan dengan target mereka ke grup chat khusus yang mereka buat untuk membahas soal misi-misi seperti ini.
Eleena Sabiru, 21 tahun, Sastra 2022.
Begitulah pesan yang Baskara kirimkan ke grup.
Seperti biasa, Reno selalu menjadi orang pertama yang menanggapi setiap pesan yang masuk ke grup chat mereka. Entah karena lelaki itu terlampau pengertian dan fast respon atau justru dia adalah si paling pengangguran di antara mereka berempat.
Nama kok biru, itu orang apa background foto nikahan? Dibubuhi satu emotikon wajah sarkas.
Bukan Reno namanya kalau tidak melontarkan kalimat pedas dan meremehkan. Itu sudah biasa, jadi Baskara memutuskan untuk tidak membalasnya. Dia memilih untuk menunggu balasan dari dua temannya yang lain.
Sekitar dua menit kemudian, Juan membalas.
Wah, kebetulan nih, gue ada kenalan anak Sastra.
Untuk pesan yang Juan kirimkan, Baskara membalas.
Good for you. Semoga beruntung, deh.
Berhubung dia tahu Reno akan mencak-mencak kalau cuma pesan milik Juan yang ditanggapi sedangkan milknya tidak, maka Baskara buru-buru mengetikkan balasan untuk anak itu kala matanya melihat tulisan Reno is typing di bawah ikon grup chat mereka.
Biru, kayak Avatar. Diselipi emotikon ketawa ngakak sebanyak tiga biji di akhir kalimat.
Beruntung balasannya lebih dulu terkirim sehingga Reno yang semula mengetik tampak berhenti.
Baskara terkekeh pelan sekaligus menghela napas lega karena baru saja sukses menyelamatkan diri dari omelan Reno. Sedikit informasi, kalau sudah mengomel, Reno bisa melakukannya seharian penuh. Tentu saja itu melelahkan bagi siapa pun yang mendengarnya.
Besok eksekusi?
Balasan itu dikirimkan oleh Juan. Sedangkan Fabian yang siang tadi terlihat antusias sampai sekarang belum menampakkan diri.
Baskara maklum, karena dari mereka berempat, cuma Fabian yang paling jarang berkutat dengan ponselnya. Pemuda itu pecandu game online, yang kalau sudah berkutat dengan perangkat komputernya, maka dia akan seketika lupa pada dunia di sekitar. Saking fokusnya ketika sedang bermain, melihat Fabian masih bisa bernapas selagi bermain game saja sudah membuat Baskara merasa lega.
Gas, lah. Balas Baskara.
Setelah itu, dia meninggalkan room chat dan melemparkan ponselnya ke atas kasur.
Baskara kemudian berjalan menuju kamar mandi. Tanpa melepas pakaian yang dia kenakan, pemuda itu masuk ke dalam bathtub yang sebelumnya sudah dia isi penuh dengan air.
Dingin seketika menjalar ke seluruh tubuh Baskara saat kakinya berhasill masuk. Kemudian, tanpa menunggu sampai tubuhnya terbiasa dengan hawa dingin yang begitu terasa menusuk sampai ke tulang, Baskara segera menenggelamkan diri. Definisi sebenarnya dari menenggelamkan diri, karena kini dia berbaring dan membiarkan kepalanya berada di dalam air.
Satu detik. Dua detik. Tiga detik.
Waktu terus berjalan, tetapi Baskara masih enggan untuk menarik diri. Padahal, manusia tidak diciptakan untuk hidup di dalam air. Dia butuh bernapas, meraup oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru agar tetap hidup.
Tetapi sampai detik ke-45, Baskara masih belum juga menyembulkan kepalanya. Seolah-olah dia sudah terbiasa. Seolah-olah dia adalah manusia psuper yang memilliki kekuatan untuk tetap bernapas di dalam air.
Tapi, tentu saja tidak seperti itu. Baskara masih tetap manusia biasa yang butuh menghirup oksigen. Buktinya saja, di detik ke-55, dia akhirnya menyembulkan kepala.
Mulutnya megap-megap, persis seperti ikan yang sedang terdampar di daratan. Dia meraup oksigen dengan rakus, mengangkut paksa partikel-partikel tak kasat mata itu ke dalam paru-parunya agar nyawanya tidak melayang.
Baskara terduduk cukup lama di dalam bathtub. Alih-alih menggigil kedinginan, seluruh tubuhnya malah terasa panas. Kepalanya terasa pening dan berat, jantungnya berdetak tidak keruan dan dia merasa lemas.
Apakah ini pertama kalinya Baskara melakukan tindakan gila semacam ini? Jawabannya tentu tidak.
Entah sudah berapa ratus kali dia berusaha membawa dirinya sendiri mendekati kematian. Benar-benar hanya mendekati, karena dia belum benar-benar ingin mati.
Baskara akan melakukan hal-hal nekat semacam ini kalau kepalanya sedang ribut dan dia tidak bisa lagi mendapatkan ketenangan dari menenggak alkohol maupun menghabiskan berbatang-batang rokok.
Meskipun dia harus merasakan efek yang luar biasa setelah berhasil selamat dari kematian, Baskara tidak keberatan. Karena setelah itu, semua beban di kepalanya seolah diangkat dan dia bisa kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa.
Sekarang sudah hampir tengah malam, jadi Baskara tidak berniat untuk membasuh tubuhnya di bawah kucuran shower yang mengalirkan air hangat. Toh, kepalanya sudah kembali terasa ringan, jadi tidak ada lagi yang perlu dia lakukan di kamar mandi.
Maka, Baskara bangkit. Dia mengangkat kaki panjangnya dan segera keluar dari dalam bathtub lalu melepaskan pakaiannya, melemparkannya asal ke pojok kamar mandi tanpa sudi repot-repot memasukkan pakaian basah itu ke dalam keranjang yang sudah disediakan.
Baskara berjalan keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat, melangkah santai menuju walk in closet di sebelah kamar mandi lalu mencomot satu setel kaus polos warna hitam dan celana pendek warna senada. Dia segera memakainya kemudian berjalan kembali menuju ranjang.
Dihempaskannya tubuh besar itu ke atas ranjang. Diraihnya ponsel yang semula teronggok sendirian dan mulai kembali dia jamah dengan penuh perasaan.
Baskara mengabaikan puluhan notifikasi yang masuk ke ponselnya, termasuk notifikasi grup chat dengan Pain Killer, dan lebih memilih untuk menjelajahi galeri di dalam ponselnya.
Di sana, ada banyak sekali foto seorang gadis dari berbagai angle dan siuasi. Mulai dari ketika gadis berambut panjang sepunggung itu sedang berjalan di trotoar menggunakan seragam sekolah SMA, sampai foto ketika gadis itu pertama kali menginjakkan kaki di kampus tempatnya menimba ilmu sekarang. Semua foto itu Baskara kumpulkan atas kerja kerasnya sendiri, dan kini, dia bisa tersenyum bangga menikmati setiap hasil jepretan yang cantik--secantik objek di dalamnya.
"I got you, Blue." Gumamnya sembari menatapi satu foto terbaru yang siang tadi dia sodorkan ke hadapan teman-temannya.
Iya, itu adalah gadis yang sedang mereka jadikan bahan Taruhan.
Biasanya, Baskara memilih target untuk taruhan mereka secara acak, sesuai dengan mood dan faktor-faktor lain yang mendukung. Tetapi kali ini, dia secara khusus memilih target yang posisinya dekat, tapi juga sekaligus jauh dari dirinya. Untuk pertama kalinya, Baskara berharap taruhan mereka kali ini akan gagal. Bukan karena dia tidak ingin kehilangan Cimol, tetapi karena dia ingin kembali memiliki si gadis biru itu untuk dirinya sendiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Raudatul zahra
masih lanjuuuuttt baca ..
2023-11-14
4
bunga cinta
sampai sini bagus, aku menikmati alurnya
2023-05-09
1
Aresteia
what a plottwist
2023-03-24
3