Shane melonggarkan dasinya, meregangkan otot leher dan tangannya. Seharian, ia menghabiskan waktunya dengan melakukan telepon konferensi multinasional. Makan siang terlewatkan. Ck! Satu bulan berlalu, tidak ada yang memperhatikan kesehatannya.
Ini salah Charlotte, sekretaris yang sudah bekerja dengannya selama dua tahun. Wanita itu memutuskan untuk mengundurkan diri setelah merasa tidak ada kesempatan untuk merayu Shane.
Shane tidak pernah mencampur adukkan pekerjaan dengan masalah pribadi. Meski Charlotte memiliki sikap dan tingkah yang cukup binal, tapi harus ia akui bahwa Charlotte adalah sekretaris terbaik yang ia miliki. Pekerjaan wanita itu selalu rapi, gesit dan tidak bercela.
Ini sebenarnya cukup mengejutkan. Awalnya ia mengira Charlotte hanya hebat di atas ranjang. Ternyata otak wanita itu patut diacungi jempol. Shane memiliki aturan dalam hidupnya. Selain menjauhi remaja, Shane juga tidak menggunakan jasa wanita untuk kedua kalinya di atas ranjang. Aturan itu lah yang ia terapkan dalam hidupnya beberapa tahun lalu.
Dan kabar baiknya, sudah dua tahun ia bersih dari wanita dan Charlotte memilih untuk mengundurkan diri karena ingin menikah dengan kekasih yang katanya bisa membawanya ke arah yang lebih baik. Yeah! Semoga saja begitu.
Shane masih berusaha membujuk Charlotte agar mengubah keputusannya dengan menawarkan kelipatan gaji dan juga memberi lebih banyak waktu cuti. Hal tersebut ternyata tidak membuat Charlotte mengubah keputusannya. So, ia harus mengakui kekalahannya dengan melepaskan sekretaris handalnya.
Shane beranjak dari kursinya, keluar ruangan menuju ruangan yang bersebelahan dengan ruangannya.
Di balik meja, terlihat seorang wanita dengan kaca matanya sibuk memeriksa tumpukan berkas yang sama banyaknya dengan yang ada di meja kerja Shane sendiri.
"Hai, Yora, kekasihku."
"Cium bokongku jika kau ingin jadi kekasihku!" sinis wanita itu tanpa mengalihkan tatapannya dari pekerjaannya.
"Katakan saja waktu dan tempatnya," Shane menarik kursi di hadapan wanita itu. Tujuannya mendatangi asisten pribadinya itu untuk bertanya apakah ada yang perlu ia ketahui. Jadwalnya semua berantakan. Yang bisa ia andalkan hanya Yora.
"Apakah semuanya baik-baik saja?"
Yora menghentikan gerakan tangannya yang sedang memberikan tanda silang pada beberapa kertas. Mengangkat kepala dengan ekspresi yang jelas menahan kekesalan. Yora yang malang, Shane faham apa yang dirasakan wanita itu. Beban tugas yang melimpah, sampai-sampai Yora tidak bisa menikmati akhir pekannya demi tugas double yang dikerjakan.
"Kacau balau. Duniaku kacau balau," Yora mendesaah.
"Selain itu, selain duniamu yang kacau balau. Apakah ada yang perlu kuketahui, menyangkut bisnis."
"Tidak ada yang penting."
"Bagus." Shane mengetukkan jemari ke atas permukaan meja, memperhatikan kertas yang menumpuk yang sedang dikerjakan Yora. "Bagaimana wawancaranya tadi? Apakah kau sudah berhasil membuat daftar pendek untukku?"
"Aku sudah memperpendek daftar kandidat menjadi lima orang," Yora mengacungkan setumpuk kertas.
Setelah mengaku kalah, Shane akhirnya membuka lowongan untuk mengisi posisi sebagai sekretaris. Penundaan selama satu bulan ini ia lakukan dengan harapan Charlotte mau kembali kepadanya. Tapi, sepertinya kehidupan pernikahan mantan sekretarisnya itu sangat indah sehingga tidak mempunyai waktu memikirkannya.
Shane mempercayakan tugas itu kepada Yora. Asistennya itu tahu betul sekretaris seperti apa yang dia inginkan. Yora tahu seleranya. Yang menjadi sekretarisnya akan mengisi peran sebagai orang yang nanti akan mengurusi keperluan pribadinya, mengatur kehidupan domestiknya. Memastikan kehidupan Shane berjalan mulus selancar bisnisnya. Kemana pun ia pergi, sekretarisnya harus ikut bersamanya.
Kandidat ini juga harus jujur, setia, tidak mengganggu, memiliki SIM, patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas dan yang terpenting tanpa catatan kriminal.
Shane mengambil kertas-kertas itu dari tangan Yora. Semua kertas-kertas itu memiliki foto para kandidat. Persyaratan umum yang memang biasa diterapkan perusahaan. Shane yang akan turun langsung mewawancarai secara pribadi para kandidat tersebut dan kemudian akan diperpendek menjadi tiga.
Ia melihat wajah kelima kandidat tersebut. Seperti biasa, cantik. Cantik saja tidak cukup untuk menarik minatnya.
Tatapan Shane teralihkan pada tumpukan yang ada diantara dirinya dan Yora. Tumpukan yang sudah ditolak oleh Yora dengan memberikan tanda silang besar di kertas tersebut.
"Kenapa kau menolak ini?" Shane mengambil kertas yang berada pada tumpukan paling atas. Ada sesuatu yang tidak asing setelah ia melihat foto yang tertempel di pojok kertas. Tatapannya fokus pada mata si pelamar. Tatapan mata yang tidak asing. Shane yakin pernah melihatnya. Tapi di mana dan siapa?
Shane mengamati foto itu dengan seksama. Mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah bertemu dengan wanita itu. Biasanya ingatannya sangat tajam tentang wanita, tapi kali ini ia tidak berhasil mengingatnya.
Wanita itu memiliki rambut cokelat panjang yang tergerai, wajah yang cantik namun tajam, hidung mancung, memiliki bibir bawah yang lebih tebal dibanding bibir atasnya, dagunya lancip. Benar-benar sangat cantik tetapi sangat asing bagi Shane.
Shane yakin pernah melihat mata itu. Mata kucing yang begitu tajam.
"Dia adalah Jillian Nelson. Wawancaranya berjalan baik. Tidak ada yang salah sebelum aku membaca surat referensi yang ia berikan."
"Maksudmu?"
"Surat referensi yang ia berikan palsu."
Dahi Shane sedikit berkerut. Bukan karena meragukan penilaian Yora. Wanita itu sangat teliti.
Kenapa pelamar itu memberikan surat referensi palsu? Jelas ada yang tidak beres.
"Yora, hubungi wanita itu untuk mengikuti wawancara kedua."
Yora menatap Shane seolah-olah mengatakan pria itu tidak waras.
"Ya, pastikan dia yang mengisi posisi ini."
Shane benar-benar dibuat penasaran. Ia akan membiarkan wanita itu di sisinya sampai ia berhasil mengingat wanita itu dan mengetahui tujuan wanita itu melamar ke perusahaannya dengan menyertakan referensi palsu. Ini sangat mencurigakan dan Shane tidak suka dicurigai.
Jika ada yang ingin bermain-main dengannya, maka ia akan melayaninya. Kebetulan sekali ia sudah lama tidak bermain-main. Ouh, ini membuatnya sedikit bersemangat.
"Jillian Nelson, siapa kau?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Retno
mungkin mantan lahan mengebormu kali....
2023-02-03
0
Runa💖💓
😍 ceritanya sangat menarik
2023-01-28
0
???
otak mu perlu diasah lagi Shane 😏
2023-01-16
0