Rayden dan juga Nesya pun telah sampai di kantor milik Rayden. semua mata karyawan memandang ke arah mereka. lebih tepatnya memandang Nesya, yang berjalan berdampingan dengan Rayden.
"pak, Rayden sama siapa, ya? ". Ucap salah seorang karyawan.
"mungkin sama pembantunya! " celetuk salah seorang dari mereka. sebab penampilan Nesya yang tidak modis di antara para karyawan lainnya.
Rayden dan juga Nesya pun melangkah menghampiri mereka semua. para karyawan menyapa dan hormat pada Rayden, namun mereka tersenyum mengejek ke arah Nesya.
"selamat pagi! pak Rayden. " ucap salah seorang.
"pagi! ". Rayden menjawab dan tersenyum ke arah para karyawan.
"Pagi pak, Ray! " . ucap sekertaris Rayden, bernama Pricilia.
"pagi! ". Rayden menyapa dan pergi menuju Ruangannya di lantai Atas.
Banyak pertanyaan dalam benak para karyawan, perihal wanita yang bersama dengan Rayden.
"siapa wanita itu? ". guman karyawan
"mungkin pembantunya! haha. " celetuk Pricilia sembari tertawa.
Rayden menuju Ruang kerjanya dan di ikuti oleh Nesya.
Rayden duduk di kursi kerjanya, ia naru menyadari bahwa Nesya tengah mengikuti dirinya.
"apa kau akan menjadi ekor? ". ucap Rayden
"maksud mu apa? ".
Nesya begitu bingung dengan ucap Rayden.
Rayden, mulai di buat geram oleh kebodohan dan kepolosan gadis desa dihadapannya.
"ya, tuhan! kau itu memang bodoh. maksudku, kau carilah kesibukan lain, bukan hanya harus mengikuti kemana pun aku pergi, kau mengerti? " ucap Rayden geram.
"tapi aku belum mengenal orang di kantor ini! ". Nesya berbicara sembari menunduk.
Rayden baru menyadari, bahwa Nesya baru datang ke kantornya. ia pun menepuk jidatnya.
"ya tuhan, aku lupa. kau itu baru datang ke kantor ku! ". Ucap Rayden
Rayden pun meraih ponselnya dan menghubungi Winda untuk membantu Nesya.
"hallo, win! bisa kamu datang keruangan saya, sekarang! ". ucap Rayden.
"oh baik, pak. "
Rayden pun mematikan teleponnya dan menyimpannya di atas meja kerjanya.
Rayden duduk di kursi kebesarannya dan ia menyuruh Nesya duduk dan menunggu sampai winda datang.
"duduklah! ". Kali ini Rayden berucap dengan lembut.
Nesya pun duduk sembari memainkan jarinya. ia begitu bingung, apa yang harus ia lakukan disini.
tok.. tok.. tok..
"masuk! " sahut Rayden.
tak berapa lama, datanglah seorang wanita muda, cantik dengan penampilan yang sopan. dia adalah Winda.
"ada apa, bapak memanggil saya? ". ucapnya lembut.
"ajari Nesya pekerjaan disini. bawa dia mengelilingi kantor ini dan jangan biarkan dia masuk ke dalam ruangan saya! ". ucap Rayden sembari melirik ke arah Nesya.
Winda mengangguk dan mengajak Nesya untuk berkeliling kantor dan mengajarinya pekerjaan kantor.
"Ayo Nesya, ikut bersama ku! ". ajaknya lembut.
Nesya, mengangguk dan berdiri. ia mengikuti langkah kaki Winda.
mereka keluar dari Ruangan Rayden dan mulai berkeliling dari satu ruangan ke ruangan lain.
"lihatlah Nesya, ini adalah ruangan manager, itu adalah ruangan HRD dan disana adalah Ruangan karyawan. " tutur winda, menjelaskan secara rinci sembari menunjukan ruangan satu persatu.
Nesya hanya mengangguk kemudian tersenyum menangggapi ucapan Winda.
Winda, mengajak Nesya untuk berkeliling kembali.
setelah selesai menunjukan ruangan-ruangan yang berada di kantor Rayden. Mereka berdua duduk di sebuah kursi.
"apa kamu lelah, Nesya? ". tanya Winda. ia begitu sopan dan welcome pada semua orang.
"tidak, terimakasih! kamu begitu baik. " ucap Nesya sembari tersenyum.
Winda, menanggalinya dengan senyuman. setelah lama duduk dan mengobrol banyak hal. Winda, mengajari Nesya tentang perkantoran.
"apa, kau pernah bekerja di kantor sebelumnya? ". tanya Winda sebelum mengajari Nesya.
Nesya menggelengkan kepalanya, Nesya pun tertunduk malu. karna dirinya berasal dari desa. jangankan kerja dikantor memegang komputer pun dia harus pergi warnet.
"tidak apa, kau bisa belajar bersama ku sampai kamu benar-benar bisa! ". ucap Winda lembut sembari tersenyum.
Nesya, mengangkat kepalanya dan menatap wajah Winda. ia begitu kagum dengan Winda, dia baik dan juga pengertian.
"terimakasih! ". ucap Nesya.
"sudahlah. ayo sini duduk, aku ajari kamu! ". ucap Winda.
Nesya pun duduk di depan komputer dan Winda mulai mengajarinya.
"ternyata pusing sekali, ya! ". ucap Nesya.
"ya, bagitulah pekerjaan kantor. terlihat mudah namun ternyata sulit! ". ucap Winda..
"iya, aku kira kerja di kantor enak. bisa duduk-duduk manis sambil lihat komputer gak harus kotor-kotoran. ternyata pusing juga, ya. " ucap Nesya. ternyata jadi pegawai kantor tidak mudah.
Winda, hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum menanggapi ucapan Nesya.
"maka dari itu, kau harus belajar agar mengerti dan tidak pusing ketika sudah bekerja. " ucap Winda.
"baiklah, aku akan belajar dengan giat agar aku bisa bekerja dikantor ini! ". ucap Nesya semangat 45.
Winda, mengacungkan jempolnya mendengar semangat membara dari Nesya.
"Rayden itu kayak gimana sih orangnya? " tanya Nesya.
"kalo aku lihat sih dia itu dingin, cuek tapi tegas". tutur Winda.
"pantas saja! ". gumam Nesya lirih.
"pantas saja, bagaimana? ". tanya Winda.
"oh tidak! ". Nesya nyengir kuda.
Winda, menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nesya.
"ngomong-ngomong kamu itu siapanya pak Ray? " tanya Winda.
"aku adalah.. ".
"hemmm". Tiba-tiba, Rayden memotong ucapan Nesya.
sontak saja Nesya dan Winda melirik ke arah Rayden yang sudah berdiri dibelakang mereka.
"pak Ray? " . ucap Winda.
"Ray? ". ucap Nesya.
"apa sudah selesai mengajari Nesya, Winda? ". tanya Rayden.
"sudah pak! ". ucap Winda sembari menganggukan kepalanya.
"bagus! lalu, apa yang bisa dia lakukan? maksudnya dia ahli di bidang apa? ". tanya Rayden sembari melirik ke arah Nesya.
"hmmm, dia". Nesya, berkata dengan gugup semabari mengigit bibir bawahnya.
"sudah ku duga, kau tidak bisa apa-apa. " tebak Rayden asal.
Rayden pun berbalik dan hendak pergi.
"tunggu pak! sebenarnya, Nesya sangat berpotensi. dia bisa membuat perusahaan kita maju dengan pesat. saya yakin, Nesya punya skill yang tersembunyi. "
Rayden membalikan tubuhnya, ia memandang Winda dan Nesya bergantian.
"maksudmu? ". tanya Rayden.
"iya, saya lihat dia punya skill untuk memajukan perusahaan kita. " usul Winda.
Rayden terlihat berfikir sejenak. ia pun menganggukan kepalanya. ia akan mencoba usul dari Winda.
"baiklah, kita uji dia sebagai staf karyawan biasa. jika dia berpotensi, maka aku akan menaikan jabatannya. " tutur Rayden.
Rayden pun pergi meninggalkan Nesya dan Winda. mereka berdua bisa menghela nafas lega.
"memangnya aku punya skill apa? ". tanya Nesya.
"nanti juga kamu akan segera mengetahuinya. " sahut Winda sembari tersenyum dan pergi.
"hey tunggu! jawab pertanyaan ku! ". teriak Nesya sembari mengejar langkah kaki Winda.
Nesya tak tahu skill apa yang dia miliki. mengapa Winda mengatakan ia punya skill yang tersembunyi.
Selesai dengan pekerjaannya, Rayden mencari Nesya dan mengajaknya pulang.
"Ayo pulang! sebelum mama khawatir terhadapmu dan menyalahkan aku. " ajak Rayden.
Rayden menggandeng tangan Nesya. semua karyawan melirik ke arah keduanya yang terlihat bergandengan tangan. Rayden, yang baru menyadari pun sontak melepaskan genggaman tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments