pagi hari pun tiba. mentari pagi menyapa dari celah-celah dan menyinari kamar Rayden.
Namun seperti biasa, Rayden masih sibuk dalam mimpi indahnya.
tok.. tok.. tok!
Margaretha mencoba mengetuk pintu kamar Rayden dengan ritme pelan. namun tak ada sahutan dari dalam.
"Ray, cepat bangun! ini udah siang, lho! ". ucap Margaretha.
namun masih saja tak ada jawaban dari dalam kamar Rayden.
Margaretha, terlihat geram dengan tingkah sang Putra yang sulit bangun pagi.
Margaretha bergegas mengambil kunci cadangan kamar Rayden dan membukanya.
ceklek..
pintu pun terbuka lebar, Margaretha menghampiri Putranya yang masih tertidur pulas.
"Ray! banguun.. kamu nggak ke kantor apa? ". teriak Margaretha.
"hmmmm! ". gumam Rayden. ia masih belum terbangun.
Margaretha segera mengambil air yang berada di atas nakas dan menyiramkannya tepat diwajah Rayden.
byurrrr...
"hujan.. hujann! " teriak Rayden.
Rayden terbangun, ia menyadari bahwa Ibunya yang telah menyiram dirinya dengan segelas air.
"mama, apa-apa sih mah? ". tanya Rayden, ia pun mengelap wajahnya yang nampak basah kuyup.
"apa-apa? kamu gak lihat ini jam berapa? lihat jam donk, Ray. kamu harusnya pergi ke kantor! bukannya bermalas-malasan. " Margaretha terlihat geram.
sementara seseorang di ambang pintu tengah cekikikan, melihat Rayden di perlakukan sedemikian rupa oleh Margaretha.
"hihihi, anak mami! ". gumamnya.
Nesya pun menutup mulutnya. ketika Rayden melirik tajam ke arahnya.
"apa kau lihat-lihat? ". ucap Rayden dengan ketus.
"tidak! ". sahut Nesya, ia pun menunduk dan tak berani menatap Rayden yang masih menatap tajam padanya.
"cepat kamu mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor! ". ucap Margaretha dengan nada tegas.
"oke! ". ucap Rayden.
Rayden bergegas menuju kamar mandi. setelah beberapa saat berlalu, Rayden sudah siap dan rapi. ia menggunakan balutan jas berwarna biru dongker.
"ah dasar, mama ku paling cerewet! ". ucap Rayden ketika ia tengah bersiap.
Rayden menuruni anak tangga satu persatu, ia pun bergegas menuju ruang makan untuk sarapan.
"sudah selesai rupanya kamu, Ray? ". ucap Margaretha, ketika melihat Rayden yang duduk.
"hmmm". ia hanya bergumam dengan lirih.
Rayden duduk di kursi untuk sarapan. ia mengambil 2 lembar roti tawar dan mengoleskan sedikit selai kacang ke atasnya.
ketika Rayden akan menyuapkan roti tawar ke mulutnya. tiba-tiba, Margaretha memanggil Nesya dan menyuruhnya untuk ikut sarapan bersama.
", ayo sini. ikut sarapan sama kita! " ucap Margaretha.
sontak saja hal tersebut membuat Rayden mengurungkan niatnya untuk memakan Rotinya.
"kenapa harus sarapan bareng sih ma? nanti juga dia bisa sarapan sendiri! ". ucap Rayden.
"iya tante, saya sarapannya bisa nanti saja! ". ucap Nesya tak enak. apa lagi ia melihat tatapan Rayden yang begitu menakutkan.
"tuh kan, ma! ". ucap Rayden.
"Ray, kamu gak boleh kek gitu donk! ". ucap Margaretha, ia menegur Putranya.
Rayden pun diam tak menanggapi ucapan Ibunya.
sementara Nesya, kini dirinya telah duduk dan ikut sarapan bersama Margaretha dan juga Rayden.
Rayden menikmati sarapannya sembari menatap sinis ke arah Nesya.
"yang seperti ini akan menjadi istriku? ah dasar mama, mau saja di bodohi oleh wanita ini! ". gumam Rayden dalam hatinya.
Rayden segera menyesaikan acara sarapannya. ia pun segera berdiri dan hendak pergi.
"Ray, jangan buru-buru donk! ". ucap Margaretha.
Rayden menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Margaretha.
"apa lagi si ma? bukannya tadi mama bangunin aku, biar aku cepat-cepat pergi ke kantor! ". ucap Rayden.
"iya, tapi tunggu Nesya! ".
Rayden mengerutkan keningnya, ia begitu heran dengan ucapan ibunya.
"menunggu Nesya? memangnya mau kemana dia? ". tanya Rayden.
"ikut kamu ke kantorlah, Ray! ". Margaretha berkata sembari menghampiri Nesya yang melongo sama seperti Rayden.
"what? ikut aku ke kantor? ya, gak bisa donk ma! ". Rayden tak setuju dengan ucapan Ibunya.
"ayolah, bawa dia. sekalian ajari dia! kan kasian dia seharian cuma di rumah doang. " ucap Margaretha.
"tapi dia gak bisa ngapa-ngapain ma! ". Rayden tetap tak mau mengajak Nesya.
"Ray, sejak kapan kamu menolak keinginan mama? ". ucap Margaretha, ia sedikit melotot ke arah Rayden.
Rayden pun menghela nafasnya sejenak pp membuangnya secara perlahan.
"oke! ". akhirnya Rayden mengalah demi sang Ibu.
Margaretha tersenyum dan menyuruh Nesya untuk segera bersiap-siap. sebab hari ini Nesya akan pergi ke kantor.
"ayo, Nes. cepat bersiap-siap! " ucap Margaretha.
Nesya pun mengangguk dan pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.
Rayden dan Margaretha duduk di ruang tamu sembari menunggu Nesya bersiap.
"Nesya, cepatlah sedikit! aku sudah telat. ". teriak Rayden.
Rayden terus melihat jam tangan di tangannya. waktu menunjukan pukuk 07:30.
"Nesya! ". teriak Rayden sekali lagi.
"sabar donk, Ray. " ucap Margaretha.
Rayden tak menanggapi ucapan Ibunya. ia pun memilih memainkan ponselnya sembari menunggu Nesya selesai.
"Nesya, kamu udah selesai. cantik banget! ". ucap Margaretha ketika melihat Nesya keluar dari kamar.
"ayo, aku sudah siap! ". ucap Nesya.
sontak saja Rayden melirik ke arah Nesya. ia pun memperhatikan menampilan Nesya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"kau berlama-lama berhias! hanya seperti ini penampilanmu. menyedihkan! ". Ucap Rayden sembari tersenyum mengejek.
Nesya pun menunduk dalam ketika mendengar ucapan tajam yang keluar dari mulut Rayden.
"Ray! ". ucap Margaretha.
"kenyataannya kan ma! ". ucap Rayden.
Rayden pun beranjak dari duduknya dan segera berjalan menuju mobilnya.
"ayo cepat, mau ikut atau tidak? ". ucap Rayden sembari melirik ke arah Nesya.
Nesya pun mengangkat wajahnya dan berjalan mengikuti Rayden menuju mobilnya.
Rayden masuk dan duduk di kursi kemudi. sementara Nesya, ia hendak duduk di kursi belakang. namun Rayden menegurnya.
"aku bukan sopirmu dan kau bukan nyonya! ". ucap Rayden ketus, ia pun melirik tajam ke arah Nesya.
Nesya pun menutup pintu mobilnya dan melihat ke arah Rayden.
"lalu, aku harus duduk dimana? ". ucap Nesya polosnya.
"duduk di pangkuanku! ". Ucap Rayden kesal.
Nesya pun melotot ke arah Rayden. ia pun menggelengkan kepalanya pelan.
"mana mungkin aku duduk di pangkuanmu? ". ucap Nesya tak setuju.
Rayden mulai di buat kian marah dengan kepolosan gadis di sampingnya.
"kau itu pura-pura bodoh atau memang bodoh! ". ucap Rayden geram.
"aku? ". Nesya menunjuk dirinya sendiri.
Rayden mengepalkan kedua tangannya. bisa-bisa dia bisa jadi gila dibuat gadis di sampingnya.
"cepat masuk dan duduk di depan! ". ucap Rayden.
Nesya pun mengangguk dan duduk di depan di samping Rayden.
"susah sekali? ". ucap Nesya.
ia berusaha memasang sabuk pengaman. namun dirinya tak bisa menggunakannya.
Rayden pun menghela nafasnya dan membantu memasangkan sabuk pengaman pada Nesya.
deru nafas Rayden terasa begitu dingin mengapa kulit Nesya. ia pun memejamkan matanya, merasakan aroma min dari mukut Rayden.
"mengapa kau memejamkan matamu? jangan berpikiran yang tidak-tidak! ". ucap Rayden ketus.
"tidak! aku tidak memikirkan apapun. " ucap Nesya.
Nesya pun menelan salivanya dengan susah payah. Rayden bisa berubah menjadi baik, namun bisa juga berubah menjadi menyeramkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Bangu Thry Wulandari
aku mampir kak zifa, ... semangat ya... ntar aku lanjut baca...
2023-01-11
0