EPISODE 2

Rayden segera berlari ke dalam rumah. Namun, langkahnya terhenti di ambang pintu. Ketika melihat mamanya sedang mengobrol dengan seorang gadis di ruang tamu.

"Eh ray, ayo sini gabung sama kita! ". Ucap Margaretha, ketika melihat Rayden di ambang pintu dengan ngos ngosan.

Rayden pun menghampiri sang ibu dan ikut duduk bersama mereka.

"Ray, kenalkan ini Nesya. Dia baru datang dari desa! " Ucap Margaretha memperkenalkan gadis disebelahnya.

Gadis yang bernama Nesya pun mengulurkan tangannya pada Rayden. Namun Rayden sama sekali tak menyambut hangat uluran tangan Nesya.

"Nesya! ". Nesya memperkenalkan diri, namun mendapati ulurannya tak di sambut oleh Rayden, ia segera menarik uluran tangannya.

"Ray, jangan gitu donk! Nesya mau kenal lho sama kamu! ". Ucap Margaretha memperingati anaknya.

"Buat apa sih mah? Lagian mama pasti udah cerita soal aku kan sama dia! ". Ucap Rayden, sembari memutar bola mata malas.

"Udah gak papa, tante! ". Nesya melerai pertengkaran antara Ibu dan Anak tersebut.

Rayden tak menanggapi ucapan Nesya, tak berapa lama kemudian, Rayden menerima sebuah panggilan dan berpamitan pergi ke kamarnya.

"Hallo, iya.. ". Ucap Rayden sembari berlalu pergi menuju lantai atas.

Margaretha dan juga Nesya memandang kepergian Rayden.

"Maaf, ya! Nes. Rayden emang kayak gitu orangnya. Semoga setelah menikah nanti, kamu bisa merubahnya! ". Ucap Margaretha pada Nesya.

Nesya pun menganggukan kepalanya. Nesya sudah tahu bahwa dirinya harus menikah dengan Rayden.

"Ganteng sih! Tapi, ko dingin banget, apa dia normal? ". Gumam Nesya dalam hatinya.

Tiba-tiba Margaretha membuyarkan lamunan Nesya.

"Yaudah nesya! Sekarang kamu istirahat, pasti kamu capek kan baru datang dari juga! ". Ucap Margaretha dan di angguki oleh Nesya.

Margaretha mengantarkan Nesya menuju kamarnya, kebetulan kamar Nesya berada di dekat kamar Rayden.

Margaretha membuka pintu kamar. Betapa Nesya begitu takjub dengan isi kamar ini. Perabotan yang mewah dan juga indah, tentunya sangat mahal.

Nesya terpana saat masuk kedalam kamar, ia pun tak henti-hentinya menutup mulutnya sendiri.

"Ya tuhan, ini kamar atau istana sih? ". Gumam Nesya dalam hatinya. Jujur saja Nesya begitu takjub dengan isi yang di kamar ini.

"Yaudah Nes, sekarang kamu istirahat ya! Tante keluar dulu ". Margaretha pun meninggalkan kamar Nesya dan memberikan kesempatan Nesya untuk beristirahat.

Nesya pun merebahkan dirinya di kasur yang amat empuk. Ia pun melompat- melompat di atas kasur tersebut.

"Ya tuhan, mimpi apa aku ini? Aku bisa menikmati ini semua! ". Ucap Nesya sambil melompat-lompat kegirangan.

Ketika Nesya sedang asyik melompat-lompat di atas kasur. Tiba-tiba Rayden membuka pintu kamar dan memperhatikan tingkah konyol yang di lakukan oleh Nesya.

"Apa yang kau lakukan? ". Ucap Rayden, sontak saja Nesya berhenti melompat dan terlihat salah tingkah. Kemudian, Nesya turun dari ranjang.

"Aku tanya, apa yang kau lakukan? ". Rayden mengulangi pertanyaannya.

"A-ku... ". Nesya begitu gugup menjawab pertanyaan dari Rayden.

"Katakan! Apa kau kau lakukan disini? ". Kali ini Rayden berbicara dengan nada tinggi.

"Ada apa ini, Ray! Mengapa kamu berteriak? ". Tiba-tiba Margaretha menghampiri Rayden dan Nesya. Ia tak sengaja mendengar teriakan Rayden.

" Kenapa, gadis ini masih ada disini? Mah! ". Ucap Rayden sambil melirik ke arah Margaretha.

"Nesya akan tinggal disini beberapa waktu! ". Ucap Margaretha dengan santainya. Dan tersenyum ke arah Rayden.

"Apa? Tinggal disini! Untu apa? ".

"Iya, tinggi disini. Dia akan menjadi istrimu, Ray! ". Margaretha menjelaskan maksudnya pada Rayden.

"Jangan aneh-aneh lah mah! Mana bisa begitu". Rayden menganggap ucapan Ibunya Sebagai guyonan semata.

Rayden pergi kembali ke kamarnya. Ia meninggalkan Nesya dan Margaretha.

Margaretha hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rayden.

"Maaf ya, Nes! Rayden udah ganggu waktu istirahat kamu! ". Margaretha merasa tak enak dengan tingkah Rayden.

"Gak papa, Tante! ". Ucap Nesya.

"Yaudah, lebih baik kamu tidur, gih! "

Nesya pun masuk ke dalam kamarnya dan menuruti ucapan Margaretha.

Sementara Margaretha, ia menuju kamar Rayden dan mengutuk pintu kamarnya.

Tok... Tok.. tok!

"Ray, boleh mama masuk? ". Ucap Margaretha dari luar.

Tanpa menunggu persetujuan dari Rayden, Margaretha pun masuk ke dalam kamar putranya.

Margaretha menghampiri Rayden yang masih sibuk dengan pekerjaan kantornya. Ia masih sibuk dengan laptopnya.

"Ada apa ma? ". Rayden melirik ke arah Margaretha yang sedang memperhatikannya.

Margaretha duduk di samping Rayden, ia mengambil laptop putranya. Ia pun menutupnya dan memandang wajah sang putra.

"Ray, mama harap! Kamu mau menikah dengan Nesya! ". Ucap Margaretha dengan penuh harap.

"Udah berapa kali aku bilang, ma! Aku gak mau nikah! Begini aja aku udah seneng, ko! ". Tutur Rayden.

Margareta terlihat menghela nafasnya dan mulai mendekatkan duduknya, agar lebih dekat dengan Rayden.

"Ray, sampai kapan kamu begini? Apa kamu mau terus menerus di bayangi masa lalu? ". Ucap Margaretha, terlihat lelehan bening jatuh dari wajah Margaretha. Rayden yang tak bisa melihat Ibunya menangis, langsung memeluk Ibunya, Rayden terlihat menghela nafasnya.

"Oke, aku mau menikahi Nesya! ". Akhirnya Rayden kalah dengan tangis sang Ibu. Karna bagi Rayden Ibunya adalah segalanya.

"Benarkah itu, Ray? ". Margaretha mencari kebenaran atas ucapan sang putra.

Rayden pun mengangguk dan terlihat Margaretha mengembangkan senyumnya. Ia amat bahagia, akhirnya Rayden mau menikah dengan wanita pilihannya.

"Kapan kamu akan menikahi Nesya? ". Ucap Margaretha dengan antusias.

"Mama yang atur semuanya! ". Rayden memberikan kesempatan untuk Ibunya untuk mengatur acara.

"Yaudah, gimana kalo acaranya di gelar satu minggu lagi? Kamu setuju? ". Ucap Margaretha, dan di angguki oleh Rayden. Ia menyerahkan segalanya pada sang Ibu.

Margaretha pun pamit dari kamar Rayden, dan Rayden pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia kembali di sibukan dengan Laptopnya.

Malam ini, Rayden akan lembur dan menyelesaikan pekerjaannya.

"Gara-gara gak masuk kerja, al hasil kerjaan jadi numpuk! ". Gumam Rayden.

Menjelang tengah malam, Rayden masih belum selesai. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Rayden.

Tok.. tok.. tok.!

"Masuk! ". Ucap Rayden. Ketika mendengar ketukan, ia mengira bahwa yang mengetuk adalah Ibunya.

"Ray, ini aku bawakan kopi, kayaknya kamu masih lembur! ". Rayden memandang ke arah suara. Ternyata Nesya yang mengetuk pintu bukan Ibunya.

Nesya meletakan cangkir kopi di atas nakas. Kemudian ia diam sejenak memperhatikan Rayden. Namun Rayden tak mengucapkan terimakasih pada Nesya.

"Untuk apa kamu masih di sini? ". Rayden melirik ke arah Nesya yang masih berdiri di dekatnya.

"Ng-ggak ko, yaudah aku keluar, ya! ". Nesya pun keluar dari kamar Rayden dan menutup pintunya Kembali.

"Ya tuhan, mengapa laki-laki itu dingin sekali. Harusnya dia mengucapkan terimakasih atau apalah! Dasar orang kaya. " Nesya menggerutu tak jelas seiring keluar dari kamar Rayden.

Ia tak menyangka laki-laki yang akan dia Nikahi adalah seorang laki-laki yang amat dingin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!