BAB 2

Fay berbaring menatap langit-langit kamar hotelnya. "Ken, apa kamu sudah tidur?" tanyanya.

Kendra menggeleng, "Belum, Fay," ia berguling merubah posisinya menghadap Fay dari sofa tempatnya berbaring.

"Ken, kapan kamu berangkat ke Jakarta?" tanya Fay kembali.

"Insyaallah besok lusa aku berangkat," jawabnya.

"Apa kamu sudah mendapatkan tempat tinggal?" seingat Fay, Kendra tidak memiliki teman ataupun saudara di Jakarta sehingga membuat dirinya sedikit khawatir.

"Aku sudah mencari kost-kostan, tapi belum ada yang pas," jawabnya jujur. "Di sekitar kantor, harganya terlalu mahal, mungkin karena pusat perkantoran jadi harganya pasti tinggi. Yang harganya lumayan miring, lokasinya agak jauh dari kantor." Kendra kembali terlentang dan menaruh tangannya di bawah kepalanya, ia berpikir jika tinggal di tempat yang agak jauh dari kantor, ia akan terlambat, mengingat Jakarta di pagi hari selalu macet.

"Kantormu di kawasan Sudirman kan?" tanyanya. "Bagaimana kalau kamu tinggal di kontrakan budeku saja? Paling hanya sekitar tiga puluh menit naik busway. Nanti pagi aku akan coba menghubungi bude, beliau pasti kasih diskonan spesial untukmu."

"Jangan, Fay!!" tukas Kendra. "Aku tidak mau merepotkan budemu." kendra merasa malu dan tak ingin merepotkan keluarga Fay.

Fay tertawa. "Ken, kitakan pacaran sudah lama. Semua keluargaku sudah mengenal dan menganggapmu seperti keluarga sendiri. Jadi kamu tidak perlu malu atau merasa merepotkan." Fay terus membujuk kekasihnya agar mau tinggal di kontrakan milik budenya. Selain mengkhawatirkan Ken belum mendapatkan tempat tinggal, di sisi lain Fay juga sedikit merasa takut jika Kendra akan berpaling darinya, sehingga menurutnya jika Ken tinggal di kontrakan budenya Ken tidak akan berani macam-macam.

Kendra kembali memandangi wajah Fay. "Terima kasih ya, Fay."

Fay menarik sekimut hingga ke dadanya. "Sama-sama Ken, kita istirahat yuk." ia pun memejamkan matanya.

"Good night baby," Kendra juga menutup matanya.

"Katanya semalam nginep di rumah Amel, kok pulangnya sama Kendra?" tanya Ratri, ibunda Fay sembari menuangkan susu ke gelas, kemudian ia memberikannya kepada putri sulungnya

"Terima kasih, bu." Fay menerima dan meminumnya, ia nampak gugup mendengar pertanyaan ibundanya. Fay tak mungkin mengatakan jika semalam ia menginap bersama Kendra di resort, karena ibunya pasti akan marah besar kepadanya.

" Tadi Ken jemput di rumah Amel, terus nganterin aku pulang," ucapnya. Ia merasa tak begitu masalah sedikit berbohong, toh menurutnya ia dan Kendra tak berbuat yang macam-macam selama di resort tadi malam.

"Fay, jangan sering-sering ngerepotin, Ken. Kamu kan bisa bawa mobil sendiri," ucap Ratri, ia tak ingin putrinya bergantung pada orang lain, terlebih status hubungan putrinya dengan Kendra masih sebatas pacaran.

"Ken yang minta, bu. Besok Ken pindah kerja ke Jakarta, jadi sebisa mungkin kami mau menghabiskan waktu bersama sebelum Ken pergi." ada raut wajah kesedihan, ketika Fay mengatakan Kendra akan pindah kerja ke Jakarta.

Ratri sedikit terkejut mendengar kekasih putrinya akan pindah ke Jakarta. "Jadi kerja di Jakarta?" tanyanya.

Fay mengangguk. "Oh iya bu," ujar Fay. "Tempat kerja Ken tidak jauh dari kontrakan bude Jum, ibu bisa tolong bantu bicara dengan bude, agar bersedia menyewakan kontrakannya untuk Ken?"

Ratri tersenyum, ia mengerti maksud dan arah pembicaraan putrinya. "Kamu takut ya Ken berpaling? Jadi kamu mau minta bude Jum sekalian ngawasin Ken?"

Fay tersenyum dan mengangguk. "Mau ya bu?" pintanya, dengan wajah penuh harap.

"Iya, nanti ibu akan bicara dengan bude Jum. Sekarang kamu siap-siap gih, sebentar lagi kan ke kampus."

Fay menghabiskan sarpannya kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri ibundanya. "Terima kasih ibuku sayang" ia mengecup pipi Ratri kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Setelah siap, Fay kembali turun menemui ibundanya di taman depan kediamannya. "Bu, Fay berangkat dulu ya." ia meraih tangan ibundanya kemudian menciumnya.

"Oh iya Fay, tadi ibu sudah telepon budemu. Kata budemu kebetulan sekali, kontrakannya sedang kosong, jadi Kendra besok bisa langsung tinggal di sana. Masalah uang sewanya, Kendra bisa membayar setelah gajian."ucap Ratri.

Senyum sumringah terpancar jelas di wajah cantik Fay. "Terima kasih ya bu, nanti aku sampein ke Ken."

"Alamatnya nanti ibu kirim lewat whatsapp ya, biar Ken tidak nyasar."

Fay mengangguk. "Siap bu, aku berangkat dulu ya bu. Assalamualaiku." ia menekan tombol buka pada kunci mobilnya, kemudian ia pun menuju kampusnya.

Dalam perjalanan menuju kampus, Fay mendapat chat dari ibundanya yang berisi alamat kontrakan milik bude Jum, Fay pun langsung memforward chat tersebut ke kekasihnya.

Tak lama kemudian Kendra menghubungi Fay. "Itu alamat siapa sayang?" tanya Kendra dari seberang telepon, dari nada bicaranya Kendra nampak bingung.

"Itu alamat dan nomor handphone bude Jum, nanti begitu kamu tiba di Jakarta, kamu langsung hubungi beliau saja." ucap Fay. "Kamu tidak perlu mikirin masalah sewa kontrakannya, kamu boleh bayar setelah kamu gajian."

"Fay, aku beneran enggak sama keluargamu."

Fay memarkirkan kendaraannya di parkiran kampus. "Enggak apa-apa sayang, keluargaku kan keluargamu juga," ucap Fay. "Udah dulu ya, aku sudah sampai kamus. Nanti malam kamu jadi ke rumah kan?"

"Jadi dong, kan sekalian pamit dan minta doa sama calon mama mertua."

Fay tersipu malu, seandainya Kendra berada di hadapannya sudah tentu Kendra melihat rona merah di wajah Fay. "Ya sudah aku kuliah dulu ya. Assalamualaiku."

"Walaikumsalam, semangat sayang." Kendra mematikan sambungan teleponnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kendra menepati janjinya, malam harinya ia datang ke rumah Fay dengan membawakan martabak telur, kesukaan ibunda Fay. "Assalamualaikum," .

Seperti biasanya Ratri menyambut kedatangan Kendra dengan hangat. "Walaikumsalam." ia menerima bingkisan martabak yang di bawakan oleh Ken. "Wah jadi ngerepotin."

"Masuk yuk!" Ratri mengarahkan Kendra untuk duduk di ruang tamu. "Kamu duduk dulu ya, Ken. Faynya masih ngerjain tugas kuliahnya di kamar," ujar Ratri. "Ibu panggilin dulu sebentar ya."

"Tidak udah, bu," cegah Kendra. "Biarkan Fay, nyelesaiin tugasnya dulu." Kendra tak ingin kedatangannya mengganggung Fay belajar, ia memilih untuk menunggu sampai Fay selesai mengerjakan tugasnya.

"Ada ingin Ken bicarakan dengan Ibu." wajah Kendra mendadak berubah menjadi serius.

"Iya, Ken. Ada apa?" tanya Ratri.

"Begini, bu. Seperti yang ibu sudah ketahui, kalau Ken mendapat panggilan kerja di Jakarta dan besok pagi Ken akan berangkat. Ken mau titip Fay, Ken janji setelah Fay lulus akan langsung melamar Fay," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Ratri tersenyum menatap Kendra, ia mengerti dengan apa yang di samppaikan oleh Kendra. Sama halnya dengan Fay, Kendra pun takut jika Fay berpaling darinya. "Terima kasih untuk niat baikmu berkeinginan melamar putri ibu, semoga kamu di berikan kelancaran di setiap langkahmu. Ibu pasti akan menjaga Fay dengan baik, kamu tidak perlu khawatir Fay di rebut orang."

"Terima kasih banyak bu," ucap Kendra lega, ia seperti mengantongi sebuah restu dari orang tua kekasihnya.

Rupanya dari balik tirai Fay mendengar semua percakapan Kendra dengan ibundanya, ia nampak senang dan semakin bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

moga saja Kendra bisa menepati janjinya terhadap ibu Fay..setelah di sana harap Kendra tidak berubah hati..

2023-06-25

0

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

ya ampun ummah GK pernah komen too

2022-12-29

2

yuni kazandozi

yuni kazandozi

ibunya Fay sayang ke krndra,semoga nanti Kendra tidak ada niat selingkuh pacaran dari fay

2022-12-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!