BAB 4

3 Bulan Kemudian

Dering telepon dari Fay membuat Kendra tersenyum dan bersemangat di pagi hari, ia meraih handphonenya di atas meja kemudian menjepitnya dengan bahu. "Pagi sayang," sapanya pada kekasih hatinya, sembari mematikan laptopnya.

Sedangkan Fay menghubungi Kendra, sembari ia merapihkan buku-buku yang akan ia bawa ke kampus. Ia meloudspeaker handphonenya agara mudah memilih buku mana yang akan ia bawa ke kampus hari itu. "Sudah Shalat subuh delum, Ken?" tanya Fay, dari seberang telepon.

"Sudah dong sayang," Kendra mendongakkan kepalanya ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 05.30. "Ini aku lagi siap-siap mau ke berangkat. Gimana, sudah siap UASnya hari ini?" tanyanya, ia menyambar tas yang ia gantung di belakang pintu, kemudian memasukan laptopnya.

Brugg.

Terdengar suara benda jatuh dari seberang telepon. "Fay, kamu baik-baik saja?"

"Maaf tadi bukuku jatuh, Ken" ucapnya, ia mengambil buku Kapita Selekta Neurologi, yang terjatuh saat ia hendak masukan ke tasnya, Fay berjongkok dan memasukannya ke tas. "Siap dong, kan semalam kamu temani belajarnya," ucapnya dengan penuh semangat.

Sudah menjadi rutinitas wajib bagi mereka berdua, bertukar kabar di pagi menjelang aktivitas, di sela-sela aktivitas saat senggang dan di malam hari sebelum tidur. Mereka menjadikan komunikasi sebagai pondasi hubungan mereka agar tetap berjalan dengan baik.

Setelah siap, Kendra keluar dari kontrakannya dan tidak lupa mengunci pintu. "Ya sudah aku berangkat dulu ya sayang." ia berjalanan menyusuri gang menuju jalanan besar, untuk bisa sampai di halte busway.

"Loh, pagi banget Ken? Kamu tidak sarapan?" tanya Fay heran.

"Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan pagi ini. Gampang, nanti aku sarapan dikantor. Sudah dulu ya Fay, aku sudah di busway."

"Ya sudah, kamu hati-hati ya. Semangat sayang."

"Kamu juga nanti hati-hati ya nyetirnya. Semangat ujiannya, jangan lupa berdoa. Aku yakin kamu pasti dapat nilai terbaik, nanti malam aku temani lagi belajarnya."

"Iya sayang, terima kasih ya. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam," Kendra mematikan sambungan teleponnya saat ia masuk ke busway. Suasana bus yang masih terlihat agak sepi membuat Kendra bisa duduk dengan nyaman sembari membuka agenda pekerjaannya yang akan ia kerjakan.

Namun di pemberhentian halte selanjutnya, penumpang masuk berjejalan memenuhi bus. Di antara penumpang yang masuk, Kendra melihat salah seorang wanita hamil berdiri di tempat yang tak jauh dari tempatnya duduk, Kendra pun mematikan handphonenya kemudian memasukan ketas.

Ia berdiri dan mempersilahkan wanita itu duduk. 'Semoga saat aku menikahi Fay nanti, kondisi kuanganku sudah lebih baik agar Fay tidak berdesakan menggunakan transportasi umum,' batinnya. Ia dan Fay pernah membuat kesepakatan saat menikah nanti, mereka akan meninggalkan semua fasilitas yang orangtuanya berikan dan membangun kehidupan yang mandiri.

Tiba di halte busway Karet Sudirman, Kendra turun dan berjalan menuju kantor. Sebelum masuk ke gedung, Kendra menyempatkan diri membeli segelas kopi untuk menemani paginya di kantor.

"Hai, Ken?" sapa Bela, rekan satu kantor yang duduk tepat di sebelah meja kerja Kendra. "Loe tau kabar terbaru hari ini?" tanyanya dengan mata yang berbinar-binar penuh semangat, layaknya ibu-ibu yang ingin mengajaknya bergosip.

Kendra memiringkan kepalanya menghadap Bela, "Ada apa?" tanya Kendra dengan wajah datar.

"Konten yang loe buat minggu lalu tentang Bitcoin dari kacamata filosofi, menarik minat pasar sampai 45% kenaikannya," ucap Bela dengan rasa bahagia. Bagaimana tidak, sejak Kendra bergabung di timnya, Bela dan kawan-kawannya sudah tidak perlah lagi mendengar omelan dari atasannya. "Gila, loe keren banget sih, Ken."

"Okay, sebagai perayaannya bagaimana kalau malam ini kita hangout bareng?" ujar Luna yang tiba-tiba saja berdiri di antara meja kerja Kendra dan Bela.

Kendra teringat akan janjinya dengan Fay untuk menemaninya belajar, menolak ajakan Luna dengan halus. "Sorry, kayanya gue enggak bisa ikutan deh," ucap Kendra. "Kalian aja ya."

Bela dan Luna seolah tak menerima penolakan Kendra. "Ayolah Ken, kita ajak yang lain juga," ucap Bela, ia berdiri dan menatap ke arah Angga. "Ngga, loe ikut ikutkan?"

"Gue sama Ray pasti ikut," jawab Angga sembari mengacungkan jempolnya.

Bela berbalik ke arah Kendra. "Tuh kan yang lain saja ikut, masa loe enggak sih?"

Kendra mengangguk. "Ya, gue ikut."

"Nah gitu dong!!" Luna menepuk bahu Kendra dengan lembut, kemudian ia berjalan ke meja kerjanya.

'Ya aku rasa ada salahnya sesekali makan malam bersama teman-teman kantor, aku yakin Fay pasti mengerti. Toh setelah makan malam aku masih bisa menemaninya belajar,' batinnya, ia pun ke,bali melanjutkan pekerjaannya sesaui dengan agenda kerja yang telah ia susun tadi malam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Awalnya Kendra mengira jika teman-temannya hanya akan mengajaknya makan malam di restoran, namun rupanya dugaan Kendra salah besar. Teman-temannya justru mengajak Kendra ke sebuah club malam yang cukup besar di Jakarta.

Rasa canggung dan tak nyaman, terpancar jelas di wajah Kendra, sebab ini adalah kali pertamanya Kendra menginjakan kakinya di club malam. Berbeda halnya dengan Kendra, Angga dan Ray nampak sangat menikmati suasana.

Mereka berdua langsung memesan tiga botol minuman beralkohol. "Munum dulu Ken," Angga mengulurkan segelas red wine ke arah Kendra.

Kendra menggeleng. "Gue gak minum," tolaknya.

Ray meraih tangan Kendra dan memaksanya untuk menerima gelas pemberian Angga "Cobain dulu, ini enak loh!"

Sesaat Kendra menoleh ke arah keempat teman-temannya yang meminta Kendra untuk segera minum, barulah kemudian ia meneguk habis wine yang ada di gelasnya. Kendra menaruh gelasnya di meja, lalu berjalan menjauh dari teman-temannya.

"Eh loe mau kemana, Ken?" Luna menarik lengan Kendra, saat Kendra melewatinya.

"Ke toilet."

"Jangan pulang loe ya, kita belum selesai!"

Kendra hanya berdeham, lalu berjalan menuju toilet. Di toilet Kendra berdiri di depan wastafel memnadangi dirinya di depan cermin. 'Jika boleh jujur sebenarnya ini tidak terlalu buruk' gumamnya.

Ia mengambil handphonenya dari sakunya, Kendra melihat ada 5 panggilan tak terjawab dan dua pesan dari Fay.

Fay:

Ken kamu masih sibuk ya?

Fay:

Kamu di mana? Belum pulang?

Kendra mengetik balasan pesan dari Fay, ia tak ingin Fay menunggu atau mengkhawatirkan dirinya.

^^^Kendra:^^^

^^^Maaf ya, malam ini aku tidak bisa menemanimu belajar. Aku ada kerjaan tambahan yang harus di kumpulkan besok.^^^

Tak lama berselang Fay pun membalas pesan Kendra.

Fay:

Iya tidak apa-apa kok, semangat ya. Jangan lupa makan malam.

Kendra hanya membacanya sesaat kemudian ia memasukan kembali handphonenya ke saku dan ia kembali bersama teman-temannya.

Terpopuler

Comments

yuni kazandozi

yuni kazandozi

inih awal mula Kendra berbelok jalan yang ga bener nih,kan kasihan fay

2023-01-01

1

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

sekali nya berbohong, akan terulang lagi bohong nya

2022-12-29

2

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

padahal sudah janji, ini yg akan jadi kendala dlm hubungan antara mereka

2022-12-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!