2 Diam-Diam Cinta

"Setiap sore, aku pasti meluangkan waktu untuk duduk di sini. Hanya sekedar ingin melihat Irfan Arafka Wafdan, lewat ..."

Zaskia menghela napas, bukan hanya untuk pertama kalinya ia menyadari kalau perbuatannya itu sebagai suatu hal yang sia-sia, dan buang-buang waktu percuma, atau apa pun istilah yang lainnya. Tapi, di atas semua hal yang sudah disadarinya itu, nyatanya ia tak dapat menghentikan keistiqamahan yang sudah dilakoninya sejak lama tersebut. Sepertinya hal itu sudah menjadi

Panggilan kewajiban yang tak bisa dilalaikan. Selayaknya sholat lima waktu.

Walaupun ia melakoni semuanya karena berharap bisa melihat satu nama. Tapi, ketika pemilik nama yang sudah disukainya diam-diam tersebut melintas, ia justru tak kuasa untuk mendongak menatap wajah tampannya. Gadis itu hanya mampu tundukkan wajah, dan sekilas melirik dengan ujung mata. Itupun dihalangi oleh hijab yang selalu setia menghiasi kecantikannya.

"Ehemm. Belum lewat ya." Tiba-tiba terdengar suara tanya dengan nada menggoda, yang membuyarkan segenap lamuna Zaskia.

"Mbak Nabila." Zaskia jadi terlihat gugup saat melihat siapa yang menghampirinya dan yang sudah memergokinya. "Si-siapa yang belum lewat, Mbak?"

"Yang sedang ditunggu oleh Ning Zaskia," sahut Nabila sambil tersenyum lembut.

"Eh." Zaskia langsung menunduk dengan wajah yang bersemu merah karena merasa malu.

Tak dapat ia ingat, ini adalah sore yang keberapa, ia melakoni semua rutinitas penantian diam-diamnya itu. Mungkin sudah hampir sebulan lamanya, tepatnya ketika asrama kulliyatul muallimin sementara dipindahkan pada kawasan studio alam Al-Badar--sebuah grup shalawat milik pesantren Al-Hasyimi, yang semua personilnya adalah santri--menyusul semakin banyaknya pelajar KM yang berdatangan dari berbagai daerah, Membuat wisma untuk para pelajar yang memang sudah tersedia tidak lagi dapat menampung jumlah pelajar yang kian membludak.

Maka, bangunan wisma KM itu pun direnovasi, serta menambah beberapa bangunan baru. Untuk siswi KM tingkat tiga, sementara mereka menempati tiga wisma di samping aula yang ada di kawasan studio alam Al-Badar itu. Maka di sanalah, mereka dapat melihat atau pun bertemu dengan beberapa personil Al-Badar. Termasuk Irfan Arafka Wafdan, nama yang disebut oleh Zaskia barusan.

Mungkin sudah cukup lama Nabila memerhatikan rutinitas Zaskia di tiap sore, hingga ia paham, apa yang sebenarnya sedang ditunggu oleh putri Kyai Fadholi--pengasuh Al-Hasyimi cabang--itu.

"Sa-saya gak lagi nunggu siapa kok, Mbak. Hanya itu, hanya menikmati pemandangan langit sore saja," kilah Zaskia. Gadis yang telah terdidik santun sejak kecil, karena terlahir dari kalangan keluarga Kyai itu, pasti juga terdidik untuk selalu berkata jujur. Sehingga saat kebohongan yang keluar dari lisannya, ia terlihat gugup, dan bahasa tubuhnya juga tampak tak nyaman.

Nabila tersenyum. "Kami sudah tau kok, Ning," ujarnya lembut.

"Ka-kami? Maksud mbak itu siapa saja?" Zaskia bertanya dengan raut wajah sedikit panik.

"Saya, Davina dan Madina."

"Oh." Zaskia langsung tertunduk. Wajahnya yang cantik dan memilik pipi ranum yang bersemu merah itu, kini terlihat kian merah seperti diberi pewarna. Ia malu, dan merasa sangat malu, ketika rahasia hati yang selama ini sangat ia jaga, ternyata diketahui oleh Nabila. Dan tak hanya Nabila, tapi juga dua orang temannya yang lain. Kanza Davina dan Madina Shafa.

"Jatuh cinta itu bukan dosa kok, Ning, tidak perlu merasa malu," kata Nabila lembut. Ia paham apa yang sedang dirasakan oleh putri kyai Fadholi itu.

"Iya, Mbak. Tapi ..." Zaskia sejenak terdiam dan menarik napasnya dalam-dalam. "Selama ini saya berusaha untuk menutup rapi apa yang saya rasa. Saya gak ingin ada orang lain yang tau, walau pun ini bukan aib. Tapi ..." kembali gadis cantik itu menghela napasnya. "Apa sangat terlihat ya, Mbak?"

"Tidak. Kami mengerti semua ini karena sekitar dua hari yang lalu, kami melihat dan mendengar sendiri saat kau bersujud dan berdoa untuk Arafka. Kami pikir, kau tidak akan sampai begini, kalau bukan karena ada rasa yang istimewa di hatimu untuknya," terang Nabila menguraikan apa yang menjadi ihwal penilaiannya.

"Ya Allah, saya jadi malu, Mbak." Zaskia sampai menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Gak papa kok, Ning. Gak ada yang salah dengan apa yang kau rasa," ujar Nabila sambil tersenyum.

"Iya, Mbak." Zaskia kembali menghela napas, dan sepasang matanya jadi berkaca-kaca saat bicara. "Bila saya merasa dada saya sesak, karena perasaan yang memuncak, saya hanya bisa mengadu pada Allah. Karena hanya Allah yang berkuasa untuk bisa menjadikan perasaan saya ini tetap lestari, atau harus saya bunuh mati."

"MasyaAllah." Nabila sampai mengusap-usap pundak gadis cantik itu lembut. Ia merasa terharu atas keluhuran budi Zaskia Arifa atas rasa yang ia punya.

"Saya gak tau, mulai kapan saya suka pada mas Rafka. Mungkin sudah dari awal, tapi saya gak sadar. Saya hanya tahu, kalau perasaan saya makin menguat dan meningkat setiap waktu." Akhirnya untuk pertama kalinya, Zaskia mengurai rasa kasih yang lama terpendam itu dalam sebentuk ungkapan pada orang lain. Tak sebagaimana selama ini, yang hanya bisa ia ceritakan pada dirinya saja serta tuhannya.

"Saya dengar kabar, kalau mas Rafka itu punya masa lalu yang hitam. Tapi, semua itu tak mengurangi perasaan saya sedikitpun. Bahkan saya sering bermimpi kalau dia akan menjadi imam saya. Namun, keinginan saya ini pasti ditentang oleh keluarga saya. Karena saya tau, sosok seperti apa yang diinginkan aba sebagai imam saya, sangat jauh dari kriteria mas Rafka. Ya Allah, Mbak. Saya kok jadi sejauh ini ya ngomongnya." Zaskia mengusap air mata dengan rasa malu yang menyelimuti dada karena sudah terlalu banyak bicara.

"Gak papa, Ning. Setiap orang yang mencintai, pasti punya mimpi," kata Nabila.

"Ah gak, Mbak. Saya gak ingin terlalu terbawa perasaan yang kemudian berubah jadi ambisi dan lalu melawan takdir. Saya hanya akan tetap meminta Allah ridho, jika tidak, semoga saya sabar dan mampu mengikhlaskan."

"Amiin Ya Rabb." Sekali lagi Nabila menepuk pundak Zaskia. "Kau sungguh sangat luhur budi, Ning," pujinya pada gadis yang berusia lebih muda setahun darinya itu.

"Rapat Bes untuk besok, bisa dimajukan nanti malam, tidak?" Terdengar pertanyaan ke arah keduanya. Yang membuat mereka serempak menoleh. "Eh ada apa ini? Ning Zaskia kok menangis?" Gadis berparas ayu yang senantiasa menghias wajahnya dengan pasmina itu bertanya heran.

"Gak papa, Mbak Madina. Ini hanya habis kelilipan saja, saya," canda Zaskia sambil tertawa renyah. Sementara Madina sudah bertukar pandang dengan Nabila.

"Saya siap kok kalau rapatnya mau dimajukan," kata Zaskia.

"Aku juga patuh," ucap Nabila.

"Gak ada jadwal teleponan sama ustadz Widad?" goda Zaskia sambil senyum-senyum pada Nabila.

"Ah gak." Nabila jadi sedikit tersipu digoda demikian.

"Berarti tinggal Davina ya. Apa ada yang lihat dia di mana?"

"Di musholla," jawab Zaskia dan Nabila bersamaan. Madina jadi tersenyum dengan kekompakan keduanya itu.

"Dia banyak melamun dari tadi. Apa ada masalah ya Din? Tapi waktu aku tanya dia bilang gak papa," terang Nabila.

"Aku temui dia dulu ya," pamit Madina dan segera berlalu dari hadapan Nabila dan Ning Zaskia.

Madina Shafa. Kanza Davina, Nabila Alia dan Zaskia Arifa, mereka adalah bintang kelas Kulliyatul Muallimin atau KM. Keluarga besar pesantren Al-Hasyimi pasti mayoritas mengenal nama-nama ini, karena prestasi akademik yang sudah mereka torehkan selama ini.

Terpopuler

Comments

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

masih ?..

2023-01-02

0

Mamah Raihan

Mamah Raihan

masih bingung sama alurnya . cuma suka sama bahasa kak naj jadilah mampir terus

2022-12-06

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Nah, Cerita begini aku suka nih. insyaallah klo waktunya luang akan selalu ikutin sampai tamat. Semangat buat otornya.

2022-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1 Telepon Menjelang Shubuh
3 2 Diam-Diam Cinta
4 3 Pulang Lagi Ke Darul-Ulum
5 4 Bismillah Saya Ikhlas
6 5 Menunggu Jawaban Allah Atas Semua Do'aku
7 6 Pesona Irfan Arafka Wafdan
8 7 Pesan Teks Dari Ra Fattan
9 8 Tertabrak
10 9 Tuhanmu Dan Sahabatmu Tidak Bisa Kau Bohongi
11 10 Bukan Hanya Tidak Logis
12 11 Tertuduh
13 12 Tiket Untuk Berbahagia
14 13 Ujian Atau Hukuman?
15 14 Hati Yang Tidak Baik-Baik Saja
16 15 Akibat dari Sebab Yang Sengaja Dibuat
17 16 Galau Ketemu Risau
18 17 Tamu Tak Diundang
19 18 Kartu Truf
20 19 Santri Pemegang Rekor Tertinggi
21 20 Trending Topik Nomor Satu Di Alhasyimi
22 21 Terungkap Di Saat Yang Tidak Tepat
23 22 Mencintai Tanpa Syarat Itu Lebih Mulia
24 23 Satu Doa Satu Amin
25 24 Tidak Layak Dipisahkan
26 25 Membawa Rasa Cinta Dalam Sebentuk Pinta
27 26 Setitik Harap Untuk Sang Sahabat
28 27 Sang Juara
29 28 Pertemuan
30 29 Kejutan Ketiga
31 30 Akhir Sebuah Harapan
32 31 Kata Iya Dan Tidak Sama Beratnya
33 32 Perbedaan Yang Runcing
34 33 Sosok Imam Impian
35 34 Masih Adakah Yang Patut Menyalahkan Dan Disalahkan
36 35 Kini Sudah Tak Sama Lagi
37 36 Tak Saling Menatap
38 37 Karena Cincin Pertunangan
39 38 Dua Fakta Yang Berbanding Terbalik
40 39 Saya Akan Melamar Kamu
41 40 Terguncang
42 41 Bukan Salah Memahami
43 41 Semoga Gemuruh Tak Akan Berubah Jadi Petir
44 43 Bebas Yang Terbatas
45 44 Cerdas Empat Arah
46 45 Memberi Lebih Dari Yang Diinginkan
47 46 Milik Publik Bukan Milik Perseorangan
48 47 Anugerah yang Berselubung Musibah
49 48 Tak Ada Definisi Dan Tak Ada Deskripsi
50 49 Dirawat
51 50 Dirawat 2
52 51 Jangan Menambah Daftar Patah Hati
53 52 Tau Tapi Tidak Kenal
54 53 Calon Mertua
55 54 Apakah Restu Tidak Penting
56 55 Harta Bujuk Rayu Yang Paling Ampuh
57 56 Ikut Dawuhnya Aba
58 57 Baru Terbangun Dari Tidur Panjang
59 58 Hidupmu Saat Ini Adalah Milikmu
60 59 Dia Datang
61 60 Tunangannya Meidina
62 61 Bukan Tentang Apa Yang Bisa Didapatkan Tapi Apa Yang Bisa Dilakukan
63 62 Maaf Untuk Segala Waktu Dan Peristiwa Yang Aku Tidak Punya Kuasa Di Dalamnya
64 63 Teman Rasa Saudara
65 64 Kedatangan Syaikhona
66 65 Nasihat Kyai Pengasuh
67 66 Permintaan Syaikhona
68 67 Putra Bungsu kyai Pengasuh
69 67 Dian Maulidia
70 68 Pesan Rahasia
71 69 Syarat Merahasiakan Identitas
72 70 Keshalihan dan Kemuliaan Tidak Diwariskan
73 71 Tentang Arafka
74 72 Tentang Arafka 2
75 73 Masa Lalu Dan Masa Depan
76 74 Mencintai Wanita Halal
77 75 Saatnya Menikah
78 76 Sempat Goyah
79 77 Boleh Saya Hapus Air Matanya
80 78 Tidak Menerima Dan Juga Tidak Menolak
81 79 Bertemu Ra Fattan
82 80 Isyarat Dari Sang Maha Penentu
83 81 Sama-Sama Menang Dan Sama-Sama Kalah
84 82 Jatuh Cinta Saja Tidak Cukup
85 83 Diam Pertanda Setuju
86 84 Jangan Menangis Lagi
87 85 Beda Tipis Antara Mengagumi Dan Mencintai
88 86 Belajar Pasrah Belajar Berserah
89 87 Melupakan Ra Fattan Wajib Hukumnya
90 88 Tak Perlu Bertanya Cinta
91 89 Sesuai Dengan Hati Dan Sepenuh Hati
92 90 Kangen Calon Suami
93 91 Kangen Calon Istri
94 92 Akad
95 93 Terasa Sejuk
96 94 Bukan Bab Baru
97 95 Ayat 13
98 Extra 1
99 Extra 2
100 Extra 3
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Prolog
2
1 Telepon Menjelang Shubuh
3
2 Diam-Diam Cinta
4
3 Pulang Lagi Ke Darul-Ulum
5
4 Bismillah Saya Ikhlas
6
5 Menunggu Jawaban Allah Atas Semua Do'aku
7
6 Pesona Irfan Arafka Wafdan
8
7 Pesan Teks Dari Ra Fattan
9
8 Tertabrak
10
9 Tuhanmu Dan Sahabatmu Tidak Bisa Kau Bohongi
11
10 Bukan Hanya Tidak Logis
12
11 Tertuduh
13
12 Tiket Untuk Berbahagia
14
13 Ujian Atau Hukuman?
15
14 Hati Yang Tidak Baik-Baik Saja
16
15 Akibat dari Sebab Yang Sengaja Dibuat
17
16 Galau Ketemu Risau
18
17 Tamu Tak Diundang
19
18 Kartu Truf
20
19 Santri Pemegang Rekor Tertinggi
21
20 Trending Topik Nomor Satu Di Alhasyimi
22
21 Terungkap Di Saat Yang Tidak Tepat
23
22 Mencintai Tanpa Syarat Itu Lebih Mulia
24
23 Satu Doa Satu Amin
25
24 Tidak Layak Dipisahkan
26
25 Membawa Rasa Cinta Dalam Sebentuk Pinta
27
26 Setitik Harap Untuk Sang Sahabat
28
27 Sang Juara
29
28 Pertemuan
30
29 Kejutan Ketiga
31
30 Akhir Sebuah Harapan
32
31 Kata Iya Dan Tidak Sama Beratnya
33
32 Perbedaan Yang Runcing
34
33 Sosok Imam Impian
35
34 Masih Adakah Yang Patut Menyalahkan Dan Disalahkan
36
35 Kini Sudah Tak Sama Lagi
37
36 Tak Saling Menatap
38
37 Karena Cincin Pertunangan
39
38 Dua Fakta Yang Berbanding Terbalik
40
39 Saya Akan Melamar Kamu
41
40 Terguncang
42
41 Bukan Salah Memahami
43
41 Semoga Gemuruh Tak Akan Berubah Jadi Petir
44
43 Bebas Yang Terbatas
45
44 Cerdas Empat Arah
46
45 Memberi Lebih Dari Yang Diinginkan
47
46 Milik Publik Bukan Milik Perseorangan
48
47 Anugerah yang Berselubung Musibah
49
48 Tak Ada Definisi Dan Tak Ada Deskripsi
50
49 Dirawat
51
50 Dirawat 2
52
51 Jangan Menambah Daftar Patah Hati
53
52 Tau Tapi Tidak Kenal
54
53 Calon Mertua
55
54 Apakah Restu Tidak Penting
56
55 Harta Bujuk Rayu Yang Paling Ampuh
57
56 Ikut Dawuhnya Aba
58
57 Baru Terbangun Dari Tidur Panjang
59
58 Hidupmu Saat Ini Adalah Milikmu
60
59 Dia Datang
61
60 Tunangannya Meidina
62
61 Bukan Tentang Apa Yang Bisa Didapatkan Tapi Apa Yang Bisa Dilakukan
63
62 Maaf Untuk Segala Waktu Dan Peristiwa Yang Aku Tidak Punya Kuasa Di Dalamnya
64
63 Teman Rasa Saudara
65
64 Kedatangan Syaikhona
66
65 Nasihat Kyai Pengasuh
67
66 Permintaan Syaikhona
68
67 Putra Bungsu kyai Pengasuh
69
67 Dian Maulidia
70
68 Pesan Rahasia
71
69 Syarat Merahasiakan Identitas
72
70 Keshalihan dan Kemuliaan Tidak Diwariskan
73
71 Tentang Arafka
74
72 Tentang Arafka 2
75
73 Masa Lalu Dan Masa Depan
76
74 Mencintai Wanita Halal
77
75 Saatnya Menikah
78
76 Sempat Goyah
79
77 Boleh Saya Hapus Air Matanya
80
78 Tidak Menerima Dan Juga Tidak Menolak
81
79 Bertemu Ra Fattan
82
80 Isyarat Dari Sang Maha Penentu
83
81 Sama-Sama Menang Dan Sama-Sama Kalah
84
82 Jatuh Cinta Saja Tidak Cukup
85
83 Diam Pertanda Setuju
86
84 Jangan Menangis Lagi
87
85 Beda Tipis Antara Mengagumi Dan Mencintai
88
86 Belajar Pasrah Belajar Berserah
89
87 Melupakan Ra Fattan Wajib Hukumnya
90
88 Tak Perlu Bertanya Cinta
91
89 Sesuai Dengan Hati Dan Sepenuh Hati
92
90 Kangen Calon Suami
93
91 Kangen Calon Istri
94
92 Akad
95
93 Terasa Sejuk
96
94 Bukan Bab Baru
97
95 Ayat 13
98
Extra 1
99
Extra 2
100
Extra 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!