Bab 5 Kedatangan Nyonya Besar

Deru suara mobil melesat menuju sebuah Bandara XX. Mobil sport dengan warna merah mengkilat ini mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya. Terlebih, ketika seorang pria berbadan tinggi besar dengan setelan jas hitam rapih turun dari mobil itu. Pria itu tampak gagah dan terlihat sangat tampan. Iya, dia lah David Erlangga, cucu dari pemilik grup perusahaan ternama dan terbesar Negara S, Erlangga Grup.

Dengan langkah tegap dan penuh keyakinan, David mulai memasuki bandara itu. Pandangan matanya di arahkan ke segala penjuru untuk mencari sosok laki-laki yang belum lama ini meneleponnya. Laki-laki yang sedang dicarinya itu, tak lain adalah Paman David, Handika Erlangga.

Handika Erlangga merupakan putra kedua keluarga Erlangga, putra dari almarhum Tomi Erlangga. Namun, kini Handika telah menjadi putra satu-satunya dari keluarga itu setelah putra pertamanya Haris Erlangga yang merupakan ayah David meninggal bersama istrinya dalam kecelakaan pesawat terbang.

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya bahwa setelah kedua orang tua David meninggal. David dirawat oleh pamannya, Handika Erlangga dan istrinya Diana Safira Wijayanto Erlangga.

Mereka diminta sang Nenek untuk mengasuh David bukan tanpa alasan. Selain karena David memiliki darah yang sama dengan mereka, itu juga karena sang Nenek berharap kehadiran David bisa menjadi pancingan bagi anak kedua mereka untuk memiliki keturunan. Namun, hal itu tidaklah pernah terjadi karena hingga usia David menginjak 29 tahun, mereka masih belum juga dikaruniai seorang anak.

“David, kau baru datang?” tanya seorang laki-laki paruh baya dengan wajah yang tak kalah tampan dari David, meski usianya kini bisa dibilang tidak muda lagi.

“Iya, Paman, tadi ada sedikit masalah di jalan,” jawab David.

“Mobil siapa yang kau pakai ini? Sepertinya Paman belum pernah melihatnya? Apa kau membeli mobil baru lagi?" tanya Handika.

“Ini mobil..," belum sempat David menjelaskan ucapannya langsung terpotong.

“Tuan, maaf, pesawat jet pribadi milik Nyonya Besar sudah sampai,” sahut seorang laki-laki yang usianya hampir sama dengan Handika.

“Bersiaplah, Nenekmu sudah datang,” ucap Handika sambil merapikan kembali pakaian yang sebenarnya sudah rapi.

Dua lelaki itu lalu melangkah secara bersamaan saat memasuki area bandara yang menjadi tempat persinggahan pesawat jet pribadi milik Nyonya Besar. Langkah mereka berdua mampu menyita perhatian para pengunjung bandara yang terkesima dengan aura karismatik yang dimiliki oleh kedua orang itu.

Kedua sosok ternama itu selalu menjadi bahan pemberitaan, meski mungkin tidak semua orang mampu mengenali wajah keduanya karena memang mereka berdua tidak terlalu suka disorot oleh kamera. Hanya mereka yang terjun di dunia bisnis langsung lah yang dapat mengenali wajah dari kedua sosok ini.

“Oh, David cucuku!" seru seorang wanita tua yang masih tampak cantik di usianya yang hampir menginjak angka delapan puluh.

Wanita itu langsung memeluk David dan menghujani David dengan ciuman di puncak kepala, kening, dan kedua pipi putih David, hingga membuat sang pemilik nampak sangat malu dibuatnya.

“Nenek, hentikan! Jangan perlakukan David seperti itu! David sekarang bukan anak kecil lagi,” pinta David dengan nada yang lembut.

“Hei, diam kau! Bagi Nenek kau tetap cucu kecil Nenek yang paling tampan dan sangat Nenek sayangi,” puji Nenek David. Ia pun kemudian, mengalihkan pandangannya kepada Handika yang kini sedang berdiri di samping David.

“Mama,” sapa Handika seraya memeluk ibunya.

“Bagaimana keadaan Mama? Apa Mama baik-baik saja?” tanya Handika.

“Aku baik-baik saja, kupikir kau sudah tidak peduli lagi dengan Mamamu ini,” sahut Nenek David dengan nada yang sedikit kesal pada putranya.

“Apa maksud Mama? Aku sangat peduli sama Mama,” sahut Handika.

“Benarkah? Kalau kau sangat peduli terhadap Mama? Sekarang Mama tanya seberapa sering kau mengunjungi Mama di sana?” tanya Nenek David dengan nada sinis pada Handika.

Handika tidak bisa mengelak kebenaran dari apa yang disampaikan oleh ibunya itu. Memang benar, selama ini ia hampir tidak pernah mengunjungi ibunya yang sudah beberapa tahun ini tinggal di Negara R.

“Maaf, Ma. Maafkan Han. Han memang anak yang teledor,” ucap Handika.

“Sudahlah, Mama sedang tidak ingin membahas masalah itu,” sahut Nenek David sambil mengangkat kepalanya dan melirik Handika dengan tatapan sinis.

“Sekarang Mama lelah. Mama ingin segera pulang dan beristirahat di rumah,” sahut Nenek David yang kemudian melangkahkan kakinya keluar area bandara.

Langkah sang Nyonya besar itu pun dikuti oleh David dan Handika serta beberapa orang pengawal yang berpakaian hitam dengan tampilan sangat rapi dan elegan, seperti halnya dengan orang yang sedari tadi mereka kawal.

Lalu Nenek David berhenti di halaman depan bandara. Matanya melihat-lihat ke arah sekitar seperti sedang mencari sesuatu.

“Di mana mobil kalian?” tanya Nenek David.

David langsung memberi kode dengan tangannya kepada para pengawal yang sedari tadi berjaga di halaman depan bandara. Tak lama, setelah itu dua buah mobil mewah tampak menghampiri mereka. Yang satu mobil sport berwarna merah mengkilat yang sebelumnya dipakai David, sedang satunya lagi mobil sedan berwarna hitam milik Handika.

“Ya ampun, kalian ini! Yang benar saja. Kalian menyuruhku memakai mobil-mobil seperti itu?” sahut Nenek David tampak meremehkan kedua mobil yang ada di depannya.

“Apa tidak ada mobil lain? Sungguh selera kalian benar-benar kampungan,” Ejek Nenek David menekan kata ‘kampungan’ sambil memandang anak dan cucunya secara bergantian dengan pandangan yang meremehkan.

“Apalagi mobil sport merah ini? Yang benar saja, masa wanita tua seperti aku diminta untuk naik mobil sport seperti itu?" sahut Nenek David sambil menunjuk mobil merah yang sebelumnya dikendarai oleh David.

“Mobil siapa sih ini?” tanya Nenek David memandang David dan Handika yang sedari tadi diam saja mendengarkan caci maki wanita tua itu.

“Itu mobil David, Nek. Eemm, lebih tepatnya mobil yang David pinjam dari Sekretaris Lim,” sahut David ragu membuat Nenek dan Paman David memandangnya secara bersamaan.

“Apa?! Cucu dari pemilik Erlangga Grup meminjam mobil kepada bawahannya? Yang benar saja kau David, SUNGGUH MEMALUKAN. Apa uang yang kau dapatkan dari gaji sebagai seorang CEO terlalu kecil hingga kau bahkan tidak mampu untuk membeli mobil sendiri?” tanya sang Nenek dengan nada tinggi.

“Bukan begitu, Nek. Tadi di jalan, David sempat mengalami kecelakaan ringan yang menyebabkan kaca spion mobil David pecah. Lalu karena kebetulan apartemen Lim yang paling dekat dengan lokasi David saat itu, makanya David meminjam mobil Lim dulu agar bisa menemui Nenek tepat pada waktunya,” ucap David sedikit berbohong, karena ia tahu kalau Neneknya sampai mengetahui perihal gadis gila itu, maka urusannya akan sangat panjang.

“Apa? Cucuku satu-satunya mengalami kecelakaan? Ya, Tuhan!! Kau ini bagaimana Han? Merawat satu keponakanmu saja kau tidak becus. Pantas, hingga saat ini Tuhan masih belum memberikan kau dan istrimu keturunan. Kenapa Kau tidak memberikan cucuku supir pribadi saja? Apa kau memang ingin satu-satunya cucuku ini mati?" sahut Nenek David dengan nada yang begitu menusuk, membuat Handika yang menahan caci makinya sedari tadi hanya mampu mengepalkan kedua tangannya, menahan segala rasa kesal yang sedari tadi berkecamuk dalam dirinya.

“Maaf, Ma. Aku sudah menawarkan berkali-kali kepada David untuk mengenakan jasa supir pribadi. Namun, cucu kesayangan Mamah ini terlalu keras kepala. Ia bilang keberadaan Lim di sampingnya sudah cukup baginya,” jawab Handika sambil memandang David dengan tatapan penuh kekesalan.

“Lalu sekarang di mana Lim?” tanya Nenek David dengan nada tinggi seraya mencari keberadaan Sekretaris Lim.

“Maaf, Nek, Sekretaris Lim sudah David suruh untuk liburan hari ini karena kemarin selama satu minggu, ia sudah banyak David repot kan dengan semua pekerjaan David. Nek, David mohon, tolong jangan salahkan Lim, Paman, atau pun yang lainnya hanya karena sifat keras kepala David,” pinta David.

“Kalau aku tidak memandang jasa kakeknya kepada almarhum suamiku, pasti aku sudah memintamu memecatnya. Berani sekali dia meminta libur pada cucuku di saat kedatanganku,” sahut Nenek David dengan nada angkuhnya.

“Nenek, itu David yang memaksanya?” sahut David.

“Kalau begitu lain kali kau tidak boleh memberikan perintah bodoh itu lagi, ” sahut Nenek David dengan penuh penekanan.

“Sudahlah aku sangat lelah. Aku ingin segera beristirahat, " ucap Nenek David yang kemudian memanggil seorang wanita yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

"Mun! "

“Iya, Nyonya besar,” sahut wanita yang usianya hampir sebaya dengan Nenek David.

“Siapkan mobil untukku,” ucapnya kemudian.

"Baik, Nyonya,"

Tidak lama berselang, sebuah mobil sedan mewah berwarna putih nan elegan berhenti tepat di depan mereka. Kemudian, dari dalam mobil itu seorang supir turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Nenek David, Sang Nyonya besar. Nenek David pun dengan langkah elegan memasuki mobil itu dan sebelum pintu mobil itu ditutup, ia pun melirik ke arah cucunya.

“David, kau ikut Nenek,” seru Nenek David yang saat itu langsung dituruti oleh David tanpa bantahan sama sekali.

***

Bersambung

Mohon tinggalkan jejak kalian lewat like, vote, dan komennya ya... 💗💗💗

Jangan lupa mampir juga ke karya author lainnya "Cintaku di Kampus Pelangi” (semoga suka)

😊😊

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

CERITANYA KEREN, SAYANGNYA KNP HRS PKE NEGARA R, NEGARA S.. KLO MMG CERITA NYA BRPLOT INDONESIA, YAA TULIS AZA DI KOTA JAKARTA, ATAU KOTA SURABAYA.. BANDUNG, ATAU SEMARANG..

2023-08-20

0

Ta..h

Ta..h

nenek edass sultan 😄😄😄

2023-01-29

0

Sanah98

Sanah98

Itu mulut apa cabe 🙄 pedes amat

2021-09-30

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Arabella Anandita
2 Bab 2 Pertemuan
3 Bab 3 Laki-laki Sempurna
4 Bab 4 Cerita Bella
5 Bab 5 Kedatangan Nyonya Besar
6 Bab 6 Sahabat Baru Bella
7 Bab 7 Calon Adik Ipar
8 Bab 8 Kekesalan David
9 Bab 9 Pembalap Sejati
10 Bab 10 Bertemu Lagi
11 Bab 11 Mengaku Tunangan
12 Bab 12 Ternyata Kamu
13 Bab 13 Gadis Bodoh
14 Bab 14 Telepon
15 Bab 15 Bakso
16 Bab 16 Hilang
17 Bab 17 Si Ganteng
18 Bab 18 Sang Pemenang
19 Bab 19 Ganti Rugi
20 Bab 20 Liontin
21 Visualisasi Pemain
22 Bab 21 Identitas Dilla
23 Bab 22 Rencana David
24 Bab 23 Rencana Bella bagian 1
25 Bab 24 Rencana Bella bagian 2
26 Bab 25 Tunangan CEO
27 Bab 26 Pengakuan Bella
28 Bab 27 Yang Pertama Bag. 1
29 Bab 28 Yang Pertama Bag. 2
30 Bab 29 Kemarahan Nyonya
31 Bab 30 Reaksi Keluarga
32 Bab 31 Permintaan Nenek
33 Bab 32 Ketahuan Neni
34 Bab 33 Nasihat Neni
35 Bab 34 Wartawan
36 Bab 35 Kunjungan David
37 Bab 36 Gadis Berpakaian Hitam
38 Bab 37 Tunangan Pura-pura
39 Bab 38 Keramas
40 Bab 39 Rumah David
41 Bab 40 Cantik
42 Bab 41 Perhatian
43 Bab 42 Perempuan Matre
44 Bab 43 Kesepakatan
45 Bab 44 Anjing dan Kucing
46 Bab 45 Calon Menantu
47 Bab 46 Tantangan Clarissa
48 Bab 47 Kemalangan Lim
49 Bab 48 Kecelakaan
50 Bab 49 Surat Kontrak
51 Bab 50 Dokter Dingin
52 Bab 51 Lusia
53 Bab 52 Bukan Anak Baik
54 Bab 53 Tantangan
55 Bab 54 Hadiah
56 Bab 55 Nasi Goreng Cinta
57 Bab 56 Dilarang Jatuh Cinta
58 Visualisasi Pemain Bag. 2
59 Bab 57 Gak Ada Yang Gratis
60 Bab 58 Menguping
61 Bab 59 Pangeran Kegelapan
62 Bab 60 Kepala Keamanan
63 Bab 61 Bocah-bocah Rempong
64 Bab 62 Bumbu
65 Bab 63 Pasar Malam
66 Bab 64 Rumah Hantu
67 Bab 65 Kesempatan
68 Bab 66 Siasat
69 Bab 67 Pos Ronda
70 Bab 68 Liontin Yang Jatuh
71 Bab 69 Kandang Macan
72 Bab 70 Mimpi
73 Bab 71 Apa yang Kau Lakukan?
74 Bab 72 Tak Pantas
75 Bab 73 Kemarahan Azril
76 Bab 74 Terima Kasih
77 Bab 75 Bella Dilawan
78 Bab 76 Karma
79 Bab 77 Gadis Kecil
80 Bab 78 Frustasi
81 Bab 79 Pernikahan Kontrak
82 Bab 80 Jebakan
83 Bab 81 Hilang
84 Bab 82 Wonder Woman
85 Bab 83 Kelemahan Sang CEO
86 Bab 84 Tertipu
87 Bab 85 Aroma Cinta
88 Bab 86 Luka
89 Bab 87 Foto
90 Bab 88 Pembalasan
91 Bab 89 Kejahilan David
92 Bab 90 Kekhawatiran
93 Bab 91 Persyaratan David
94 Bab 92 Bertemu Neni
95 Bab 93 Syarat Neni
96 Bab 94 Teman Kecil
97 Bab 95 Cincin
98 Bab 96 Salah Kamar
99 Bab 97 Lelucon Dilla
100 Bab 98 Tiga Keinginan
101 Bab 99 Jurus Tersembunyi
102 Bab 100 Ketahuan Neni
103 Bab 101 Kebahagiaan
104 Bab 102 Istri David
105 Bab 103 Sadar
106 Eps. 104 Kasian
107 Bab 105 Rencana Nenek
108 Pengumuman
109 Bab 106 Kepergian Az
110 Bab 107 Keraguan Nenek
111 Bab 108 Mengintip
112 Bab 109 Hasil Tes DNA
113 Bab 110 Belaian Lembut
114 Bab 111 Es Balok Tetap Es Balok
115 Bab 112 Sirkuit Labora
116 Bab 113 Pemenang Sesungguhnya
117 Bab 114 Keberhasilan David
118 Bab 115 Calon Mertua
119 Bab 116 Tiga Bidadari
120 Bab 117 Aksi Clarissa
121 Bab 118 Pertolongan Steven
122 Bab 119 Terungkap
123 Bab 120 Penantian Diana
124 Bab 121 Resepsi Pernikahan
125 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 1
126 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 2
127 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 3
128 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 4
129 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 5
130 Ekstra Part Bagian 6 Az dan Dara
131 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 7
132 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 8
133 Ekstra Part Azril dan Dara Bagian 9
134 Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 1
135 Ekstra Part Kehamilan Bella bagian 2
136 Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 3
137 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 4
138 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 5
139 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 6
140 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 7
141 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 8
142 Ekstra Part Jelang Kelahiran
143 Ekstra Part Kelahiran Bagian 1
144 Ekstra Part Kelahiran Bagian 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Arabella Anandita
2
Bab 2 Pertemuan
3
Bab 3 Laki-laki Sempurna
4
Bab 4 Cerita Bella
5
Bab 5 Kedatangan Nyonya Besar
6
Bab 6 Sahabat Baru Bella
7
Bab 7 Calon Adik Ipar
8
Bab 8 Kekesalan David
9
Bab 9 Pembalap Sejati
10
Bab 10 Bertemu Lagi
11
Bab 11 Mengaku Tunangan
12
Bab 12 Ternyata Kamu
13
Bab 13 Gadis Bodoh
14
Bab 14 Telepon
15
Bab 15 Bakso
16
Bab 16 Hilang
17
Bab 17 Si Ganteng
18
Bab 18 Sang Pemenang
19
Bab 19 Ganti Rugi
20
Bab 20 Liontin
21
Visualisasi Pemain
22
Bab 21 Identitas Dilla
23
Bab 22 Rencana David
24
Bab 23 Rencana Bella bagian 1
25
Bab 24 Rencana Bella bagian 2
26
Bab 25 Tunangan CEO
27
Bab 26 Pengakuan Bella
28
Bab 27 Yang Pertama Bag. 1
29
Bab 28 Yang Pertama Bag. 2
30
Bab 29 Kemarahan Nyonya
31
Bab 30 Reaksi Keluarga
32
Bab 31 Permintaan Nenek
33
Bab 32 Ketahuan Neni
34
Bab 33 Nasihat Neni
35
Bab 34 Wartawan
36
Bab 35 Kunjungan David
37
Bab 36 Gadis Berpakaian Hitam
38
Bab 37 Tunangan Pura-pura
39
Bab 38 Keramas
40
Bab 39 Rumah David
41
Bab 40 Cantik
42
Bab 41 Perhatian
43
Bab 42 Perempuan Matre
44
Bab 43 Kesepakatan
45
Bab 44 Anjing dan Kucing
46
Bab 45 Calon Menantu
47
Bab 46 Tantangan Clarissa
48
Bab 47 Kemalangan Lim
49
Bab 48 Kecelakaan
50
Bab 49 Surat Kontrak
51
Bab 50 Dokter Dingin
52
Bab 51 Lusia
53
Bab 52 Bukan Anak Baik
54
Bab 53 Tantangan
55
Bab 54 Hadiah
56
Bab 55 Nasi Goreng Cinta
57
Bab 56 Dilarang Jatuh Cinta
58
Visualisasi Pemain Bag. 2
59
Bab 57 Gak Ada Yang Gratis
60
Bab 58 Menguping
61
Bab 59 Pangeran Kegelapan
62
Bab 60 Kepala Keamanan
63
Bab 61 Bocah-bocah Rempong
64
Bab 62 Bumbu
65
Bab 63 Pasar Malam
66
Bab 64 Rumah Hantu
67
Bab 65 Kesempatan
68
Bab 66 Siasat
69
Bab 67 Pos Ronda
70
Bab 68 Liontin Yang Jatuh
71
Bab 69 Kandang Macan
72
Bab 70 Mimpi
73
Bab 71 Apa yang Kau Lakukan?
74
Bab 72 Tak Pantas
75
Bab 73 Kemarahan Azril
76
Bab 74 Terima Kasih
77
Bab 75 Bella Dilawan
78
Bab 76 Karma
79
Bab 77 Gadis Kecil
80
Bab 78 Frustasi
81
Bab 79 Pernikahan Kontrak
82
Bab 80 Jebakan
83
Bab 81 Hilang
84
Bab 82 Wonder Woman
85
Bab 83 Kelemahan Sang CEO
86
Bab 84 Tertipu
87
Bab 85 Aroma Cinta
88
Bab 86 Luka
89
Bab 87 Foto
90
Bab 88 Pembalasan
91
Bab 89 Kejahilan David
92
Bab 90 Kekhawatiran
93
Bab 91 Persyaratan David
94
Bab 92 Bertemu Neni
95
Bab 93 Syarat Neni
96
Bab 94 Teman Kecil
97
Bab 95 Cincin
98
Bab 96 Salah Kamar
99
Bab 97 Lelucon Dilla
100
Bab 98 Tiga Keinginan
101
Bab 99 Jurus Tersembunyi
102
Bab 100 Ketahuan Neni
103
Bab 101 Kebahagiaan
104
Bab 102 Istri David
105
Bab 103 Sadar
106
Eps. 104 Kasian
107
Bab 105 Rencana Nenek
108
Pengumuman
109
Bab 106 Kepergian Az
110
Bab 107 Keraguan Nenek
111
Bab 108 Mengintip
112
Bab 109 Hasil Tes DNA
113
Bab 110 Belaian Lembut
114
Bab 111 Es Balok Tetap Es Balok
115
Bab 112 Sirkuit Labora
116
Bab 113 Pemenang Sesungguhnya
117
Bab 114 Keberhasilan David
118
Bab 115 Calon Mertua
119
Bab 116 Tiga Bidadari
120
Bab 117 Aksi Clarissa
121
Bab 118 Pertolongan Steven
122
Bab 119 Terungkap
123
Bab 120 Penantian Diana
124
Bab 121 Resepsi Pernikahan
125
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 1
126
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 2
127
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 3
128
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 4
129
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 5
130
Ekstra Part Bagian 6 Az dan Dara
131
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 7
132
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 8
133
Ekstra Part Azril dan Dara Bagian 9
134
Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 1
135
Ekstra Part Kehamilan Bella bagian 2
136
Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 3
137
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 4
138
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 5
139
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 6
140
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 7
141
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 8
142
Ekstra Part Jelang Kelahiran
143
Ekstra Part Kelahiran Bagian 1
144
Ekstra Part Kelahiran Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!