David pov
Hari ini sungguh sial bagiku sebab bertemu dengan gadis gila seperti dia. Kaca spion mobilku pecah karena kegilaannya dan satu lagi berani sekali dia memelukku seperti tadi.
Seumur hidup baru kali ini aku bertemu dengan wanita kurang waras, kurang ajar dan tak tahu malu seperti dia. Bahkan juniorku ini sampai berdiri karena sifat kurang ajar wanita itu. Sungguh ini benar-benar memalukan.
Tapi saat tadi aku ingin memukulnya, aku akui aku sedikit terpesona dengan wajahnya yang manis. Tidak aku sangka di balik wajah yang sebelumnya penuh dengan bekas cipratan air berlumpur, terdapat Maha karya Tuhan yang teramat indah.
Aih, kenapa aku jadi memuji dan memikirkan wanita itu sih.. Tapi ya.. harus aku akui wanita itu memang sangat menggemaskan sekaligus mengesalkan.
Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dari dalam kantong celanaku. Saat aku melihat nama "Tante Diana" di layar ponsel itu, aku pun segera mengangkatnya.
“Halo, Tante Diana ada apa?” tanyaku.
“Kamu, di mana David? Apa kamu tahu kalau Nenekmu hari ini akan pulang dari Negara R?” tanya Tante Diana.
“Iya Tante, aku tahu. Paman tadi sudah meneleponku, dan aku diminta sekarang juga untuk menjemput Nenek di bandara?” jawabku.
“Baguslah, kalau kamu sudah tahu itu dan ingat persiapkan dirimu dengan baik! Kamu tahu kan bagaimana watak Nenekmu? Tunjukkan penampilan terbaikmu! Tante tidak mau ya, gara-gara kamu, Nenekmu jadi marah sama Tante,” ucap Tante Diana.
“Baik, Tante Cantik, David tidak akan mengecewakan Nenek dan Tante. David akan menunjukkan kepada Nenek penampilan terbaik David. Nenek akan puas dan tidak akan marah sama Tante. Jadi, Tante tenanglah, “ sahut David, meyakinkan wanita di seberang telepon itu.
“Baiklah, David, Tante percaya sama kamu. Hati-hati di jalan jangan ngebut dan jangan sampai datang terlambat! Oh ya, bila perlu, sebelum kamu bertemu dengan Nenekmu, lihatlah dirimu dulu! Pastikan tidak ada sesuatu yang kurang. Tidak ada sisa cabai yang menempel pada di gigimu atau apalah,” sahut Tante Diana.
“Iya Tante, iya, kenapa Tante jadi cerewet sekali sih" sahutku dengan sedikit tertawa saat melihat tingkah Tante Diana yang begitu panik dengan kedatangan sang Nenek.
“Ah, kamu itu, seperti tidak tahu Nenekmu saja. Sudahlah David. Sekarang Tante tutup telepon ini dulu, ya? Tante masih harus mempersiapkan banyak hal di sini,” sahut Tante Diana.
“Iya, Tanteku yang cantik, sekali lagi jangan khawatir! David pasti akan mempersiapkan diri David dengan sebaik mungkin dihadapan Nenek,” jawabku.
“Baguslah kalau begitu. Ingat jangan lupakan semua pesan Tante tadi, bye David,”
“Bye juga Tante cantik," sahutku sebelum mengakhiri percakapan telepon kami.
Tante Diana memang selalu panik jika berhadapan dengan Nenek. Maklum karakter Nenek terbilang cukup unik dan menakutkan. Nenek adalah pribadi yang keras, tangguh, disiplin, dan perfeksionis.
Nenek juga merupakan ratu di istana kami sehingga tidak akan ada satu pun orang yang berani melawannya, termasuk juga Paman, putra kandungnya sendiri. Apalagi jika hal itu menyangkut diriku, cucu laki-laki kesayangan Nenek yang sekaligus juga merupakan cucu satu-satunya di keluarga Erlangga.
Sejak kedua orang tuaku meninggal dalam kecelakaan pesawat, aku dititipkan pada Paman Handika dan Tante Diana. Mereka mengurusku dengan sangat baik layaknya putra kandungnya sendiri. Itulah sebabnya aku sudah menganggap keduanya seperti orang tuaku sendiri. Apalagi Tante Diana, aku sangat menyayanginya sama seperti aku menyayangi ibu kandungku sendiri.
“Astaga,”
"Ciit...,"
Aku menekan pedal rem mobilku kuat-kuat. Ucapan Tante Diana tadi membuat aku teringat pada kejadian tadi. Kejadian yang baru saja aku alami bersama gadis aneh dan tidak waras itu. Segera aku alihkan pandanganku ke arah spion mobilku.
“Ah, shit” umpatku.
Aku baru ingat bahwa kaca spion mobilku pecah gara-gara lemparan batu dari gadis itu. Lalu, selain dia memecahkan kaca spion mobilku dia juga memelukku dengan erat sampai pakaianku...
“Ya Tuhan, saat ini pakaianku benar-benar kotor,” ucapku semakin geram saat melihat kondisi pakaian yang kupakai sekarang.
"Gadis yang benar-benar kurang ajar. Selain telah merusak kaca spion mobilku, dia juga telah mengotori pakaian yang kupakai hari ini. Ah, bagaimana kalau Nenek melihat ini semua? Bisa-bisa Nenek akan memaki-maki Tante Diana habis-habisan dengan kata-katanya yang super pedas dan tak berperasaan. Aku harus memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini, "
“Ah, Lim! Rumah dia kan tidak jauh dari sini. Aku akan memintanya meminjamkan mobil dan pakaian untukku,” ucapku.
Lalu kuambil ponsel dan kutekan nomor ponsel miliknya.
“Halo, Bos apa kabar? Belum genap 24 jam kau.. Eh, maksudku Anda sudah menghubungiku lagi, sepertinya Anda memang tidak bisa jauh dari sekretaris teladanmu yang satu ini,” ucap Lim begitu mengangkat telepon dariku.
“Ah, sudahlah Lim, tak perlu sombong! Sekarang aku sedang sangat membutuhkan bantuanmu. Jadi, cepatlah kemari! Bawakan aku pakaian dan jas yang cocok untukku SEGERA. Selain itu, pinjamkan juga aku salah satu mobilmu, tentunya mobil yang belum dikenali oleh Nenek,” pintaku.
“Baik, Bos, tapi kenapa Bos membutuhkan itu? Bukankah Bos punya banyak sekali pakaian dan mobil di rumah Bos,” tanya Lim penasaran.
“Sudahlah Lim, tak perlu banyak tanya! Sekarang, antar kan saja segera semua yang aku minta tadi ke Jalan XX. Lain kali baru ku ceritakan alasanku membutuhkan semua itu saat ini," sahutku tak ingin Lim lebih banyak bertanya lagi padaku.
Sesuai dengan dugaanku, Sekretaris Lim memang selalu bisa diandalkan. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, ia mengantarkan semua keperluan yang aku butuhkan. Pakaian, jas, dan mobil tentunya.
“Bos, kenapa kondisi Anda bisa seperti ini?" tanya Lim heran melihat penampilanku yang kacau dan kaca spion mobilku yang rusak.
“Sudahlah, sudah kubilang, nanti pasti akan aku ceritakan. Sekarang waktuku tidak banyak,” jawabku bergegas mengambil pakaian dan jas yang ada di tangan Lim. Lalu aku mengganti pakaian itu dengan pakaian yang tadi aku pakai di dalam mobil.
“Lim, tolong bawa mobilku dan segera perbaiki kerusakannya! " sahutku sambil melemparkan kunci mobilku pada Lim.
“Siap, Bos,”jawab Lim setelah menangkap kunci mobil yang kuberikan.
“Lim, bagaimana penampilanku sekarang?" tanyaku pada Lim setelah selesai mengganti pakaian yang dibawa olehnya.
“SEMPURNA, Bos. Seperti biasa Anda selalu dalam penampilan yang terbaik,” puji Lim.
Aku pun kembali memperhatikan penampilanku sendiri. Iya, Lim memang benar. Aku selalu dalam penampilan yang terbaik dan kali ini aku juga tidak akan mengecewakan nenekku. Jika bukan karena ulah gadis itu, aku tak perlu repot-repot memanggil Lim kemari dan mengganggu waktu liburannya. Padahal, baru kemarin aku katakan pada Lim bahwa mulai hari ini aku tak akan mengganggu liburannya. Dia bisa tenang dan istirahat di rumah saja. Tapi apa yang aku lakukan saat ini? Karena ulah gadis tengik itu, aku terpaksa menarik kembali semua ucapanku pada Lim kemarin.
"Gadis aneh yang menjengkelkan. Awas saja kalau sampai aku bertemu dengan gadis itu lagi, aku pasti akan memberinya pelajaran yang akan membuatnya menyesal karena telah berurusan dengan seorang David Erlangga, " janjiku.
****
Bersambung
Catatan author:
Terima kasih yang telah membaca cerita author hingga episode ini. Dukung terus karya author ya.. dengan memberikan rate 5, like, vote, dan komennya.🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ta..h
bos nya angkuh tp kocak narsis jg
si nenek terlalu perfec y.
2023-01-29
0
Marsel
👍
2021-08-23
1
RirisTanti
Sepertinya ortu Bella ma David berteman baik.. dan saat kecil mereka pernah bertemu.. 😍😍😍Next.. 🐿🐿🐿🐿🐿🐿
2021-08-20
2