Arabella pov
Sepanjang jalan aku terus menertawai kata-kataku sendiri pada Neniku tadi.
"Bella, Bella... Bisa-bisanya kau berkata seperti itu pada Neni. Mengakui seorang CEO tampan sekelas David Erlangga sebagai calon suamimu, "
"Owh, itu benar-benar suatu mimpi yang tak akan bisa menjadi kenyataan. Mana mungkin seorang David akan melirik seorang gadis miskin dan jorok seperti yang Neni katakan tadi?"
"Tapi, wajah David itu sebenarnya seperti apa ya? Aku jadi penasaran? Karena aku banyak mendengar kalau dia itu laki-laki yang sangat tampan dan kaya. Sosok CEO yang dikagumi banyak wanita, "
"Dan aku sendiri.. hingga saat ini masih belum tahu persis wajahnya seperti apa.. Yang aku ingat waktu dia berusia 10 tahun, ia memang memiliki wajah yang sangat tampan dan imut, " gumamku berbicara pada diriku sendiri saat aku berjalan menelusuri sepanjang jalan raya.
Tanpa sadar kelakuanku itu telah memancing tatapan-tatapan aneh dan ngeri dari orang-orang di sepanjang jalan yang melihat aku berbicara dan tertawa sendiri.
"Ya Tuhan, Bella.. baru memikirkan kau menjadi calon istrinya saja, dia telah membuatmu bertingkah seperti orang gila. Apalagi kalau kau benar-benar menjadi calon istrinya, bisa-bisa kau menjadi SUPER GILA, "
"Byurr,"
Tiba-tiba sebuah sedan hitam mewah melintas dari arah berlawanan tempatku berjalan. Lajunya yang cepat mencipratkan air sisa hujan yang tergenang di tengah-tengah jalan berlubang ke seluruh tubuh dan wajahku. Hal itu sungguh membuatku sangat kesal.
"Woy," teriakku.
Namun, teriakan ku sama sekali tidak digubris oleh si pengendara tadi. Hal itu sungguh membuatku semakin geram dan jengkel. Kuambil saja sebuah batu dengan ukuran cukup besar yang aku temukan di sekitar jalan yang aku lalui tadi dan aku lemparkan ke arah mobil itu.
"Prang"
"Wuis, hebat! Rasakan itu! "
Ternyata lemparan ku kali ini benar-benar tepat sasaran. Batu yang ku lempar tadi, tepat mengenai kaca spion kiri mobil sedan tersebut.
"Aku ingin lihat bagaimana reaksi pengendara mobil itu? Apakah ia akan diam dan lewat begitu saja seperti yang tadi ia lakukan? Atau berbalik arah dan menuntut pertanggung jawaban dariku? Mari kita hitung bersama.. 1... 2... 3...."
Benar yang aku duga, mobil itu berbalik arah dan berhenti tepat di depanku.
Dasar orang kaya, saat mencipratkan air berlumpur ke tubuh orang lain.. dia diam saja, begitu asyik melenggang, dan pergi begitu saja. Tapi saat ada yang merusak barang mewahnya, sudah berjalan jauh pun masih bisa balik lagi (batinku)
Saat pintu mobil itu dibuka, tampak seorang pria berjas hitam dengan tubuh tinggi dan atletis keluar dari dalam sedan hitam itu. Raut wajah pria itu tertutup oleh kaca mata hitam yang menempel di hidungnya, namun masih bisa terlihat bahwa pria di balik kaca mata hitam itu memiliki paras yang sempurna.
Terlebih saat ia membuka kaca mata hitam itu, kesempurnaan parasnya yang rupawan membuat wanita manapun akan terpesona dan terpaku menatapnya, termasuk aku sendiri, seorang Arabella Anandita.
Ya Tuhan, tampan sekali pria itu, sungguh besar Kuasa-Mu menciptakan makhluk setampan malaikat ini. (Batinku terpesona saat menatap kesempurnaan wajahnya)
"Hei, hei hei!!" teriak pria itu sungguh membuat gendang telingaku hampir pecah.
"Ya Tuhan, kenapa kau berteriak seperti itu? Itu sungguh membuat telingaku sakit," ucapku tak kalah keras.
"Aku tidak peduli! Lagi pula kenapa kau terus menerus menatapku seperti tadi? Tidak pernah melihat orang tampan ya?" sahut pria itu sinis.
"Ih, kepedean sekali Anda! Aku hanya menikmati keindahan ciptaan Tuhan, yang sepertinya tidak tepat diberikan pada pria seperti kamu, " sahutku jujur.
"Oh ya? Bicaramu itu sudah seperti kenal dan tahu diriku saja," ucap pria itu.
"Dari gayamu saja aku sudah cukup mengenal dirimu," jawabku.
"Apa gayaku? Memang seperti apa gayaku?" tanya pria itu sambil menatapku dengan tatapan yang sangat tajam seolah-olah ia ingin sekali menelanku hidup-hidup. Belum sempat aku menjawab, pria itu pun melanjutkan perkataannya.
"Lalu, katakan! Kenapa kau tiba-tiba melempar kaca spion mobilku sampai pecah seperti ini, hah? " ucapnya lagi sambil menunjuk kaca spion mobil yang pecah karena lemparan ku tadi.
"Hei, Tuan, apa kau tidak liat aku!" sahutku sambil menunjuk diriku sendiri yang seluruh wajah dan pakaianku basah dan kotor akibat cipratan air lumpur yang dikenai mobilnya itu.
Pria itu sekilas menatapku dari atas hingga ke bawah. Sebuah senyum nampak terlihat dari wajahnya yang dingin.
"Apa yang bisa kulihat dari dirimu? Semuanya penuh dengan kotoran," ucapnya sinis
"Nah, itu kau bisa lihat! Dan apa kau tau penyebab kenapa seluruh wajah dan pakaianku menjadi kotor sekali seperti ini?" tanyaku gantian menatapnya dengan tatapan tajam.
"Nih, mobil brengsek yang telah kau kendarai inilah yang telah menjadi penyebabnya!" sahutku sambil menunjuk mobil sedan miliknya.
"Apa? Jadi hanya karena ini kau melempar kaca spion mobilku, hah?! Kau tau berapa harga yang harus aku keluarkan untuk membayarnya? Mungkin harga dirimu saja tidak cukup untuk membayarnya," sahut pria itu yang membuat darahku seolah mendidih mendengar perkataannya tadi.
"Kau bilang apa tadi?" sahutku sambil mendorong badannya ke arah mobil yang diparkirnya itu.
"Hei, jangan lancang kau!" sahut pria itu menunjuk ke wajahku.
"Kau ingin tahu seberapa besar harga diriku bukan? Sekarang akan aku tunjukkan seberapa besar harga diriku dan seperti apa rasanya ketika kau berada di posisiku?" tanyaku.
Setelah mengatakan itu aku menampakkan senyum licik di wajahku. Lalu aku mendekatinya dan tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat sambil tak henti mengusap-ngusap wajah kotorku tadi ke dada bidang miliknya yang kini terbalut kemeja putih nan bersih.
"Hei, hei, hentikan itu! Dasar gadis gila apa yang kau lakukan! Hentikan! " teriaknya namun aku tak menghiraukannya.
Laki-laki itu terus berusaha melepaskan dirinya dari pelukanku yang sangat erat ini. Sedang aku sendiri menolak melepaskannya dan terus melakukan aksi gilaku itu untuk berusaha memindahkan seluruh kotoran yang menempel di seluruh wajah dan pakaianku ke pakaian bersih miliknya.
Aku begitu menikmati kepanikannya hingga sesuatu yang keras di bagian bawah tubuhnya menempel di badanku. Pipiku merona seketika merasakan hal itu dan aku pun segera menghentikan aksiku itu.
"Astaga, apa aku sudah kelewatan?" batinku sambil melepaskan diriku dari pelukan pria itu.
"Kau!" tiba-tiba ia menghentikan kalimatnya saat wajah kami saling berhadap-hadapan.
Kemudian terdengar bunyi ponsel berdering dari dalam saku celana laki-laki itu. Ia segera mengangkat ponsel yang ia simpan di saku celananya.
"Iya, halo, Paman," sahut lelaki itu.
"Kau ini sekarang di mana?" tanya laki-laki yang ada di seberang telepon.
"Aku sedang dalam perjalanan, Paman," jawab laki-laki itu.
"Cepatlah, kemari! Nenekmu akan segera sampai di bandara!" sahut laki-laki itu lagi.
"Baiklah, Paman. Aku pastikan setengah jam lagi aku akan sampai di sana," jawab laki-laki itu seraya melirik jam di pergelangan tangannya.
"Oke, Paman percaya padamu," lanjut si penelepon lagi sebelum akhirnya sambungan telepon mereka terputus.
Setelah selesai menelepon, laki-laki itu kembali memasukkan ponselnya itu ke dalam saku celananya. Lalu, ia berdiri menghampiriku dan menatapku dengan tatapan setajam elang.
"Baiklah, kali ini kau selamat, gadis tengik! Tapi, lain kali kalau kau bertemu denganku lagi, jangan harap kau bisa lepas dariku!" ancam laki-laki itu kepadaku sambil menunjuk wajahku dengan jari telunjuknya.
Laki-laki sombong itu pun kembali masuk dan menaiki mobil mewahnya dengan wajah yang penuh murka. Lalu, melajukan mobil itu dengan kecepatan maksimal.
Sebenarnya melihat wajah laki-laki itu saat ini membuatku cukup ngeri dengan ancaman yang ia berikan kepadaku. Kira-kira apa yang akan laki-laki itu perbuat jika aku kembali bertemu lagi dengannya ya?
Ah, sudahlah. Aku pastikan itu tidak akan pernah terjadi sebab pertemuan dengan laki-laki kaya seperti dia adalah sesuatu yang amat sangat langka terjadi dalam hidupku.
*****
Bersambung
Baca terus kelanjutan ceritanya ya dan dukung author dengan like, vote, dan jadikan favorit. Baca juga cerita " Mungkinkah Kembali " sudah tamat loh..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
abu😻acii
jadi ingat cerita imle yg sering ku tonton 😄
2023-05-08
1
Ta..h
😂😂😂😂😂😂😂😂 lucu nih si bar bar end si angkuh klop dahh.
2023-01-29
0
Wardah Juri
aq suka karakter wanita gitu
2022-08-17
0