Bab 2 Pertemuan

Arabella pov

Sepanjang jalan aku terus menertawai kata-kataku sendiri pada Neniku tadi.

"Bella, Bella... Bisa-bisanya kau berkata seperti itu pada Neni. Mengakui seorang CEO tampan sekelas David Erlangga sebagai calon suamimu, "

"Owh, itu benar-benar suatu mimpi yang tak akan bisa menjadi kenyataan. Mana mungkin seorang David akan melirik seorang gadis miskin dan jorok seperti yang Neni katakan tadi?"

"Tapi, wajah David itu sebenarnya seperti apa ya? Aku jadi penasaran? Karena aku banyak mendengar kalau dia itu laki-laki yang sangat tampan dan kaya. Sosok CEO yang dikagumi banyak wanita, "

"Dan aku sendiri.. hingga saat ini masih belum tahu persis wajahnya seperti apa.. Yang aku ingat waktu dia berusia 10 tahun, ia memang memiliki wajah yang sangat tampan dan imut, " gumamku berbicara pada diriku sendiri saat aku berjalan menelusuri sepanjang jalan raya.

Tanpa sadar kelakuanku itu telah memancing tatapan-tatapan aneh dan ngeri dari orang-orang di sepanjang jalan yang melihat aku berbicara dan tertawa sendiri.

"Ya Tuhan, Bella.. baru memikirkan kau menjadi calon istrinya saja, dia telah membuatmu bertingkah seperti orang gila. Apalagi kalau kau benar-benar menjadi calon istrinya, bisa-bisa kau menjadi SUPER GILA, "

"Byurr,"

Tiba-tiba sebuah sedan hitam mewah melintas dari arah berlawanan tempatku berjalan. Lajunya yang cepat mencipratkan air sisa hujan yang tergenang di tengah-tengah jalan berlubang ke seluruh tubuh dan wajahku. Hal itu sungguh membuatku sangat kesal.

"Woy," teriakku.

Namun, teriakan ku sama sekali tidak digubris oleh si pengendara tadi. Hal itu sungguh membuatku semakin geram dan jengkel. Kuambil saja sebuah batu dengan ukuran cukup besar yang aku temukan di sekitar jalan yang aku lalui tadi dan aku lemparkan ke arah mobil itu.

"Prang"

"Wuis, hebat! Rasakan itu! "

Ternyata lemparan ku kali ini benar-benar tepat sasaran. Batu yang ku lempar tadi, tepat mengenai kaca spion kiri mobil sedan tersebut.

"Aku ingin lihat bagaimana reaksi pengendara mobil itu? Apakah ia akan diam dan lewat begitu saja seperti yang tadi ia lakukan? Atau berbalik arah dan menuntut pertanggung jawaban dariku? Mari kita hitung bersama.. 1... 2... 3...."

Benar yang aku duga, mobil itu berbalik arah dan berhenti tepat di depanku.

Dasar orang kaya, saat mencipratkan air berlumpur ke tubuh orang lain.. dia diam saja, begitu asyik melenggang, dan pergi begitu saja. Tapi saat ada yang merusak barang mewahnya, sudah berjalan jauh pun masih bisa balik lagi (batinku)

Saat pintu mobil itu dibuka, tampak seorang pria berjas hitam dengan tubuh tinggi dan atletis keluar dari dalam sedan hitam itu. Raut wajah pria itu tertutup oleh kaca mata hitam yang menempel di hidungnya, namun masih bisa terlihat bahwa pria di balik kaca mata hitam itu memiliki paras yang sempurna.

Terlebih saat ia membuka kaca mata hitam itu, kesempurnaan parasnya yang rupawan membuat wanita manapun akan terpesona dan terpaku menatapnya, termasuk aku sendiri, seorang Arabella Anandita.

Ya Tuhan, tampan sekali pria itu, sungguh besar Kuasa-Mu menciptakan makhluk setampan malaikat ini. (Batinku terpesona saat menatap kesempurnaan wajahnya)

"Hei, hei hei!!" teriak pria itu sungguh membuat gendang telingaku hampir pecah.

"Ya Tuhan, kenapa kau berteriak seperti itu? Itu sungguh membuat telingaku sakit," ucapku tak kalah keras.

"Aku tidak peduli! Lagi pula kenapa kau terus menerus menatapku seperti tadi? Tidak pernah melihat orang tampan ya?" sahut pria itu sinis.

"Ih, kepedean sekali Anda! Aku hanya menikmati keindahan ciptaan Tuhan, yang sepertinya tidak tepat diberikan pada pria seperti kamu, " sahutku jujur.

"Oh ya? Bicaramu itu sudah seperti kenal dan tahu diriku saja," ucap pria itu.

"Dari gayamu saja aku sudah cukup mengenal dirimu," jawabku.

"Apa gayaku? Memang seperti apa gayaku?" tanya pria itu sambil menatapku dengan tatapan yang sangat tajam seolah-olah ia ingin sekali menelanku hidup-hidup. Belum sempat aku menjawab, pria itu pun melanjutkan perkataannya.

"Lalu, katakan! Kenapa kau tiba-tiba melempar kaca spion mobilku sampai pecah seperti ini, hah? " ucapnya lagi sambil menunjuk kaca spion mobil yang pecah karena lemparan ku tadi.

"Hei, Tuan, apa kau tidak liat aku!" sahutku sambil menunjuk diriku sendiri yang seluruh wajah dan pakaianku basah dan kotor akibat cipratan air lumpur yang dikenai mobilnya itu.

Pria itu sekilas menatapku dari atas hingga ke bawah. Sebuah senyum nampak terlihat dari wajahnya yang dingin.

"Apa yang bisa kulihat dari dirimu? Semuanya penuh dengan kotoran," ucapnya sinis

"Nah, itu kau bisa lihat! Dan apa kau tau penyebab kenapa seluruh wajah dan pakaianku menjadi kotor sekali seperti ini?" tanyaku gantian menatapnya dengan tatapan tajam.

"Nih, mobil brengsek yang telah kau kendarai inilah yang telah menjadi penyebabnya!" sahutku sambil menunjuk mobil sedan miliknya.

"Apa? Jadi hanya karena ini kau melempar kaca spion mobilku, hah?! Kau tau berapa harga yang harus aku keluarkan untuk membayarnya? Mungkin harga dirimu saja tidak cukup untuk membayarnya," sahut pria itu yang membuat darahku seolah mendidih mendengar perkataannya tadi.

"Kau bilang apa tadi?" sahutku sambil mendorong badannya ke arah mobil yang diparkirnya itu.

"Hei, jangan lancang kau!" sahut pria itu menunjuk ke wajahku.

"Kau ingin tahu seberapa besar harga diriku bukan? Sekarang akan aku tunjukkan seberapa besar harga diriku dan seperti apa rasanya ketika kau berada di posisiku?" tanyaku.

Setelah mengatakan itu aku menampakkan senyum licik di wajahku. Lalu aku mendekatinya dan tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat sambil tak henti mengusap-ngusap wajah kotorku tadi ke dada bidang miliknya yang kini terbalut kemeja putih nan bersih.

"Hei, hei, hentikan itu! Dasar gadis gila apa yang kau lakukan! Hentikan! " teriaknya namun aku tak menghiraukannya.

Laki-laki itu terus berusaha melepaskan dirinya dari pelukanku yang sangat erat ini. Sedang aku sendiri menolak melepaskannya dan terus melakukan aksi gilaku itu untuk berusaha memindahkan seluruh kotoran yang menempel di seluruh wajah dan pakaianku ke pakaian bersih miliknya.

Aku begitu menikmati kepanikannya hingga sesuatu yang keras di bagian bawah tubuhnya menempel di badanku. Pipiku merona seketika merasakan hal itu dan aku pun segera menghentikan aksiku itu.

"Astaga, apa aku sudah kelewatan?" batinku sambil melepaskan diriku dari pelukan pria itu.

"Kau!" tiba-tiba ia menghentikan kalimatnya saat wajah kami saling berhadap-hadapan.

Kemudian terdengar bunyi ponsel berdering dari dalam saku celana laki-laki itu. Ia segera mengangkat ponsel yang ia simpan di saku celananya.

"Iya, halo, Paman," sahut lelaki itu.

"Kau ini sekarang di mana?" tanya laki-laki yang ada di seberang telepon.

"Aku sedang dalam perjalanan, Paman," jawab laki-laki itu.

"Cepatlah, kemari! Nenekmu akan segera sampai di bandara!" sahut laki-laki itu lagi.

"Baiklah, Paman. Aku pastikan setengah jam lagi aku akan sampai di sana," jawab laki-laki itu seraya melirik jam di pergelangan tangannya.

"Oke, Paman percaya padamu," lanjut si penelepon lagi sebelum akhirnya sambungan telepon mereka terputus.

Setelah selesai menelepon, laki-laki itu kembali memasukkan ponselnya itu ke dalam saku celananya. Lalu, ia berdiri menghampiriku dan menatapku dengan tatapan setajam elang.

"Baiklah, kali ini kau selamat, gadis tengik! Tapi, lain kali kalau kau bertemu denganku lagi, jangan harap kau bisa lepas dariku!" ancam laki-laki itu kepadaku sambil menunjuk wajahku dengan jari telunjuknya.

Laki-laki sombong itu pun kembali masuk dan menaiki mobil mewahnya dengan wajah yang penuh murka. Lalu, melajukan mobil itu dengan kecepatan maksimal.

Sebenarnya melihat wajah laki-laki itu saat ini membuatku cukup ngeri dengan ancaman yang ia berikan kepadaku. Kira-kira apa yang akan laki-laki itu perbuat jika aku kembali bertemu lagi dengannya ya?

Ah, sudahlah. Aku pastikan itu tidak akan pernah terjadi sebab pertemuan dengan laki-laki kaya seperti dia adalah sesuatu yang amat sangat langka terjadi dalam hidupku.

*****

Bersambung

Baca terus kelanjutan ceritanya ya dan dukung author dengan like, vote, dan jadikan favorit. Baca juga cerita " Mungkinkah Kembali " sudah tamat loh..

Terpopuler

Comments

abu😻acii

abu😻acii

jadi ingat cerita imle yg sering ku tonton 😄

2023-05-08

1

Ta..h

Ta..h

😂😂😂😂😂😂😂😂 lucu nih si bar bar end si angkuh klop dahh.

2023-01-29

0

Wardah Juri

Wardah Juri

aq suka karakter wanita gitu

2022-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Arabella Anandita
2 Bab 2 Pertemuan
3 Bab 3 Laki-laki Sempurna
4 Bab 4 Cerita Bella
5 Bab 5 Kedatangan Nyonya Besar
6 Bab 6 Sahabat Baru Bella
7 Bab 7 Calon Adik Ipar
8 Bab 8 Kekesalan David
9 Bab 9 Pembalap Sejati
10 Bab 10 Bertemu Lagi
11 Bab 11 Mengaku Tunangan
12 Bab 12 Ternyata Kamu
13 Bab 13 Gadis Bodoh
14 Bab 14 Telepon
15 Bab 15 Bakso
16 Bab 16 Hilang
17 Bab 17 Si Ganteng
18 Bab 18 Sang Pemenang
19 Bab 19 Ganti Rugi
20 Bab 20 Liontin
21 Visualisasi Pemain
22 Bab 21 Identitas Dilla
23 Bab 22 Rencana David
24 Bab 23 Rencana Bella bagian 1
25 Bab 24 Rencana Bella bagian 2
26 Bab 25 Tunangan CEO
27 Bab 26 Pengakuan Bella
28 Bab 27 Yang Pertama Bag. 1
29 Bab 28 Yang Pertama Bag. 2
30 Bab 29 Kemarahan Nyonya
31 Bab 30 Reaksi Keluarga
32 Bab 31 Permintaan Nenek
33 Bab 32 Ketahuan Neni
34 Bab 33 Nasihat Neni
35 Bab 34 Wartawan
36 Bab 35 Kunjungan David
37 Bab 36 Gadis Berpakaian Hitam
38 Bab 37 Tunangan Pura-pura
39 Bab 38 Keramas
40 Bab 39 Rumah David
41 Bab 40 Cantik
42 Bab 41 Perhatian
43 Bab 42 Perempuan Matre
44 Bab 43 Kesepakatan
45 Bab 44 Anjing dan Kucing
46 Bab 45 Calon Menantu
47 Bab 46 Tantangan Clarissa
48 Bab 47 Kemalangan Lim
49 Bab 48 Kecelakaan
50 Bab 49 Surat Kontrak
51 Bab 50 Dokter Dingin
52 Bab 51 Lusia
53 Bab 52 Bukan Anak Baik
54 Bab 53 Tantangan
55 Bab 54 Hadiah
56 Bab 55 Nasi Goreng Cinta
57 Bab 56 Dilarang Jatuh Cinta
58 Visualisasi Pemain Bag. 2
59 Bab 57 Gak Ada Yang Gratis
60 Bab 58 Menguping
61 Bab 59 Pangeran Kegelapan
62 Bab 60 Kepala Keamanan
63 Bab 61 Bocah-bocah Rempong
64 Bab 62 Bumbu
65 Bab 63 Pasar Malam
66 Bab 64 Rumah Hantu
67 Bab 65 Kesempatan
68 Bab 66 Siasat
69 Bab 67 Pos Ronda
70 Bab 68 Liontin Yang Jatuh
71 Bab 69 Kandang Macan
72 Bab 70 Mimpi
73 Bab 71 Apa yang Kau Lakukan?
74 Bab 72 Tak Pantas
75 Bab 73 Kemarahan Azril
76 Bab 74 Terima Kasih
77 Bab 75 Bella Dilawan
78 Bab 76 Karma
79 Bab 77 Gadis Kecil
80 Bab 78 Frustasi
81 Bab 79 Pernikahan Kontrak
82 Bab 80 Jebakan
83 Bab 81 Hilang
84 Bab 82 Wonder Woman
85 Bab 83 Kelemahan Sang CEO
86 Bab 84 Tertipu
87 Bab 85 Aroma Cinta
88 Bab 86 Luka
89 Bab 87 Foto
90 Bab 88 Pembalasan
91 Bab 89 Kejahilan David
92 Bab 90 Kekhawatiran
93 Bab 91 Persyaratan David
94 Bab 92 Bertemu Neni
95 Bab 93 Syarat Neni
96 Bab 94 Teman Kecil
97 Bab 95 Cincin
98 Bab 96 Salah Kamar
99 Bab 97 Lelucon Dilla
100 Bab 98 Tiga Keinginan
101 Bab 99 Jurus Tersembunyi
102 Bab 100 Ketahuan Neni
103 Bab 101 Kebahagiaan
104 Bab 102 Istri David
105 Bab 103 Sadar
106 Eps. 104 Kasian
107 Bab 105 Rencana Nenek
108 Pengumuman
109 Bab 106 Kepergian Az
110 Bab 107 Keraguan Nenek
111 Bab 108 Mengintip
112 Bab 109 Hasil Tes DNA
113 Bab 110 Belaian Lembut
114 Bab 111 Es Balok Tetap Es Balok
115 Bab 112 Sirkuit Labora
116 Bab 113 Pemenang Sesungguhnya
117 Bab 114 Keberhasilan David
118 Bab 115 Calon Mertua
119 Bab 116 Tiga Bidadari
120 Bab 117 Aksi Clarissa
121 Bab 118 Pertolongan Steven
122 Bab 119 Terungkap
123 Bab 120 Penantian Diana
124 Bab 121 Resepsi Pernikahan
125 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 1
126 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 2
127 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 3
128 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 4
129 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 5
130 Ekstra Part Bagian 6 Az dan Dara
131 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 7
132 Ekstra Part Az dan Dara Bagian 8
133 Ekstra Part Azril dan Dara Bagian 9
134 Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 1
135 Ekstra Part Kehamilan Bella bagian 2
136 Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 3
137 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 4
138 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 5
139 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 6
140 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 7
141 Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 8
142 Ekstra Part Jelang Kelahiran
143 Ekstra Part Kelahiran Bagian 1
144 Ekstra Part Kelahiran Bagian 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 Arabella Anandita
2
Bab 2 Pertemuan
3
Bab 3 Laki-laki Sempurna
4
Bab 4 Cerita Bella
5
Bab 5 Kedatangan Nyonya Besar
6
Bab 6 Sahabat Baru Bella
7
Bab 7 Calon Adik Ipar
8
Bab 8 Kekesalan David
9
Bab 9 Pembalap Sejati
10
Bab 10 Bertemu Lagi
11
Bab 11 Mengaku Tunangan
12
Bab 12 Ternyata Kamu
13
Bab 13 Gadis Bodoh
14
Bab 14 Telepon
15
Bab 15 Bakso
16
Bab 16 Hilang
17
Bab 17 Si Ganteng
18
Bab 18 Sang Pemenang
19
Bab 19 Ganti Rugi
20
Bab 20 Liontin
21
Visualisasi Pemain
22
Bab 21 Identitas Dilla
23
Bab 22 Rencana David
24
Bab 23 Rencana Bella bagian 1
25
Bab 24 Rencana Bella bagian 2
26
Bab 25 Tunangan CEO
27
Bab 26 Pengakuan Bella
28
Bab 27 Yang Pertama Bag. 1
29
Bab 28 Yang Pertama Bag. 2
30
Bab 29 Kemarahan Nyonya
31
Bab 30 Reaksi Keluarga
32
Bab 31 Permintaan Nenek
33
Bab 32 Ketahuan Neni
34
Bab 33 Nasihat Neni
35
Bab 34 Wartawan
36
Bab 35 Kunjungan David
37
Bab 36 Gadis Berpakaian Hitam
38
Bab 37 Tunangan Pura-pura
39
Bab 38 Keramas
40
Bab 39 Rumah David
41
Bab 40 Cantik
42
Bab 41 Perhatian
43
Bab 42 Perempuan Matre
44
Bab 43 Kesepakatan
45
Bab 44 Anjing dan Kucing
46
Bab 45 Calon Menantu
47
Bab 46 Tantangan Clarissa
48
Bab 47 Kemalangan Lim
49
Bab 48 Kecelakaan
50
Bab 49 Surat Kontrak
51
Bab 50 Dokter Dingin
52
Bab 51 Lusia
53
Bab 52 Bukan Anak Baik
54
Bab 53 Tantangan
55
Bab 54 Hadiah
56
Bab 55 Nasi Goreng Cinta
57
Bab 56 Dilarang Jatuh Cinta
58
Visualisasi Pemain Bag. 2
59
Bab 57 Gak Ada Yang Gratis
60
Bab 58 Menguping
61
Bab 59 Pangeran Kegelapan
62
Bab 60 Kepala Keamanan
63
Bab 61 Bocah-bocah Rempong
64
Bab 62 Bumbu
65
Bab 63 Pasar Malam
66
Bab 64 Rumah Hantu
67
Bab 65 Kesempatan
68
Bab 66 Siasat
69
Bab 67 Pos Ronda
70
Bab 68 Liontin Yang Jatuh
71
Bab 69 Kandang Macan
72
Bab 70 Mimpi
73
Bab 71 Apa yang Kau Lakukan?
74
Bab 72 Tak Pantas
75
Bab 73 Kemarahan Azril
76
Bab 74 Terima Kasih
77
Bab 75 Bella Dilawan
78
Bab 76 Karma
79
Bab 77 Gadis Kecil
80
Bab 78 Frustasi
81
Bab 79 Pernikahan Kontrak
82
Bab 80 Jebakan
83
Bab 81 Hilang
84
Bab 82 Wonder Woman
85
Bab 83 Kelemahan Sang CEO
86
Bab 84 Tertipu
87
Bab 85 Aroma Cinta
88
Bab 86 Luka
89
Bab 87 Foto
90
Bab 88 Pembalasan
91
Bab 89 Kejahilan David
92
Bab 90 Kekhawatiran
93
Bab 91 Persyaratan David
94
Bab 92 Bertemu Neni
95
Bab 93 Syarat Neni
96
Bab 94 Teman Kecil
97
Bab 95 Cincin
98
Bab 96 Salah Kamar
99
Bab 97 Lelucon Dilla
100
Bab 98 Tiga Keinginan
101
Bab 99 Jurus Tersembunyi
102
Bab 100 Ketahuan Neni
103
Bab 101 Kebahagiaan
104
Bab 102 Istri David
105
Bab 103 Sadar
106
Eps. 104 Kasian
107
Bab 105 Rencana Nenek
108
Pengumuman
109
Bab 106 Kepergian Az
110
Bab 107 Keraguan Nenek
111
Bab 108 Mengintip
112
Bab 109 Hasil Tes DNA
113
Bab 110 Belaian Lembut
114
Bab 111 Es Balok Tetap Es Balok
115
Bab 112 Sirkuit Labora
116
Bab 113 Pemenang Sesungguhnya
117
Bab 114 Keberhasilan David
118
Bab 115 Calon Mertua
119
Bab 116 Tiga Bidadari
120
Bab 117 Aksi Clarissa
121
Bab 118 Pertolongan Steven
122
Bab 119 Terungkap
123
Bab 120 Penantian Diana
124
Bab 121 Resepsi Pernikahan
125
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 1
126
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 2
127
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 3
128
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 4
129
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 5
130
Ekstra Part Bagian 6 Az dan Dara
131
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 7
132
Ekstra Part Az dan Dara Bagian 8
133
Ekstra Part Azril dan Dara Bagian 9
134
Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 1
135
Ekstra Part Kehamilan Bella bagian 2
136
Ektra Part Kehamilan Bella Bagian 3
137
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 4
138
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 5
139
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 6
140
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 7
141
Ekstra Part Kehamilan Bella Bagian 8
142
Ekstra Part Jelang Kelahiran
143
Ekstra Part Kelahiran Bagian 1
144
Ekstra Part Kelahiran Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!