1 Bulan kemudian
Setelah kejadian itu, Naura menjalani hari-harinya seperti biasa. Wanita itu merasa sangat lega karena semenjak saat itu Mahendra tidak pernah lagi muncul di hadapannya dengan alasan apa pun. Misalnya hanya sekedar meminta Naura memasak sesuatu untuknya seperti biasa karena katanya masakan Naura sangat mirip dengan masakan mendiang ibu pria itu.
"Bang, sarapan dulu," ucap Naura saat melihat Yuda yang baru datang setelah tidak pulang selama lebih dari seminggu kini malah terburu-buru untuk pergi lagi usai mengambil berkas di dalam ruang kerjanya.
"Tidak usah, aku buru-buru," balas Yuda sembari melewati Naura begitu saja.
Melihat Yuda pergi, hati Naura rasanya sakit sekali. Mau sampai kapan dirinya menjalani rumah tangga yang memilukan seperti ini terus. Sudah 3 tahun mereka menikah, tapi tidak ada sedikit pun cinta yang tumbuh di hati sang suami untuknya, berbeda dengan dirinya yang sudah menyerahkan hatinya sepenuhnya untuk pria itu.
Naura kemudian memutuskan untuk menyusul Yuda ke luar rumah.
"Bang! Bang Yuda!" panggil Naura seraya mencegah Yuda menutup pintu mobilnya.
"Apa lagi sih? Aku buru-buru." Seperti biasa, Yuda terlihat sangat kesal pada Naura.
"Selama ini Abang pergi kemana sih? Kenapa jadi semakin jarang pulang ke rumah?" tanya Naura.
"Aku sibuk, Naura, kamu tahu 'kan kalau kerjaanku sangat banyak. Sana masuk, aku ada urusan penting, dan aku harus berangkat sekarang juga, tidak boleh terlambat," ketus Yuda yang terlihat sangat risih berdekatan dengan Naura, istrinya sendiri.
"Tapi, Bang-"
"Tidak usah tapi-tapi, kalau kamu hanya ingin minta uang, tidak usah khawatir, tanpa kamu minta pun pasti aku transfer," kata Yuda sebelum akhirnya pria itu menutup pintu mobilnya dengan cepat, kemudian melajukannya meninggalkan Naura yang masih berdiri mematung di halaman rumah dengan mata berkaca-kaca. Wanita itu merasa sangat sedih karena selama ini Yuda sama sekali tidak pernah memperlakukannya layaknya seorang istri.
Ting. Sebuah notifikasi masuk di ponsel Naura. Setelah dia periksa, rupanya sms banking yang menyatakan bahwa uang dengan nominal yang tidak sedikit kembali masuk di rekening Naura, sama seperti minggu-minggu sebelumnya. Ya, meski pun selama ini Yuda tidak pernah perhatian pada Naura, tapi setidaknya pria itu tidak pelit pada istrinya tersebut. Dia tidak akan membiarkan Naura kekurangan uang, namun sebagai gantinya, Naura tidak boleh mengeluh apabila dirinya jarang berada di rumah.
Air mata Naura akhirnya meleleh membasahi pipinya. Bukan uang semata-mata yang dia butuhkan dari Yuda, melainkan cinta dan kasih sayang dari suami yang sangat dicintainya itu. Sebab, nominal yang rutin dikirim oleh Yuda setiap minggunya belum tentu mampu membeli kebahagiaannya.
Dengan air mata yang masih mengucur, Naura berjalan memasuki rumah. Namun hanya berselang beberapa menit kemudian, pintu rumahnya tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar. Buru-buru Naura menyeka air matanya, malu juga kalau sampai dia ketahuan menangis di hadapan orang lain.
Ceklek. Naura membuka pintu rumahnya. Matanya seketika membulat ketika melihat siapa sosok yang berdiri di balik pintu depan rumahnya. Dengan terburu-buru wanita itu menutup kembali pintunya dan menguncinya dari dalam. Tidak lupa dia menutup semua gorden dan mematikan lampu, kemudian segera berlari masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan takut.
"Apa lagi maunya pria brengsyek itu?" gumam Naura sembari mengunci pintu kamarnya juga. Jantungnya sudah berdebar hebat karena ketakutan melihat Mahend kembali muncul di hadapannya setelah 1 bulan pria tidak pernah muncul.
Tiba-tiba ponsel yang ada di dalam genggaman Naura berdering, panggilan dari nomor asing. Naura tidak mau menjawab panggilan itu sebab dia yakin bahwa pasti nomor itu adalah milik pria brengsyek yang berdiri di luar sana. Nomor Mahend yang sebelumnya dia simpan memang sudah dia blokir setelah kejadian di hotel waktu itu.
Tidak suka dengan ponselnya yang terus berdering tanpa henti, Naura pun me-reject panggilan itu kemudian memblokir nomor asing tersebut. Namun tidak berselang lama kemudian, sebuah pesan masuk di whatsapp Naura, tanpa berlama-lama Naura pun segera membuka pesan yang ternyata berisi ancaman tersebut.
'Aku beri kamu waktu 10 menit untuk membuka pintu, kalau kamu tidak membiarkan aku masuk, maka aku pastikan video panas kita akan sampai di tangan Yuda kurang dari setengah jam ke depan.' Naura membaca pesan yang tentunya dari Mahend dengan tangan gemetar. Jantungnya jangan ditanya lagi, sudah pasti jedag-jedug tidak karuan, apalagi setelah mengetahui bahwa ternyata Mahend mengabadikan kejadian waktu itu.
B e r s a m b u n g...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
penghuni terakhir
sebenarnya Mahend itu sayang sama Naura...hanya saja cara yg ia ambil salah...
lebih jahat Yuda sih klo d liat skrng... bermain dgn wanita lain d belakang istrinya ...mngabaikan dan lupa kasih jatah nafkah batinnya...
2023-01-02
2
Santi
jagan mau maura,,,pertahankan harkat dan martabatmu,,sebagai seorang istri
2022-12-30
2
Yusup Priyono
kayanya seru nihhh...!!!
2022-12-07
2