Beberapa menit kemudian, dokter yang merawat Mia pun keluar dari dalam ruangan. Cia dan Husein beranjak dari kursi dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana dok keadaan sahabat saya?" tanya Cia pada dokter.
"Pasien baik-baik aja. Hanya saja dia kekurangan energi dan cairan dalam tubuhnya hingga perlu banyak asupan untuk segera memulihkan tenaganya. Sepertinya dia tidak makan ya?" jawab dokter itu sembari bertanya.
"Iya dok benar. Dia tidak mau makan selama dua hari ini," jawab Cia.
"Pantas saja. Oh iya nanti setelah sadar kasih dia makanan yang udah di siapin suster ya. Saya tinggal dulu.
"Baik dok," ucap Cia dan Husein bersamaan.
Cia dan Husein pun masuk ke dalam ruangan Mia dirawat.
"Permisi sus, ruang A 04 dimana ya?" tanya seorang ibu-ibu yang sedang bersama anak laki-laki sekitar berusia 17 tahun.
Suster itu pun memberitahukan letak ruangan tersebut kepada ibu itu.
"Oh terimakasih sus," Ibu dan anak laki-laki itu pun pergi menuju ruangan tersebut.
"Assalamu'alaikum," ucap ibu dan anak itu.
"Waalaikumsalam," jawab Cia dan Husein bersamaan.
"Ya ampun ini Mia kenapa Ci?" tanya ibu itu.
"E.. ini Tante, Mia gak mau makan selama dua hari terus dia pingsan," jawab Cia.
Ibu-ibu itu adalah mamanya Mia dan adik Mia satu-satunya.
"Kok bisa gak makan sih nak?" ucap ibunya Mia kepada Mia sambil mengusap kepala anaknya yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dengan infus yang berada di tangan sebelah kirinya.
"Panjang tante ceritanya. Nanti Cia ceritain," jawab Cia.
Tidak lama itu, Mia pun akhirnya sadar, namun masih dalam keadaan lemas.
"Nak, kamu kok gak ngabarin mama kalau kamu sakit?" tanya ibu Mia setelah Mia sadar.
"Mia gak sakit kok bu. Cuman gak ada selera aja buat makan kemarin," jawab Mia lemas.
"Kamu ini ada-ada aja," jawab ibunya khawatir.
"Mi makan ya," ucap Cia yang mengambil makanan di atas meja yang disiapkan oleh suster tadi.
"Gak ada selera gue Ci," jawab Mia.
"Kamu harus makan sayang. Tadi dokter nyuruh kamu makan loh biar cepat sembuh," kata ibunya.
"Gak mau bu. Nanti aja," rengek Mia seperti anak kecil.
"Mama yang nyuapin kamu," ucap ibu Mia sembari mengambil makanan itu dari tangan Cia.
Kalau sudah begini, maka Mia pun tidak bisa menghindari perkataan ibunya. Dengan terpaksa Mia pun akhirnya memakan makanan itu.
Setelah Mia selesai makan dan keadaannya pun mulai membaik, ibunya pun memberanikan diri untuk menanyakan perihal kenapa dia tidak mau makan selama dua hari.
"Mi, kamu lagi ada masalah apa sih sampai-sampai kamu bisa masuk rumah sakit gini?" ucap ibunya penasaran.
"Reyhan ma," jawab Mia sembari memalingkan wajahnya ke samping.
"Ada apa dengan Reyhan?" tanya ibunya lagi.
"Mia udah putus dari dia," jawab Mia tanpa menatap wajah ibunya.
Ibunya tahu, pasti hal ini sangat sulit untuk Mia. Makanya Mia sampai tidak mau makan dua hari. Dan wajar saja jika Mia merasa depresi kala itu, hubungan yang dia dan Reyhan bina pun bukanlah waktu yang sebentar, tiga tahun itu adalah waktu yang cukup lama bagi mereka.
"Yasudah, kamu tenangkan diri dulu. Jangan dibawa emosi apalagi dipikirkan gak baik buat kesehatan kamu," ucap ibunya yang seolah mengerti keadaan anaknya saat ini.
Ibunya Mia sengaja tidak menanyakan apa alasannya Mia dan Reyhan bisa putus. Karena Ibunya tidak ingin menambah beban lagi pada diri Mia. Nanti saja dia akan bertanya jika Mia sudah pulih dari sakitnya, pikir ibu Mia.
Selama tiga hari di rumah rakit, selama itu juga Mia tidak masuk kerja. Dan ketika mendapat kabar bahwa Mia di rawat di rumah sakit, anak muridnya Mia pun langsung pergi menjenguk Mia. Dan selama tiga hari itu juga rumah sakit tidak terasa sunyi karena kunjungan dari murid-muridnya.
"Cepat sembuh ibu Mia yang cantik dan baik hati,"
"Kami kangen sama ibu. Ayo dong bu cepat sembuhnya,"
Ya begitulah kira-kira keluhan dari murid-muridnya ini. Padahal mereka sudah SMA, namun masih saja bertingkah seperti anak kecil dihadapan gurunya.
Setelah tiga hari di rumah sakit, dan Mia pun dinyatakan bisa pulang pada hari ke empat. Karena sudah empat hari Mia tidak masuk kerja, makanya pada hari ke lima Mia memutuskan untuk kembali turun ke sekolah untuk bekerja.
Padahal kepala sekolah masih memberinya izin sehari untuk istirahat di rumah. Akan tetapi Mia tidak ingin melalaikan tugasnya itu.
"Sayang, kamu dimana?" tanya ibu Mia ketika telfon itu tersambung.
"Di sekolahan ma," jawab Mia.
"Loh, udah bisa kerja aja," ucap ibunya.
"Hehe, iya nih ma, gak mau cuti lama-lama nanti gajinya dipotong kata pak kepala sekolah," kekeh Mia sembari tersenyum.
Bapak kepala sekolah dan guru-guru lain yang mendengarnya itu pun, ikut tertawa. Mia memang sangat suka bercanda. Dan guru-guru lain juga sudah tahu bagaimana tingkah lakunya Mia.
"Nanti pulang kerja, mampir ke rumah ya," pinta ibunya kepada Mia.
"Oh iya ma siap,"
Tut. Telfon itu pun terputus.
Sepulang dari sekolah, Mia pun mampir ke rumah ibunya. Mia juga sudah menduga kalau ibunya pasti ingin mewawancarai dia mengenai kenapa dia bisa tidak mau makan sampai-sampai masuk rumah sakit.
Dan benar saja dugaannya Mia. Untung saja selama Mia berada di rumah sakit, dia sudah menyiapkan dirinya untuk menceritakan hal pahit itu kepada ibunya. Karena tidak ingin menyimpan rahasia ini juga kepada sang ibu.
Memang selama ini, Mia sengaja untuk tidak memberitahukan pada ibunya perihal dirinya yang sudah sering diselingkuhi oleh Reyhan. Karena Mia tidak ingin ibunya menjadi agresif kepada Reyhan.
"Kamu tu kenapa sih Mi, kalo ada masalah cerita sama mama atau cerita sama sahabat kamu tuh si Cia. Jangan di pendam sendiri," tanya ibu Mia ketika mereka duduk di sofa ruang keluarga.
"Maaf ya ma, selama ini Mia gak cerita apa-apa sama mama soal Reyhan," ucap Mia.
Gugup dirasakannya, karena takut ibunya akan marah jika tahu bagaimana sebenarnya Reyhan. Namun Mia harus tetap menceritakan hal itu kepada ibunya.
"Memangnya ada apa sayang sama Reyhan? Bukannya kamu bilang kalian selalu baik-baik aja?" tanya ibunya lagi.
Memang selama ini Mia selalu mencoba menutup-nutupi kesalahan Reyhan pada ibunya sendiri. Mia hanya menceritakan hal itu pada ibunya Reyhan. Karena tidak ingin ibunya memaksakan Mia untuk melepaskan Reyhan saja. Akan tetapi jika sudah begini ya mau tidak mau Mia harus tetap memberitahu ibunya yang sebenarnya.
"Dia sering selingkuhin aku ma,"
Tes. air mata itu pun berhasil mendarat di pipi Mia ketika mengatakan bahwa Reyhan telah sering berselingkuh darinya.
"Selingkuh gimana, kok bisa sih dia selingkuhin kamu?" jawab ibunya Mia tidak percaya.
Wajar saja jika ibunya syok dan masih tidak percaya kalau Reyhan melakukan hal itu pada Mia. Sedangkan selama ini saja Mia selalu mengatakan pada ibunya bahwa hubungan mereka baik-baik saja. Bahkan ketika Mia membawa Reyhan ke rumah juga sikapnya sangat baik.
Tetapi ya begitulah Reyhan, dia sangat pandai menyimpan kebohongan di depan orang lain. Apa yang dia tampakkan pada orang lain, memang bukan itulah sifat aslinya. Kata orang sih bermuka dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
tambahan bunga sudah kuberikan
2023-03-20
0
⭕ BluJoker
Berhenti makan karena patah hati itu tidak baik untuk lambung... tetap makan, semua orang🍝🍟🍔🍳🍞🍲🍣🍱🍙🎂🍦🍧🍥
2023-01-06
1
Sensasi Senja
iya jelas lah orang gak ada makan gimana badannya gak lemes
2023-01-05
0