bab 5

Aziya membantu Imah membersihkan halaman pesantren yang luas itu, karena semua santriwan dan santriwati sedang belajar jadi Zia hanya bersama dengan Imah saja yang Zia yakin umur mereka tak beda jauh.

"Sapu yang bener jangan bengong mulu, dasar pembantu kurang aj*r" ucap Imah marah marah pada Zia.

Zia hanya menatap pada Imah tak percaya karena baru saja Imah mengatakan kalau Zia pembantu dan hanya bengong saja.

"Sabar Zia, tenang kalau dia mengamuk pesantren ini akan geger" gumam Zia menarik nafasnya guna menahan emosi.

Zia mencabuti rumput liar yang tumbuh di taman, perut Zia berbunyi menandakan Zia sekarang sangat lapar karena bagi Zia dia tak terbiasa makan di waktu siang karena Zia selalu makan di waktu pagi.

"Zia bisa kesini sebentar" tanya Abah Zakaria Bapaknya Adam.

"Ya Abah ada apa" tanya Zia mendekat pada Abah yang sekarang sedang membawa ember.

"Tolong petikan cabai di kebun depan saja, kamu gak keberatan kan kalau kamu keberatan ajak saja Imah" ucap Abah.

"Tidak Abah aku akan petik sendiri saja" ucap Zia dengan langsung menyambar ember di tangan Abah dan langsung pergi dari sana.

Zia menatap pada kebun Cabai itu, sangat becek dan kotor.

"Kalau aku masuk kesana apa aku akan terkena banyak kuman" gumam Zia.

Zia menatap pada Abah yang masih berada di sana menatap Zia dari kejauhan.

"Kenapa Abah masih ada disana" gumam Zia tersenyum pada Abah dari jarak jauh.

Zia masuk kedalam kebun cabai yang becek itu bahkan berkali kali Zia terpeleset karena tanahnya sangat licin.

Zia memetik cabai yang mulai memerah dan yang besar saja, Zia tau sedikit sedikit tentang tanaman jadi Zia tak harus bertanya lagi pada orang.

"Benar kata Mamah, belajar itu sejak kecil jadi saat dewasa ilmu itu akan berguna, tak sia sia aku belajar sejak kecil" gumam Zia mengingat perkataan mamahnya.

Zia mengumpulkan cabai hingga setengah ember, namun saat Zia hendak mengambil cabai yang cukup matang tangan Zia meraih sesuatu yang kenyal dan sangat berbulu.

"Aaaaaaaaa" teriak Zia membuat tubuhnya menjadi tak seimbang dan terpeleset sehingga Zia jatuh ke tanah yang becek.

Tangan, baju, dan Muka Zia sangat kotor dengan tanah, bahkan badan Zia terasa gatal sekali saat ini.

"Ya ampun apa ulat bulu nya masuk ke baju ku, kenapa sangat gatal" gumam Zia mencoba mengaruk garuk punggungnya.

Zia tak sadar padahal yang membuat badannya gatal adalah tangannya sendiri yang tadi sempat memegang Ulat bulu sehingga gatalnya menyebar ke badannya.

"Zia kamu tak apa" tanya Adam menatap Zia.

"Kau tak lihat Gus aku jatuh" ucap Zia.

"Zia kamu membuat satu pesantren bising karena teriakan mu" ucap Adam.

"Oh ya aku rasa aku berteriak sangat pelan tadi" ucap Zia.

"Kamu kenapa" tanya Adam menatap Zia yang sekarang sedang merasa gatal.

"Gak tau badan ku sangat gatal" jawab Zia sambil menggaruk garuk badannya.

"Apa kau memegang ulat bulu" tanya Adam.

"Ahh Ya aku lupa tadi aku memegang ulat bulu, dan aku menggaruk badanku otomatis aku malah menyebar gatalnya pada seluruh badanku" ucap Zia.

"Keluarlah dari sana sini aku bantu" ucap Adam menyalurkan tangannya untuk membantu Zia.

"Maaf kita bukan Muhrim" ucap Zia meledek Adam dan langsung pergi dari sana.

Adam menggaruk kepalanya padahal tak gatal, Adam mengikuti Zia berjalan masuk kembali ke pesantren.

"Aku lupa" gumam Adam tersenyum tipis.

"Neng Zia kunaon eta meni kalotor kitu" (Neng Zia kenapa itu jadi kotor begitu) tanya Umi yang melihat Zia kotor.

"Zia jatuh Umi, badannya gatal bisa Umi obati" tanya Adam yang menjawab.

"Gatal kunaon" tanya Umi.

"Tadi Zia pegang Ulat bulu Umi" jawab Zia.

"Ayo mandi Zia, kalau sudah mandi Umi akan balurkan obat pada tubuhmu" ucap Adam.

"Ya Umi, maaf cabainya hanya dapat sedikit" ucap Zia.

"Gak papa Zia, mandi dulu ya" ucap Umi.

"Ya Umi" ucap Zia yang langsung pergi dari sana dan langsung mandi.

"Ari kamu ker naon didie Adam" tanya Umi menatap pada Adam yang masih berdiri di sana.

"Ya Umi tadi Adam nuju ngajar tapi Zia teriak jadi Santri menyuruh Adam melihat suara itu" ucap Adam.

"Oh sok atuh lanjut ngajar, makanan sudah siap tinggal oseng cabe yang belum" ucap Umi memperlihatkan Cabai yang baru saja di petik oleh Zia barusan.

"Siap Umi" ucap Adam.

Note: bahasanya campur ya sunda dan Indonesia, kalau ada yang gak paham Sunda Mak Othor pake terjemahannya ya.

Karena mak Othor melatarkan tempat pesantren ini adanya di kampung.

Zia sudah selesai mandi namun dia bingung tak ada baju salin untuknya, Baju gamis pemberian Nita pun sudah numpuk di keranjang cucian.

"Aku harus pakai baju apa" gumam Zia menatap pada gaun selutut yang dia bawa.

"Kalau aku tau pesantren itu seperti ini mungkin aku membawa banyak kerudung dan baju Gamis" gumam Zia lagi.

Zia memakai gaun selutut itu karena tak ada lagi baju untuk Zia pakai.

Zia dengan percaya dirinya keluar dari kamarnya dan berjalan menuju rumah Umi Arum ibunya Adam.

Semua mata menatap pada Zia namun Zia tak memperdulikan mereka karena bagi Zia sudah biasa jika Zia memakai gaun selutut.

"Apa dia tak punya malu".

"Di pesantren dia memakai baju seperti itu, apa dia tak punya malu sedikit saja".

"Orang kota memang begitu".

"Astaghfirulloh".

"Cantik juga kalau suka pamer Aurat buat apa".

" jangan hiraukan dia anggap saja orang gil*".

"Kasihan orang tuanya, gagal mendidik anak".

"Untung saja Abah baik kalau tidak mungkin Wanita itu tak akan di terima di sini".

"Wanita itu anaknya pak Topan dan Bu Nita yang terkenal itu, mereka donatur terbesar di pesantren ini jadi mana mungkin abah menolak".

Begitulah bisik bisik para santriwan dan santriwati yang melihat Zia namun hal itu sampai di telinga Adam.

Dengan cepat Adam mengejar Zia yang sedang berjalan.

Adam membuka Sorban yang melilit di lehernya kemudian Adam menutupi kepala Zia dengan Sorban itu, hal itu tentu saja akan menjadi buah bibir para santri karena kedekatan Adam dengan Zia.

Bahkan tak banyak para santriwati yang merasa cemburu pada Zia karena di perlakukan bak Ratu oleh Adam.

"Jaga Auratmu, masuklah ke rumah Umi akan pinjamkan baju untukmu" ucap Adam.

"Ya Gus pakian ku kotor" ucap Zia.

"Masuklah" ucap Adam.

Zia berjalan kembali melewati Adam dan langsung masuk kedalam rumah Umi.

Adam menatap pada setiap Santri yang menatap Adam dengan tatapan tak suka.

Semua santri hanya menundukkan kepalanya saat di tatap oleh Adam.

Adam kemudian masuk kedalam rumahnya menyusul Zia yang sudah masuk tadi.

"Aku rasa Gus Adam dan wanita itu ada hubungan".

"Mana mungkin Ning Husna lebih cantik dan baik dari wanita itu kenapa harus pilih yang gak baik kalau yang baik saja ada di hadapan mata".

"Ya aku lebih setuju Gus Adam dengan Ning Husna".

Sedangkan di dalam rumah, Zia sedang duduk di Kursi sederhana menunggu Umi yang sekarang sedang mengambil pakian untuknya.

"Cobi anu iye" ( coba yang ini) ucap Umi sambil memberikan gamis warna coklat pada Zia beserta kerudungnya.

"Dimana aku bisa mencobanya" tanya Zia.

"Di kamar Adam saja" ucap Umi.

Zia langsung masuk kedalam kamar Adam karena mendapat ijin dari Umi, namun betapa terkejutnya Zia saat melihat Adam sekarang hendak membuka sarung yang melilit di pinggangnya.

Zia langsung membalikan tubuhnya membelakangi Adam.

"Sedang apa kamu di sini, berani sekali langsung masuk ke kamar" ucap Adam marah pada Zia.

"Maaf tadi Umi yang mengijinkan aku masuk" ucap Zia.

"Gak boleh Zia seorang anak gadis tak boleh masuk ke kamar bujang, pamali" ucap Adam.

"Maafkan aku tapi aku hanya ingin mencoba ini" ucap Zia yang masih membelakangi Adam.

"Huhh baiklah aku akan mengalah" ucap Adam menarik Nafas kasar dan langsung keluar dari kamarnya sendiri.

"Umi kenapa ijinkan Zia masuk, padahal aku sedang di dalam" ucap Adam pada Uminya.

"Oh ya, maafkan Umi Dam umi gak tau kamu di kamar" ucap Umi.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Siti Brtampubolon

Siti Brtampubolon

😀😀😀

2023-12-23

0

Kejora

Kejora

semangat untuk athor..meskipun belum ada yg komen👍💪

2023-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Aziya untuk Ustadz bab 1
2 Bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 Bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 Bab 68
69 bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 bab 72
73 Bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 Bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
132 bab 132
133 bab 133
134 bab 134
135 bab 135
136 bab 136
137 bab 137
138 bab 138
139 bab 139
140 bab 140
141 bab 141
142 bab 142
143 bab 143
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 bab 147
148 bab 148
149 bab 149
150 bab 150
151 bab 151
152 bab 152
153 bab 153
154 bab 154
155 bab 155
156 bab 156
157 bab 157
158 bab 158
159 bab 159
160 bab 160
161 bab 161
162 bab 162
163 bab 163
164 bab 164
165 bab 165
166 bab 166
167 bab 167
168 bab 168
169 bab 169
170 bab 170
171 bab 171
172 bab 172
173 pengumuman
174 promosi Novel Rena
175 promosi Novel Makmum kedua
176 Novel Baru
177 Promosi Novel baru
178 Cerita baru
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Aziya untuk Ustadz bab 1
2
Bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
Bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
Bab 68
69
bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
bab 72
73
Bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
Bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131
132
bab 132
133
bab 133
134
bab 134
135
bab 135
136
bab 136
137
bab 137
138
bab 138
139
bab 139
140
bab 140
141
bab 141
142
bab 142
143
bab 143
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
bab 147
148
bab 148
149
bab 149
150
bab 150
151
bab 151
152
bab 152
153
bab 153
154
bab 154
155
bab 155
156
bab 156
157
bab 157
158
bab 158
159
bab 159
160
bab 160
161
bab 161
162
bab 162
163
bab 163
164
bab 164
165
bab 165
166
bab 166
167
bab 167
168
bab 168
169
bab 169
170
bab 170
171
bab 171
172
bab 172
173
pengumuman
174
promosi Novel Rena
175
promosi Novel Makmum kedua
176
Novel Baru
177
Promosi Novel baru
178
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!