Zia menatap pada bangunan yang ada di depannya itu, terlihat sangat bagus dan bersih, terdapat mesjid yang besar di sana ada juga kelas seperti sekolah yang mempunyai 6 ruangan.
Dan banyak sekali rumah seperti kontrakan di belakang kelas itu, ada juga rumah yang sederhana yang berada di sana.
Dan tujuan Nita dan Topan adalah ke rumah itu, ada seorang wanita paruh baya memakai jilbab sedang menyapu disana.
"Assalamualaikum Umi" sahut Nita.
"Waalaikum salam Bu Nita, hayu masuk" ucap Wanita yang Nita sebut umi tadi.
Mereka masuk Zia dan Nita duduk bersama di kursi rumah itu sedangkan Topan duduk di kursi yang lain, ada laki laki paruh baya berjenggot di tempat itu juga.
Seorang laki laki datang kesana dan menyalami Nita dan Topan serta laki laki paruh baya itu yang sudah Zia yakini kalau laki laki itu anak dari laki laki berjenggot itu.
"Silahkan di minum" ucap Umi menyuguhkan minuman pada Semua orang yang ada di sana.
"Zia salim pada Umi dan Abah" titah Nita.
Zia langsung menyalami tangan Umi dan Abah yang Nita maksud itu, tetapi tak hanya itu yang Zia lakukan Zia juga mendekat pada putra Abah dan Umi dan hendak menyalaminya.
Laki laki itu tak menyahuti tangan Zia yang sekarang sedang mengulur padanya.
Namun bukan Zia namanya kalau tak mendapat jawaban dari orang.
Zia langsung mengambil tangan laki laki itu dan menempelkannya pada kening Zia.
Dengan cepat laki laki itu melepaskan tangannya yang masih menempel pada kening Zia.
"Maaf kita bukan muhrim" ucap laki laki itu.
"What" ucap Zia.
"Zia" ucap Nita sambil tersenyum namun matanya menatap tajam pada Zia.
Dengan cepat Zia kembali duduk ke kursi yang tadi dia duduki.
"Abah maafkan anak saya, Umi maafkan anak saya" ucap Nita.
"Tak apa Bu Nita" ucap Umi sopan.
"Nak Adam maafkan Zia" ucap Nita pada laki laki yang baru saja Zia salami.
"Tak masalah Bu Nita" ucap laki laki yang bernama Adam itu.
"Abah maksud kami datang kesini, kami ingin memasukan Zia ke pesantren Abah kami mohon anak kami ini sudah melewati batas, kami tak bisa lagi mendidiknya" ucap Topan.
"Memangnya kenapa" tanya Abah.
"Zia nakal Abah" jawab Topan sambil melihat pada Zia.
Topan dengan cepat mencolek tangan Nita dan mengkode agar melihat pada Zia.
Nita terkejut karena Zia membuka kerudungnya dan meletakkan nya di kursi.
"Zia pakai kerudungmu" bisik Nita.
"Tapi mah gerah" ucap Zia.
Nita mencubit tangan anaknya itu, karena sudah sangat kesal pada tingkah Zia.
"Aws mah Sakit" ucap Zia meringis kesakitan.
"Abah tolong ijinkan anak saya belajar agama di sini" ucap Topan memohon.
"Pak Topan jangan begitu kami akan mendidik anak bapak agar menjadi lebih baik lagi" ucap Abah itu.
"Terima kasih Abah, Umi sudah mengijinkan Zia tinggal di sini" ucap Topan.
"Tak apa pak Topan kami malah senang karena pesantren ini jadi sangat ramai, ya kan Abah" ucap Umi itu dengan nada yang sopan.
"Ya Umi, kami sangat senang pak Topan bu Nita" ucap Abah.
Mereka semua mengobrol, dan setelahnya Nita dan Topan berpamitan pulang sekalian menitipkan Zia di sana.
"Mah kenapa kalian membawa aku kesini" tanya Zia pada kedua orang tuanya yang sekarang akan pulang.
"Betah lah disini Zia, tuntut ilmu agama dengan baik" ucap Topan.
"Besok mamah akan datang kesini dan membawakan baju serta kerudung untukmu" ucap Nita.
"Umi, Abah kami permisi" ucap Topan dan Nita.
"Ya bu Nita pak Topan hati hati di jalan" ucap Abah.
"Umi saya titip Zia" ucap Nita pada Umi.
"Ya bu Nita saya akan jaga anak Ibu" ucap Umi.
Nita dan Topan pun pergi dari sana karena urusan mereka selesai sedangkan Zia berdiri mematung di sana tak tau harus berbuat apa.
"Nak Zia selamat datang di pesantren semoga kamu betah" ucap Abah pada Zia.
"Ya Om" ucap Zia.
Umi pun terkekeh geli saat mendengar suaminya di panggil Om karena selama ini tak ada yang berani pada Abah bahkan belum pernah ada yang memanggil Abah dengan sebutan Nama.
"Umi antarkan nak Zia ke kamarnya" ucap Abah yang langsung pergi dari sana.
"Ayo nak Zia" ucap Umi.
"Umi" sahut seseorang yang memanggil Umi.
"Ada apa" tanya Umi.
"Umi, imron jeng si Rudi gelut ( Umi imron sama Rudi bertengkar) " ucap laki laki yang di perkirakan masih Smp itu.
"Hayu jeng Umi kaditu ( ayo sama Umi kesana )" ucap Umi.
"Adam" teriak Umi memanggil anaknya.
"Kulan Umi" tanya Adam yang langsung datang kesana.
"Antar Nak Zia ke kamarnya" ucap Umi yang langsung pergi dari sana menuju ke kelas yang katanya ada yang berantem.
"Baiklah apa kita akan berdiri saja di sini" tanya Zia pada laki laki yang bernama Adam itu.
"Ikut aku" ucap Adam.
"Ck laki laki ini sangat sombong" gumam Zia.
"Gus" sapa santri wanita yang berpapasan dengan Adam dan Zia.
"Dia bilang apa? Gus? Nama mu Agus?" ucap Zia sambil tertawa terbahak bahak.
"Diam suara mu menganggu para murid belajar" ucap Adam.
"Ck kau sangat sombong Agus" ucap Zia yang masih terkekeh geli.
Adam membukakan satu pintu yang mirip kontrakan itu.
"Masuklah" ucap Adam yang langsung masuk kedalam.
Kamar itu hanya satu ruangan dan memiliki empat ranjang yang di susun dua,
"Ranjang ini punya Rena dan Gita, kau bisa memilih yang ini kau mau yang atas atau yang bawah" jelad Adam.
"Kamar apa ini kasur tipis, selimut kain, aku gak mau tidur di sini" ucap Zia.
"Terserah, tapi maaf aku harus pergi sekarang, karena laki laki tak boleh berlama lama di kamar santriwati" ucap Adam.
"Tapi Agus" ucap Zia memegang tangan Adam.
Dengan cepat Adam melepaskan tangan Zia.
"Maaf kita bukan Muhrim jadi jangan saling sentuh" ucap Adam yang langsung pergi dari sana.
"Awas kau Agus, untung kau tampan kalau tidak aku sudah pastikan kau akan mendapat bogem mentah dariku" gerutu Zia.
Zia menatap tempat itu dengan jijik karena kotor dan banyak sekali debu disana.
"katanya ada yang isi tapi kenapa kotor begini, lihat apa ini handuk basah berada di atas ranjang, iyuhh jorok sekali" gerutu Zia.
Zia membuka lemari yang kosong karena yang isi di kunci dan ada namanya.
"apa ini lemari kecil dan bau begini apa pakaian ku tak akan kotor jika di masukan kesini" gerutu Zia lagi.
Zia duduk di ranjang bawah sambil menata ke sekeliling.
"mamah aku ingin pulang" teriak Zia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Siti Brtampubolon
😀😀😀😀 zia zia
2023-12-23
0