Saat dimana seluruh wanita sibuk mempercantik dirinya untuk mendapatkan seorang pendamping, tapi wanita ini tidak memperdulikan hal itu, dia hanya fokus pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya saat ini.
Disaat seluruh perempuan tebar pesona kesana-sini, tapi tidak dengan perempuan satu ini. Dia malah berhadapan dengan data-data pasiennya.
Tidak perlu mempercantik diri karena perempuan ini sudah sangat cantik, bahkan sempat menjadi primadona saat SMA, tidak perlu tebar pesona, karena sudah banyak laki-laki yang rela antri untuk dipilih olehnya.
Tapi sayangnya tak satu pun dari mereka ada yang beruntung mendapatkan hatinya. Dia terlalu sulit di dekati, dan untuk menggapai hatinya, tentu butuh perjuangan yang panjang dan melelahkan.
Dialah wanita yang mandiri, sopan, dan sedikit dingin.
Ellena Jung....
Seorang Nona muda dari keluarga terpandang. Sosok mandiri yang menjadi incaran beberapa dokter di rumah sakit ini, namun sikapnya terhadap pria sendiri sangat dingin, sehingga para pria sedikit segan untuk mendekatinya.
Kenapa dia bisa seperti itu?
Hanya dia dan keluarganya yang tahu apa yang terjadi dibalik semua itu. "Dokter Ellena, apa kau sibuk hari ini? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"
"Maaf, Dokter Ahn. Sepertinya tidak bisa, aku sudah ada janji dengan orang lain. Maaf, bisakah Anda menyingkir dari jalanku?!" Kemudian Ellena meninggalkan dokter tampan itu begitu saja.
Dokter Ahn mendesah berat. Ini sudah yang kesekian kalinya Ellena menolak ajakannya. Dia tidak tau kenapa sulit sekali mendekati Ellena, dan dia adalah satu-satunya gadis yang berani menolaknya.
Meskipun penampilannya cupu. Tapi tak sedikit dokter di rumah sakit ini yang mengejar dan mengharapkan cintanya.
🌹
🌹
Ellena yang baru saja pulang bekerja menyempatkan diri untuk singgah sejenak di pusat perbelanjaan. Banyak yang harus dia beli, salah satunya adalah barang-barang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Karena terlalu sibuk bekerja. Sampai-sampai dia tidak menyadari jika berasnya mulai menipis, kulkasnya yang biasanya selalu penuh hampir kosong, bahkan tidak ada mie instan yang tersisa di rumahnya.
Kesibukannya di rumah sakit lah yang membuat Ellena harus mengenyampingkan masalah dan urusan pribadinya, termasuk urusannya dalam berbelanja.
"Ellena..." Gadis cantik itu menoleh setelah mendengar seseorang memanggil namanya, dan mendapati seseorang berlari menghampirinya. "Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Padahal rencananya aku ingin mengajakmu belanja bersama akhir pekan ini!"
Keduanya kemudian berjalan beriringan menyusuri dari rak yang satu ke rak yang lain. Mereka berjalan sambil mengobrol, banyak sekali hal yang mereka bahas, salah satunya adalah Mia yang baru saja putus dengan kekasihnya.
"Rasanya aku masih tidak percaya jika kau dan Roby telah putus, padahal kalian selalu lengket seperti prangko."
"Awalnya aku juga berpikir jika hubungan kami bisa berjalan selamanya, tapi dia malah mengkhianatiku dan kembali pada mantan kekasihnya. Huhuhu, di sini rasanya sakit sekali."
"Makanya jangan terlalu percaya pada kata-kata manis pria. Semua pria itu tidak bisa di percaya. Mereka semua busuk, mereka semua bajingan!! Untuk itu jangan terlalu besar memberikan harapan pada pria, jika kau tidak ingin terluka seperti ini!!"
Pengalaman buruknya dimasa lalu membuat Ellena tak mau lagi mengenal yang namanya cinta. Karena baginya cinta hanyalah hal tabuh yang mudah membuatnya tersesat.
Dan sejak saat itu Ellena memutuskan untuk menutup rapat-rapat pintu hatinya untuk siapa pun. Dia tidak mengijinkan siapa pun untuk masuk apalagi mengusik hidupnya yang kini baik-baik saja. Ellena tak percaya lagi pada cinta.
"Kenapa aku malah di tinggal?! Yakk!! Kenapa aku di tinggal? Ellena, Tunggu aku!!"
-
-
Ellena menjatuhkan tubuhnya yang terasa lelah pada kasur super empuk dan nyaman miliknya. Sekujur tubuhnya terasa lelah, dan dia ingin segera beristirahat kemudian pergi ke alam mimpi.
Baru saja dia hendak menutup matanya. Namun suara dering pada ponselnya langsung membuat kedua matanya kembali terbuka, panggilan dari rumah sakit. Tau jika itu sebuah panggilan darurat, ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.
"Dokter Ellena, segera ke rumah sakit sekarang juga. Terjadi kecelakaan beruntun dan saat ini kita kekurangan tenaga." Ucap seseorang di seberang sana.
"Baiklah, aku akan segera ke sana."
Setelah mengganti pakaiannya. Ellena pun bergegas pergi, ia tidak bisa mengabaikan panggilan kemanusiaan. Sebagai seorang dokter, menyelamatkan nyawa pasien sudah menjadi tugasnya, dan dia akan selalu siap ketika tenaganya di butuhkan oleh rumah sakit.
🌺
🌺
30 puluh menit kemudian Ellena tiba di rumah sakit, semua orang terlihat sangat sibuk. Ellena menghampiri Suster Mirah yang sedang berusaha menyelamatkan nyawa seorang wanita salah satu korban kecelakaan itu.
"Suster Mirah, apa yang terjadi? Bagaimana keadaannya?" Tanya Ellena to the poin.
Suster Mirah menoleh. Kedua matanya sedikit membelalak melihat Ellena dan Sania datang bersama-sama. Ini adalah hal yang sangat langkah. Dan baru kali ini dia melihatnya.
"Kalian datang bersama?" Mirah menatap keduanya bergantian.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Lebih baik selamatkan dulu pasien ini." Ucap Sania menyela ucapan Mirah.
"Selamatkan, Ibuku. Aku mohon, selamatkan Ibuku." Disampingnya, tampak seorang anak kecil tengah menangis tersedu-sedu memohon supaya sister Mirah menyelamatkan ibunya.
"Tenang, Sayang. Kami juga sedang berusaha untuk memberikan yang terbaik, berdoa saja supaya ibunya bisa melewati masa kritisnya." Ucap Ellena mencoba menenangkan.
"Suster Mirah, biarkan aku mencobanya." Ucap Sania, Mirah mengangguk.
"Dokter, Anda datang di waktu yang tepat. Hampir saja aku menjerit frustasi, untung Anda datang tepat waktu," ujar Suster Mirah.
Dokter Sania merupakan salah satu dokter terbaik yang dimiliki rumah sakit ini. Sebenarnya dia dan Ellena bersahabat baik, hanya saja tidak pernah di tunjukkan di depan banyak orang.
"Dokter Ellena, kau yang membantuku di ruang operasi." Ucap Sania yang kemudian di balas anggukan oleh Ellena.
Ellena dan Sania pergi ke ruang operasi. Kali ini Sania lah yang akan menjadi pemimpin dalam operasi tersebut.
Bisa saja Ellena mengambil alih operasi tersebut, tapi jika dia melakukannya. Maka rahasia yang dia simpan selama ini akan terbongkar dan semua orang akan mengetahui tentang kehebatannya di dunia medis.
Karena yang orang tau, Ellena hanyalah dokter biasa tanpa kelebihan apa-apa. Kecuali Sania, hanya dia satu-satunya orang yang tau tentang rahasia Ellen.
.
.
Setelah dua jam. Akhirnya operasi besar itu berhasil Sania selesaikan. Operasi berjalan lancar dan nyawa pasien yang sempat kritis akhirnya berhasil diselamatkan.
"Sebaiknya kau istirahat dulu, Ell. Kau terlihat lelah." Ucap Sania yang kemudian dibalas anggukan oleh Ellena.
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu." Sania mengangguk. Wanita itu lantas berbalik dan kembali ke ruang prakteknya.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
afikamanisih Manisih
adakah sekuel sebelum ini
2022-12-16
0
Asyatun 1
lanjut
2022-12-06
2
sella surya amanda
lanjut
2022-12-06
2