Dokter Cantik Milik Tuan Kevin
"Sayang, Mama mohon jangan pergi, jangan tinggalkan Mama, Nak" pinta Nyonya Jung memohon.
"Maaf, Ma, tapi aku harus tetap pergi. Aku akan membuktikan pada Papa jika aku bukanlah gadis manja yang bisanya cuma menghabiskan Uangnya saja. Akan aku buktikan, jika aku bisa hidup meskipun tanpa bantuan kalian berdua!!"
"Nak, tunggu. Mama, mohon jangan pergi!!" nyonya Jung berusaha mengejar putrinya tapi dihentikan oleh suaminya.
"Jangan dihentikan, biarkan saja dia pergi, aku ingin melihat apakah dia benar-benar mampu hidup tanpa bantuan kita!!"
Nyonya Jung hanya bisa menangis melihat kepergian putrinya. Apa yang dia takutnya akhirnya menjadi kenyataan juga, sama seperti kedua Kakaknya akhirnya putrinya pergi juga.
Nyonya Jung lantas berbalik dan menatap tajam suaminya. "Kau benar-benar Ayah yang tidak berhati, bagaimana bisa Kau membiarkan putrimu sendiri pergi?! Apa tidak cukup kau membuat kedua anakku pergi? Dan sekarang kau biarkan dia pergi juga. Lama-lama kau membuatku muak, Jung Hilman!!!"
Dengan berurai air mata, nyonya Jung meninggalkan suaminya begitu saja. Dia benar-benar marah pada pria itu karena telah membiarkan putrinya pergi.
🌺
🌺
Gadis itu menutup matanya dan mendesah berat. Lagi-lagi Iya teringat pada hari itu, hari dimana dia memutuskan untuk meninggalkan semua kemewahan yang dia miliki demi membuktikan pada ayahnya jika ia juga bisa hidup mandiri tanpa embel-embel keluarga Jung.
Gadis itu melepas kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Dia terus menatap pantulan dirinya di cermin, benar-benar terlihat buruk.
Demi menyembunyikan identitasnya sebagai Nona besar keluarga Jung, bahkan ia sampai rela merubah penampilannya menjadi sedikit lebih cupu. Kacamata dan rambut ekor kuda yang kini menjadi ciri khasnya.
Bukan hanya penampilannya yang dia ubah, bahkan dia juga mengganti namanya. Di rumah sakit dia di kenal sebagai Dokter cupu tanpa marga.
Cklekk...
Suara decitan pintu toilet dibuka sedikit menyita perhatiannya, dengan segera gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati 2 rekan kerjanya berjalan menghampirinya.
"Aku pikir siapa yang ada di toilet, ternyata seorang itik buruk rupa." ucap salah satu dari kedua perempuan itu.
Namun tak ada tanggapan dari gadis itu. Dia sangat malas meladeni mereka berdua. Karena bukan hari ini saja mereka mencari masalah dengannya, bahkan hampir setiap hari.
Tanpa mengatakan apapun, dokter muda itu berjalan meninggalkan toilet dan pergi begitu saja. Bahkan dia tidak menghiraukan kedua seniornya tersebut. Dia terlalu malas berurusan dengan mereka berdua.
"Maaf, apa diantara kalian bertiga ada yang melihat dokter Jung?" seru seorang perawat dari arah pintu.
"Untuk apa kau mencari dokter tidak kompeten itu? Paling-paling dia langsung pulang dan bersenang-senang dengan teman laki-lakinya, lagipula inikan bukan jadwalnya untuk sebuah operasi besar." Sahut seorang perempuan bernama Amanda.
"Jangan sembarangan bicara!! Sebaiknya jangan menyebar fitnah jika kau tidak tau apa-apa!!" Sahut gadis berkaca mata itu menyahuti. Lalu pandangannya bergulir pada suster itu. "Ada apa suster Mirah?"
"Pasien kamar nomor 102 ruangan Anggrek mengalami kejang. Siapa pun yang tidak sibuk, bisakah ikut aku kesana untuk memeriksanya," ucap suster itu memohon.
"Kami sibuk!!" Sahut Amanda.
"Biar aku saja, ayo kita periksa." Ia pun dan suster Mirah bergegas menuju ruangan anggrek untuk memeriksa keadaan pasien yang mengalami kejang.
Setibanya di ruangan itu. Dokter muda itu melihat pasien yang dimaksud sedang kejang-kejang, membuat kasur rawat itu berdecit kuat. Beberapa perawat sedikit menahannya. Lalu dia dan suster Mirah menghampiri mereka.
"Apa yang terjadi?" tanya dokter berkaca mata tersebut.
"Kami juga tidak tau, Dokter. Tiba-tiba pasien ini mengalami kejang. Dan kami hendak memberikan obat penenang." Terang salah seorang perawat di dalam ruangan tersebut.
"Hentikan, tidak perlu diberi obat penenang!!" Seru dokter bernama tag Ellena itu.
Semua menengok, melihat Ellena dan menatapnya dengan tatapan bertanya. Dia baru saja melarang perawat itu untuk memberikan obat penenang. "Jangan tahan kejang-kejangnnya! Itu malah akan membahayakan pasien!" kata Ellena.
"Tapi kenapa, Dok? Apa kau tau! Dia kenapa?!" tanya Mirah sambil menatap Ellena penasaran.
"Epilepsi" semua menengok dan menatap kearahnya, Ellena pun segera memberi penjelasan.
"Hal itu biasanya ditandai kejang-kejang secara tiba-tiba, lebih baik biarkan saja sampai ia diam... kalau tak diam selama lebih dari lima menit, kita baru boleh memberikan penenang!" kata Ellena menjelaskan.
Semua saling berpandangan dan melepas pandanga mereka pada dokter cantik itu."Yang penting! Jangan biarkan ia sampai jatuh" Imbuhnya.
Setelah 1 menit, pasien itu tak mengalami kejang lagi, ia sedikit terengah-engah. Ellena lalu mendekatinya dan memeriksa mulutnya, dan mengarahkan telinganya di dada pasien.
"Keadaannya kembali stabil..." Dokter Ellena tersenyum.
Kemudian Ellena dan Mirah meninggalkan ruangan inap pasien tersebut. Masih banyak pekerjaan yang harus Ellena selesaikan, begitu pula dengan Mirah.
"Wah, wawasanmu sangat luas, Dokter. Seharusnya kau dijuluki sebagai salah satu dokter terbaik di rumah sakit ini. Kami tidak terlalu paham jika Epilepsi di tandai dengan kejang tiba-tiba seperti pasien itu tadi."
"Kau terlalu memuji, suster Mirah. Aku hanya dokter umum tanpa prestasi apapun, jadi mana mungkin bisa mendapatkan gelar sebagai dokter terbaik. Aku hanya sedikit tau saja tentang epilepsi. Jika dibandingkan dengan dokter senior disini, tentu aku tidak ada apa-apanya." Ujar Ellena panjang kebar.
"Kau terlalu merendahkan diri, Dokter Ellena. Baiklah, mari kembali bekerja." Dan Ellena mengangguk.
-
-
Seorang pria baru saja meninggalkan ruangan rapat. Pria lain tampak berjalan di belakangnya sambil membawa sebuah agenda di tangan kirinya. Sesekali dia terlihat membetulkan letak kaca matanya.
"Presdir, hari ini ada pertemuan penting dengan QL Group. Mereka ingin agar Anda sendiri yang menemui mereka," ucap pria berkaca mata itu tanpa menghentikan langkahnya.
"Aku tidak bisa, aku sudah ada janji lain. Suruh Max saja yang menggantikan ku, dia cukup bisa diandalkan!!"
"Tapi, Presdir..."
"Jika mereka keberatan, maka batalkan saja kerjasamanya. Toh kita juga tidak akan rugi!!" Pria itu berkata dingin lalu masuk ke dalam ruangannya. Dan pria berkacamata itu tetap berjalan mengekor dibelakangnya.
Ting...
Sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya sedikit menyita perhatiannya. Lantas ia membuka pesan tersebut dan membacanya. Ternyata dari kakaknya.
"Ingat, untuk menjenguk Kakek di rumah sakit hari ini!!"
Kevin meletakkan ponselnya dan mendecih sebal. Segera ia menghubungi Sean, agar kakaknya itu tidak terus-terusan mengalaminya bekerja. Tapi ponsel Sean malah tidak aktif. Tak kehabisan akal, kevin mengirimkan voice note.
"Berhentilah menggangguku bekerja, Sean. Aku tidak pikun dan ingat untuk menjenguk pak tua itu!!"
Sebenarnya Kevin sangat malas untuk pergi ke rumah sakit, sejak awal hubungannya dan kakek lu memang tidak terlalu baik. Itulah yang menjadi salah satu alasan Kevin malas pergi ke rumah sakit.
"Presdir, apa saya sudah boleh pergi sekarang?"
Kevin mengangkat wajahnya dan menatap pria berkacamata itu dingin."Memangnya perlu izin dari ku ya? Kalau ingin pergi ya pergi saja dan selesaikan pekerjaanmu!!"
Pria itu tidak merasa tersinggung ataupun dengan ucapan dingin atasannya. Memang begitulah Kevin, dia terlalu dingin dan bermulut tajam. Lantas ia membungkuk dan meninggalkan ruangan atasannya.
Kevin mendengus berat, dia tidak ingin terlalu memusingkan masalah kesehatan kakeknya dan kembali fokus pada pekerjaannya. Toh sudah ada Sean yang menjaganya.
-
-
Jam dinding baru saja menunjuk angka 16.00. Ellena baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang. Tapi suara decitan pada pintu ruangannya sedikit menyita perhatiannya.
Gadis itu mengangkat wajahnya dan mendapati seorang wanita berjalan menghampirinya. "Senior, kau masih belum pulang? Tumben kau menemuiku di jam segini, apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Ellena memastikan.
Alih-alih menjawab, wanita itu malah memberikan sebuah undangan pada Ellena."Aku harap tahun ini kau tidak melewatkannya lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, Ell."
Ellena mengambil nafas panjang dan menghembuskannya. "Bukankah senior tahu sendiri jika aku sangat membenci keramaian, lagipula kedatangan manusia buruk rupa seperti ku hanya akan mengajarkan pesta tahunan saja!!" jelas Ellena.
"Kali ini aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi, Ellena. Malam ini jam 7 harus datang tepat waktu!! Jika tidak aku tidak mau bicara lagi denganmu, dan satu lagi, presdir dari Xi Empire juga datang loh. Kepala Rumah sakit yang mengundangnya,"
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Siapa tahu malam ini akan menjadi malam keberuntunganmu. Apa kau tidak lelah terus-terusan disebut sebagai Jones?!"
"Memangnya apa buruknya seorang jomblo? Ini adalah pilihanku dan aku masih belum siap untuk memulai hubungan lagi,"
Bagaimanapun juga Ellena pernah terluka dan terhianati oleh yang namanya cinta. Dan itulah yang menjadi alasan kenapa dia masih sendiri sampai saat ini.
"Ellena, kau baik-baik saja?"
Gadis itu mengganggu. "Ya, aku baik-baik saja senior," Ellena tersenyum.
"Baiklah, aku tunggu malam ini. Tidak ada alasan lagi pokoknya kau harus datang!!"
"Iya iya dasar cerewet,"
"Ya sudah aku pergi dulu," wanita itu kemudian meninggalkan ruangan Ellena.
Ellena pun segera bersiap-siap untuk pulang, dia masih harus pergi ke Boutique untuk membeli gaun yang akan dia kenakan malam ini.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-16
0
Debbie Teguh
ellena ktnya cupu dan ganti nama?
2023-03-07
0
Franda Frans
hai cantik ,, kayanya kamu kebanyakan mikir ya sampai di 3judul novel kamu aga lumaya taipo nya ,,
2022-12-14
1