Awalan pagi adalah awalan aktivitas semua orang yang berhenti menjadi berjalan lagi, ntah itu berjalan lebih baik atau semakin buruk kebelakang, semua itu butuh waktu untuk berkembang.
Ketukan pintu membuat Riana terbangun dari tidurnya, ia melihat jam yang menunjukkan waktu masih subuh, dengan malas Riana membuka pintu.
Gadis kecil itu melihat kakak perempuannya yang terlihat sangat semangat, melihat hal itu Riana mengerjapkan matanya heran, tumben kakak perempuannya mau menemui dirinya?
"Kenapa kak? Riana masih ngantuk." Riana menguap mengantuk, ia sangat ingin tidur sebab kemarin sore kegiatannya sangat menghabiskan energinya.
"Ish jorok banget jam segini tidur, cepetan siap-siap hari ini kita lari pagi, mumpung masih subuh masih ada waktu, kalau kesiangan nanti gak bisa berangkat sekolah." Jelas kakak perempuannya, yang di dapat anggukan ringan Riana, walaupun ia masih bingung, tumben sekali kakaknya mau mengajak dirinya? biasanya dia kan cuek, sinis, dan sering marah-marah dengannya.
Pikiran Riana masih mengambang entah kemana, tapi dia dengan cepat bersiap-siap diri takut kakaknya menunggu lama.
"Udah siap kak, ayo kak." Riana dengan langkah riang mendekati kakaknya, dan jangan lupa wajah itu sekarang tersenyum bahagia.
"Ikuti kakak ya."
Riana mengikuti kakak perempuannya dari belakang, tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengintip interaksi mereka, itu Mark.
Yah, kali ini dia tidak menginap di rumah Jevano lagi, padahal dia ingin ke dapur, tapi secara tidak sengaja melihat kejadian ini, dengan cepat Mark mengganti baju menjadi baju untuk olahraga.
Dengan wajah khawatir, Mark mengikuti mereka, tapi mereka ternyata sudah jauh! dan dia kehilangan jejaknya.
"Gadis kecilku, kamu pasti baik-baik aja kan?" batinnya dalam hati.
Mark tahu betul bagaimana sifat adik perempuannya yang sudah dewasa itu, ia tidak akan membiarkan orang lain yang merusak matanya akan di depannya, karena mengetahui sifat ini Mark jadi tidak suka bergaul dengan dia.
Kembali lagi dengan Riana dan kakak perempuannya, mereka sepertinya menuju tempat sesuatu, seperti markas? sepertinya iya, karena banyak teman-teman kakaknya yang sudah menunggu.
"Woy, Elfi Lezira Sevilla! lama banget lo, siap-siap buat lari lagi, apa siap-siap olahraga malam?!"
Elfi hanya mendelik tak suka ketika sahabatnya menyindir seperti itu, ia hanya bersabar dan bersikap baik, agar tidak ada pertengkaran tidak perlu.
"Kak Elf, beneran Riana diajak lari pagi?" Riana bertanya dengan penasaran, sebab ini adalah pertama kalinya.
"Benerlah, buktinya Elfi ngajak lo." entah hanya perasaan Riana atau tidak, ia merasakan perasaan dingin ketika mereka semua menatap dirinya.
"Udah ayo cepetan!" Elfi berkata dengan terburu-buru, mereka lalu mulai berjalan santai sebentar-sebentar berlari kecil.
Beberapa menit kemudian, Riana sudah mulai merasa lelah ia lalu melihat kearah sekitar, ternyata ia sudah sangat jauh dari rumah, tapi ini dimana?!
"Kak, Riana lelah kak." keluhnya tapi tidak didengar, setelah beberapa saat mereka berhenti.
Kawasan mereka berhenti sangat sepi, dan ada kebun yang sangat lebat pohon-pohonnya disekitar, tiba-tiba Riana ditarik paksa oleh kakaknya menuju kearah situ.
Pagi yang masih terlihat malam, ketika ditarik ke untuk ke dalam, Riana merasakan krisisnya, sepertinya tidak ada yang beres disini.
"Kak, lepasin kak, kakak mau ngapain? kita ngapain juga kesini?" Riana berusaha melarikan diri tapi dirinya ternyata juga dipegang oleh beberapa teman kakaknya.
"Diam, lo akan merasakan akibatnya Riana Amelia Lestari!" ucap kakaknya penuh penekanan, Riana melihat kakaknya begitu menakutkan membuat hatinya jatuh lagi, ia kecewa!
Sesampainya ditengah kebun yang penuh lebat akan pepohonan, mereka mendorong Riana membuat ia terjatuh tersungkur, setelah itu kakak perempuannya menginjak salah telapak tangannya, membuat Riana meringis kesakitan.
"Kak, sakit kak, Riana salah apa kak?"
Mendengar pertanyaan konyol itu, Elfi tertawa lepas, yang mendengarnya pasti akan merinding, bahkan teman-temannya terlihat sedikit mengambil langkah mundur.
"Lo nanya salah apa? salah lo itu lahir di keluarga gua! Semenjak lo lahir, gua udah gak dipedulikan lagi sama orangtua, dan lebih bikin gua cemburu tuh lo selalu aja dapat perhatian Abang Mark! itu yang bikin gua benci sama lo!"
Dibentak kakaknya sendiri itu menyakitkan, ia tidak tahu apa-apa tapi tiba-tiba dibenci tanpa alasan seperti ini, padahal ia ingin bergaul dengan kakaknya lebih dekat, seperti biasa kemauannya berjalan tidak sesuai ekspektasi.
Elfi menarik rambut Riana kuat-kuat, membuat gadis kecil itu berteriak kesakitan, membuat suara menakutkan di kebun itu, suaranya menggema!
"Setelah ini, gua harap lo gak usah caper lagi ke bang Mark, awas aja kalau gua ngeliat lo deket sama dia lagi, gua akan bikin hidup lo gak tenang, cabut girls."
Elfi mendorong kepala Riana lebih keras menuju ke arah suatu batu, dan membuat kening Riana berdarah, setelah itu ia pergi meninggalkan Riana sendirian, tak peduli jika Riana tersesat, toh itu sesuai harapannya.
"Kenapa? Kenapa?!! Riana capek, Riana enggak kuat!" Air matanya menetes tanpa henti, ia kecewa sangat kecewa kepada kakaknya.
Riana melepaskan semua emosinya disini hanya dengan menangis dia selalu merasa lebih baik, tidak peduli jika ia masih berada di kebun yang terlihat menakutkan ini.
Setelah tenang Riana menarik nafasnya panjang-panjang, berusaha untuk menenangkan hatinya yang berantakan, Riana mengusap keningnya yang mengeluarkan darah, itu sudah kering.
Salah satu telapak tangan Riana yang sakit, juga mulai terasa tidak sakit lagi, ia lalu mengambil beberapa langkah, tapi ia merasakan mereka.
Itu adalah sebuah kelebihan atau kekurangan yang dimiliki oleh Riana, Riana bisa merasakan energi dari mahkluk dunia lain, atau yang biasa disebut orang-orang adalah hantu.
Ia hanya bisa merasakan energi mereka jahat atau tidak, itu juga bisa merasakan dimana mereka berada, tapi ia tidak bisa melihatnya, terkadang Riana juga melihat sekelebat bayangan, membuat Riana yakin bahwa ia memiliki kemampuan itu tapi hanya kemampuan dasar saja.
"Bisakah kalian membantuku? aku tahu kalian baik, tolong, aku sudah lelah dengan ini." Riana berkata dengan lemah, dan suara serak yang membuatnya terlihat semakin menyedihkan.
Riana merasakan ada energi di depannya, dan ia mulai mengikutinya, Riana hanya menghela nafas lega, ia benar-benar tidak tahu dimana arah jalan pulang.
Sesampainya di luar hutan, sudah terlihat jalan rayanya, hati Riana yang tegang akhirnya lega.
"Terimakasih, kamu hanya bisa sampai disinikan? aku tau tempatmu di kebun itu kan? kamu tidak bisa meninggalkan tempatmu."
Energi yang berada disekitar Riana akhirnya menghilang, membuat Riana menjadi jatuh terduduk. hanya ketika mereka muncul energi dalam Riana terasa tersedot oleh energi mereka membuatnya lemas seperti ini.
Ini adalah kemampuan rahasianya, tidak ada yang mengetahui, bahkan abang yang paling dekat dengan dia tidak mengetahui, kemampuan ini sudah ada sejak kecil, Riana sebenarnya sudah diganggu sejak bayi, tapi Riana waktu itu sudah mengetahui tentang hantu entah darimana, jadi hanya diam ketika diganggu, toh dia juga tidak bisa melihat mereka.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments