Tamu tak diundang

Di sebuah kastil kuno yang sangat megah, terdapat huruf-huruf berusia berabad-abad yang tertempel di dinding kastil.

Di kastil terdapat meja bundar besar dan tujuh kursi mewah di sekeliling meja bundar.

Tiga orang pria sedang duduk di kursi mewah dan mereka memiliki satu ciri yang sama pada tubuh mereka,ialah memiliki telinga yang runcing memanjang ke belakang.Yang merupakan ciri khas dari ras kegelapan.

"Licht...Apa kamu sudah membangkitkan mereka berempat" Kata pria yang menggunakan mantel berwarna putih dan memakai kalung berbentuk hati di lehernya.

"Membangkitkannya hal yang mudah..Masalah utamanya ingatan mereka tidak bisa pulih" Kata pria yang menggunakan mantel berwarna hijau dan memiliki tato hati di bawah mata kanannya.

"Ini aneh..Kenapa hal ini bisa terjadi?" Kata pria yang menggunakan mantel berwarna biru dan memiliki bekas luka dibagian lehernya.

"Aku menduga ini akibat dari serangan Void Magic"

"Apa"

"Cih..Sihir kuno kah...Ini merepotkan"

"Licht..Apa yang harus kita lakukan?...Bila tidak di tangani dengan benar akan berakibat fatal bagi kita"

"Asta yang kamu katakan benar..Aku ingin kamu menyelidiki semua tentang Pangeran Zeldris" Kata Licht dengan tenang.

"Hah...Licht apa kamu sudah gila..Pangeran Zeldris sangat tidak penting di Dinasti Fernandes..Kita hanya membuang buang waktu saja" Kata Asta dengan remeh.

"Asta kamu akan mati bila meremehkannya...Pangeran Zeldris tidak sederhana yang kamu pikirkan..Naluriku memberitahuku bahwa Pangeran Zeldris sangat berbahaya" Kata Licht dengan serius.

"Apa kamu mencurigainya yang membunuh Clavis dan Marius?"

"Iya..Dia tersangka paling utama" Kata Licht dengan tegas.

"Licht..Berikan tugas ini kepada Treaser saja...Tugas ini sangat membosankan bagiku" Kata Asta dengan malas.

"Baiklah...Treaser...Aku serahkan tugas ini kepadamu" Kata Licht dengan serius.

"Oke" Kata Treaser dengan tegas.

Hutan Západ,tempat terjadinya perang antara Kerajaan Celiana dan Kekaisaran Namnasca.

"Terima kasih atas bantuannya...Tuan Zeldris" tambahnya.

"Tidak masalah" Kataku dengan tenang.

"Asuna...Sepertinya kamu mengenal suamiku"

Kata Mikasa dengan curiga.

"Tentu saja aku mengenalnya...Dialah yang menyelamatkanku empat tahun yang lalu" Asuna berkata dengan senyum bahagia.

"Apa" Kata Mikasa dengan teriakan terkejut.

"Mikasa...Ada apa?" Kataku dengan bingung.

"Sayang..Aku akan berbicara berdua dengan Asuna..Kamu tunggu disini!" Kata Mikasa dengan tegas.

Sebelum aku bisa bereaksi,Mikasa sudah berlari ke dalam hutan sambil meraih tangan Asuna.

Mikasa bertingkah aneh..Apa yang terjadi?. Gumamku.

"Tuan Zeldris...Aku tidak menyangka ternyata kamu seorang serigala sejak kecil" Kata Mine dengan menyeringai.

"Hah..Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan" Kataku dengan bingung.

"Tuan Zeldris tidak perlu tahu" Kata Mine dengan senyum menggoda.

Hah...Benar kata ayah...Wanita kadang kadang akan bertingkah aneh...Lebih baik aku mengikuti saran ayah...Tidak ikut campur masalah para wanita. Gumamku.

"Rudra..Saatnya kamu untuk mati..Void Dimension" Kataku dengan dingin.

Rudra langsung lenyap seperti debu,melihat hal ini,Asura menggigil ketakutan.

"Adapun Asura...Aku akan menyerahkan masalah ini kepadamu dan Mikasa untuk memutuskan!"

"Ya Tuan Zeldris" Kata Mine dengan jelas.

..

"Asuna..Tuan Zeldris adalah suamiku..Sebaiknya kau menyerah saja dengan cinta pertamamu" Kata Mikasa dengan jelas.

"Aku tidak menyangka kamu memiliki pikiran yang begitu sempit" Kata Asuna dengan jengkel.

"Aku mengenal Tuan Zeldris sebelum kamu!..Kamu tidak berhak melarangku untuk mencintai Tuan Zeldris" tambahnya.

"Tidak perduli apa yang kamu katakan..Singkirkan pikiranmu tentang Tuan Zeldris" Kata Mikasa dengan tegas.

"Yoi..Kedua wanita cantik..Apa kalian bersedia menghabiskan waktumu malam ini bersamaku" Kata pria itu dengan senyum vulgar.

Cling...

Mikasa dan Asuna menghunuskan pedangnya ke arah tamu tak diundang itu.

Mereka menyadari pria ini sangat berbahaya,dia bisa muncul di dekat mereka tanpa diketahui.

"Ayolah..Lebih baik kita bersenang-senang daripada bertarung..Jangan khawatir..kalian berdua pasti akan menikmatinya..Hahaha"

Tap tap tap..

"Asta kita tidak punya waktu buat main - main" Kata pria itu dengan kesal.

"Licht..Mereka berdua sangat cantik..Sangat disayangkan bila tidak mencicipinya"

Slash..

Asuna mengayunkan pedangnya menyilang, namun tebasan itu dengan mudah dihindari oleh pria bernama Asta,bahkan dia mengelak tanpa melihat arah serangan pedang.

Melihat hal itu Asuna sangat marah,dia menggunakan tebasan ganda yang ditujukan ke jantung dan perut Asta secara bersamaan.

Asta hanya tersenyum melihat itu dan menjentikkan tangan kanannya.

"Eternal Dark" Kata Asta dengan jelas.

Tebasan ganda langsung menghilang ditelan oleh kegelapan.

Keringat dingin membasahi tubuh Asuna, karena dia menyadari bahwa pria di depannya memiliki kekuatan yang tidak masuk akal.

Mustahil baginya dan Mikasa untuk melarikan diri dari pengejarannya jika mereka ingin melarikan diri.

Mikasa juga sangat cemas dan khawatir melihat serangan Asuna dapat ditangani dengan begitu mudah.

Asta menatap Asuna dengan tatapan vulgar yang membuat Asuna menggigil ketakutan.

"Hahaha..Tidak perlu takut..Aku akan memperlakukanmu dengan lembut"

"Bajingannn.." Kata Asuna dengan teriakan marah.

Mendadak Mikasa muncul di belakang Asta dan mengayunkan pedangnya yang diselimuti dengan "Massacre Magic",namun serangan tersebut menghilang sebelum mengenai tubuh Asta.

Meski serangan mendadaknya gagal,dia tidak menyerah,dia secara bertubi - tubi menebas Asta secara acak.

Tetap saja,serangannya akan selalu menghilang sebelum mengenai tubuh Asta.

Asuna juga tidak mau kalah,dia memadatkan seluruh sihir ke dalam tubuhnya yang membuat tubuhnya seringan bulu.

Dengan serangan Asuna yang secepat cahaya dan serangan Mikasa yang bertubi - tubi dan tidak bisa ditebak,membuat Asta harus mengeluarkan kekuatan ekstra.

"Hahaha..Luar biasa..Aku semakin menginginkan kalian" Kata Asta sambil tertawa keras.

Slash..

Serangan kejut yang sangat cepat melukai perut Asta, dia jatuh berlutut dan memuntahkan darah.

Terlihat serangannya begitu kuat hingga langsung melukai Asta secara serius.

Licht mengerutkan keningnya,dia bahkan tidak mengharapkan serangan mendadak itu.

Tap tap tap..

"Bajingan..Siapa kamu?" Asta berkata dengan marah.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku..Yang harus kamu tahu adalah mereka berdua adalah istriku" Kataku dengan dingin.

Mendengar Zeldris menyebutnya sebagai istrinya membuat Asuna sangat bahagia dan memberinya keberanian,dia berlari ke pelukan Zeldris dan berkata.

"Sayang..Aku senang kamu datang" Kata Asuna sambil menangis di pelukanku"

Mikasa terkejut dengan tindakan berani Asuna,meskipun Asuna dan Zeldris sudah saling kenal sejak lama,hubungan mereka hanya sebatas teman.

Awalnya aku terkejut dengan tindakan Asuna yang tiba tiba memelukku,tetapi setelah melihat daun telinganya memerah dan mendengar detak jantungnya yang berdetak sangat kencang,aku tahu apa yang sedang terjadi.

"Asuna..Aku ingin kamu menjadi istriku yang sesungguhnya..Apa kamu bersedia?" Kataku dengan pelan di samping telinganya.

"Aku bersedia" Kata Asuna dengan sangat pelan.

Sekarang aku mengerti kenapa Mikasa bertingkah sangat aneh,mungkin ini jawabannya.Gumamku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!