Penguasa Kekosongan

Penguasa Kekosongan

Penculik yang malang

Di sebuah kastil yang indah dan megah dengan berbagai ornamen klasik yang menghiasi ruangan tersebut.

Terdapat seorang pria yang mengenakan pakaian putih bermotif emas duduk di singgasana.

Pria tersebut sekitar berusia 36 tahun, dia memiliki wajah yang tampan dan mempunyai rambut berwarna putih salju yang menjadi ciri khas dari Ras Surgawi Kuno.

Matanya memancarkan niat membunuh yang dalam, pria tersebut adalah Reglia Fernandes, Penguasa dari Dinasti Fernandes.

Seorang pria yang berusia sekitar 37 tahun, berlutut di hadapan Reglia, dia mengenakan baju besi hitam yang megah.

Pria tersebut memiliki pupil mata berwarna hijau yang menjadi ciri khas dari Ras Malaikat, aura mematikan terpancar di tubuhnya dan dia berkata.

“Maaf Tuan..Kami belum menemukan keberadaan Pangeran Zeldris dan Putri Elise” jelas pria itu dengan suara rendah, pria tersebut adalah Tetsu Grinwood, Jenderal dari Dinasti Fernandes.

"Kamu harus menemukan mereka berdua secepat mungkin!" jelas Reglia, ayah dari Zeldris dan Elise.

"Yakinlah Tuan..Kami akan segera menemukan keberadaan Pangeran Zeldris dan Putri Elise" jawab pria itu dengan tenang.

Tok..tok..tok..(ketukan pintu)

"Masuk" Reglia berkata.

"Tuan...Permaisuri Arcana keluar istana dengan membawa sejumlah prajurit untuk mencari Pangeran Zeldris dan Putri Elise" jelas prajurit itu.

"Tetsu kumpulkan prajurit sekarang..Aku akan ikut denganmu untuk mencari Zeldris dan Elise"

"Baik Tuan"

Di tengah hutan yang diterangi bulan purnama disertai hujan gerimis, sekumpulan prajurit berlari dengan kecepatan sangat tinggi.

Hutan yang licin karena hujan tidak mengurangi kecepatan mereka, yang paling mencolok sekumpulan prajurit tersebut adalah pemimpin mereka wanita yang sangat cantik, wanita tersebut mempunyai rambut berwarna merah darah yang menjadi ciri khas dari Ras Iblis Kuno.

Dia mengenakan gaun istana berwarna putih salju yang menambah pesonanya, wanita tersebut adalah Permaisuri Arcana.

Permaisuri Pertama dari Dinasti Fernandes.

Permaisuri Arcana terkenal di berbagai semesta sebagai Permaisuri kesempurnaan, karena kecantikannya tersebut dapat memicu perang antar semesta.

Tiba - tiba Arcana berhenti dan mengepalkan tangan gioknya yang seputih salju, memukul gunung di dekatnya yang mengakibatkan gunung tersebut menjadi rata dengan tanah, serangan tersebut menyebabkan seluruh hutan bergetar dan dia berkata.

"Keluar kau bajingan..Percuma bersembunyi dari ku" kata Arcana sambil memancarkan niat membunuh yang tebal, para prajurit yang berdiri di belakangnya gemetar ketakutan.

"Pantas saja kau dipanggil Permaisuri Kesempurnaan..Saat marah pun tetap terlihat sangat cantik..Hahaha" kata pria itu sambil tertawa.

Pria tersebut sekitar berusia 25 tahun, dia mempunyai telinga yang runcing memanjang ke belakang yang menjadi ciri khas dari Ras Kegelapan, dia mengenakan setelan jas berwarna abu-abu.

"Aku menggunakan Hide Magic...Bagaimana kau mengetahui keberadaanku?" Kata pria tersebut dengan bingung.

(Hide Magic : Sihir yang bisa menyembunyikan keberadaan seseorang)

"Aku bisa mencium bau Zeldris pada dirimu" Arcana berkata dengan tenang.

"Hah" Kata pria tersebut dengan aneh

"Kamu siapa...Kenapa kau menculik kedua anakku?" Arcana berkata dengan marah sambil menyipitkan matanya.

"Yami Treadese dari Tujuh Penguasa Kematian..Permaisuri Arcana aku akan melepaskan kedua anakmu...Kalau kalian Dinasti Fernandes tunduk pada Tujuh Penguasa Kematian" Yami berkata dengan nada sombong.

"Apakah kamu idiot?" Arcana berkata dengan nada kesal.

"Permaisuri Arcana..Nyawa kedua anakmu ada di tanganku apa kau lupa" Yami berkata nada tenang.

Setelah Yami menyelesaikan kalimatnya, tiba - tiba Arcana muncul di depannya dengan kecepatan cahaya dan menyerang Yami dengan kepalan tangannya secara brutal.

Yami yang terkena serangan itu tubuhnya hancur berkeping-keping dan hanya tersisa kepalanya saja, Arcana mendekati mayat Yami dan menyentuh kepalanya dan berkata pelan.

"Soul Magic"

(Soul Magic : Sihir Jiwa bisa melihat ingatan target)

Setelah menjelajahi ingatan Yami melalui "Soul Magic", Arcana langsung berlari sangat cepat menuju tempat Zeldris dan Elise berada.

Seorang pria berjalan menyusuri lorong bawah tanah yang remang-remang.

Dia terlihat berusia 25 tahun, matanya tajam dan tubuhnya tegap, dia berhenti di aula yang megah, di aula tersebut terdapat seorang pria yang duduk dengan tenang yang tampak berusia 30an tahun.

Mereka berdua mengenakan setelan jas berwarna abu-abu, dan kedua pria tersebut mempunyai telinga yang runcing memanjang ke belakang.

Tangan pria yang duduk tersebut memegang rantai besi emas yang melilit tubuh kedua anak yang berusia sekitar 12 tahun.

“Clavis..Kau tidak membunuh kedua anak tersebutkan?"

"Tentu saja tidak..Kita menangkap kedua anak ini untuk negosiasi dengan Dinasti Fernandes"

"Clavis...Sepertinya aku terlalu meremehkan mu...Bahkan selevel Wilayah Dinasti Fernades yang kekuatannya di berbagai semesta sangat ditakuti...Kamu bisa dengan mudah menyusupinya...Menculik pangeran dan putri mereka...Hahaha”

Tiba - tiba pria yang duduk tersebut mengerutkan alisnya dan berkata.

"Marius...Kita harus pergi dari Wilayah Dinasti Fernandes secepat mungkin!"

"Clavis...Ada apa?"

"Aku punya firasat buruk tentang hal ini"

"Apa mereka sudah menemukan tempat ini?"

"Aku tidak tahu...Tetapi kalau kita tidak segera pergi dari Wilayah Dinasti Fernandes, kita pasti mati"

"Baiklah"

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes" kata anak laki laki itu, dia dengan mudah melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhnya.

"Hah"

"Hah"

(Sebelum insiden terjadinya penculikan)

Aku dan kakakku Elise berkunjung ke kota Jardin untuk menyaksikan festival pedang, festival yang sangat bergengsi di Semesta Tengah, setiap kekuatan besar pasti mengirimkan perwakilan mereka.

Karena festival tersebut diadakan besok, kakakku Elise mengajakku berkeliling di Kota Jardin yang dikenal sebagai kota terindah di semesta tengah

Setelah puas berkeliling kota kami kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Setelah memastikan bahwa kakakku Elise udah tertidur lelap, aku menyelinap untuk menjelajahi kota Jardin pada malam hari.

Karena di siang tadi aku sudah menjelajahi di dalam kota, saat ini aku berencana menjelajahi di pinggiran kota, karena hal hal menarik sering terjadi di pinggiran kota.

Deng...Deng..(suara benturan pedang)

Sepertinya ada pertarungan di sekitar sini.

Aku mengikuti arah sumber suara dan menemukan bahwa di lorong yang sempit jauh dari keramaian kota.

Seorang gadis kecil berusia 12 tahun sedang bertarung melawan seorang pemuda berusia 20 tahun.

Gadis kecil itu walau menguasai teknik pedang yang lumayan bagus, tetapi tidak akan lama sebelum kalah dari pria itu karena perbedaan kekuatan mereka yang terlalu besar.

Melihat pria dewasa menindas gadis kecil membuatku jijik terhadap pemuda itu, serangan pedang cepat pemuda itu yang di arahkan di bagian pinggang gadis kecil itu.

Aku menangkap serangan pedang pemuda itu dengan tanganku dan berkata.

"Seorang pria dewasa menindas gadis kecil..Apa kau tidak punya malu?" kataku dengan tenang.

"Bajingan...Ini urusanku dan gadis kecil ini..Bocah jangan ikut campur urusan orang lain!" Kata pria itu dengan kesal dan dia melangkah mundur untuk membuat jarak denganku.

Aku menggunakan gerakan cepatku untuk menendang perut pemuda itu dan menghempaskan pemuda itu yang menghasilkan gelombang ledakan yang mengerikan di malam yang sunyi.

Aku menghampiri gadis itu dan bertanya.

"Bagaimana lukamu?"

"Tidak masalah..Terima kasih telah menyelamatkan saya" kata gadis itu sambil tersenyum manis.

"Ya sama sama...Sebelum hal merepotkan akan terjadi..Mari kita pergi dari tempat ini" kataku pada gadis itu.

Sebelum gadis itu bereaksi, aku meraih tangan gadis itu dan menggunakan Speed ​​Magic untuk meninggalkan tempat ini.

Gadis itu mengenakan pakaian merah muda yang sangat cocok dengan wajah manisnya.

(Speed ​​Magic : Sihir yang bisa mempercepat seseorang dan kelompok)

"Maafkan saya...Karena tiba - tiba meraih tanganmu" kataku dengan nada menyesal.

"Tidak apa apa." kata gadis tersebut dengan senyum manis.

"Saya Asuna...Nama kamu siapa?" tambahnya.

"Saya Zeldris...Aku akan mengantarkanmu pulang...Dimana kamu tinggal?"

"Saya tinggal di penginapan hébergement"

"Saya juga tinggal di penginapan hébergement dengan kakakku"

"Kamu juga tinggal di penginapan hébergement?...Bolehkah aku berkunjung di kamarmu" Asuna berkata dengan malu-malu.

"Gak masalah" kataku.

Setelah kami berjalan sekitar 10 menit, kami melihat bangunan mewah yang menjadi penginapan kami.

"Bisakah kamu merahasiakan kejadian malam ini?" kataku dengan tenang.

"Tenang saja...Aku akan menjadikan ini menjadi rahasia di antara kita" kata Asuna dengan senyumnya yang manis.

Setelah itu aku mengucapkan selamat malam kepada Asuna dan memasuki kamarku.

Mendadak aku merasakan bahwa hukum ruang tidak stabil, seseorang telah menghancurkan hukum ruang di sekitar Wilayah Dinasti Fernandes.

Tiba - tiba seorang pria yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu muncul di hadapanku dan di tangan pria itu terdapat rantai besi emas yang melilit tubuh kakakku Elise.

Kakakku Elise keadaan tidak sadarkan diri, aku bisa merasakan peralatan sihir ini memblokir sihir kakakku.

Aku tiba - tiba merasakan lemas disekujur tubuhku dan pingsan, entah berapa lama aku pingsan karena tiba-tiba aku berada di sebuah aula megah.

Penculik ini sangat kuat, bila bertarung dengannya secara langsung aku mungkin kalah, tapi untuk membunuhnya tidak sulit.

Sebenarnya aku bisa kabur dari penculik tersebut dengan mudah, karena kakakku Elise telah tertangkap oleh penculik ini jadi tidak mungkin aku meninggalkan kakakku Elise.

Penculik ini memiliki teknik yang cukup unik.

Dia menggunakan "Break Magic" untuk merusak hukum ruang di sekitar Wilayah Dinasti Fernades yang mengakibatkan hukum ruang tidak stabil.

Sehingga penculik dapat dengan mudah masuk dan keluar dari Wilayah Dinasti Fernandes melalui ruang yang tidak stabil.

(Break Magic : Sihir yang bisa merusak segalanya)

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes" kataku dan melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhku.

"Hah"

"Hah"

Cring cring (suara rantai besi)

"Mustahil..Peralatan sihir yang kita dapatkan dari Tuan dapat dihancurkan dengan semudah itu"

"Marius..Hati hati anak ini tidak normal"

Slash..

Sebelum dia bisa bereaksi serangan pedang secepat cahaya mengenai tangan Marius.

"Gah..Apa apaan kecepatan ini" Marius mengerang kesakitan memegang tangan kirinya yang tersayat pedang dan melangkah mundur.

"Cih..Aku meleset" kataku dengan enteng.

"Bajingan..Kamu berhasil memotong lenganku dan berbicara itu meleset"

"Karena aku bermaksud memotong lehermu" kataku dengan senyum dingin.

"Brengsek" kata Marius dengan marah.

Clavis menghilang dari tempat duduknya dan muncul kembali di belakangku, tetapi aku juga menghilang dan muncul kembali dibelakangnya.

Slingghh...(Tabrakan antar pedang)

Marius menghentikan serangan pedangku dengan pedangnya yang indah berwarna putih salju, tanganku mati rasa hanya karena pedangku bertabrakan dengan Marius.

Pedang hitam bergerak sangat cepat sehingga mengiris udara yang mengakibatkan angin bersiul.

Aku menghindar serangan itu dengan melompat ke belakang tetapi dada kiriku masih terkena serangan tersebut dan terluka.

Pria bernama Clavis ini sangat berbahaya, serangan pedangnya sangat mematikan dan tidak bisa di prediksi, kalau pria bernama Marius ini, dia lebih unggul dalam hal kekuatan.

Sepertinya aku harus mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya untuk mengalahkan mereka berdua.

Pedang hitam itu menebas secara Horizontal dengan sangat cepat, dan pedang putih salju itu menebas secara Vertikal, apa yang mereka lakukan, pikirku dengan bingung.

"Break Magic" Clavis berkata dengan pelan.

Hukum ruang di sekitarku sangat kacau.

Sebelum aku bisa bereaksi, serangan mereka berdua sudah mengenaiku.

Aku batuk darah, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku, tubuhku basah karena darahku yang terus mengalir dari lukaku.

"Time Return Magic" kataku dengan pelan.

(Time Return Magic : Sihir Pengembalian Waktu)

Luka itu segera menghilang dari tubuhku, setelah itu aku menggunakan "Space Magic" untuk mengisolasi keberadaanku.

"Apa - apaan anak ini..Dia bisa menggunakan sihir sihir kuno" Marius berkata dengan nada kesal

"Clavis...Bisakah sihirmu bisa menembus Space Magic anak ini?" tambahnya.

"Itu tidak mungkin...Marius kita mundur sekarang"

"Kalian berdua sudah terlambat untuk meninggalkan tempat ini" kataku dengan tenang.

"Void Slash" kataku dengan lembut sambil mengayunkan pedangku secara horizontal, gelombang serangan menghancurkan lorong itu menjadi rata dengan tanah.

“Aaaaghhh!” Clavis dan Marius mengaum mengerikan sebelum menghilang ke udara.

"Maaf aku tidak bisa bermain denganmu terlalu lama...Karena ibu sudah mendekat" kataku pelan sebelum kehilangan kesadaranku.

Seorang wanita cantik yang mempunyai rambut berwarna merah darah berlari menyusuri lorong bawah tanah yang remang-remang sambil menghembuskan nafas kasar.

Wanita itu terus berlari sampai akhirnya dia tiba di aula yang megah, setelah melihat dua orang anak berusia 12 tahun yang tidak sadarkan diri.

Dia segera menghampiri mereka dan memeluk mereka berdua sambil menangis.

"Zeldris..Elise..syukurlah kalian berdua baik-baik saja".

Setelah kejadian itu ayahku mengerahkan pasukannya untuk menyerang markas Tujuh Penguasa Kematian.

Tujuh Penguasa Kematian bukanlah organisasi yang bisa dianggap enteng, mereka memiliki kekuatan yang bisa menyaingi level Dinasti.

Karena kedua kekuatan itu hampir setara, perang berlangsung sekitar satu tahun.

Ayahku menghentikan penyerangannya setelah markas pusat mereka dihancurkan dan banyak anggota yang mati.

Tetapi itu tidak terlalu mempengaruhi mereka, karena anggota inti mereka telah melarikan diri.

Tapi insiden itu merupakan pukulan berat bagi organisasi Tujuh Penguasa Kematian, karena mereka kehilangan ketiga anggota dari Tujuh Penguasa Kematian.

Yang masih menjadi misteri di kalangan keluarga Fernandes adalah siapa yang membunuh kedua anggota Tujuh Penguasa Kematian untuk menyelamatkan Pangeran Zeldris dan Putri Elise.

Karena yang mereka tahu hanya satu anggota yang terbunuh karena kemarahan dari Permaisuri Arcana.

Terpopuler

Comments

Aikattsu

Aikattsu

Baru mampir kak hehehe... semangat ya kak upnya

2022-12-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!