Setelah aku mengalahkan pria tampan berbadan kurus yang mengenakan kemeja hitam bermotif abu-abu.
Wanita yang sangat cantik langsung mendekat dan membenamkan kepalanya ke dadaku.
Dia adalah Rose Fernandes, wanitaku.
Rose sangat cantik mengenakan gaun hitam yang bermotif biru.
"Tuan..Aku sangat merindukanmu"
"Aku juga merindukanmu Rose" kataku sambil mengelus rambutnya.
"Tuan..Dengan siapa kamu bertarung?"
"Aku tidak tahu..Aku lupa bertanya siapa dia"
"Rose..Mereka berdua temanmu?"
Sebelum Rose menjawab,
Wanita yang memakai gaun bangsawan compang camping berkata.
"Perkenalkan nama saya Mikasa Celiana..Ratu Kerajaan Celiana dan ini saudara perempuan saya Mine Celiana..Jendral Kerajaan Celiana" kata Mikasa dengan senyum manis.
"Aku Zeldris Fernandes..Pangeran Kedelapan dari Wilayah Dinasti Fernandes" kataku dengan tenang.
"Tuan..Apakah kita langsung kembali ke Pulau Dream?"(Rose)
"Aku tidak akan kembali ke Pulau Dream untuk saat ini"
"Bilanglah kepada Sukasa..Aku berencana untuk berkeliling berbagai alam semesta untuk saat ini"
"Ya Tuan"(Rose)
Rose menggunakan Spatial Magic untuk kembali ke Pulau Dream.
(Spatial Magic : Sihir Ruang)
"Bagaimana kalau Tuan Zeldris mengunjungi kerajaan saya?" kata Mikasa dengan senyum manis dan mempesona.
"Hem...baiklah".
"Terima kasih karena Tuan Zeldris berkenan berkunjung di kerajaan saya"
"Iya tidak masalah"
"kamu tidak perlu memanggilku Tuan Zeldris..Panggil Zeldris saja tidak masalah".
"Apa harus menjadi wanita anda dulu..Baru bisa memanggil anda Tuan?" kata Mikasa dengan senyum menggoda.
Sebelum dia bereaksi, aku dengan cepat memeluknya dan mencium bibir merahnya, setelah itu aku berbisik di telinganya dan berkata.
"Apa kamu menyesal bilang begitu?" kataku dengan pelan.
Setelah itu dia melangkah mundur, dan menundukkan kepalanya, rona merah muncul di kedua pipinya, lalu berkata.
"Aku tidak menyesal" kata Mikasa dengan sangat pelan.
Mine yang berada di sampingnya sangat terkejut.
Kejadian tersebut sangat mendadak untuknya, baru saja dia dan kakaknya selamat dari maut, seandainya tadi Rose tidak menolong mereka, bisa dipastikan bahwa mereka berdua akan mati.
"Tuan Zeldris...Bolehkah aku menjadi wanitamu"
"Hanya orang bodoh yang tidak menerimamu" aku berkata sambil menariknya ke pelukanku.
"Siapa yang membuat kalian berdua sampai terluka seperti ini" aku berkata sambil menatap mereka berdua.
"Asura Éclair..Penguasa Dinasti Éclair" kata Mine.
"Mikasa..Apa aku harus meratakan Dinasti Éclair?" aku berkata sambil menyipitkan mataku.
"Hehehe..Sayangku itu tidak perlu" Kata Mikasa dengan senyum bahagia.
"Kenapa..Kamu meragukanku?" Kataku sambil membelai rambutnya.
"Aku tidak meragukanmu sayang..Hanya saja aku memiliki sahabat yang tinggal di Dinasti Éclair"
"Siapa sahabatmu itu?"
"Dia Asuna Éclair..Putri dari Dinasti Éclair..Satu-satunya saudara perempuan Asura Éclair"
"Baiklah..Tapi aku tidak akan mengampuni Asura..Karena telah melukaimu"
“Saudari Rose sudah menghajar Asura sampai babak belur”
Aku menggunakan Void Magic agar tidak memakan waktu lama sampai di kerajaan Celiana.
Sesampainya di kerajaan Celiana, aku dikejutkan dengan berbagai kesenian unik yang ditampilkan di segala penjuru kerajaan Celiana
"Mikasa..Kamu memiliki kerajaan yang sangat indah " Kataku sambil membelai rambutnya.
"Aku senang bahwa kau menyukainya" Mikasa berkata dengan senyum lembut.
"Kakak..Saya mendapat pesan dari menteri pertahanan melalui sihir suara..Ada masalah mendesak yang harus kita tangani terlebih dahulu"
"Maafkan aku sayang..Aku akan menemanimu berkeliling kerajaan setelah menyelesaikan masalah ini"
"Tidak masalah..Selesaikan dulu masalahmu" Kataku sambil tersenyum.
Mikasa tiba di aula pertemuan kerajaan bersama Mine. Di aula sudah ada beberapa orang yang sedang berdiskusi, mereka adalah para menteri kerajaan Celiana.
"Menteri pertahanan ceritakan apa yang terjadi?" Kata Mikasa
"Ratu..Saya mendapat kabar dari mata mata kami yang berada di Kekaisaran Namnasca..Bahwa Kekaisaran Namnasca bersiap untuk menginvasi kerajaan kita"
"Sejauh yang saya tahu Kekaisaran Namnasca sedang berkonflik dengan Kekaisaran Pendragon..Dan hubungan kita dengan Kekaisaran Namnasca sangat baik" Mikasa berkata dengan bingung.
"Menteri Pertahanan, apakah Anda sudah memastikan bahwa laporan mata-mata tersebut benar?" tambahnya.
"Ratu...Saya telah mengkonfirmasi bahwa laporan itu benar"
Tok..tok...tok....(ketukan pintu)
"Masuk" Mikasa berkata.
"Ratu..Pasukan Kekaisaran Namnasca telah memasuki wilayah kerajaan kita" kata prajurit itu dengan gugup.
Aula pertemuan kerajaan yang semula tenang menjadi kacau, mereka yang menghadiri pertemuan pada panik.
"Kalian semua tenang" Mikasa berkata
"Mine kumpulkan prajurit untuk berperang sekarang..Para menteri siapkan kebutuhan makanan dan senjata buat perang"
Perang pecah di perbatasan Kerajaan Celiana sebelah barat dari Istana Kerajaan, pasukan Kekaisaran Namnasca di pimpin langsung oleh Kaisar Rudra.
Kaisar Rudra membawa 5.000 prajurit sedangkan Mine hanya membawa 3.000 prajurit, walaupun pasukan Mine kalah jumlah, mereka masih bisa bertahan, karena mereka lebih akrab dengan medan perang.
Mine seperti menari di medan perang, serangan pedangnya membawa irama yang sangat unik, seperti penari yang diiringi dengan musik.
Berbeda dengan Kaisar Rudra yang seperti harimau di medan perang, karena serangannya sangat mematikan dan kejam.
Kaisar Rudra memiliki tubuh ramping yang dibalut baju besi biru, dia memiliki pupil mata berwarna biru yang menjadi identik dari Ras Santo.
Serangan pedang sangat cepat merobek udara dan langsung menuju ke jantung Mine.
Mine memblokir serangan itu dengan pedangnya, bunga api terbang dari bilah yang bertabrakan.
“Ooh..Ternyata kamu bisa memblokir tebasanku" Rudra berkata sambil tersenyum.
"Kaisar Rudra...Apa tujuanmu menyerang Kerajaan Celiana?"
"Aku menginginkan ratumu untuk menjadi selirku"
"Kamu gila...Itu tidak mungkin terjadi" Mine berkata dengan marah.
"Katakan pada ratumu bahwa aku akan menghentikan perang jika dia menjadi selirku!"
"Rudra...Mikasa adalah wanitaku" kata Asura yang tiba - tiba muncul.
"Kami sudah bertunangan sejak kita kecil" tambahnya.
"Asura...Jangan ikut campur" Mine berkata dengan jengkel
"Ratu tidak memiliki hubungan apapun denganmu" tambahnya.
"Aku tidak menyangka ternyata wanitaku sangat populer"
Suara seorang pria terdengar di udara kosong.
Crack...
Udara kosong terbelah dan membentuk menjadi terowongan.
Tap tap tap...
Seorang pria dan wanita muncul dari terowongan tersebut.
''Mine...Apa kamu baik baik saja?" Mikasa bertanya dengan khawatir.
"Ya...Aku baik baik saja" Kata Mine sambil tersenyum.
"Syukurlah"
"Mikasa..Siapa pria itu?" Asura bertanya dengan marah.
"Dia Suamiku" kata Mikasa sambil memeluk tanganku.
"Bajingan..Aku akan membunuhmu" Asura berkata sambil mengayunkan pedangnya.
Ayunan pedang Asura yang kuat menandai dimulainya pertarungan mereka.
Dia membidik langsung ke leherku.
Aku menangkis serangannya dan memblokir yang berikutnya.
Bentrokan pedang menyebabkan badai dahsyat.
Rudra menghilang dari tempatnya, dan muncul kembali di belakangku.
Dia mengayunkan pedangnya secara Horizontal.
Aku mengayunkan pedangku secara Vertikal untuk memblokir serangannya.
Asura menggunakan Snatch Magic untuk merebut pedangku.
Tebasan pedang Rudra mengenai dadaku.
Asura mengayunkan pedangnya mengarah leherku.
Aku terluka parah oleh serangan pedang mereka.
"Hahaha..Matilah kau bajingan" Asura berkata sambil tertawa terbahak bahak.
Mikasa menghampiriku dan berkata.
"Sayang..Maafkan aku karena melibatkanmu"
Aku membelai rambutnya dan berkata.
"Kamu adalah wanitaku..Tentu saja aku harus terlibat dengan masalahmu"
Aku menggunakan Time Return Magic untuk kembali ke waktu sebelum terkena tebasan pedang.
Luka - lukaku menghilang secara instan.
"Bajingan...Dia menyembuhkan lukanya dengan cepat" Asura berkata dengan kesal.
"Tidak...Dia tidak menggunakan Healing Magic tetapi Time Return Magic" Rudra berkata dengan tenang.
"Kuakui kalian berdua kuat...Akan kutunjukkan kekuatanku sebenarnya" kataku sambil tersenyum.
Aku melepaskan kekuatan garis keturunan Iblis Kuno.
Rambutku yang semula berwarna hitam berubah menjadi merah darah.
Atmosfer menjadi tidak stabil.
Langit cerah berubah menjadi gelap gulita.
Kondensasi sihir di udara membentuk gunung memasuki tubuhku.
"Ini mustahil..Sangat tidak masuk akal" Asura berkata dengan panik.
"Melanjutkan pertempuran hanyalah jalan buntu" Rudra berkata dengan tenang.
Mikasa dan Mine tertegun tak bisa berkata-kata.
"Tidak ada cara lain...Sepertinya aku harus menggunakan itu" Rudra berbicara pada dirinya sendiri.
Rudra menusuk jantungnya menggunakan pedangnya.
"Hah"
Mikasa dan Mine bingung terhadap tindakan Rudra.
Sihir ini. Sepertinya aku pernah melihatnya.
Kalau tidak salah Rose telah menggunakan sihir ini sebelumnya. Pikirku.
Seluruh tubuhku tiba-tiba meleleh.
"Sayang...Tidak mungkin..Ini tidak mungkin" Mikasa berteriak dengan histeris.
"Hahaha"
Asura tertawa terbahak bahak dan berkata.
"Rudra..Kenapa baru sekarang menggunakannya?"
"Sihir ini sangat berisiko bagiku..Aku tidak akan menggunakannya sembarangan"
"Kalian berdua tidak akan pernah aku maafkan..Aku akan membunuh kalian berdua" Mikasa berteriak dengan Marah.
Mikasa menghunuskan pedangnya.
Mine melihat itu juga menghunuskan pedangnya. siap untuk membantu kakaknya untuk membalaskan dendamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments