Sekarang Steven ketakutan namanya di panggil, karena ia takut di marahi seperti Johan tadi.
"Eh, Jo gimana nih? Gue izin aja kali yak pura-pura ke kamar mandi? " Tanya Steven yang panik.
"Hahaha, jangan lah Pen, udah nanti kalau lu di omelin lu iyain aja biar cepet.." Jawab Johan yang melarangnya.
"Yasudahlah, pasrah aja gue. " Jawab Steven dengan wajah melas, namun ia tetap masih tidak tenang
Giliran nomor absen Steven untuk di panggil semakin dekat, dan itu membuat Steven semakin tidak tenang. Steven absen hampir di nomor terakhir yaitu absen 35, dan sekarang sudah di urut nomor absen 29 sisa 5 siswa lagi yang akan maju ke depan.
"Pen, jangan panik santai aja, kalau lu panik gini nanti lu malah gugup di depan, nanti lu malah tambah malu lagi kalau lu gugup terus ngomongnya gak jelas. " Ucap Tsuki sambil menepuk pundak Steven dan memperingatinya agar tetap tenang.
"I-iya Jo, gue juga lagi usahain biar diri gw tenang... " Jawab Steven yang sedang menenangkan dirinya dengan cara menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan-lahan.
Tidak lama kemudian Steven pun di panggil ke depan, ia yang sudah lumayan tenang pun berdiri dan langsung berjalan ke depan.
"Ohhh, jadi ini ya yang namanya Steven. " Ucap Bu Nur sambil melihat ke Steven yang sedang berjalan ke depan.
"Pe-perkenalkan nama saya Steven dan hobi saya cuman main game aja. " Ucap Steven yang sedikit gugup dan takut.
"Steven, kamu ini keliatan kayak anak baik-baik yah... " Ujar Bu Nur yang sedang memerhatikan Steven.
"Hehehe, makasih bu... " Balas Steven sambil sedikit tersenyum canggung.
"Tapi kok.... Kamu sering banget yah gak ngerjain tugas dan menurut guru-guru yang lain kamu juga sering bolos yah. "
"Handphone saya itu di pake juga sama ade saya buat dia belajar, jadi saya sering gak ngerjain tugas bu, tapi kalau yang untuk bolos jam pelajaran itu mungkin karna handphone lagi saya di pake sama adek saya pas itu. " Jawab Steven yang menjelaskan alasannya.
"Ohhh, begitu yah, kalau gitu lain kali kalau handphone kamu mau di pinjam sama adek kamu, kamu kabarin aja langsung ke ibu yah."
"Iya, siap bu! "
"Yasudah sana kamu boleh duduk! "
Steven pun langsung berjalan ke bangkunya kembali dan langsung duduk.
"Gila, itu guru kok baik Pen ke elu? Abis lu kasih apaan njir? " Tanya Tsuki yang bingung
"Kagak gua kasih apa-apaan lah autis, gua aja juga bingung Jo." Balas Steven
Kemudian siswa absen terakhir di panggil ke depan, beberapa menit kemudian masa perkenalan selesai.
"Karena sekarang Ibu sudah melihat wajah dan mengenal nama kalian... Kita akan memulai pelajarannya ya!" Ucap Bu Nur sambil mengambil spidol dari tas nya.
Ia pun segera memulai pelajaran seni budaya nya, karena perkenalan tadi menyita lumayan banyak waktu, jadinya pelajaran Bu Nur pun hanya tersisa satu jam saja.
******
'TRING!!! '
Bunyi bel istirahat pun berbunyi, Bu Nur pun langsung menutup pelajarannya
"Ibu tutup pelajarannya. Kalian sekarang boleh istirahat ya... " Ucap Bu Nur sambil berjalan ke luar dari kelas.
Steven dan Johan pun sangat senang, karena sudah istirahat dan mereka sekarang bisa pergi ke kantin.
"Oh iya pen, kita ajak aja nih yak salah satu yang cowoknya ke kantin? " Tanya Tsuki yang sedang memasukan bukunya ke tas.
"Nah, ide bagus tuh Jo, kan nanti kita bisa tambah deket sama temen sekelas." Balas Steven sambil tersenyum.
"Hmmm, tapi kita ajak siapa dulu yah?" Balas Johan yang bingung.
"Bagaimana kalau kita ajak Andika saja? Kan kita dulu juga deket sama dia. " Ucap Steven sambil melirik ke arah andika yang ada di depan.
"Oke, boleh tuh pen. Tapi elu yak yang ngajak gue tunggu di luar." Jawab Johan sambil berlari membawa bekelnya keluar kelas.
"Oi, bareng-bareng lah..." Ucap Steven sambil melihat ke Johan yang sudah kabur duluan
"Tcih, sialan tuh anak. Bodoamatlah, lagian gw dulu juga deket sama Dika." Lanjut Steven yang kesal sambil menghampiri Andika yang sedang duduk.
"Oi... Dik! " Ucap Steven sambil menepuk pundak Andika dari belakang.
Sontak Andika pun langsung menoleh ke arah Steven, dengan wajah yang sedikit terkejut
dan bingung.
"Eh... Steven yah... Kenapa pen? " Tanya Andika yang sedikit canggung.
"Elu mau gak ke kantin bareng gue? " Tanya Steven yang juga canggung dan sedikit takut ajakannya di tolak Dika.
Mereka berdua merasa sangat canggung, karena ini pertama kali lagi mereka saling mengobrol berdua seperti ini
"Ohhh, boleh tuh Pen, kebetulan gue juga mau ke kantin beli minum. " Jawab Andika yang menyetujui ajakan Steven. "Lu tunggu di luar aja, gue mau ambil duit dulu bentar. " Lanjutnya sambil mengambil duitnya yang ada di dalam tas.
"Oke, siap!" Balas Steven sambil berjalan keluar duluan dari kelas.
Ia pun bertemu Tsuki yang juga sedang menunggu di depan pintu.
"Gimana Pen? Dika mau?"
"Mau lah, gue yang ajak mana mungkin dia gak mau! " Jawab Steven dengan sombong.
"Hahaha, bagus Pen. Kalau gitu nanti yang ngajak yang lain elu lagi yak! " Ucap Johan sambil tertawa dan menepuk pundak Steven
"Gak mau anjing! Gantian lah, nanti yang ngajak yang lain elu!" Balas Steven dengan suara yang kencang.
"Iya, iya, sialan lo. "
Tidak lama kemudian, Andika datang tapi ia membawa satu orang lagi bersamanya.
"Eh, ada Johan juga ya... Kebetulan juga nih gue bawa Hakeem. " Ucap Andika memperkenalkan Hakeem ke Steven dan Johan.
"Eh, iya, salken ya gue Steven." Balas Steven sambil memperkenalkan dirinya.
"Oi, Kem, lama gak ketemu. Lu masih basket kah? " Tanya Johan sambil bersalaman dengan Hakeem
"Masih dong, tapi sekarang cuman sekedar iseng-iseng doang sih." Jawab Hakeem.
"Loh, lu berdua udah saling kenal?" Tanya Steven yang terkejut karena Johan dan Hakeem sudah saling kenal.
"Udahlah, kan gue sama Hakeem dulu satu ekskul basket." Jawab Johan. " Yaudah Yuk Kita ke kantin aja, takut malah tambah rame nanti. " Lanjut Johan sambil mengajak yang lainya untuk segera ke kantin.
Mereka berempat pun berjalan bersama ke kantin, di saat mereka sampai di kantin mereka langsung kebingungan mencari tempat duduk.
"Woi, ini udah rame banget anjir..." Ucap Johan yang terkejut melihat kantin yang sangat ramai.
'"Aseli, jadi mager gue makan!" Balas Steven.
"Eh, di situ ada meja kosong tuh! Ayok cepat ke sana. " Ucap Hakeem sambil menunjuk ke tengah kerumunan orang yang sedang jajan.
"Hah? Dimana Kem? Gue gak liat apa-apaan. " Balas Johan yang tidak melihat meja yang kosong itu.
"Sama Kem, gue juga gak liat!" Balas serempak Andika dan Steven.
"Udah sini ikutin gue aja! Jangan sampe ketinggalan ya...! " Ucap Hakeem sambil berjalan duluan ke arah meja yang kosong itu.
Hakeem berjalan sangat cepat, padahal di sana sangat penuh dengan orang, namun ia sangat jago menyalip tiap orang di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments