91 Days

91 Days

Day 1

Menceritakan seorang anak SMP yang bernama Johan yang sudah kelas 9 dan sedikit lagi dia akan lulus dari SMP nya. Namun karena Covid, ia pun menjadi hanya mempunyai kenangan yang sedikit bersama teman SMP nya. Johan pun bertekad untuk menambah kenangan yang indah di masa SMP nya ini, dan ia juga ingin menembak teman perempuannya yang sudah Johan suka dari kelas 7. Namun mereka berdua berbeda keyakinan, tapi Johan tetep kukuh ingin menembak gadis itu. Tapi di saat yang bersamaan, tiba-tiba rasa suka Johan juga muncul lagi terhadap teman sekelasnya yang memiliki keyakinan yang sama dengannya

Johan adalah seorang anak yang sangat aktif dan ia juga memiliki suara yang kencang saat berbicara, dari kecil Johan tinggal bersama Ibu, nenek, tantenya dan keempatnya anaknya.

******

Senin, 3 Januari

'TRINGG! '

Johan pun langsung terbangun mendengar suara alarm dari handphone nya. Ia langsung mengambil handphone dan mematikan alarmnya.

"Sialan! Gue bakal terlambat nih!" Teriak Johan yang terkejut saat melihat jam di hp nya yang sudah menunjukkan pukul 6.15

Di pagi hari yang cerah, untuk pertama kali nya sejak 2 tahun akhirnya Johan berangkat lagi ke sekolahnya.

Karena sudah terlambat, Johan dengan cepat langsung mandi, selesai mandi ia pun langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Mama, aku berangkat sekolah dulu yah! " Teriak Johan sambil memakai sepatu nya.

"Ehh, tapi kamu kan belum sarapan. " Balas ibu Johan yang ada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk Johan.

"Aku gak usah sarapan, nanti aku yang ada telat! " Jawab Johan yang sudah selesai memakai sepatu nya.

"Sudah ini makan aja roti ini di jalan." Ucap ibu Johan sambil memberikannya roti gandum isi coklat yang sudah ia buat.

"Oke deh, makasih ma! Aku jalan dulu ya. " Ucap Johan dengan kencang sambil salim ke ibu nya.

"Iya, hati-hati ya di jalan. " Balas Ibu Johan sambil tersenyum.

"Jo, ayok! Kita udh telat nih!" Teriak David yang sudah ada di luar menunggu.

David adalah abang sepupunya Johan, David dan Johan hanya berselisih 1 tahun saja. Dari dulu mereka berdua selalu berangkat bersama ke sekolah.

Johan pun langsung naik motor bareng dengan David, David mengantarkan Johan dulu ke sekolahnya dan setelah itu ia baru pergi ke sekolah SMK nya.

"Makasih, bang, hati-hati di jalan. "

David langsung melaju dengan sangat cepat ke sekolahnya.

Johan pun langsung berlari masuk ke sekolahnya sebelum gerbang sekolah di tutup.

'TRINNG!!!'

Tepat setelah Johan masuk, bel pun berbunyi dan gerbang sekolah pun langsung ingin di tutup.

"Haah... Untung masih sempet masuk gue. " Ucap Johan yang menghela nafasnya dan sambil mengelap keringat di jidatnya.

"Pakk! Tunggu jangan di tutup dulu!"

Tiba-tiba ada orang yang berteriak dari luar gerbang sekolah.

"Anjing siapa tuh yang teriak pagi-pagi! " Ucap Johan yang terkejut sambil menengok kebelakang.

"EHHH... ITU STEVEN KAN?! " Teriak Johan yang terkejut melihat ternyata orang itu teman sekelasnya.

Tetapi Steven tidak di perbolehkan masuk ke dalam sekolah oleh pak satpam, melihat itu Johan pun langsung menghampiri Steven.

"Misi pak, ini teman kelas saya tolong kasih dia masuk pak. " Ucap Johan dari belakang pak satpam itu sambil menahan gerbang sekolah yang hampir di tutup

"Ehh! Kamu udah masuk aja sana! " Teriak pak satpam itu ke Johan

Steven pun terkejut mendengar ada orang yang mengaku sebagai temannya, ia pun langsung melihat kebelakang satpam itu.

"EHHH, JOHAN! "Teriak Steven yang terkejut sambil menatap ke Johan

"Yoo, Pen lama gak ketemu, hehehe. " Balas Johan sambil tersenyum dan tertawa kecil. Tetapi Johan juga memberikan isyarat ke Steven untuk segera lari masuk ke dalam melalui kedua matanya.

Steven pun langsung mengerti dengan isyarat dari Johan, ia langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari.

Sementara itu Johan pun terus mengajak pak satpam itu mengobrol, agar ia tidak terfokus ke Steven.

Steven yang melihat kesempatan itu pun langsung berlari masuk ke dalam dengan sangat kencang.

"WOI! JANGAN KABUR LU TONG! " Teriak Pak satpam itu yang terkejut.

Johan pun juga langsung berlari mengejar Steven.

"Pen tunggu gue! " Teriak Johan.

Steven sampai duluan di depan kelas, tapi ia tidak masuk karena masih menunggu Johan.

"Woi, pen sialan lu gak nunggu gue. " Ucap pelan Johan yang ada baru sampai.

"Ahhh, elu aja yang lama. " Balas Steven.

"Gak tau diri lu anjing. " Jawab Johan yang kesal.

"Ayok masuk kelas, udah ada guru tuh kayaknya di dalem. " Ucap Steven sambil mengajak Johan masuk ke kelas

"Yaudah, ayok, jangan lupa salim ntar. " Balas Johan sambil berjalan masuk bareng ke kelas.

"Pagi, Bu! " Ucap Johan dan Steven sambil salim ke guru itu.

"Ehh, kalian berdua kok telat? " Tanya Guru itu.

"Hehehe, maaf bu tadi macet. " Jawab Johan dan Steven sambil menggaruk kepala mereka.

"Haduh, dasar kalian ini, yasudah sana duduk." Balas Guru itu sambil menyuruh Johan dan Steven duduk, karena pelajaran akan segera di mulai.

Mereka berdua pun langsung berjalan ke arah tempat duduk mereka yang ada di belakang dan kebetulan juga mereka berdua duduk Samping-sampingan.

"Sebelum mulai pelajaran IPS hari ini, Ibu ingin memperkenalkan diri sekali lagi karena ini kali pertama kita bertemu secara langsung. Perkenalkan nama ibu Sri Yani, biasa di panggil Ibu yani. " Ucap Guru itu sambil memperkenalkan dirinya dan tersenyum.

"Hai, Bu Yani! " Teriak Steven sambil melambaikan tangannya.

Para murid pun juga mengikuti Steven sambil tersenyum dan menyapa Bu yani.

"Hahaha, hai semuanya! Baiklah, mari kita mulai pelajaran nya. " Balas Bu yanu sambil mengambil spidol dan memulai pelajaran nya.

2 jam berlalu pelajaran IPS pun selesai dan Bu yani juga sudah keluar dari kelas. Tapi masih ada satu jam pelajaran lagi sebelum istirahat, yaitu pelajaran matematika.

"Pen, abis ini matematika yak?" Tanya Johan ke Steven yang sedang menulis di buku nya.

"Iya njir, malah tugas matematika banyak yang gak gw kerjain lagi. " Jawab Steven yang sedikit panik.

"Ahhh, elu mah enak masih ada beberapa tugas yang elu kerjain, lah gua satupun gak ada yang gw kerjain tuh tugas. " Balas Johan yang panik karena takut kena marah.

"Hahaha, elu lagian males. Ya udah lu berdoa aja sekarang biar gak di marahin ntar sama tuh guru. " Ucap Steven sambil menertawakan Johan yang panik

"Babi lu pen malah bikin gw tambah panik. " Balas Johan sambil menepuk pundak Steven.

Saat mereka berdua sedang asik mengobrol, Johan dan Steven ngeliat ada orang yang lagi ngintip di depan pintu.

"Ehh, pen, itu kayak ada yang ngintip dah di depan pintu. " Ucap Johan yang berbisik ke Steven.

"Iya njir, siapa itu yak? " Balas Steven yang juga bingung.

'BUGH! '

"Selamat pagi semuanya... Bagaimana kabar kalian.... "

Tiba-tiba datang seorang laki-lak tua yang pendek dari luar, dengan sangat kencang laki-laki itu memukul pintu kelas sambil bersenandung menanyakan kabar.

Sontak itu membuat para murid terkejut, bahkan Johan dan Steven hampir keceplosan berkata kasar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!