Terdengar suara orang-orang yang berbisik-bisik ketika melihat Lisa memasuki kantor Aditia.
Mereka masih membicarakan berita atasannya sendiri walaupun telah berlalu satu minggu lamanya. Namun saat mereka semua melihat Lisa, mereka langsung tahu bahwa Lisa adalah perempuan yang ada di dalam foto bersama dengan Aditia.
"Terus melangkah nona. Tidak usah memperdulikan mereka, biar nanti saya yang kasih teguran!" Gumam Nathan yang mengikuti langkah kaki Lisa dari belakang.
Pintu lift terbuka, Lisa masuk kedalam lift bersama dengan Nathan. Naik ke lantai 18 dimana ruangan suaminya ada disana, di lantai paling atas.
"Om Nathan, mereka membicarakan aku ya?" Tanya Lisa dalam lift.
Nathan mengangguk, dia tidak ingin menutupi apapun dari nona baru nya Lisa, karna memang pada kenyataannya para karyawan Aditia berbisik-bisik sambil melirik Lisa. Dan Nathan tahu, mereka semua membicarakan apa.
Untuk sekali lagi Nathan mengatakan kepada Lisa untuk tetap tenang saja, dan tidak menghiraukan mereka semua. Karna Nathan akan langsung turun lagi ke bawah untuk memberi teguran pada mereka.
Lisa mencegah Nathan, dia mengatakan pada Nathan untuk tidak melakukan apapun dan tidak turun lagi kebawah untuk menemui mereka semua. Karna bagi Lisa yang telah terjadi biarlah terjadi. Tidak usah di perpanjang lagi karna semuanya akan berlalu dengan sendirinya.
Lift terbuka.
Sampainya di dalam ruangan Aditia, Lisa langsung mengadu kepada suaminya untuk berbicara kepada Nathan supaya dia tidak turun lagi kebawah.
"Memangnya ada apa Nathan?" Tanya Aditia.
Nathan langsung menjelaskan kejadian di bawah barusan. Terdengar dari nada bicara Nathan, dia sedikit emosi karna hal itu.
"Om... Tolong kasih tau itu om Nathan untuk tidak turun! Tidak apa-apa kok.." Rengek Lisa pada Aditia.
Aditia langsung menatap Nathan, seperti mengerti dengan tatapan dari Aditia. Nathan mengangguk dan duduk di sofa dimana ada Jo standby disana.
Tidak lama Aditia dan Lisa memutuskan untuk langsung turun ke bawah dan pergi ke rumah ibu mertuanya.
Selain Aditia yang ingin lebih mendekatkan diri dengan ibu Lisa, dia ingin makan siang juga karna memang dia belum makan siang karna menunggu istrinya datang sedari tadi.
Kembali, selama dalam perjalanan keluar dari area kantor Lisa dapat mendengar samar-samar obrolan orang-orang. Begitupun dengan Aditia, dia juga sama mendengarnya namun Aditia diam karna istri nya pun terlihat biasa saja.
...***...
40 menit perjalanan Aditia dan Lisa telah sampai di rumah.
Dalam rumah, berbeda dengan Lisa yang di sambut baik kedatangannya oleh sang ibunda. Aditia justru sedikit di acuhkan oleh mertuanya tersebut. Karna bagaimanapun pastilah ibu Lisa masih mengingat kejadian satu minggu yang lalu, yang kini membuat putri nya dengan terpaksa harus menikah.
Tapi Aditia mengerti dengan hal itu. Dan Aditiapun tidak mempermasalahkan hal tersebut karna memang ini semua adalah kesalahannya.
"Om, ini kamar aku..." Lisa memperlihatkan kamar nya.
Aditia masuk kedalam kamar istrinya tersebut dan duduk di tepian tempat tidur.
Kamar dengan ukuran kecil ini sangat rapih dan wangi, dan beraroma seperti tubuh istrinya Lisa.
"Om istirahat dulu disini, Lisa mau bantu mamah masak.." Tutur Lisa.
Tidak lama Lisa pergi meninggalkan Aditia sendirian di dalam kamar.
...***...
Lisa masuk kembali kedalam kamarnya, yang telah seminggu ini tidak lagi di tempati olehnya dan nanti sepertinya akan berpindah menjadi kamar tidur adik perempuannya.
Dalam kamar, Lisa tersenyum menatap suaminya yang ternyata tertidur.
"Om! Bangun... Kita makan dulu." Lisa mengoyang pelan tubuh Aditia.
Aditia membuka matanya perlahan-lahan, sambil mencoba untuk duduk Aditia berbicara bahwa dia tidak sengaja tertidur.
...***...
Makan siang bersama telah selesai. Aditia kembali masuk kedalam kamar Lisa karna ada sesuatu yang ingin dia lihat. Yaitu sebuah album foto yang tergeletak di atas meja kecil di sebelah tempat tidur. Aditia ingin membuka album foto tersebut, karna tadi tidak sempat melihatnya karna entah kenapa tiba-tiba saja dia sangat mengantuk dan tertidur.
Satu persatu setiap foto Aditia perhatikan. Ternyata ini adalah foto-foto lama Lisa bersama dengan keluarganya.
"Itu aku masih kecil..." Ucap Lisa masuk kedalam kamar dengan secangkir kopi di tangannya.
Lisa memberikan kopi yang di bawanya kepada Aditia, dan duduk bersila di atas tempat tidur sebelah suaminya. Melihat-lihat foto lamanya sambil bercerita bagaimana hidupnya dulu.
Terlihat ada satu foto seorang pria sedang mamangku anak perempuan yang di perkiran masih berusia 9 tahun pada waktu itu.
"Om tahu ini siapa?" Tunjuk Lisa pada foto tersebut.
Sebetulnya Aditia dapat menebak itu siapa, dan tentu saja itu adalah istrinya. Namun Aditia berpura-pura tidak tahu untuk dapat mendengar cerita lain dari istrinya tersebut.
Lisa menceritakan betapa bahagianya dia bersama dengan kedua orangtuanya saat itu. Dimana dirinya masih menjadi putri satu-satunya dengan ibunya yang dalam keadaan mengandung adiknya pada saat itu.
Cerita tentang ayahnya lumayan lama Lisa ceritakan, tentang bagaimana dia yang begitu disayangi dan kemanapun akan ikut bersama ayahnya.
Berbagai hal tentang ayahnya Lisa ceritakan kepada Aditia, hingga tiba-tiba saat keduanya sama-sama masih menunduk memperhatikan setiap foto. Ada air menetes menimpa album foto. Dan itu adalah airmata Lisa yang ternyata saat ini dia menangis.
"Kenapa?" Tanya Aditia menatap Lisa pekat.
Sambil mencoba menyeka airmatanya, Lisa tersenyum dan mengatakan pada suaminya tersebut bahwa dia merindukan sosok ayahnya yang selama ini selalu menjadi pelindungnya, selain ibunya.
Hati Aditia terenyuh mendengar semuanya, dan melihat istrinya menangis saat ini.
Dibalik sosoknya yang tegas. Sisi lain dari dirinya yang penyayang dan tidak tegaan keluar saat ini, entah dapat keberanian darimana tanpa basa basi Aditia langsung merangkul Lisa kedalam pelukannya. Dan mengusap punggung istrinya itu dengan pelan, sambil mencium puncak kepalanya.
Tidak terasa kini waktu telah malam, ternyata lumayan lama juga keduanya melihat sambil bercerita dengan foto-foto masakecil Lisa.
Karna besok masih ada kegiatan sekolah dan semua pakaian Lisa ada di rumah suaminya, dengan terpaksa keduanya harus berpamitan untuk pulang.
Sebelum pulang, Aditia memberikan sejumlah uang kepada ibu Lisa dan berpesan untuk selalu menghubungi dirinya kalau ada apapun yang di butuhkan. Tidak lupa Aditia mengatakan pada ibu mertuanya untuk tidak sungkan, karna dia telah menganggap ibu mertuanya sebagai ibu sendiri, walaupun baru kenal beberapa hari ini saja.
...***...
Sampainya di halaman rumah Aditia menatap Lisa yang kini telah tertidur di sampingnya.
Ingin Aditia membangunkannya untuk masuk kedalam rumah. Namun Aditia terdiam ketika tatapannya terkunci pada wajah polos istrinya.
Beberapa saat Aditia menatap wajah istrinya tersebut. Hingga tanpa dia sadari tatapannya perhalan-lahan turun menyusuri setiap inci wajah Lisa hingga sampai pada bibirnya Aditia kembali terdiam dan menatap bibir mungil istrinya.
Matanya mulai terpejam, tubuhnya sedikit demi sedikit semakin mendekati tubuh Lisa sampai membuat tidak ada ruang antara tubuhnya dan tubuh Lisa, dan membuat hidung keduanya hampir beradu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments