Di esok harinya, tepatnya satu hari sebelum Aditia melangsungkan acara pernikahannya. Dia mendapatkan satu kabar baik lagi dari Jo dan Nathan, yang berhasil mengetahui Identitas si perempuan yang ada dalam foto.
Tidak ingin menunda waktu lagi, dan ingin segera menyelesaikan permasalahan yang sebetulnya dirinya sendiripun tidak tahu apa-apa. Aditia langsung memberi tugas pada Jo untuk membawa perempuan itu kehadapan nya.
Hanya beselang 60 menit dari Jo yang berangkat ke alamat itu, tidak lama pintu ruangan nya terbuka. Dan masuklah Jo bersama dengan perempuan yang sedang di tunggu-tunggu olehnya itu.
Aditia tersenyum menyambut kedatangan orang yang di tunggu-tunggu olehnya tersebut. Aditia sangat memperlakukan tamunya tersebut dengan sangat baik dan ramah.
Hingga tiba lah pada pembicaraan dimana inti dari pertemuan ini di bahas.
Beberapa pertanyaan mulai Aditia ajukan pada perempuan yang mengenalkan dirinya bernama Lisa tersebut, dari siapa dia, bekerja dimana dan tidak lupa Aditia memperlihatkan sisa foto-foto yang tersebar padanya juga.
Hal yang aneh mulai terjadi disini, di saat Aditia memperlihatkan foto. Perempuan bernama Lisa itu membelalakan matanya dan menutup mulut, karna kaget melihat dirinya yang ada di atas tempat tidur dengan seorang pria yang kini ada di hadapannya.
Lisa mulai emosi. Bukan nya menjawab setiap pertanyaan yang Aditia ajukan, Lisa malah memberi tamparan yang sangat keras pada Aditia sambil menangis.
Dan hal itu membuat Aditia kebingungan.
Karna pada awalnya Aditia mengira mungkin Lisa adalah salahsatu orang dari mereka yang menjatuhkan karirnya. Dan mengira bahwa di malam itu Lisa adalah orang suruhan mereka, yang entah siapa mereka itu Aditia belum mengetahuinya.
Ternyata semuanya salah. Apa yang Aditia dan kedua orang kepercayaannya sangka itu salah besar. Karna Lisa hanyalah seorang perempuan yang baru berusia 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA.
Dan untuk pemberitaan yang menyangkutkan fotonya tersebut Lisa tidak tahu apa-apa, karna memang di saat hari kejadian Lisa mengaku dia sedang berada di salahsatu rumah sahabatnya dan malam itu memang menginap disana.
Ini aneh dan tidak masuk akal.
...***...
Hari telah berganti. Aditia bersama Jo dan Nathan merasa semua yang kemarin di bicarakan dengan Lisa itu tidak masuk akal, dan sepertinya Lisa berbohong.
Pembicaraan di hari kemarinpun tidak selesai, karna Lisa yang terlanjur emosi langsung keluar dari ruangan Aditia tidak lama setelah dia menamparnya.
Di waktu yang masih bisa di bilang pagi hari, pintu ruangan Aditia tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar.
Jo berjalan ke arah pintu dan membukanya, untuk melihat siapa yang datang. Dan terlihatlah saat pintu di buka ada seorang perempuan lengkap dengan seragam SMA nya berdiri dengan wajah sembabnya. Lisa.
Aditia yang melihat Lisa datang ke kantornya pagi-pagi menyambutnya kembali. Karna ada alasan yang membuatnya tetap harus berbuat baik pada Lisa, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, karna apa yang di sampaikan Lisa kemarin tidak masuk akal.
"Kamu! Harus menikahiku!" Itulah satu kata yang di ucapkan Lisa ketika dia berhadapan dengan Aditia.
Aditia, Jo dan Nathan sama-sama kaget mendengar permintaan dari Lisa. Ketiga nya langsung terdiam dan tidak tahu harus berbicara apa di hadapan gadis yang masih sekolah itu.
Hingga selang beberapa menit, Aditia tersenyum dan langsung menyanggupi permintaan dari Lisa tanpa bertanya apa-apa lagi.
...***...
Sore hari, di hari yang sama dimana Lisa minta untuk di nikahi. Aditia datang ke rumah Lisa, dengan dirinya sendiri yang seharian ini telah menangis di kantor Aditia.
Sampainya di dalam rumah hal yang pertama Aditia dapatkan adalah tatapan tajam dari ibu Lisa. Karna Lisa pulang ke rumah dalam keadaan mata sembab, dan masih ada beberapa bulir airmata yang menetes dari kelopak matanya.
Aditia hanya dapat diam saja saat itu. Hingga dirinya mendapat kesempatan untuk berbicara, dan dia pun menjelaskan semuanya secara detail.
Mendengar apa yang Aditia sampaikan tentu saja ibu Lisa menangis merasa tidak percaya bahwa anak gadisnya telah berbuat hal seperti itu.
Melihat ibunya menangis, tangisan Lisa kembali pecah. Dia bersimpuh di hadapan ibunya sambil meminta maaf, karna dia sendiripun memang tidak mengetahui apa-apa, tentang yang sedang terjadi saat ini.
Hingga 10 menit berlalu, setelah Aditia membantu Lisa berbicara dan menjelaskan semuanya. Akhirnya ibu Lisa memberi restu kepada keduanya untuk menikah secara agama. Dan di langsungkan sore itu juga.
...***...
Satu hari setelah hari pernikahan Aditia dan Lisa langsung pindah, kerumah yang selama ini telah Aditia tinggali sendiri.
Aditia kini merasa telah terbebas dari masalahnya, karna kalau masih ada pemberitaan tentang dirinya dengan perempuan itu. Aditia bisa langsung menunjukan Lisa kepada publik sebagai istrinya. Dan tidak perlu takut karir nya akan hancur.
Begitupun dengan Lisa. Sebelum dia pergi kembali ke kantor Aditia dan meminta nya di nikahi, Lisa sempat menceritakan permasalahan nya ini kepada sahabatnya yang tidak lain adalah orang yang bersamanya dimalam berita skandal Aditia tersebar.
Lisa menceritakan semuanya secara detail kepada sahabatnya tersebut. Dan setelah selesai bercerita, hanya satu hal saja yang di katakan oleh sahabatnya. Yaitu menikah. Dan itulah yang mendorong Lisa untuk datang ke kantor dan menemui Aditia. Walaupun kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, di sisi lain jika memang benar itu terjadi, Lisa takut dirinya hamil.
Tapi saat ini. Tidak ada yang perlu di takutkan lagi oleh keduanya.
...***...
Cklek
Pintu kamar terbuka, terlihat Aditia dengan setelan kantornya memasuki kamar, dengan sebelah tangan yang mencoba melepaskan dasi.
Dengan pakaian yang belum di ganti, dan sepatu yang masih terpakai. Aditia langsung menjatuhkan badannya di atas tempat tidur, dengan mata yang langsung tertutup. Mencoba untuk tidur melepaskan rasa lelah setelah seharian bekerja di kantor.
Rasanya belum lama Aditia menutup mata, tiba-tiba terdengar kembali suara pintu kamar nya terbuka.
Cklek
"Eh, om sudah pulang..."
Sapa Lisa masuk kedalam kamar.
Mendengar ada seseorang yang memanggilnya, Aditia membuka matanya kembali dengan perlahan-lahan. Dan mencoba untuk menyesuaikan kembali pencahayaan dalam kamar, karna walaupun baru sebentar menutup mata, Aditia sempat tertidur. Walaupun belum pulas.
Terlihat kini di hadapannya Lisa berdiri dengan memakai daster terusan panjang sampai mata kaki tersenyum padanya.
"Om Adit, kalau masuk ke rumah tuh di lepas sepatunya... Aku capek tau masa harus ngepel lagi!" Gerutu Lisa kepada Aditia.
Tiba-tiba, Lisa yang berdiri di hadapannya itu berjongkok dan memegangi pergelangan kakinya, dengan sangat lembutnya Lisa melepaskan sepatu yang masih di pakainya. Dan menyimpannya ke samping pintu.
"Om Adit, mau Lisa buatkan makan?" Tanya Lisa.
Aditia menghela nafasnya dan mencoba mengubah posisinya, duduk di tepian tempat tidur.
Aditia menatap Lisa yang kini sedang berdiri di samping pintu kamar. Lisa yang di tatap oleh Adit membalas tatapannya, hingga tatapan keduanya terkunci untuk beberapa saat.
"Lisa, boleh tidak kamu memanggil saya Adit... Atau Aditia saja. Tidak memakai kata om, karna saya tidak suka di panggil seperti itu..." Jelas Aditia.
Lisa tersenyum, dengan sebelah tangan yang sudah memegang knock pintu. Lisa mengatakan pada Aditia bahwa panggilan om itu memang pantas Aditia dapatkan darinya.
"Kalau di panggil kakak, itu malah lebih tidak pantas lagi... Umur kita berbeda jauh, dan memang pantasnya di panggil om saja."
Setelah mengucapkan perkataan tersebut, Lisa membuka pintu dan keluar dari kamar. Dengan suara tawa geli yang mengiringi perginya di balik pintu yang tertutup secara perlahan.
Sedangkan Aditia, dia tersenyum sendiri melihat kepergian Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments