Freya merasa bersalah. Ia menyentuh pipi anak kecil itu dengan lembut.
“Hmmm, Kelvin. Apakah perkataan Ibu ada yang membuatmu sakit?” tanya Freya dengan melihatkan gigi putihnya dan menampilkan wajah konyol untuk menghibur Kelvin.
Kelvin hanya menggelengkan kepalanya, mungkin ia enggan untuk menceritakan mengenai ibunya.
Dari raut wajah anak kecil itu, Freya mengira-ngira, ‘Apakah ibunya meninggalkan Kelvin sejak kecil atau mungkin ...’ celetuknya dalam hati.
Hah!
Guru cantik ini menutup mulut dengan cepat, ia memikirkan hal tidak-tidak tentang Ibu Kelvin. Ia mengira mungkin saja ibu dari anak ini telah meninggal.
“Sayang, apakah kau tidak apa-apa?”
Freya memeluk tubuh mungil Kelvin dan mencoba mengelus-elus punggung anak itu.
“Bu Eya, Evin sejak kecil tidak mengetahui wajah Mama. Papa sama sekali tidak penah menjawab petanyaan Evin tentang Mama. Papa hanya mengatakan bahwa Mama sudah pegi jauh dan katanya juga saat ini kekasih Papa adalah Mama Evin. Tapi Evin tidak suka dengan kekasih Papa, ia sepeti nenek sihi yang diceitakan oleh Ibu Eya,” jelas Kelvin. (Huruf R sengaja tidak ditulis karena Kelvin belum bisa mengucapkan intonasi tersebut).
Penjelasan dari anak kecil seusia Kelvin membuat hati Freya retak. Wanita ini sangat berperasaan sekali, sifat empati yang ia miliki kepada siapapun sering kali membuatnya sedih.
Ia mencoba mencium kening dan mengelus-elus punggung Kevin.
Tidak disangka anak yang selalu ceria dan penurut kepadanya ini, memiliki kisah buruk mengenai orang tuanya.
“Kelvin sayang, jangan sedih yaa ... Ibu Eya akan menjadi Mama Kelvin. Lagian Ibu Eya sudah menganggap bahwa Kelvin adalah putra Ibu,” ujar Freya memberikan senyuman pengharapan agar anak kecil tersebut kembali ceria seperti sedia kala.
Manik mata Kelvin seperti boneka menggemaskan. Anak kecil yang tadinya bersedih kini menampilkan wajah bahagia pada saat Freya mengatakan hal tersebut.
“Waah! Apakah bena itu, Bu? Ibu Eya mau menjadi Mama Evin?” Kelvin meyakini bahwa Freya akan menjadi ibunya.
Freya menganggukkan kepala begitu semangat, “Tentu saja sayang.” Freya mengusap rambut anak kecil yang begitu tampan itu.
Wanita ini memperhatikan wajah Kelvin, ia tanpa sadar berkata dalam hati, “Siapakah ayah dari anak ini? Tentunya Ayah Kelvin pasti memiliki sifat lembut dan begitu penyayang tidak jauh beda dengan Kelvin.”
Hanya orang tua dari Kelvin saja yang tidak pernah Freya ketahui wajahnya. Kelvin selalu dijemput dengan seorang supir pribadi menggunakan mobil mewah.
Freya pikir, mungkin saja kedua orang tua Kelvin sangat sibuk sehingga mereka tidak bisa menjemput putranya.
Namun, nyatanya semua terungkap secara kebetulan. Pantas saja setiap kali melihat teman-temannya di jemput oleh orang tua mereka, mata Kelvin selalu berkaca-kaca.
Hal itu yang selalu diperhatikan selama ini dengan Freya.
“Eehh, sudah waktunya pulang.” Freya begitu terkejut ternyata ia tidak sadar berbicara dengan anak didiknya ini membuatnya lupa waktu.
Pikiran penat dalam otak Freya mengenai pembiayaan operasi sang ibu tiba-tiba menghilang, setelah mendengar suara lucu dan senyum manis anak yang bernama lengkap Kelvin Jefferson ini.
“Kelvin, maafkan Ibu yaa, yang mengajakmu berbicara lama. Kelvin belum sempat tidur siang lagi, waduh kalau ketahuan dengan guru senior Ibu bisa kena marah ini.”
“Tidak apa-apa Bu, Evin sangat suka ada di dekat Ibu Eya.”
Mereka pun saling melempar senyum.
Dan Freya segera menggendong Kelvin untuk ke dalam karena waktunya pulang.
Mereka terlihat seperti ibu dan anak yang begitu akrab. Mereka menyanyikan lagu bersama-sama, “Kupu-kupu hinggap lalu terbang, kupu-kupu cantik mau kah kau menari bersamaku?”
Hahaha!
Seperti biasa anak-anak di jemput oleh orang tuanya.
“Mama aku melindukanmu ...” ujar lembut salah satu murid playgrup.
“Ayah, kenapa Ayah saja yang menjemputku mana ibu?” tanya anak lain.
Ucapan-ucapan seperti itu membuat Kelvin selalu murung, raut wajah yang tadinya sangat bahagia karena bernyanyi bersama Freya kini mulai suram.
Melihat hal itu Freya kembali menghibur Kelvin, “Kelvin sayang, apakah Kelvin ingin ice cream?”
Kelvin hanya menggelengkan kepala.
Tampak semua murid sudah di jemput oleh orang tua mereka masing-masing. Lagi-lagi Freya harus menunggu Kelvin yang selalu di jemput paling akhir.
Hmm!
“Kelvin, ayooo kita menuju ke depan sebentar untuk melihat mobil yang sedang berlalu lalang,” tawaran Freya kepada anak didiknya.
Wanita ini melakukan hal tersebut agar Kelvin tidak murung lagi. Soalnya sejak tadi Kelvin hanya menundukkan kepalanya saja.
Mendengar tawaran Freya, Kelvin mengangkat wajahnya dan meleparkan senyuman manis.
Lalu, Freya menggandeng erat anak kecil itu.
Namun, baru melangkah beberapa jengkal ia melihat mobil mewah melintas di depannya menuju parkiran Playgrub Winston.
‘Siapa itu yang datang? Apakah penyalur dana untuk playgrub ini? Tapi kenapa flat mobilnya serasa begitu familiar ya?’ Freya bermonolog.
Daarrr!
Suara hati Freya berbunyi seperti itu ketika ia melihat sosok pria yang keluar dari mobil mewah tersebut.
Bola matanya membesar dan begitu terkejut.
“Pria kasar itu! Kenapa aku bisa bertemu dia di sini lagi?!”
“Apakah dia yang sebenarnya yang menguntitku?”
Freya dengan cepat memalingkan pandangannya dan ia mencoba menghindari pria yang bernama Daryan itu.
Ia mengendong Kelvin dan mempercepat langkah kaki untuk menjauhi sosok pria yang sangat ia benci.
“Hey kau!” teriak Daryan.
“Apakah dia akan mengatakan bahwa aku menguntitnya lagi?” gerutu Freya memejamkan matanya.
“Tunggu! Hey, wanita tidak tahu diri? Aku bilang tunggu!” suara keras dengan karakter arogan itu membuat Freya tidak menuruti perintah Daryan.
Dengan sesuka hati ia terus berjalan dan kini berlari, “Memang kau siapa Tuan yang berani menyuruhku berhenti? Aku bukan kekasihmu yang bisa kau bentak seperti di supermarket kemarin!” teriak Freya.
Tanpa disadari, Kelvin sejak tadi memperhatikan sikap gurunya yang begitu aneh.
“Ibu Eya, kenapa Ibu belali?” (Ibu Eya, kenapa Ibu berlari?)
“Tidak kenapa Vin, itu ada orang jahat yang sedang berteriak kepada kita. Kita harus cepat menghindarinya!”
“Hey, apa kau tuli? Jangan kabur!” Daryan kembali berteriak kepada wanita muda tersebut.
Dengan sekuat tenaga Freya berlari dari Daryan sembari menggendong Kelvin yang lumayan berat.
Freya menoleh ke belakang, ia seperti melihat hantu karena pria yang dibaluti jas rapi itu mulai murka.
“Aku katakan kepadamu jangan kabur!”
Freya mencoba menenangkan Kelvin, “Kelvin Sayang, jangan takut yaa Vin. Pria itu mungkin sudah gila, ia begitu arogan sekali. Kelvin jangan mendengarkan teriakannya yaa, Sayang.”
Kelvin bingung dan ia hanya bisa terpaku dengan ucapan Freya.
“Tapi Bu ...”
“Tidak, kau jangan takut pokoknya yaa, Ibu Eya ada di sini,” tegas Freya yang memotong perkataan anak muridnya itu.
“Hey kau, jangan lari dan jangan kabur! Kau mau bawa kemana putraku, hah?”
Seketika bola mata Freya membesar ia menatap mata Kelvin dan menoleh ke belakang ke arah Daryan.
“Apa, putra? Yang benar saja Kelvin Jefferson adalah putra dari pria arogan itu?”
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Eka Bundanedinar
baru sampe disini bcanya
2023-01-14
1
Winka
bikin seprti cadel aja thor
R menjadi L
2023-01-12
0
Tri Sulistyowati
lucu lo
2022-12-31
1