Sreekkk!
Freya menghentikan lari super cepatnya itu.
“Mau kau bawa kemana putraku?!” teriak Daryan masih menggelegar.
Hosh! Hosh!
Rambut klimis Daryan menjadi berantakan dan kini ia memegangi pinggangnya karena begitu susah untuk mengejar Freya yang larinya seperti kuda.
“Kelvin Sayang, apakah benar itu adalah Papa mu?” bisik Freya meyakinkan Kelvin.
“Iya Ibu Eya, olang yang ada di belakang kita adalah Papa Evin.”
Pernyataan dari mulut kecil Kelvin membuat jiwa Freya terbang. Ingin rasanya ia pingsan saat ini juga.
‘Apa? Apa? Semua ini tidak benar? Ayah Kelvin adalah pria gila yang sangat aku benci karena sikap arogannya. Tidak mungkin, aku tidak akan pernah mempercayainya. Ucapanku yang tadi mengatakan bahwa Ayah Kelvin penyayang aku tarik kembali, sama sekali tidak!’ gumam Freya dalam hati dan ia tampak begitu lemas.
Daryan menyeringai kelelahan, “Siapa sih sebenarnya kau? Kenapa kini kau berani membawa lari putraku, Kelvin?”
‘Apakah aku terus terang saja kali ini?’ Freya bermonolog.
Ia pun menoleh ke belakang mengarah Daryan.
Rasanya ingin tenggelam di lautan paling dalam. Freya benar-benar malu terhadap situasi seperti ini.
Daryan menyempitkan matanya. Ia merasa aneh melihat putra semata wayangnya itu sangat mendekap Freya.
Tampak Kelvin begitu akrab dengan wanita yang sangat Daryan benci itu, ‘Siapa sebenarnya wanita gila ini? Kenapa ia tampak dekat dengan Kelvin? Biasanya Kelvin adalah anak yang jarang mau dekat dengan siapapun,’ gerutunya dalam hati.
“Paaaa ...” panggil Kelvin begitu lembut kepada sang ayah.
“Iyaa Sayang.”
“Papa kenalkan ini adalah ibu guru Eya,” Kelvin membuka suara kepada pria yang terlihat sangat muda itu.
‘Astaga memang benar, pria kasar dan memiliki sifat semena-mena ini adalah ayah dari Kelvin. Tidak mungkin, aku masih belum percaya. Bagaimana ini?” batin Freya masih bergejola terkait kebenaran Daryan yang merupakan ayah dari anak murid kesayangannya.
“Pa, Ibu Eya adalah Mama Evin di sini, jadi maukah Papa meminta Ibu Eya untuk menjadi Mama Evin sekalang juga?”
Pertanyaan yang begitu polos itu membuat kepala Daryan hampir meledak. Baru pertama kali putra yang sangat ia sayangi ini meminta hal seperti itu.
Kelvin tidak pernah meminta apa pun kepada Daryan sebelumnya, bahkan pada saat sang ayah memiliki kekasih bernama Anya Lawrence, Kelvin sangat tidak terbuka dengan wanita cantik tersebut.
Kali ini Daryan yang ingin pingsan.
Sama dengan Freya, wanita yang masih menggendong Kelvin benar-benar terkejut. Bibirnya terbuka dan tidak bisa tertutup mendengar pertanyaan dari Kelvin.
Tubuh Freya kaku tak dapat digerakkan.
“Ibu Eya, tadi Ibu kan mengatakan bahwa Ibu Eya mau menjadi Mama Evin. Sekalang Ibu mau yaa? Mau?” rengek Kelvin kepada Freya.
Ucapan Freya tadi membuat Kelvin salahpaham. Semua yang terjadi sekarang bukanlah maksud dari lontaran kata yang dipahami secara subjektif oleh Kelvin.
‘Astaga mati aku,’ desis di dalam batin Freya.
Wajah Freya benar-benar bingung dan ia rasa ingin menangis saja mengenai kejadian yang melibatkan dirinya dengan Daryan.
‘Kenapa lagi-lagi aku harus berhadapan dengan pria ini.’
‘Kenapa lagi-lagi aku harus bertemu dengan wanita yang tak tahu diri ini? Apalagi Kelvin, putra kesayanganku meminta dia menjadi Mamanya. Apakah wanita ini memiliki motif tertentu?’
Batin mereka tidak henti-hentinya bergejola menilai dari sudut yang berbeda.
Daryan mencoba mendekati Kelvin dan memberitahu hal yang harus dipahami putrannya terlebih dahulu.
“Kelvin Sayang, putra Papa yang sangat lucu dan tampan. Bukannya Papa ingin menyela ataupun tidak ingin menuruti permintaanmu tadi. Papa tidak bisa melakukan hal itu, Sayang,” jelas Daryan begitu lembut kepada sang putra.
‘Bisa juga pria ini menampilkan sisi seorang ayah,’ remeh Freya sambil mengangkat salah satu alisnya.
Kelvin turun dari dekapan Freya, ia mendekati Daryan dengan tatapan begitu manja sampai-sampai putra sulung dari pria tampan tersebut menangis.
“Pa, Evin ingin sekali Ibu Eya menjadi Mama Evin. Evin mau sepelti teman-teman yang lain, meleka memiliki seolang Mama yang sangat penyayang.”
Daryan begitu kebingungan, ia tidak tahu harus berbuat apa karena hal yang paling menyakitkan menurutnya melihat sang putra menangis. Apalagi Kelvin merupakan anak yang begitu baik bila dibadingkan dengan anak-anak seusianya.
Pria yang memiliki perawakan tegap itu meletakkan lututnya ke dasar tanah dan memeluk erat tubuh mungil sang putra.
“Sayang, jangan menangis nanti Papa ikut sedih. Baiklah Papa akan menuruti apa yang Kelvin mau yaa.”
Perkataan yang dilontarkan Daryan membuat Freya mabuk kembali. Tubuhnya yang tidak bisa dikendalikan goyah, kepalanya tiba-tiba seperti di tusuk beribu-ribu jarum.
‘Tidak! Tidak akan terjadi? Tidak masalah jika Kelvin akan menjadi putraku, tapi masalahnya jika aku menjadi Ibu Kelvin maka secara otomatis aku menjadi istri dari pria ini? Tidak! Aku tidak mau!’ cakap Freya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tatapan sinis Daryan mengarah ke Freya. Ia mengkerutkan dahinya sambil memikirkan bahwa benar saja Freya menyuruh Kelvin melakukan hal ini.
‘Awas saja kau yaa wanita gila! Aku tahu semua motif dari yang kau lakukan ini!’ desis Daryan dalam hatinya.
Freya dan Daryan beradu tatapan tajam, mereka seperti mengaliri energi negatif satu sama lain.
Begitu terpaksa sebenarnya Daryan mengiyakan apa yang di mau oleh Kelvin, putra yang merupakan dunianya ini.
Gleek!
Sebelum berbicara sesuatu kepada Freya, Daryan menelan salivanya.
Pria ini berusaha bersikap biasa saja dan pura-pura melupakan kejadian buruk yang pernah ia alami dengan Freya dihadapan Kelvin.
“Pa, ayo bicalalah dengan Ibu Eya.”
Daryan berdiri sambil memegangi tangan Kelvin menghadap ke arah Freya.
“Sebelumnya terima kasih banyak atas bimbingan Anda kepada putra saya. Saya begitu terkejut pada saat Kelvin mengatakan hal ini. Saya yakin Anda mengerti maksudnya ‘kan?” ucapan Daryan begitu formal kepada Freya.
Wanita ini hanya menampilkan wajah datar saja.
“Maukah kau menjadi ibu pengganti untuk putra saya?” lanjut Daryan yang membuat Freya tubuh Freya membeku.
Wanita ini hanya bisa menggigit bibir saja. Wajahnya sangat pucat rasanya seperti kekurangan darah. Ia masih tidak percaya, sosok seperti Daryan mengatakan hal ini kepadanya.
“Jika aku menolak, apa yang akan kau lakukan?” tanya Freya sama sekali tidak formal. Ia tidak bisa berpura-pura baik seperti yang dilakukan Daryan terhadapnya.
‘Dasar wanita gila, masih saja sifatmu begitu angkuh. Jika bukan Kelvin yang meminta, aku tidak akan mengemis seperti ini!’ urai Daryan dalam hatinya sangat kesal.
Namun, Daryan pura-pura tersenyum.
“Begini, bisakah saya memohon kepada Anda. Ini terkait Kelvin, sebagai gantinya saya akan membayar Anda setiap bulan dengan pembiayaan yang cukup besar. Atau di rasa kurang cukup, saya akan memberikan berapapun yang Anda pinta.” Daryan menawarkan hal fantastis kepada wanita yang kebetulan mencari dana besar untuk operasi sang ibu.
Beberapa menit Freya terdiam, ia tidak tahu pasti harus menjawab apa.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
diksimu bikin ngakak thor
2022-12-31
2