“Tuan Burton yang terhormat, keluarlah. Aku ingin berbicara dengan Anda!” teriak Freya dari gerbang pintu utama kediaman Alexander Burton.
Freya ingin meminta bantuan kepada pria yang merupakan ayahnya.
Namun, pria tersebut tidak pernah lagi mengakui Freya sebagai putri semata wayangnya. Ia malah memilih menikahi wanita kaya raya dan mengabaikan keluarga kecil yang pernah ia bina sebelumnya.
Freya tidak lagi memiliki urat malu untuk meminta pertolongan kepada Alexander mengenai operasi Alesya. Jika tidak, nyawa sang ibu menjadi taruhannya.
Penjagaan ketat kediaman mewah ini membuat Freya kesulitan.
“Hey Nona, kau siapa? Tuan Burton sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun!” teriak kedua pria di post penjaga sembari menyeret Freya untuk meninggalkan kawasan elit ini.
Freya tidak mempedulikan sama sekali, ia memohon dengan ucapan sopan, “Tuan, berikan aku kesempatan untuk bertemu dengan tuanmu, ada hal penting yang harus ia ketahui.”
“Tidak, kau pasti hanya sebagian orang yang ingin memeras Tuan Burton ‘kan? Sangat banyak orang sepertimu di kota ini!”
Blaak!
Begitu kasar, pria bertumbuh tinggi besar itu membuat tubuh mungil Freya tergusur ke aspal sehingga menyebabkan lututnya terluka dan keluar darah..
Namun, hal itu tidak membuat wanita gigih dan keras ini menyerah.
Ia ingin ayahnya memberikan bantuan secepatnya. Walaupun, ia tahu sang ayah mungkin saja enggan membantunya.
Langit gelap kembali menawarkan petir yang bergemuruh.
“Aku mohon kepadamu Tuan, berikan kesempatan padaku untuk ...”
Tiba-tiba gerbang yang menjulang tinggi dengan ukiran klasik itu terbuka.
Seseorang yang mengenakan jas rapi dalam mobil membuka kaca secara perlahan.
Sontak hal itu membuat Freya terbangun, pria itu adalah ayah yang sangat ia rindukan.
‘Ayah ...’ lirih gadis malang ini dalam hatinya.
Freya terdiam.
Lalu melanjutkan memanggil sang ayah dengan sebutan Tuan, “Tuan Burton, aku ingin berbicara penting kepadamu. Alesya mengalami penyakit ganas dan harus segera di operasi.”
“Kau ingin bantuanku ‘kan? Sudah ku katakan kepadamu sejak dulu, kita tidak ada hubungan apa pun lagi. Itu adalah urusanmu!” Begitu kejam yang dikatakan pria setengah baya tersebut.
Alexander Burton segera menutup jendela mobil dan menyuruh supir untuk melaju kembali.
Ia benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan kondisi keluarga kecilnya ini.
Hati Freya sungguh sakit mendengar perkataan sang ayah yang tidak memiliki perasaan sama sekali.
“Hey kau Burton, apakah kau tidak peduli dengan kondisi mantan istrimu? Nyawanya diujung maut, apakah kau tidak peduli, hah?” teriak Freya memandangi mobil mewah sang ayah yang sudah tidak tampak lagi dengan samar-samar.
Mata Freya memerah akibat deruan air mata yang tidak bisa ia bendung lagi.
“Hey Nona, apakah kau dengar kata dari Tuan Burton? Cepat pergi sana!” Penjaga itu menendang Freya seperti binatang saja.
Hah!
Ia mencoba tetap tegar dan memandangi langit. Hujan pun kembali turun.
‘Bu, Freya tetap akan berusaha mencarikan pembiayaan operasi untuk ibu ya,’ tegas Freya membatin.
Wanita cantik yang sudah basah kuyup ini berjalan tanpa arah. Ia tidak lagi peduli ada mobil yang melintas.
Tiiiinnnnnnnnn!
Klakson terdengar sangat keras mengarah Freya.
Freya pun terkejut, ia hampir saja tertabrak mobil dengan kecepatan tinggi.
“Hey Nona, apakah kau sudah gila, hah?!” teriak seorang pria menghampiri Freya.
Jika tidak lihai mengemudi mungkin saja pria itu sudah menabrak seseorang.
Freya segera menundukkan kepalanya dengan hormat, ia membungkuk berulang kali dan berkata, “Maafkan aku Tuan, aku sedang tidak fokus. Maaf aku lagi sekali.”
“Lagi-lagi kau!” ucap seseorang dari dalam mobil menuju ke arah Freya.
Tidak disangka mimik wajah Freya terkejut melihat Daryan kini ada di depannya.
Semua pertemuan dan kejadian ini membuatnya heran.
‘Aaah, mungkin ini hanya kebetulan saja, aku bisa bertemu dengannya sampai tiga kali dalam sehari,” ujar Freya bermonolog.
“Jangan-jangan kau adalah seorang penguntit?” celetuk Daryan meremehkan Freya.
Kali ini wanita yang hatinya masih tersayat akan perilaku sang ayah tidak ingin banyak bicara.
Ia kembali menundukkan kepala dan memohon maaf kepada Daryan, “Maafkan aku Tuan, aku tidak ingin membuat masalah dengamu. Semua ini hanya kebetulan dan aku tidak pernah sama sekali menguntitmu.”
Freya segera meninggalkan Daryan Jefferson tanpa mengucapkan perkataan apa pun.
Heh!
Hal itu membuat Daryan semakin membenci Freya tanpa alasan, “Benar-benar angkuh sekali wanita itu!”
Dengan bergegas Daryan dan supirnya memasuki mobil mewah itu kembali.
Keesokan harinya.
“Ibu Eya ... Ibu ...” panggil sejumlah anak-anak yang ada di kelas Lyli untuk melanjutkan pelajaran mewarnai.
Namun rasa kantuk yang tidak bisa di tahan oleh Freya membuat dirinya tertidur di dalam kelas.
“Ibu Eya, apakah kau sedang te tidu?” suara badil yang tidak bisa mengucapkan huruf R itu sontak membuat Freya terkejut dan ia terbangun.
“Aaaahh, ada apa ini? Baik lah aku akan melanjutkan pekerjaan sekarang,” ujar Freya yang tidak tentu arah.
Seperti sedang kebingungan wanita muda ini membuat anak asuhnya heran.
“Ibu, ada apa? Apakah ibu sedang kulang enak badan?” salah satu murid yang berjenis kelamin perempuan bertanya kepada Freya.
“Hmm, maafkan Ibu yaa anak-anak semua. Mungkin Ibu hanya kelelahan saja karena kemarin malam Ibu tidak sempat tertidur.”
“Tidak apa, Evin selalu sayang Ibu ...” sahut salah satu anak laki-laki yang berusia 4 tahun begitu menggemaskan kepada ibu guru yang sangat disayanginya.
Freya memang terkenal sebagai ibu guru playgrup yang memiliki hati seperti bidadari. Ia sangat disukai oleh anak-anak yang ada di sini.
Caranya yang mendidik tidak tegas dan berselimut akan kelembutan membuat naluri anak kecil ingin terus menempel kepadanya.
Meski, sama sekali tidak dapat tidur karena ia harus bekerja di restauran Italia itu, senyum hangat Freya tidak henti-henti terpancar kepada anak-anak yang sangat disayanginya.
Semua anak memeluk Freya dengan erat.
Waktunya jam makan siang, Freya berusaha mengajar semua anak didiknya dengan penuh kesabaran.
Ada yang menangis karena tidak mau makan, ada yang menjatuhkan makanannya. Semua hal itu tidak membuat Freya emosi, malah wanita itu dengan penuh kelembutan terus meladeni anak-anak yang dibilang cukup nakal itu.
Lalu dilanjutkan untuk tidur siang, sama juga ricuhnya dengan tadi. Hal ini membuat Freya harus menyanyikan atau mendongengkan anak-anak satu persatu.
Hah!
“Akhirnya semua beres, semuanya sudah tertidur dengan lelap.”
Pada saat Freya ingin meninggalkan ruang Lyli ini, tidak disangka seperti ada yang menarik bajunya.
Ia menoleh ke belakang.
“Ibu Eya, apakah ibu bisa tetap di sini? Evin tidak bisa tidu. Evin ingin ibu Eya tetap menemani Evin,” ingin anak lagi-laki yang paling disayangi oleh Freya, karena Kelvin merupakan anak yang sangat penurut dan memiliki respect cepat dibanding teman-temannya.
Freya tersenyum.
“Kelvin sayang, apakah kau ingin ke taman bunga bersama Ibu? Nanti di sana Ibu akan menceritakan sebuah dongeng yang indah untukmu,” tawar Freya, meski ia begitu mengantuk.
Dengan senang hati anak kecil yang bernama Kelvin itu mengangguk dan ia pun digendong dengan Freya.
Di taman, Freya melakukan apa yang ia katakan tadi untuk Kelvin. Ia mendongeng dengan begitu antusias.
“Nenek sihir itu begitu jahat dan ia sangat membenci anak-anak ...”
Hal ini malah membuat Kelvin tidak bisa tertidur karena ia fokus mendengar suara lembut dari Freya.
Ditengah ibu guru cantik itu mendongeng, Kelvin mengatakan sesuatu kepada Freya, “Ibu Eya, apakah Ibu mau menjadi Ibu Evin?”
Freya tersenyum mendengar pertanyaan Kelvin, yang menurutnya begitu lucu.
“Hehe, kenapa Kelvin mengatakan hal itu, Sayang? Bukankah Kelvin sudah memiliki ibu?”
Raut wajah anak lelaki menggemaskan ini sontak terlihat murung.
‘Astaga, apakah aku mengatakan hal salah?’ Freya membantin.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
apa dia anak daryan
2022-12-30
1
vieta_pramono
bang poeeelllll
2022-12-04
2
Otih Nuraeni
baru 3 episode, udh habis ceritanya ya
2022-12-04
2