Bab 4 Pemain sesungguhnya

Pagi yang cerah, matahari menembus gorden merah marun dengan hiasan benang emas disekelilingnya.

Tuan Ahmet membuka matanya perlahan dan menoleh kesebelah ranjangnya. Dia mencari sosok gadis yang tadi malam bernyanyi sangat merdu sekali. Dia adalah Benazir. Selain pandai bernyanyi, Benazir pandai juga menari hingga Tuan Ahmet tidak bisa berkedip ketika gadis itu menari.

"Gadis yang belum pernah aku lihat di istana ini. Dia sangat berbeda. Dia cerdik dan cantik. Matanya indah seperti rembulan. Dan ketika dia menari, tubuhnya sangat lentur dan indah. Kemana dia? Apakah aku tertidur selagi dia menyanyi tadi malam?"

Seorang pelayan lalu masuk kedalam dan memberikan minuman hangat pada Tuan Ahmet.

"Tunggu pelayan, apakah Putri Benazir semalam tidur disini? Ataukah dia berada dikamarnya?"

"Semalam, Putri Benazir ke kamarnya ketika tengah malam Tuan,"

"Baiklah, kau boleh pergi dan panggilkan Arga ke hadapanku,"

Tidak lama kemudian, Arga masuk kedalam dan memberi hormat pada Tuan Ahmet.

"Jaga gadis itu baik-baik. Aku sangat menyukainya," kata Tuan Ahmet pada Arga.

Tentu saja Arga sangat senang mendengarnya. Ini yang dia harapkan. Dia ingin agar Tuan Ahmet tertarik dengan Benazir. Entah apa rencana Arga hanya dia yang tahu.

Arga lalu pergi ke kamar Benazir, dan ketika dia kekamarnya, Arga melihat Pangeran Aslan sedang bersamanya.

Arga lalu tidak jadi masuk kedalam kamar Benazir.

Semoga rencanaku untuk mengadu domba mereka berhasil. Benazir harus membuat dua orang itu mencintainya. Dan mereka akan saling bunuh, lalu akan aku katakan pada seluruh anak buah Tuan Ahmet jika mereka berdua saling bunuh akibat seorang wanita. Lalu....aku akan mengambil alih semua kerajaan ini. Dan menyingkirkan mereka semua, termasuk Benazir.

Arga adalah pria dari negara seberang. Dia datang sejak awal bergabung dengan Tuan Ahmet karena sebuah tujuan tertentu. Dan hal itu dia lakukan karena sebenarnya Arga adalah anak dari adik Tuan Ahmet.

Hubungan kakak adik itu tidak baik sejak pembagian harta warisan oleh leluhur mereka. Arga adalah anak dari istri pertama Tuan Abbas, saudara kandung Tuan Ahmet yang tidak bertemu dengan saudaranya sejak masih remaja.

"Ayah, aku akan memberikan hakmu. Aku berjanji, kau akan mendapatkan yang seharusnya menjadi milikmu," kata Arga penuh dendam.

Tidak ada yang tahu jika Arga adalah seorang mata-mata karena kepiawaiannya dalam menyembunyikan jati dirinya. Dia tidak pernah sekalipun menolak apa kata Tuannya. Dia terkenal setia dan berani berkorban, hingga membuat Tuan Ahmet sangat mempercayainya.

Didalam kamar Benazir.

"Jika kau ingin keluar dari istana ini, maka aku akan membantumu," kata Pangeran Aslan pada Benazir yang sedang menyisir rambutnya menatap Pangeran Aslan dari kaca dihadapannya.

"Kenapa kau ingin agar aku keluar dari istana ini? Apakah kau tidak takut jika ayahmu tahu apa yang kau katakan ini? Kau sudah menentangnya," ucap Benazir dengan lembut seakan dia adalah gadis yang lugu.

"Aku bersimpati padamu. Kau adalah gadis keturunan bangsawan. Kau tidak pantas menjadi pelayan ditempat ini,"

"Ohh, kau sedang mengasihaniku rupanya. Tapi sayangnya, aku tidak ingin pergi dari istana ini," kata Benazir membalikkan badannya dan kini berdiri dihadapan Pangeran Aslan.

"Aku berbalik hati padamu. Kenapa kau menolaknya?"

"Jika kau tetap disini, kau akan menjadi selir ayahanda. Apakah kamu mau menjadi selirnya? Kau masih muda dan kau bisa mendapatkan pria sejati yang akan membuatmu bahagia,"

"Seperti dirimu?" Benazir menatap lekat dan menyentuh dada Pangeran Aslan.

Pangeran Aslan mundur satu langkah ketika tubuh Benazir semakin dekat dengan dirinya ketika mereka berdiri berhadapan. Benazir menunjukkan keberanian nya jika dia tidak canggung untuk menyentuh dada pangeran Aslan dan meraup wangi parfumnya.

"Aku suka wangi parfum mu pangeran dan membuat aku ingin terus mendekati mu," Benazir terus mendesak pa heran Aslan hingga pangeran Aslan menempel di tembok.

Dengan cepat, Benazir mencium bibir pangeran Aslan dan merasakan sensasi keberanianya itu.

Pangeran Aslan terdiam dan terpana dengan kemampuan Benazir yang sangat mampu menguasai suasana.

"Maafkan aku pangeran...." Benazir baru sadar jika dia terlalu berani dan hampir saja membuat kesalahan besar.

Pangeran hanya menatap Benazir dan berlalu dari hadapannya tanpa mengatakan apapun. Sampai di kamarnya, Pangeran Aslan menatap kaca dan memegang bibirnya dengan ujung telunjuknya.

Lembut dan halus. Bibir Benazir masih terasa dalam benaknya dan membuatnya tersenyum tipis.

"Gadis itu? Kenapa aku membiarkannya menciumiku? Aku tidak bisa menolaknya tadi,"

Pangeran Aslan malah memandangi terus bibirnya lalu memegang dadanya dan dia merasakan getaran yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Sang pangeran jatuh cinta untuk pertama kalinya pada orang asing.

"Tidak! Aku tidak boleh merasakan perasaan ini! Tidak! Ini tidak boleh terjadi!"

Braakkkkk!

Pangeran Aslan memukul tembok di kamarnya dengan keras hingga tangannya terluka.

Dikamar Benazir.

Benazir juga menatap bibirnya, lalu merasakan degup getaran di jantungnya yang semakin kencang ketika teringat akan wajah pangeran Aslan.

Sementara hal itu di intip oleh Arga. Dan dia sangat kesal pada kecerobohan Benazir.

"Dia bisa berbahaya jika tidak aku hentikan!"

Kreekkkk!

Ketika Benazir senyum-senyum sendiri, Arga masuk mengagetkannya.

"Tidak sopan masuk dengan cara mengagetkan seperti itu dikamar seorang gadis," Keluh Benazir menatap Arga dari kaca.

"Kenapa kau melakukan hal ceroboh seperti tadi,"

"Apakah kau mengintip? Memangnya apa yang aku lakukan? Pangeran sangat tampan, wajar jika aku juga terpesona dengannya. Bukankah itu yang kau inginkan?"

"Gunakan otakmu dengan waras! Bukan begitu caranya membuat pangeran jatuh cinta. Kau seperti terlalu murah jika berlaku seperti itu," Arga nampak geram karena Benazir melakukan kesalahan.

"Lalu kau? Mengintip kamar orang lain. Apakah seperti ini perilaku mu yang sesungguhnya? Cih!"

"Dengar! Aku yang membawamu kemari. Kau disini atas perintah dariku. Dan jangan pernah macam-macam padaku. Ingatlah satu hal. Nyawa kedua orang tuamu ada di tanganku. Jika kau melakukan kesalahan sedikit saja yang membahayakan reputasiku, maka...aku tidak akan segan-segan membuat mereka tiada hari ini juga," Ancam Arga pada Benazir.

"Baiklah. Aku tidak akan melakukan kesalahan itu lagi. Sekarang, bisakah kau pergi dari kamarku? Aku mau istirahat,"

Benazir mengusir Arga. Dan Arga lalu menatapnya dan berlalu dari hadapannya.

Benazir menutup pintu dan menatap sinis pada ruang hampa didepannya.

"Kurang ajar! Dia terus saja mengancamku! Awas saja! Kau harus ingat jika kondisi bisa berbalik! Aku bisa mengendalikan dirimu! Dan jika hari itu tiba, maka aku akan membuat kau dimakan para buaya hidup-hidup. Dasar pria brengs*k!

Benazir sangat geram pada sikap Arga yang membuatnya seperti boneka.

Sementara, Tuan Ahmet sedang merangkai kalung mutiara. Dia membuat itu untuk Benazir. Tuan Ahmet sangat senang dengan Benazir. Kelebihan nya menyanyi dan menari, merupakan kelebihan yang tidak dimiliki para selirnya di istana bawah tanah ini.

"Hamba datang Tuan...." Benazir datang dan menghadap Tuan Ahmet.

"Kau cantik sekali dengan gaun itu," puji Tuan Ahmet.

Benazir hanya tertunduk dan tidak menatapnya. Dalam hati, menunggu kesempatan kedua untuk membunuhnya, kemarin gagal, maka hari ini tidak boleh gagal lagi, kata Benazir dalam hatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!