Arga menyuruh Benazir berdandan sangat cantik malam ini. Dia akan melayani Tuan Ahmet dan menemaninya makan di kamar pribadinya.
Arga sudah menyerahkan baju yang harus dipakai oleh benazir beserta semua perhiasan untuk membuatnya tampil mempesona di depan Tuan Ahmet.
Begitu menerima pesan Arga dari Tuan Ahmet, benazir menjadi semakin berani untuk melakukan aksi nya malam ini juga.
Mereka menyiapkan sebuah kolam pemandian yang penuh dengan bunga dan sudah ditaburi minyak kasturi yang baunya sangat harum. Hal itu dilakukan oleh beberapa pelayan yang diutus oleh Arga untuk mengurus benazir.
"Mandilah Putri, kau akan bertemu Tuan Ahmet malam ini dan menemaninya makan, kau harus wangi dan jangan sampai Tuan Ahmet melihat sedikitpun cela di tubuhmu,"
Kata seorang kepala pelayan perempuan yang sudah berusia sekitar 50 tahun. Dia adalah pelayan yang paling tinggi jabatannya dan dipercaya memimpin semua pelayan yang ada di istana bawah tanah itu.
"Sima apakah Benazir sudah siap?" tanya Arga dari luar kamar Benasir. Kakinya bahkan terasa sangat pegal karena menunggunya berdandan begitu lama.
"Sebentar lagi panglima,"
"Putri, lekaslah mandi, panglima Arga sudah menunggumu sejak tadi, kau harus segera menghadap Tuan Ahmed atau kau tidak akan punya kesempatan untuk undangan spesial dari tuan Ahmet,"
dan Benasir merasa jijik setiap kali mendengar nama Tuan Ahmet disebut oleh orang-orang di sekelilingnya.
"Aku tidak peduli pada tuanmu itu. Memangnya jika dia marah apa yang bisa dia lakukan padaku?" Tantang Benazir dengan percaya diri dan tidak takut sama sekali pada Tuan Ahmet.
"Kau tidak mengenal dia Putri, jika kau mengenal dia, maka kau tidak akan berkata demikian, seorang pelayan sepertimu pernah begitu keras kepala dan congkak hingga dia dicambuk sampai meregang nyawa oleh Tuan Ahmet, dan tidak terlihat lagi di istana ini"
Apa yang dikatakan Sima membuat benazir merinding juga.
"Baiklah pakaikan baju itu padaku,"
"Tapi kau belum mandi Putri, kau harus mandi terlebih dahulu baru kami akan memakaikan baju ini, tubuhmu harus wangi hingga seluruh ruangan Tuan Ahmet akan menjadi semerbak oleh harum dirimu,"
"Baiklah lakukan dengan cepat!"
"Kau sangat beruntung Putri, Kau adalah keturunan bangsawan sehingga kau tidak diperlakukan seperti pelayan yang lainnya,"
"Apa bedanya aku dengan kalian meskipun aku Putri bangsawan aku menjadi tawanan di istana Tuan kalian ini,"
"Tentu saja berbeda Putri, kau baru datang dan kau mendapat sambutan dan juga undangan spesial dari tuan Ahmet, sedangkan pelayan yang lainnya harus menunggu hingga begitu lama untuk menjadi selir Tuan Ahmet?"
Putri benazir menjadi terkejut ketika Sima menyebut nama selir.
"Apakah aku akan menjadi salah satu selirnya?" tanya benasir pada Sima yang tersenyum pada keberanian gadis di depannya ini.
"Lalu apa lagi jika bukan menjadi selirnya? Apakah kau pikir kau akan diundang tanpa tujuan tertentu?"
"Aku tidak peduli apa tujuan Tuan Ahmet memanggilku, bagiku ini adalah pertemuan yang pertama sekaligus yang terakhir?"
Kata benazir penuh percaya diri, karena dia sudah menaruh bubuk racun di salah satu cincin yang akan dia pakai saat menemui Tuan Ahmad dan malam ini juga dia akan menghabisi Tuan Ahmet itu di dalam kamarnya sendiri.
"Apa maksud anda Putri kenapa Anda mengatakan jika ini adalah pertemuan yang terakhir apakah Putri ingin melarikan diri dari istana ini?"
"Kau tidak tahu apapun Sima, biar aku katakan ini akan menjadi malam terakhir Tuan Ahmet,"
Dan ketika Putri benasir berkata demikian salah seorang dayang segera keluar dari kamar benazir, dia menuju kepada Pangeran Aslan.
tok tok tok!
"Ya masuklah,"
"Kau! Untuk apa kau menemuiku, aku tidak menyuruhmu datang lalu kenapa kau datang ke kamarku?"
"Pangeran, aku datang karena aku mencurigai sikap Putri Benazir seakan mempunyai maksud jahat terhadap Tuhan Ahmet. malam ini Putri benazir akan bermalam di kamar tuan Ahmet dan dia mengatakan jika ini adalah pertemuan pertama sekaligus terakhir untuk Tuan Ahmet. Bukankah itu sangat aneh pangeran?"
Sang pangeran lalu menatap pelayan itu yang bernama Almira.
"Almira jika kau berbohong padaku kau tahu apa akibatnya bukan?"
"Hamba bersedia menanggung 100 kali cambuk pangeran, Tapi demi keluarga kerajaan hamba rela mati dan itu adalah wujud dari kesetiaan hamba kepada keluarga Pangeran," kata pelayan Almira yang sudah sejak lama ingin mendekati Pangeran Aslan dan menjadi wanitanya.
Almira berharap apa yang dia katakan ini akan membuatnya semakin dekat kepada sang pangeran.
"Baiklah akan aku bicarakan hal ini dengan Arga, kau boleh pergi,"
"Pangeran, sebaiknya anda tidak mengatakan hal ini kepada tuan Arga, entah kenapa hamba tidak percaya kepada tuan Arga sejak kejadian 2 minggu yang lalu ketika tuan Ahmet berada dalam bahaya sedangkan Tuan Arga bersamanya," kata pelayan Almira berusaha mencari simpati dan perhatian dari pangeran Aslan.
"Baiklah akan aku selidiki sendiri sekarang, kau boleh pergi,"
"Baik pangeran, hamba mohon diri," kata pelayan Almira sambil mengeringkan matanya kepada Pangeran Aslan yang menatapnya dengan dingin dan datar.
Terkadang aura kejam juga terlihat di wajah Pangeran Aslan ketika sedang berbicara. Namun hingga kini aura kejamnya masih terselubung oleh karismanya yang sangat mempesona. Alih-alih orang takut akan kekejamannya, justru mereka berharap bisa mendekatinya, terutama para gadis.
Aura kejam yang kadang terpancar, justru membuat para gadis merasa semakin terpikat oleh daya tarik sang pangeran yang terkenal sulit didekati oleh para wanita.
Dan sudah menjadi rahasia umum, jika semua itu terjadi karena sang ibundanya yang telah membuatnya kesepian selama ini. Sang ibunda pergi bersama pengawal pribadinya dan memilih cintanya dari pada putranya sendiri.
Pangeran lalu pergi ke kamar ayahnya. dan saat itu dia melihat Putri Benasir berada di depan ayahnya berdiri berhadapan.
Sang ayah jelas nampak terpikat oleh kecantikan dan pesona Putri benasir. Namun mata Pangeran Aslan justru tertarik dengan cangkir yang sedang dipegang oleh Putri Benazir.
Begitu melihat putri Benasir akan memberikan minuman itu kepada ayahandanya, maka Pangeran Aslan berjalan ke arah mereka berdua dan sengaja menumpahkan minuman itu hingga membuat sang ayah murka.
Minuman itu tumpah dan membuat baju putri Benasir menjadi basah.
"Maaf Putri, aku tidak sengaja menumpahkannya," kata Pangeran Aslan dan membuat Putri Benazir melotot kesal padanya karena dia kehilangan kesempatan untuk membunuh Tuan Ahmet dengan racun yang sudah dia tuang ke dalam minuman itu.
"Pangeran Aslan apa yang kamu lakukan di sini, kamu membuat suasana hatiku menjadi buruk,"
"Maaf ayahanda hamba ada keperluan dengan ayahanda, apakah hamba bisa meminta waktu sebentar?"
Tanya Pangeran Aslan kepada sang ayahanda. Karena beberapa waktu sejak berita tentang ibunya, hubungan ayah dan anak itu menjadi merenggang. Akhirnya sang ayah memberi kesempatan kepada Pangeran Aslan untuk berbicara empat mata padanya dan menyuruh Benasir untuk berganti baju.
Katakan kenapa kau datang kemari tanpa memberitahu Arga terlebih dahulu?"
"Haruskah untuk bertemu ayahku sendiri saya membuat janji?"
"Bukan begitu Pangeran, tapi aku sedang bersama putri Benasir, seharusnya kau menunggu hingga esok pagi untuk menemuiku,"
"Apakah pertemuanmu dengan Putri Benazir lebih penting daripada diriku?"
"Aku tidak ingin berdebat denganmu pangeran, segera katakan kenapa kau datang kemari?"
"Itu karena ada berita jika anda akan menangkap ibu di perairan Uruhara?"
"Dari mana kau mendengar berita itu, apakah Arga memberitahumu?"
"Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Arga dan hamba ingin jika kau menangkap ibunda mohon jangan menyakitinya,"
"Dia sudah melewati batasan dan bahkan mempermalukan aku dengan kabur bersama pengawal yang aku suruh untuk menjaganya,"
"Semua itu ibunda lakukan karena ayahanda terlalu kejam padanya, ibunda sangat menderita,"
"Kau selalu membela ibumu, kau tidak tahu apa yang terjadi, meskipun ibumu pergi dan minggat dari istana bersama pengawalnya yang brengsek itu kau tetap membelanya,"
"Hamba ingin bertemu ibunda jika sampai Ayah berhasil membawanya kemari, katakan jika kau tidak akan membunuhnya?"
"Apakah dia pantas untuk aku ampuni?"
"Setidaknya biarkan hamba bertemu dengan ibunda, hamba sangat ingin menemuinya,"
"Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu,"
"Terima kasih ayahanda, hamba mohon diri,"
Dan ketika Pangeran Aslan akan keluar dia berpapasan dengan Putri Benasir yang sudah berganti baju.
Mereka bertemu dan saling bertatapan beberapa menit hingga langkah mereka terhenti Dan seperti terhipnotis untuk sesaat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments