5

Satu tahun berlalu ...

Hidup bergelimangan harta membuat David menjadi seorang lelaki yang arogan, sombong, penuh nafsu dan gairah. Hidupnya terlalu bebas dalam bergaul hingga ia lupa bahwa usianya tak lagi muda seperti dulu.

Langkah kakinya pelan, tubuhnya lelah setelah seharian bekerja. Ia selalu mampir di tempat favoritnya. Klub Hugo's, hanya di sana David memiliki rasa aman dan nyaman. Pastinya ia akan selalu mengingat gadis mungil yang ia tiduri secara paksa.

David menegak satu gelas koktail. Seperti biasa ia hanya menjadi penonton di sana. Semua sudah pernaha ia lakukan jadi David sekarang lebih selektif memilih perempuan yang akan menemaninya bersenang -senang semalaman.

"Bagaimana? Ada kabar tentang gadis mungil itu?" tanya David pelan kepada Ben.

Ben menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku sudah berusaha mencari tahu. Dari smeua teman -temannya juga, tapi Tiwi seperti menghilang di telan bumi setelah kontrak kerja dengan klub ini selesai," ucap Ben menjelaskan.

David hanya mengangguk pelan. Hatinya terasa pilu dan perih, rasanya kosong dan hampa.

"Tidak biasanya? Kau biasanya mudah lupa dengan wanita?" tanya Ben pelan.

"Tiwi beda. Kau tahu perjuanganku mendapatkan dia itu sulit, hampir saja aku kehilangan mobil sport pemberian Kakek," ucap David tertawa pelan.

"Dan akhirnya kau mendapatkannya dengan memaksa gadis itu. Kau gendong dia dan kau masukkan di ruang VIP seperti biasa," ucap Ben tertawa mengingat kejadian satu tahun silam.

"Apa yang akan kau lakukan jika kau bertemu dengan Tiwi?" tanya Ben pelan kepada David.

"Kalau keluargaku merestui. Aku akan menikahinya. Sudah waktunya aku menikah, Nenek selalu bilang padaku begitu. Tahun depan usiaku tepat tiga puluh lima tahun, setidaknya aku punya istri yang baik yang mau mengurusku di masa tuaku nanti," ucap David pelan.

David meletakkan gelas berisi koktail itu. Satu tahun ini David banyak berubah. Pemikirannya menjadi lebih dewasa, setelah kejadian naas satu tahun silam. Ia harus mengalami kecelakaan yang hampir membuat nyawanya menghilang. Untung saja aada orang baik yang menolongnya.

David memejamkan kedua matanya. Ia seperti mengingat gadis yang menolongnya itu. Namun, ia lupa. Tapi, aroma tubuh wanita itu sanagt khas di indera penciuman David.

"Heh ... Melamun saja. Mau tambah minumannya? Soalnya kau jarang -jarang ke tempat ini sekarang," ucap Ben tersenyum.

David hanya mengangguk kecil.

"Cukup. Aku tak mau mabuk. Aku sibuk kerja Ben. Bahkan tak ada waktu untuk bercinta setiap hari seperti dulu," gelak tawa David terdengar nyaring.

Ini bukan candaan belaka. Memang hampir setiap hari David seharian di klub ini dan memesan kamar VIP untuk bercinta dengan wanita yang ia suka pada hari itu. Tapi, sekarang ia datang dnegna tampilan seelan jas dan dasi panjang. Bukan saja nmapak lebih tampan, macho, keren tapi juga terlihat lebih alim dan dewasa.

"David?" panggil seorang wanita seksi yang langsung bergelayut manja ke arah David.

"Uh ... Jangan begini Merry. Santai saja. Duduklah dan minum," titah David memelankan suaranya.

"Hei ... Kau habis kepentok apa? Dulu kau begitu senang ku gelayuti, sekarang kenapa menolak?" tanya Merry pelan sambil memesan minuman pada Ben.

David hanay tersenyum kecut. Ia berusaha tersenyum sewajarnya.

"Itu dulu Merry. Aku hanya ingin menjadi orang yang lebih baik saj. Kau kenal Tiwi?" tanya David pelan.

"Tiwi? Oh yang DJ itu? Dulu pernah kerja di sini? Terus di pecat," ucap Merry pelan.

"Di pecat?" tanya David pensaran. Tatapannya kini beralih ke arah Ben yang berpura -pura tak mendengar dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Merry pun memutar kedua bola matanay dengan malas. Ia ingin membahas hubungannya dengan. Malahan lelaki itu bertanya tentang gadis lain.

"Kenapa sih tanya Tiwi segala? Memang kenal?" tanay Merry ketus.

"Bukan urusan kamu!! Ceritakan tentang Tiwi. Kenapa dia bisa di pecat? Cepet!!" teriak David dengan suara menekan.

"Cih ... Ada syaratnya," ucap Merry pelan.

DAvid memejamkan kedua matanya dan menarik napas dalam. Ia berusaha menenangkan hatinya dan tidak bersikap arogan pada siapa pun.

"Apa? Apa syaratnya?" tanya David menantang.

"Aku ingin tidur denganmu, seperti dulu. Aku ingin menjadi kekasihmu. Itu yang setiap malam kau bisikkan di telingaku saat bercinta denganku, kau lupa?" tanay Merry berusaha menggapai tangan DAvid.

"Kau gila? Mana mungkin aku bisa jadi kekasihmu Merry. Dulu kita melakukan sama -sama suka, tidak ada tuntutan. Lagi pula, kau juga bermain dnegan yang lain, dan kini kau tuntut aku untuk jadi kekasihmu. Oh tidak mungkin.. Kalau kamu tidak mau ceritaan apapu tentang Tiwi, tidak masalah. Cepat pergi dari hadapanku!! Dan, jangan sampai kau tunjukkan lagi batang hidungmu keadaku jika kau tidak ingin ku patahkan lehermu!!" ucap David muali geram. Ia mulai tersulut emosinya dnegan ucapan Merry. Di tambah suasaan aklub yang rmia dan suara musik yang membuat detak jantungnya juga berdegup keras.

"Dasar lelaki kasar!!" teriak Merry yang merasa tak terima.

"Jaga mulutmu!! Kau yang murahan!! Jangan berharap menjadi mutiara kalau kau itu berasal dari samapah," ucap David denagn kesal.

Hatinya mulai panas, suhu tubuhnya mendidih. Merry pergi begitu saja. Ia tahu David leaki kears dan kasar. Ia berani melakukan apapun di luar kendalinya. Nafsunya begitu besar, tidak hanya nafsu di ranjang tapi jug anafsu emosinya bisa tak terbendung kalau sudah geram.

Tatapan David kini nyalang dan begitu tajam seperti ingin membunuh Ben. Ben nampak berusaha menenangkan diri dn seolah tidak tahu dengan ermasalaha yang terjadi.

BRAK!!!

Suara gebrakan meja yang begitu keras membuat beberapa gelas alkhohol dan botol yang ada di meja pun ikut terloncat dan jatuh ke lantai hingga pecah berkeping -kepng.

David mengambil pecahan botol dan mengarahkan pada Ben.

"Brengsek kau!! Aku percaya penuh padamu tapi kamu membohogiku!! Kau tahu kan apa yang terjadi dengan Tiwi yang sebenarnya? Kau ingin mati dengan pecahan ini atau kau ceritakan semuanya?" tanya David yang sudah mulai kalap.

Selama se -tahun ini ia berusaha tenang da bersikap manis. Tapi, saat ia kembali ke tempat ini seolah darah dan jiwa mudanya membuat ia kembali seperti dulu. Kejantanannya mulai di uji kembali, keberaniannya, ketegasannya, kemampuannya berkelahi, dan nafsunya yang terus memburu.

"Turunkan pecahan botol itu. Kau akan ceritakan semuanya. Aku janji." jawab Ben yang muali ketajutan. Ia benar -benar gugup dan panik saat David muali mengangkat pecahan botol itu. David terkenal lelaki yang nekat dan tak bisa di hentikan. Jadi, jangana pernah main -main dengannya.

"Awas saja jika kau bohong. Mati kau di tanganku!!" teriak David keras.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!