"Apa yang kau lakukan, Juwi?" tanya Sadewa setelah dengan susah payah membawa Juwita menjauh.
Sadewa membiarkan Juwita duduk di sebuah kursi. Sementara dia berdiri di depan Juwita sambil sesekali memijit dahinya karena keputusan Juwita yang dianggap keterlaluan.
"Seperti yang kakak lihat, aku akan menikah hari ini," jawab Juwita tanpa melihat Sadewa.
"Dengan pria berandalan seperti Jeff itu?" potong Sadewa.
"Apa ada yang salah. Memangnya kenapa kalau dia berandalan. Apa urusannya denganmu, Kak?" tanya Juwita.
"Juwita, kakak tidak akan membiarkanmu menikah dengannya. Kalau kau ingin menikah silakakan saja asalkan tidak dengan pria seperti Jeff itu," pinta Sadewa.
Juwita mendongak, Sadewa ingin dia membatalkan pernikahannya adalah harapannya. Tapi Juwita sudah berubah pikiran, dia tidak akan membatalkannya meskipun Sadewa berlutut dan memohon di kakinya.
Untuk apa?
Membatalkannya pun juga sudah tidak ada gunanya karena pada akhirnya Juwita tidak bisa menikah dengan Sadewa. Apa hanya Sadewa yang boleh membuat Juwita patah hati?
Tidak.
Juwita tidak suka ketidakadilan seperti itu. Jika dengan menikah dengan Jeff bisa membuat Sadewa merasakan apa yang dinamakan patah hati, maka Juwita akan dengan senang melakukannya. Karena tidak bisa saling memiliki jadi mari saling menyakiti. Itulah yang diinginkan Juwita sekarang.
"Aku tidak mau," tolak Juwita.
"Juwita, kakak tahu dia tampan. Tapi apa kau pikir kau akan bahagia menikah dengannya hanya karena dia memiliki wajah yang tampan. Apa pekerjaannya, berapa penghasilannya, apa dia bisa memenuhi semua kebutuhan hidupmu?" tanya Sadewa.
"Mau bagaimana lagi, aku menikah pada akhirnya quntuk tidur dengannya. Kalau wajahnya saja tidak menarik perhatianku bagaimana aku bisa melakukan yang lebih intim lagi. Kakak, jangan pernah merendahkan Jeff di depanku. Karena di mataku berandalan itu bisa di percaya daripada kakak yang memberikan janji pernikahan tapi menikah dengan perempuan lain. Apa kakak tahu, Jeff bahkan tidak menolak sedikit pun ketika aku mengatakan ingin menikah dengannya," jawab Juwita panjang.
"Apa kau benar-benar ingin tidur dengannya?" tanya Sadewa.
Tatapan itu jelas berubah. Sangat marah dan jelas terlihat api kecemburuan yang menyala dari sorot mata tajam seperti elang itu.
"Memangnya apalagi selain itu. Bukankah kakak sendiri bahkan sudah melakukannya sebelum menikah hingga calon istrimu itu hamil anakmu?" sindir Juwita.
Sadewa mengepalkan tangannya. Kalimat yang keluar dari mulut Juwita sungguh membuat marah dan kecewanya sampai pada batasnya. Apa yang dia lakukan memang salah. Dia pun menyesal karena harus membuang jauh harapannya menikah dengan Juwita karena kecelakaan semalam itu.
"Juwita, sudah kakak bilang kau tidak boleh menikah dengannya. Ayo, pergi dari sini sebelum berandalan itu datang."
Sadewa menarik tangan Juwita, membawanya semakin menjauh dari tempat acara.
Alan dan Caca yang sedari tadi melihat hanya bisa mematung saat calon pengantin wanita hendak di bawa lari. Apa yang harus mereka lakukan. Satu sisi Alan bersyukur jika Juwita gagal menikah dengan berandalan. Tapi merasa bersalah kepada Jeff disisi yang lain karena sudah membawanya dalam masalah. Tidak, sebenarnya dia malah lebih takut seandainya Juwita gagal menikah dengan Jeff.
"Jeff, cepatlah datang atau pengantinmu akan dicuri orang," gumam Alan.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Caca pada Alan, suaminya. Caca semakin panik, lebih panik lagi saat Jeff masih tidak mengangkat teleponnya sejak tadi.
"Aku juga tidak tahu," jawab Alan cemas. Tapi pada akhirnya mengikuti Sadewa yang menarik tangan Juwita.
Sadewa membawa Juwita pergi. Sudah hampir keluar dari sebuah bangunan sederhana yang jadi tempat Jeff dan Juwi melangsungkan akad. Tapi di depan sana sudah berdiri seorang Jeff yang datang sedikit terlambat.
Sadewa berhenti, begitupun dengan Juwita, Alan, dan Caca. Mereka melihat Jeff dari atas hingga bawah dengan tatapan aneh. Alan bahkan mengangkat satu alisnya melihat Jeff yang terlihat berantakan. Masih ada darah di sudut bibirnya. Bajunya juga tidak seputih seharusnya bahkan ada beberapa helai bulu ayam di rambutnya yang acak-acakan.
"Apa sih yang dilakukan berandalan ini. Apa dia pergi menidurkan ayamnya dulu sebelum kesini?" batin Alan.
Saat ini Jeff tidak sendirian karena dia ditemani oleh dua orang terdekatnya, Azzam dan Ayunda yang merupakan tetangganya. Lalu masih ada puluhan preman yang berdiri dibelakangnya.
Jeff tersenyum sinis melihat Sadewa. Siapa kira-kira pria ini. Kenapa dia membawa Juwita pergi?
"Kau mau membawa pengantinku kemana?" tanya Jeff.
"Aku tidak akan membiarkan adikku menikah denganmu," jawab Sadewa.
"Oh, jadi kau pria yang tidak menepati janjinya itu?" tanya Jeff. Lalu membebaskan Juwita dari tangan Sadewa dan menarik Juwita bersamanya.
"Jangan ikut campur, kau itu orang luar. Pergilah jika kau tahu tempatmu!" kata Sadewa.
"Maaf, tapi aku ini calon suaminya. Jika ada yang harus pergi, kau lah orangnya," tolak Jeff.
Juwita diam saja, sementara Alan dan Caca hanya bisa pasrah karena sepertinya masih akan ada pertengkaran diantara mereka.
"Suami akan menafkahi istrinya. Apa kau bisa menafkahi Juwita?" tanya Sadewa.
"Aku bisa," jawab Jeff.
"Apa pekerjaanmu, berapa banyak yang bisa kau berikan untuknya?" tanya Sadewa lagi.
"Aku hanya pengangguran yang menghasilkan sedikit uang. Tapi membuat perutnya kenyang dan tetap sehat itu sudah lebih dari cukup," jawab Jeff percaya diri.
"Itu saja tidak cukup, Jeff! Juwita tidak terbiasa hidup sederhana sepertimu," kata Sadewa.
Ucapan Sadewa membuat Jeff tertampar, tapi juga tersenyum disaat bersamaan. Apa Sadewa ingin mengingatkan perbedaan kasta diantara mereka? Persetan dengan kasta. Juwita hanyalah anak yatim-piatu yang diadopsi oleh orangtua angkatnya dan dibesarkan tanpa kasih sayang yang layak. Jadi bisa dikatakan Juwita hanyalah wanita biasa sama sepertinya. Lalu kenapa mereka tidak boleh menikah?
"Aku memang hidup sangat sederhana tapi Juwita menginginkan aku yang sederhana ini jadi suaminya. Menerima lamaran gadis cantik seperti Juwita mana mungkin aku bisa menolak?" kata Jeff membela diri.
"Jeff, dia tidak mencintaimu. Apa kau mengerti?" tanya Sadewa.
"Lalu, apa kau juga mengerti bahwa dia mencintaimu sebelumnya?" tanya Jeff juga.
"Tentu saja aku mengerti," jawab Sadewa.
"Lalu apa kau bisa membahagiakannya dengan menikahinya?" tanya Jeff.
Kali ini giliran Sadewa yang merasa tertampar. Pertanyaan Jeff sudah pasti jawabannya adalah tidak.
"Karena kau tidak bisa, maka aku akan menikahinya," kata Jeff.
Jeff menoleh kearah Juwita, menatapnya dengan tatapan tajam dengan mata elangnya. "Bukankah kau ingin menikah denganku. Katakan, kau masih ingin menikah atau tidak? Ingat, aku hanya akan memberimu satu kesempatan untuk berpikir."
"Aku mau," jawab Juwita tanpa berpikir.
Mendengar jawaban itu membuat Jeff tersenyum tipis. Sepertinya Juwita tidak terlalu bodoh sehingga memilih untuk membatalkan pernikahannya. "Teman-teman, tolong bantu aku menjaga pria ini. Aku tidak ingin seseorang mengganggu pernikahanku lagi," pinta Jeff.
Sekumpulan preman itu menuruti Jeffsa. Dengan cepat menahan Sadewa dan mengikatnya. Setidaknya mereka akan menghalangi Sadewa sampai Jeff selesai menikah.
"Ayo!" ajak Jeff.
Lagi, Juwita ditarik lagi. Sementara Alan dan Caca hanya saling pandang kemudian menyambut Azzam dan Ayunda untuk berkenalan.
"Maaf, Mas. Kenapa tampilan Jeff seperti itu?" tanya Alan penasaran.
"Dia berkelahi sebelum kesini," jawab Azzam.
"Berkelahi?" tanya Caca.
"Seseorang mencoba menghalangi Jeff menikah. Jeff menolak dan mereka bertengkar," jawab Ayunda.
"Siapa yang menghalanginya?" tanya Alan semakin penasaran. Sadewa ada disini, jadi siapa yang membuat Jeff babak belur seperti itu?
"Anggara," jawab Azzam singkat.
"Dia?" tanya Alan dan Caca bersamaan.
.
.
.
Beberapa saat yang lalu.
"Kau siapa?" tanya Jeff. Matanya melihat isi di dalam sebuah tas besar berisi uang tunai yang bisa dimiliki Jeff asalkan dia tidak menikah dengan Juwita.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku. Cepat ambil uang itu dan pergi. Lalu jangan pernah lagi menemui Juwita," jawab seorang pria yang langsung terbang ke Indonesia saat tahu Juwita akan menikah dengan Jeff hari ini.
Jeff tersenyum sinis. Apa Juwita hanya seharga dengan uang di tas ini?
"Aku tidak mau!" tolak Jeff sembari melemparkan tas berisi uang itu ke tanah dan berbalik arah.
"Hei, berandal. Apa kau pikir bisa menolak?" tanya pria itu lagi.
Jeff memperhatikan pria itu, lalu mengedarkan pandangannya ke belasan orang yang sekarang mengelilinginya.
"Ini sedikit merepotkan. Meskipun aku bisa lolos, tapi pasti akan ada beberapa pukulan yang mendarat di wajah tampanku ini. Juwita, aku belum menjadi suamimu. Tapi kenapa sudah ada banyak musuh yang mendatangiku karenamu. Kau ini sebenarnya ingin membuatku mati atau apa?" batin Jeff kesal.
"Apa kau berubah pikiran sekarang?" tanya pria yang sedang mencoba bernegosiasi dengan Jeff.
"Sepertinya Juwita sangat penting untukmu. Tapi untuk orang yang sangat berharga, apa cukup digantikan dengan uang sejumlah ini?" kata Jeff.
"Aku bisa menambah jumlahnya lima kali lipat. Bagaimana?" tanya pria itu lagi.
"Maaf, tapi aku tidak tertarik dengan uangmu," jawab Jeff lalu langsung memulai perkelahiannya dengan sekelompok orang itu.
Di gang sepi itu, Jeff sangat sibuk. Memukul dan dipukul adalah adegan utama sekarang ini. Jeff, dia cukup pandai berkelahi meskipun tidak sehebat Jet Li atau Jackie Chan. Tapi itu saja tidak cukup membuatnya lolos dari pukulan. Beberapa kali wajah tampannya terkena bogem mentah dan itu membuatnya sangat marah. Wajah adalah anggota tubuh yang sangat Jeff banggakan selain belalai panjang serta ABS-nya.
"Berandalan!" umpat Jeff, sebelum menyerang mereka dengan bogeman yang membabi buta tapi tepat sasaran. Lalu lari secepatnya saat ada kesempatan. Bersembunyi di kandang ayam untuk mengecoh lawan.
Orang-orang itu terhenti saat mereka sampai di persimpangan. sebelum akhirnya berpencar ke arah yang berbeda untuk menemukan Jeff.
"Tuan Anggara, kami kehilangan jejaknya," lapor salah satu orang itu kepada Anggara. Pria yang bernegosiasi dengan Jeff, yang tak lain adalah kakak angkat Juwita.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Berdo'a saja
ternyata harus berjuang Dulu Jeff
2023-08-03
0
Dewi Payang
Kenapa bisa begitu dirimu Jeff, apa kau telah????
2022-12-22
0
Rini Antika
Semangat terus sayangku..💪💪
2022-12-19
0