Setelah masuk ke sebuah ruangan dan menjamu Jeff dengan beberapa botol minuman, Alan pun mulai mengatakan apa tujuannya.
"Jeff!" kata Alan mulai membuka obrolan.
"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan? Sampai kapan kau akan diam seperti itu?" tanya Jeff dengan tatapan sinis.
Sejujurnya Jeff tidak ingin terlalu lama bersama Alan di tempat sepi seperti ini. Bagaimanapun juga Jeff adalah pria normal. Menyukai wanita cantik dan seksi seperti kodratnya. Alan membawanya kemari tidak karena tertarik dengan wajahnya yang tampan kan? Alan masih normal kan? Dia tidak memiliki perilaku menyimpang semacam menyukai sesama jenis kan?
"Seseorang ingin menikah denganmu, apa kau setuju?" tawar Alan.
DEG.
Minuman bersoda di mulut Jeff itu langsung muncrat seketika. Sudah berakhir, apa Alan sedang memulai untuk mengakui perasaannya yang sesungguhnya?
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Alan ketika menyadari bagaimana ekspresi Jeff saat melihatnya.
"Lan, aku tahu aku tampan. Tapi maaf, aku tidak tertarik dengan pria. Jadi simpan saja perasaanmu itu dan kembalilah ke jalan yang benar!" tolak Jeff mentah-mentah.
"Jeff, sepertinya otakmu itu perlu dicuci. Apa aku ini terlihat seperti itu? Aku juga tidak ingin menemuimu jika seseorang tidak meminta tolong padaku tahu?" protes Alan.
Tiba-tiba dia sangat menyesal karena telah memilih Jeff untuk dijadikan suami Juwita. Tapi disisi lain merasa tenang karena Jeff adalah pria normal.
"Memangnya minta tolong apa sampai kau menemuiku. Kita tidak seakrab ini sebelumnya kan?" tanya Jeff.
"Bukankah aku sudah bilang tadi. Seseorang ingin menikah denganmu. Apa kau setuju?" tanya Alan.
Jeff tersenyum tipis. Memang biasanya ada sekumpulan gadis yang mengajaknya kencan semalam atau menjalin hubungan tanpa status yang jelas. Tapi untuk menikah, baru kali ini Jeff mendapatkannya. Apa wanita itu gila?
"Siapa?" tanya Jeff.
"Teman baikku, namanya Juwita," jawab Alan.
Jeff melihat Alan, pria ini sama sepertinya. Sama-sama berandalan dan akrab dengan dunia malam. Jika Juwita adalah temannya Alan, bukankah Juwita itu seharusnya juga berandalan dalam versi wanita?
"Aku tidak tertarik," tolak Jeff lalu meminum minumannya.
"Kenapa?" tanya Alan.
"Dia pasti sama sepertimu, kan?" tanya Jeff.
"Sialan! Dia gadis yang baik. Dia baru saja kembali dari luar negeri setelah menyelesaikan kuliahnya," jelas Alan.
"Lalu kenapa wanita baik seperti itu mau menikah denganku?" tanya Jeff.
"Dia hanya sedang patah hati karena seseorang yang dicintainya menikah," jelas Alan.
"Oh, apa aku ini hanya dijadikan semacam pelarian?" tanya Jeff.
"Tentu saja," jawab Alan.
"Lalu kenapa harus aku yang menikah dengannya. Dari sekian banyak pria kenapa aku yang kau tawari jadi suami temanmu itu? Bukankah banyak pria yang kau kenal?" tanya Jeff penasaran.
"Aku memang kenal dengan banyak orang. Tapi dia ingin menikah dengan pria berandalan yang tampan. Satu-satunya yang sesuai dengan kriterianya hanya kau, Jeff! Sudahlah, kau bisa menolak jika tidak mau dan aku akan mencari yang lain," jawab Alan.
"Apa imbalannya?" tanya Jeff.
"Aku tidak tahu. Kau tanyakan saja padanya nanti. Aku sudah menghubunginya, seharusnya dia akan segera datang," jawab Alan.
Beberapa menit berlalu, Juwita benar-benar datang atas panggilan Alan. Di ruangan itu, Alan meninggalkan Juwita dan Jeff sendirian agar bebas mengatakan apapun. Bagaimanapun juga jika tidak ada halangan dan Jeff setuju mereka akan menikah. Jadi sudah pasti banyak hal penting yang ingin mereka diskusikan.
"Apa 500 juta cukup sebagai imbalannya?" tanya Juwita.
Uang itu bahkan lebih banyak dari jumlah setengah tabungannya. Tapi dia rela memberikannya asal pria asing ini bersedia menikah dengannya.
"Berapa lama aku harus jadi suamimu?" tanya Jeff langsung ke intinya.
"Aku tidak bisa memastikannya," jawab Juwi.
"Apa kau tidak berniat berpisah denganku kedepannya? Apa kau ingin menjadi istriku seumur hidup?" tanya Jeff lagi.
"Aku tidak tahu," kata Juwita.
Jeff tertawa mendengar jawaban polos dari Juwita. Baru kali ini dia harus melakukan pekerjaan tanpa tahu batas waktunya meskipun uang yang di dapatnya lumayan.
"Aku tau uang itu sangat tidak cukup untuk semua ini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu rugi. Jeff, menikahlah denganku. Aku tidak tahu kapan bisa membuatmu terbebas dari status sebagai suamiku. Tapi, jika suatu hari kau menemukan seorang wanita yang kau cintai dan ingin menikah dengannya, kau hanya perlu memberitahuku. Saat itu juga, aku bersedia bercerai denganmu agar kau bisa hidup dengannya, bagaimana?" tanya Juwita menawarkan.
"Semudah itu? Apa dia bodoh?" gumam Jeff.
"Bagaimana, apa kau setuju?" tanya Juwita harap-harap cemas.
"Berapa ukuran BH-mu dan lingkar pinggangmu?" tanya Jeff.
Jeff mengabaikan pertanyaan Juwita tentang kesepakatannya. Jika Juwita ingin menjadi istrinya karena dia berandalan yang tampan dan sebagai pelarian, maka jika Jeff bersedia menjadi suaminya asalkan ukuran benda kenyal itu cukup besar dan pinggang yang ramping seharunya tidak masalah kan?
"A-apa?" ulang Juwita meyakinkan pendengarannya.
"Berapa ukuran BH-mu. Aku tidak akan menjadi suamimu jika ukurannya dibawah 34," jawab Jeff.
"Kalau begitu kita bisa menikah," kata Juwita dengan wajah memerah.
"Biarkan aku memeriksanya," kata Jeff.
Jeff bangkit, mendekati Juwita yang duduk di sampingnya dan sepersekian detik kemudian sudah mendaratkan tangannya di sana.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Juwita kemudian menepis tangan nakal itu.
"Memeriksanya, apakah ini asli," jawab Jeff tanpa rasa malu. Tangan kekar itu menolak tepisan Juwita, lalu menekannya sebanyak tiga kali untuk memastikan keasliannya.
"Tentu saja ini asli."
Juwita mendorong Jeff. Bukannya marah, tapi berandalan itu malah tersenyum.
"Baiklah, aku setuju. Lalu, aku ingin memberitahumu. Aku tidak akan membiarkanmu masuk dan tidur di kamarku. Kau tidur di tempat yang lain. Karena aku tidak menyukai anak-anak," kata Jeff.
"Bagus kalau begitu. Karena aku juga tidak menyukai anak-anak," balas Juwita.
"Satu lagi. Aku tidak suka seseorang menggangguku dan mencampuri urusanku. Jadi jaga batasanmu. Apa kau mengerti?" tanya Jeff.
"Aku mengerti," jawab Juwita.
"Kalau begitu, simpan saja 500 juta yang kau siapkan," kata Jeff dengan memukul dahi Juwita.
"Kenapa, kau tak takut aku menipumu?" tanya Juwita dengan memegangi dahinya yang tertutup poni.
"Kalau kau berani menipuku, aku akan mengambil sesuatu yang lebih berharga daripada 500 jutamu itu," ancam Jeff dengan senyum tipisnya.
"Oh!" jawab Juwita pelan.
"Hanya saja, siapkan makanan untukku setiap hari," pinta Jeff
"Aku tidak bisa masak," jawab Juwita.
"Maka kau harus membelinya untukku," kata Jeff memberi solusi.
"Baiklah!" kata Juwi menyanggupi.
"Kapan kita akan menikah?" tanya Jeff.
"Besok," jawab Juwi.
"Aku pasti akan datang," janji Jeff. Kemudian menyodorkan ponselnya kepada Juwi untuk tukar pin masing-masing.
Juwita mengambil ponselnya, bertukar pin dengan Jeff dan menyimpannya. "Aku akan mengirimkan alamatnya nanti," kata Juwita.
"Terserah kau saja," jawab Jeff.
"Tunggu!" cegah Juwita ketika Jeff berbalik arah.
"Apa lagi?" tanya Jeff.
"Kau belum berlatih mengucapkan ijab qobul," kata Juwita mengingatkan.
"Namamu Juwita kan? Aku sudah mengingatnya. Aku janji semuanya akan berjalan lancar besok," jawab Jeff.
"Tapi-,"
"Juwita, apa kau berencana mengganggu kesenanganku? Kau bahkan belum menjadi istriku," kata Jeff datar.
"Aku hanya ingin tahu, siapa namamu?" tanya Juwita tanpa mengindahkan peringatan dari Jeff, calon suami berandalannya.
"Aku, Jeffsa!" jawab Jeff.
Jeff mendekat. Kemudian menarik Juwita dan melayangkan sebuah ciuman di bibirnya dan pergi begitu saja setelah itu.
"Apa yang dilakukan berandalan itu. Menciumku, menyentuhku, kenapa dia sangat mesum. Alan, aku bilang ingin berandalan yang sedikit tampan. Kenapa kau mencarikan yang mesumnya kelewatan?" gerutu Juwita.
Setelah uring-uringan sendiri, Juwita segera menulis sebuah pesan singkat yang dia tujukan kepada Sadewa. Berharap Sadewa bersedia untuk hadir sebagai tamu undangan di pernikahannya dengan Jeffsa, pria berandalan mesum yang baru dia temui kurang dari satu jam saat ini.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Berdo'a saja
bagus bagus Jeff sudah tertarik kayaknya
2023-08-03
0
ani sumarni
sy mampir thor en suka ma cerita mu bagus...
2023-01-11
1
💞Amie🍂🍃
Se cepat itu, besok katanya. oh may god, Sat set banget
2022-12-31
0