Istana Al Jordan Dubai UAE
"So, apa kamu membawa paspormu?" tanya Ayrton.
"Ada tuan tapi di gubuk saya."
"Sekarang kamu pergi." Ayrton memencet sebuah tombol di mejanya dan tak lama dua orang pengawal yang memiliki pakaian yang sama dengan Thoriq masuk ke dalam ruang kerja. "Kalian berdua, kawal anak ini yang bernama Gabriel, lalu bawa kembali lagi kemari."
"Baik tuanku Emir."
Ayrton menatap Gabriel. "Kamu ikut dengan mereka berdua, ambil semua barang-barang kamu dan segera kembali kemari."
Gabriel menatap bingung ke Ayrton tapi setelahnya mengangguk lalu bangkit dari kursinya untuk mengikuti dua pengawal itu.
***
Gasendra dan Zinnia masuk ke dalam ruang kerja Ayrton dengan wajah kepo.
"Pa, apa yang papa lakukan?" tanya Zinnia yang melihat Gabriel pergi bersama dengan dua pengawal papanya.
"Menyuruh Gabriel mengambil barang-barangnya" jawab Ayrton kalem.
"Papa mau mempekerjakan Gabriel?" tanya Gasendra.
"Ya tapi sebelumnya akan bersekolah dulu sambil dilatih" senyum Ayrton misterius.
"Pa, apa papa tidak perlu berunding dengan mama?" Zinnia menatap ayahnya concern.
"Mamamu kan masih sibuk di Paris. Papa tidak mau mengganggu apalagi Garvita ngeyel mau ikut mamamu kan? Sudah pasti mamamu pening bukan kepalang dengan adikmu itu" kekeh Ayrton.
Mariana, istri Ayrton adalah seorang desainer dari rumah mode Carolina Herrera dan sekarang sedang mengikut Paris Fashion Week ditemani oleh putri bungsunya, Garvita. Gasendra dan Garvita mewarisi mata milik Opa mereka, Karl Schumacher yang memang biru terang. Mariana memang ingin memiliki anak dengan warna mata mirip ayah mertuanya dan terkabul. Apalagi gen Jerman keduanya sangat kental.
"Papa mau kirim kemana? Tempat Oom David atau keamanan Al Jordan?" tanya Gasendra.
"Nggak usah jauh-jauh ke Oom David. Disini saja."
"Jangan bilang papa mau dia jadi pengawal duo G?" Zinnia menatap ayahnya tajam.
"Memang!"
"Pa, apa papa sudah tahu latar belakangnya?" Jujur Zinnia tampak khawatir karena tidak ada mamanya disini.
"Tinggal minta Oom Benji nanti kalau papa sudah mendapatkan berkasnya."
Zinnia hanya menghela nafas panjang sedangkan Gasendra senang karena ayahnya mau menerima Gabriel.
***
Gabriel kembali ke ruang kerja Ayrton dan menyerahkan paspor dan tiket pesawat pulang ke Miami yang sudah kadaluarsa dua tahun.
"Paspor kamu masih berlaku dua tahun lagi" ucap Ayrton. "Apa kamu mau memperpanjang atau ganti paspor?"
Gabriel melongo. "Maksudnya ganti warga negara?"
"Yes. Kalau kamu memperpanjang paspor kamu, berarti kamu harus setiap dua tahun sekali mengurus visa kerja tapi jika kamu pindah menjadi warga negara UAE, kamu akan dibawah perlindungan keluarga Al Jordan dan Al Azzam."
Gabriel tampak berpikir dan Ayrton menatap remaja itu dengan tatapan serius.
"Saya akan menjadi warga negara UAE."
"Good. Kamu tenang saja, semuanya akan saya atur."
***
Gabriel dibawa ke paviliun belakang istana tempat para pengawal tinggal disana dan dirinya bersyukur mendapatkan tempat untuk tidur yang tidak perlu mengkhawatirkan kapan atapnya akan ambruk.
"Kamu istirahat disini Gabriel" ucap Thoriq.
"Terimakasih" jawab Gabriel.
"Saya yang berterima kasih karena kamu sudah melindungi tuan muda."
Gabriel mengangguk. "Sama-sama."
***
"Kalau bukan cari aib, pasti tanya tanggal ultah..." kekeh Benjiro Smith di layar monitor.
"Enak saja, Ben! Memangnya aku bang Joey yang sampai sekarang masih tidak hapal-hapal tanggal ulang tahun mbak Gina, anniversary mereka dan ulang tahun Blaze" cebik Ayrton kesal.
Benji terbahak. "So, kenapa ini Emir Schumacher tampak serius."
Ayrton mengirimkan file yang langsung dibuka oleh Benji. "Siapa nih bang?"
"Kenalan Gasendra tapi aku merasa ada sesuatu."
"Apa cerita anak ini?"
Ayrton pun menceritakan apa yang Gabriel cerita tadi tanpa ada yang dikurangi.
"Sepertinya aku pernah mendengar kasus itu" ucap Benji.
"Aku juga tapi saat itu kan kita mengira perampokan yang menjadi pembunuhan."
"Dan Gabriel adalah saksi hidup bersama dengan Kakek Ahmed."
"Tapi kakek itu sudah meninggal, Ben. Entah kenapa setelah mendengar cerita anak itu, aku rasa ini bukan sekedar perampokan gagal yang menjadi pembunuhan."
Benji tampak tercenung. "Beri aku waktu bang. Dan andaikata aku bisa mengungkapkan udang di balik peyek kasus ini?"
Ayrton tampak berpikir. "Jangan sampai Gabriel tahu. Cukup hanya kita berdua. Aku tidak tahu apa yang akan kamu temukan Ben, tapi aku rasa nyawa anak itu dalam bahaya."
"Oke bang. Aku akan cari tahu hingga ke Miami."
Ayrton memicingkan matanya. "Bilang saja kamu dan Geun-moon pengen jalan-jalan."
Benji terbahak. "You know me so well bang."
***
Dalam waktu seminggu, Gabriel resmi menjadi warga negara UAE dan Ayrton tidak menunda waktu langsung mengirimkan remaja itu ke pelatihan pengawal keamanan milik Al Jordan. Disana selain belajar bela diri dan menembak, juga disediakan sekolah bagi calon pengawal yang masih berusia belasan dengan sistem pemadatan.
Gabriel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan dengan tekun dirinya berlatih dan belajar karena baginya, bekal dari pelatihan dan sekolah ini bisa membuatnya percaya diri untuk menyelidiki kematian kedua orangtuanya.
***
Enam Tahun Kemudian ...
Ayrton mendapatkan laporan dari kepala keamanannya bahwa Gabriel sudah pantas mengawal Gasendra yang kini berusia 16 tahun. Mendengar itu, Ayrton meminta agar Gabriel datang ke istana Al Jordan untuk mendapatkan tugas mengawal putranya.
Gabriel yang sejak masuk pelatihan tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di istana Al Jordan untuk menyelesaikan semua pendidikannya, akhirnya kembali ke istana yang menjadi titik balik kehidupannya.
Pria berusia 20 tahun itu tampak percaya diri dan masuk ke dalam istana Al Jordan. Di dalam, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sedang bermain dengan dua anak kembar.
Gabriel terpaku dengan warna mata gadis itu. Warnanya tidak jelas antara biru atau abu-abu.
"Cari siapa?" tanya gadis itu.
"Ehem maaf, saya hendak bertemu dengan tuan Ayrton Schumacher."
"Kamu siapa?" tanya gadis itu lagi.
"Saya Gabriel Luna."
"Oh pengawal baru kakakku."
Kakak? Berarti dia Garvita? Gabriel berusaha menahan kagetnya karena ini kali pertama dia melihat Garvita yang sudah menjadi gadis remaja. Saat Gabriel datang pertama kali, dia tidak melihat Garvita yang sedang berada di Paris.
"Mbak Vita, pengawal nya mas Sendra kok masih muda ya?" komentar gadis cilik yang mungkin berusia duabelas tahun.
"Tahu tuh papa milih kok lebih muda, Lila" ucap Garvita.
"Kamu sudah datang Gabriel. Ayo ke ruang kerja saya" ajak Ayrton yang baru saja keluar dari lift.
"Baik Tuan Emir." Gabriel mengangguk hormat ke arah Garvita dan dua anak kembar yang sedang berada di karpet menyusun Lego. "Permisi nona muda, tuan muda."
"Silahkan" ucap si kembar tapi tidak dengan Garvita.
Gabriel pun mengekor Ayrton masuk ke ruang kerjanya.
"Mba Vita kok nggak bilang 'silahkan' sih? Nggak sopan deh!" protes Ken.
"Cerewet kamu Ken!" Garvita lalu menyusun legonya lagi.
***
Garvita Al Jordan Schumacher
Gabriel Eduardo Luna
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
oh bang Gabriel 🤣🤣🤣
2023-11-01
1
wonder mom
mbak Hana, seri anak Alea sm Chris kapan nongol y? pengen
2023-01-15
1
za_syfa
penasaran alasan dibalik kematian orang tua Gabriel
2022-12-06
2