Kedatangan tamu

Tiga hari sudah Moza mendapatkan perawatan dari RS, selama hari-hari menyedihkan itu sedikit pun ia tidak pernah memperlihatkan kebahagiaan di raut wajahnya,

Dan siang ini rencananya Alya akan menjenguknya sepulang dari kampus.

"Za, udah dong cemberutnya, anak mama tu hilang cantiknya kalau cemberut kaya gini"

"Ma, apa-- kak Arby masih sibuk ? kok dia gak pernah jenguk Moza ma?"

Mama Moza kembali bungkam saat Moza kembali bertanya tentang Arby,

"Gimana jawabnya ya, kan Arby lagi di bali honeymoon sama istrinya"

"Hmm--, itu sayang Arby nya belum sempat karena lagi banyak kerjaan mungkin besok deh"

"Eum--, kok besok-besok terus ya ma, apa kak Arby gak sayang lagi sama Moza"

"Ya enggak lah nak, tapi tunggu dulu mama mau kebelakang dulu ya mau ambil cemilan untuk kamu"

Mama Moza bergegas menjauh dari sang putri karena ia tidak punya jawaban yang tepat untuk setiap pertanyaan putrinya itu.

"Aduh apa coba yang harus aku lakuin kalau kaya gini!!"

Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu dari luar yang membuat lamuanan mama Moza buyar.

Saat sampai di depan pintu mama Moza cukup senang saat melihat kedatangan Maya, beserta Shine putra keduanya.

"Halo--"

Dengan senyum sumringah Tante Maya merentangkan kedua tangannya seperti seseorang yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa.

"Hahh-- Maya kamu memang penyelamat aku May"

Mama Moza yang memang sedang mengharapakan sebuah bantuan untuk mengahadapi sang putri langsung merentangkan kedua tangannya sembari memeluk erat tubuh tetangganya yang sekaligus sahabatnya.

"Ha--ayo masuk, aduh kok repot-repot gini"

Tak lupa Mama Moza langsung menyambar beberapa buah serta kue tart yang menjadi kesukaan Moza dari dulu.

"Enggak repot kok, aku cuma bawain makanan kesukaan Moza, aku tahu dia suka banget dengan tart coklat, dan--"

Mama Maya pun mendekatkan mulutnya ke telinga mama Moza yang masih berdiri di hadapannya, seraya berbisik.

"Aku juga memaksa Shine untuk datang ke sini karena gak ada Arby, aku rasa Shine cocok deh untuk Moza"

"Siang Tante "

"Siang sayang, aduh Shine ini kamu? aduh kaya nya udah lama banget ya Tante gak lihat kamu sekarang, udah tambah tinggi dan tambah ganteng aja,"

"Iya Tan, aku lagi sibuk kuliah sambil ngurus usaha kecil-kecilan jadi jarang di rumah tan"

Seakan paham akan maksud dan tujuan Maya membawa Shine bersamanya untuk mengunjungi Moza hingga Kedua wanita seusia itu pun akhirnya saling melempar pandangan dengan sebuah senyuman yang penuh dengan kelicikan.

Tak ada yang tahu apa yang tengah dipikirkan oleh kedua orang tua tersebut namun hal itu seketika membuat bulu kuduk Shine meremang.

"Huft -- kok kaya ada firasat buruk ya"

***

Saat ini Moza tengah sibuk dengan sebuah hape di tangannya, beberapa kali ia mencoba mencari tahu akan keberadaan Arby saat ini dengan melihat melalui media sosial yang Arby miliki.

"Huft-- kenapa gak ada tanda-tanda keberadaan kak Arby ya? status terkahir nya masih di tanggal 21 Oktober dua tahun lalu, bahkan kaya nya dari pagi aku gak lihat keberadaan kak Arby di rumahnya"

Moza kembali berdiri dari ranjang nya untuk mendekati jendela yang berhadapan langsung dengan halaman besar rumah keluarga Arby.

Mata gadis itu mulai celingak celinguk melihat ke segala arah rumah besar berwarna putih didepannya itu.

"Tok-tok"

"Sayang, ini ada tamu spesial yang datang berkunjung"

Jantung Moza hampir saja jatuh saat mendengar suara sang mama dari luar pintu kamarnya, dengan cepat gadis itu kembali berbaring di kasur nya, hampir saja ia ketahuan sedang memantau ke arah rumah Arby.

"Iya ma masuk aja ma"

"Tamu spesial siapa? apa itu kak Arby?"

Berharap Arby yang datang Moza pun mulai menstabilkan jantungnya yang tak berhenti berdegub kuat.

"Kriet"

Sang mama pun mulai masuk kedalam kamar bersama Tante Maya di belakangnya.

"Halo Moza sayang gimana keadaan nya saat ini nak? apa masih ada yang sakit ? apa masih sering pusing kepalnya?"

Tante Maya dengan sigap mengecek suhu tubuh Moza dengan meletakan punggung tangannya di dahi Moza dan berpindah ke pipi Moza serta ia pun mengeratkan genggaman tangan nya di jari-jari tangan Moza.

""Ehm---, udah lumayan Tan, udah jarang sih pusingnya"

Moza merasa senang melihat perhatian yang di tunjukan Tante Maya kepada dirinya tak pernah berubah, karena saat ini ia masih berharap untuk mendapatkan cinta dari sang putra yaitu Arby.

Ia tersenyum sembari sesekali matanya melihat ke arah pintu luar kamarnya,

Tante Maya seakan tahu maksud dari pandangan mata Moza ia pun kembali beranjak dari ranjang Moza dan pergi keluar .

"Tada-- ini Tante bawa Shine untuk berkunjung"

Tante Maya menarik tangan Shine dengan sedikit memaksa, karena pria itu tadi hanya ingin menunggu di luar dan enggan untuk masuk ke kamar Moza.

Senyum di bibir Moza seketika lenyap saat mendengar nama Shine yang di sebut.

"Ku kira itu kak Arby ternyata Shine"

Moza kembali membaringkan tubuhnya di ranjang saat melihat kadatangan Shine di kamarnya.

Seketika kamar itu pun terasa sepi, dan situasinya menjadi kaku saat mempertemukan kedua nya.

"Hehe, Za itu Shine tambah ganteng kan Za, dia udah punya usaha sendiri loh Za, walau masih kuliah tapi Shine itu udah berhasil"

Mama Moza menyenggol-nyenggol tangan Moza berharap Moza memberikan respon atas perkataannya tentang Shine, karena ia tidak enak terhadap Maya dan Shine saat melihat perubahan wajah Moza yang tampak kecewa.

"eum--"

"Za, kalau dilihat-lihat Shine sama Arby itu kaya pinang di belah dua lho, mirip coba deh kamu lihat"

"Iya kan May, wajah keduanya begitu mirip"

Mama Moza pun mulai mencari dukungan melalui Maya.

"Iya lah mirip wong mereka berdua satu tempat produksi-- hehe"

Setelah mendengar ucapan dari sang mama dan Tante Maya akhirnya Moza pun mulai beralih melihat ke arah Shine.

Pria cuek yang jarang sekali ia lihat sejak beberapa tahun ini, ya karena tak dipungkiri pandangan Moza hanya untuk Arby selama ini.

Di hadapannya kini ia melihat sosok yang sedikit lebih tinggi dari Arby nya, pria itu mengeluarkan aroma wangi dari tubuhnya dengan model rambut bak seorang pasukan elit khusus, pria dengan hidung mancung sempurna, bibir merah delima sama seperti milik Arby, serta kedua mata tajam bak elang, yang seketika membuat bulu kuduk Moza merinding saat melihat tatapan mata Shine yang kini tertuju kepadanya.

"Sangat tampan -- tapi kan bengkok"

Bersambung...🤗🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!