"Belum bangun ya si dedek bu?." tanya Sindy ketika sadar.
"Sudah. 2 kali bangun tadi dedek nya, bahkan ia juga menangis kehausan." jawab Ibu Sindy.
"Oh ya? kok ngak kedengaran? padahal dekat."
"Gimana mau dengar, kamu kan lelah jadi nyenyak banget tidurnya, biasa lah begitu."
"Hm, abang di mana bu." Sindy baru menyadari suaminya tidak ada di ruangan sejak tadi.
"Ada di luar, mungkin sedang menghirup udara segar di luar." ucap Ibu Sindy.
Batin Sindy, "Rasanya ini mimpi, bisa menjadi seorang ibu secepat ini."
"Kak, aku ngak ada bawa baju ganti, bahkan sikat gigi aja ngak bawa." Ucap Dinda ketika mendekati Sindy.
"Tenang, baju ganti di rumah banyak, kalau sikat gigi, nanti beli di warung terdekat saja." jawab Sindy.
"Emang ada warung yang dari sini?."
"Ada lah, ini kan bukan di pelosok, di sini sangat ramai penduduknya, jadi aman. jawab Sindy.
" Baiklah. Sebenarnya yaa... aku tuh masih sempat pulang, tapi kenapa abang ipar melarangku."
"Ya mungkin karena ia khawatir, makanya di suruh nginap. apa susahnya nginap cuma satu malam saja kok." Sindy merayu padahal ia memang menyetujuinya.
"Iya iya." jawab Dinda.
"Bu, angkat dedeknya letakkan di samping ku lagi bu." pinta Sindy.
"Iya sebentar." jawab ibunya sambil menggendong bayi untuk diletakkan dekat dengan Sindy.
Sindy memandang debay nya dengan penuh kehangatan.
"Sekarang aku benar-benar jadi seorang ibu, MasyaAllah rasa nya seperti mimpi." ucap Sindy dan terdengar oleh ibunya.
"Iya kamu sekarang sudah menjadi ibu, banyak-banyak bersabar menghadapi masalah, apa lagi sekarang sudah ada putri yang lucu di sampingmu." jawab ibu.
Tiba-tiba jack dan ibunya datang menghampiri mereka, membawakan selimut dan alas untuk tidur di ruang persalinan juga untuk menjaga Sindy dan bayi nya.
"Ini nanti selimut dan alasnya, nanti kita tidur di sebelah ini." ucap Mertua Sindy.
" lho kok ngak tidur di rumah saja, biar aku sendiri saja yang jaga mereka bu." jack meminta ibunya untuk pulang saja.
"Tidak apa. lagian ini kan tidak lama, hanya 1 malam saja kan." kedua ibunya ngotot mau ikut menemani Sindy.
"Tapi di sini dingin banget bu." ucap Jack lagi.
"Iya bu, pulang saja lah." Pinta Sindy.
"Sudah, tidak masalah. Ibu mertua mu sudah menyediakan selimut dan alasnya kan. Jadi jangan khawatir." jawab Ibu nya Sindy.
"Iya, nanti kita jaga nya bergiril saja. Jadi siapa yang ngantuk duluan di persilahkan tidur duluan."
"Iya bener itu, jadi tidak lah lelah yg berlebihan nantinya. ucap Mertua Sindy menyusul.
" Ya sudah lah kalau maunya Ibu seperti itu." jawab Jack pasrah.
Rasa kasihan juga di rasakan oleh jack, tak sanggup membiarkan orang tuanya tidur di lantai yang dingin itu.
Keesokan harinya Sindy sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, dan mereka pulang di rumah mertuanya untuk merawat si bayi.
"Sin, kenapa tidak ke rumah saja, kamu baru lahiran anak pertama kan." tanya Ibu Sindy di belakang mertuanya.
"Abang mau nya di rumah mertua saja bu, Sindy ikut dia saja lah." jawab Sindy.
"Oh ya sudah lah kalau kalian mau nya begitu." Ibunya pasrah dan ikut menginap ke rumah mertuanya juga selama seminggu.
Sindy senang karena ibunya menjaga nya ketika ia sedang butuh perhatian nya.
Tetapi Ibunya merasa bosan berdiam diri tanpa aktivitas yang bisa ia kerjakan.
Selain menjaga Sindy, ia sempatkan untuk pergi memantau sawah orang yang ada di belakang rumah mertua Sindy.
Karena aktivitas nya setiap hari ya selalu pergi ke sawah, selain untuk refresing, ya memang pekerjaan sehari hari nya memang di sawah.
"Sin, ibu rasa nyaa bosan sekali, kalau cuma diam begitu, mau bantu ibu mertua mu saja bingung, karena cara nya berbeda dengan kita. ibu rasanya ingin pulang." Setelah beberapa hari menginap, ibu Sindy merasakan kebosanan yg luar biasa.
"Sabar lah bu, jangan pulang dulu, sampaikan seminggu ibu baru boleh pulang. Kalau ibu bosan, nanti Sindy bilang abang ajak ibu jalan ya!." Sindy mencoba menawarkan.
"Tidak tidak." ibu menolak dengan cepat.
"Lho kenapa?." tanya Sindy heran.
"Ibu rindu ingin ke sawah, apa kabarnya sekarang ya."
"Ya ampun ibu." ucap Sindy sambil menepuk kening.
"Nak, nenek mu rindu dengan sawah nya di sana, belum seminggu nenek di sini sudah kepikiran sawah." ucap Sindy menoleh kepada putrinya yang sedang terbaring.
Oek.. Oek..
Tiba-tiba si bayi mengeluarkan suara seperti menangis, tetapi itu hanya sebentar.
"Tu kan bu dengar, dedek nya menangis, itu tandanya ia juga ingin neneknya lebih lama di sini." ucap Sindy
"Ah itu sih mau ibu nya bukan anak nya." jawab Ibu Sindy yang sedang bosan hanya berdiam diri di rumah mertua nya.
"Ya sudahlah bu, jangan pikirkan dulu sawah ibu di sana, sekarang istirahatkan saja badan ibu, biar pulang nanti ayah lihat ibu fresh gitu loh." sambil tertawa.
"Sembarangan ya ngomong nya jangan di pikirkan, mana tikus banyak lagi, habis padi yang ada di sawah." Benar-benar sangat mengkhawatirkan sawahnya.
"Ya kan betul, sekarang ibu kan jauh dari sawah punya ibu, jadi ini waktu ny holiday hehe." canda Sindy sambil mengangkat tangannya.
Tiba-tiba si bayi menangis lagi, ingin menyusu kepada ibunya.
Oek... Oek... Oek.. Oek...
"Yah, bangun! haus ya sayang. cup cup cup cup cup cup Sini sini." Sindy mengambil bayinya yang sedang terbaring sambil menangis itu dan mengangkatnya kepangkuan untuk di susui.
"Ada apa Sin?." tanya mertua tiba-tiba masuk ke kamar mendengar suara tangisan cucu nya.
"Tidak bu, mungkin ia sedang haus, ini sedang menyusu dedeknya." jawab Sindy.
Si bayi yang sedang menyusu itu membuka mata nya memandang wajah Sindy.
"A la La La La... tayang haus ya, ibunya brisik ya sama nenek." canda Sindy seakan mengajak si bayi berbicara kepada nya.
"Maaf ya sayang, nenek tidak sengaja membangunkan kamu cucuku." sambil mengelus kepala si bayi.
"Ngomong-ngomong apa sudah lapar bu, kalau sudah, kita makan dulu, saya baru saja selesai masak. mumpung masih hangat." Mertua Sindy bertanya dan sekalian mengajak Ibunya makan.
"Boleh bu, Sindy sudah lapar belum? biar ibu ambilkan untuk kamu." tanya Ibu Sindy.
"Ibu makan saja dulu, Sindy nanti saja setelah selesai menyusui dedek bayi." jawab Sindy.
"Baiklah. Ibu duluan ya."
"Ayo bu." ajak mertua nya.
"Iya bu." mereka menyiapkan makanan bersama-sama dan makan besaprah berbentuk lingkaran dengan beberapa menu makanan.
"Wah pasti enak ini, makan beramai-ramai." ucap Ayah mertua Sindy.
Jack menghampiri Sindy dan mengatakan akan makan duluan.
"Sayang, aku makan dulu ya, bareng ibu, nanti setelah selesai menyusui kamu panggil aku ya, biar aku ambilkan makanan." ucap Jack.
"Iya iya, makan saja dulu!." jawab Sindy.
Jika masih banyak kesalahan dari Author mohon masukan nya🙏 jangan lupa untuk dukung dengan cara like, komen, dan Vote karya author biar author tambah semangat Up nya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments