"Carilah posisi ternyaman, dan berbaring lah Sin!." ucap Bidan kampung mengarahkan Sindy.
Akhirnya Sindy memutuskan untuk terbaring, tetapi ia tetap merasa tidak nyaman dengan posisi baring nya.
"Baringlah sayang." Pinta jack menyusul.
Sindy terdiam dan berbalik ke arah kiri dan kanan, tetapi ia belum mendapatkan posisi ternyamannya.
Ketika sedang asik mencari posisi itu, Tiba-tiba Sindy merintih kesakitan dan terasa ingin ngedan.
Tetapi itu hanyalah sebuah pengantar pendek sehingga ia harus menahan rasa sakit nya lagi.
Setelah rasa sakit itu hilang, Sindy merasa ngantuk dan ingin tidur, tetapi jack panik melihat Sindy memejamkan mata, sedangkan Bidan terlihat biasa saja.
"Eh, kenapa tidur?." jack menyentuh pipi Sindy khawatir akan terjadi sesuatu pada bayi dan istrinya.
Lalu Sindy membuka mata karena sang suami menyentuh pipinya.
"Tidak apa jack, itu biasa. Biarkan saja ia tidur dulu." ucap Bidan.
Setiap Sindy merasa ngantuk dan ingin tertidur, Lagi-lagi rasa sakit itu datang.
"aaaaaaaa......" dengan suara yang sangat serak dan mengantuk, Sindy bergerak dengan posisi tangan di perut.
Dengan cepat Bidan mengelus pinggul nya, untuk mengurangi rasa sakit nya.
"Aaaaaa... rasa nya aku ingin BAB." Sindy merasa ingin buang air besar tetapi ia tidak bisa bergerak sama sekali, karena tubuh nya sangat lemah.
"Keluarkan saja di sini, tidak apa!." ucap Bidan.
Sindy terasa ingin ngedan seperti ingin BAB, tetapi itu hanyalah kontraksi singkat.
Setelah rasa sakit itu hilang, Bidan mengecek kembali, karena sudah berapa kali Sindy kesakitan.
"Saya cek lagi ya kak." Sudah jam 12.00 Siang tetapi Sindy belum juga melahirkan.
"Ini sudah pembukaan 7 ya kak, semangat ya!." ucap Bidan pembantu.
Bidan juga mengecek tekanan darah Sindy yang begitu rendah.
"Kak kita pasang infus ya kak." Bidan memutuskan untuk memberikan infus kepada Sindy karena kondisinya sangat lemah, tekanan darahnya juga rendah.
"Kita pasang infus ya pak?." Bidan kembali bertanya kepada Jack.
"Lakukan saja yang terbaik bu." jawab jack dengan mata yang memerah karena kurang tidur.
Akhirnya infus pun di pasang, tetapi beberapa kali Bidan mencoba memasangkan infus selalu gagal.
Sampai ke 3 kalinya baru mereka berhasil memasangkan infus pada tangan Sindy.
Semakin ke sini Sindy ingin mengedan, ia tetap berusaha ngedan sampai terasa sesak.
"Sin! kalau rasa nya ada dorongan di dalam perut mu, coba jangan di paksa ngedan, karena nafas kamu sepertinya pendek, kamu atur saja nafas sampai ada pengantar yang panjang baru ngedan sekuatnya."
"Soalnya kalau dipaksakan ngedan terus, bisa-bisa nanti nafasnya tidak panjang ketika bayi mendorong." ucap Bidan Laila.
Sindy mengikuti arahan Bidan, sampai lah tiba waktu akan shalat ashar.
"Tarik nafas!!! lepaskan?!!!. ucap jack membisikkan ke telinga Sindy.
" aaa begitu sudah benar, lanjut terus ya..!! sampai terasa ingin ngedan lagi." ucap Bidan nya yang memperhatikan pasiennya.
Setelah adzan ashar selesai di kumandangkan, Sakit perut yang sangat luar biasa.
"Ayo semangat Sin, semua tergantung di kamu ya. Ini kepala nya sudah kelihatan." beberapa Bidan semua mendekati Sindy untuk membantu persalinannya.
Di posisi paling atas tepat di atas kepala Sindy, Jack yang tiada henti memberi semangat kepada nya.
Ibu, ayah, ibu mertua dan ayah mertua berada di luar ruangan. Berharap semua akan selamat.
"Ayo semangat lagi.." ucap Bidan Laila.
"Bu sambil di sentuh ****** nya." pinta Laila untuk merangsang agar bayi cepat keluar.
Sindy berhenti mengatur nafas kembali karena merasa tidak mampu sedangkan semua Bidan selalu mengingatkan dan memberi semangat agar Sindy tidak putus asa.
"Semangat sayang, kamu pasti bisa." jack membisikkan ke telinga Sindy dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ya Allah selamatkan lah anak kami." Sindy hanya berpikir untuk keselamatan anaknya dan berpikir bahwa umur nya sudah tidak lama lagi jika sampai ia menyerah.
Sambil mengecek tekanan darah, Bidan Laila menelpon dokter kandungan agar segera datang untuk membantu mereka.
Jika dalam waktu setengah jam bayi belum keluar, terpaksa Sindy akan di bawa ke rumah sakit besar untuk dilakukan operasi caesar.
Batin Sindy, "Ya Allah bantu aku ya allah."
Tidak berhenti Sindy beristighfar agar segera sesuatunya di permudah dan di ijabah oleh Allah SWT.
Tidak lama setelah itu, akhirnya pengantar/dorongan dari si bayi sangat panjang, sehingga Sindy bisa melalui nya.
"Sedikit lagi Sin, teriak saja! tidak apa." ucap Laila.
Tanpa menunggu lama, Sindy berteriak sekencang-kencangnya.
"aaaa...aaaa.........." Teriak Sindy sambil ngedan
"Oek... Oek... Oek... " bayi pun keluar.
"Alhamdulillah." ucap Jack dan semua keluarga yang berada di luar ruangan.
"Keluar saja dulu jack!." Bidan Laila melihat bahwa mata jack sedang menahan air mata terharu setelah mendengar tangisan putri pertama mereka.
Semua orang yang tegang berubah menjadi tenang setelah mendengar tangisan bayi.
Jack menangis tersedu-sedu tanpa sepengetahuan istrinya, terharu melihat perjuangan istrinya selama 12 jam menahan rasa sakit.
Ketika Bidan pembantu membersihkan tubuh si bayi, Ibu nya Sindy pun baru datang.
"Sebentar ya Sin, saya harus menjahit kemaluanmu, karena tadi ketika kamu ngeden dengan cara yang salah, jadi sobek sedikit.".
" Iya bu, sakit ngak bu?." Ups, Sindy sempat-sempatnya bertanya tentang rasa sakit ketika di jahit.
"Tidak, kamu gigit kain saja, untuk jaga-jaga." pinta Bidan .
Sambil menggigit kain, Sindy memandang putri nya yang sedang di bersihkan dan di bedong dengan kain yang sudah di siapkannya.
"Sebentar ya sayang." ucap Jack yang ingin menghampiri si bayi karena sudah selesai di bersihkan.
***
Jack adzan dengan suara pelan tepat di telinga bayi.
Allahu akbar Allahu akbar 2x
Asyadu al La ilaha illallah 2x
Asyadu Anna muhamadar Rasulullah 2x
Haiya alaas solaah 2x
Haiya Alaal faalah 2x
Allahu akbar Allahu akbar
La ilaaha illallah
***
Kemudian Jack mencium wajah putri nya dan memandangi nya.
Batin Jack, "Terimakasih ya Allah, Engkau telah memberikan keselamatan dan kesehatan untuk istri dan anakku."
"Terima kasih karena sudah berjuang sayang." kecup pipi bayi.
Kemudian semua keluarga masuk untuk melihat bayi mereka, dan ibu kandung Sindy menghampiri Sindy.
"Ibu." ucap Sindy sambil tersenyum melihat kedatangan ibunya.
"Iya, bagaimana keadaan mu?." tanya ibunya kepada Sindy yang sedang terbaring lantai tepat di posisi ia melahirkan.
"Alhamdulillah lega bu, tapi aku tidak bisa bangun, rasa nya seluruh badan ku berat."
"Istirahat saja dulu, kamu sudah makan apa belum?." tanya ibunya.
"Tapi makan sedikit, tapi rasanya ini memang lapar banget bu." jawab Sindy karena kehabisan tenaga selama proses melahirkan.
"Iya ibu mengerti, sebentar."
"Jack, apa ada makanan untuk Sindy, biar lauk telur saja dulu." pinta sang ibu.
"Oh iya bu sebentar." Jack keluar mengambil rantang makanan yang sudah mertua nya siapkan dari rumah.
"Ini bu makanannya."
Dengan sangat lahap Sindy makan sambil di suapin ibu nya sendiri, senyumnya lebar sekali.
Jika masih banyak kesalahan dari Author mohon masukan nya🙏 jangan lupa untuk dukung dengan cara like, komen, dan Vote karya author biar author tambah semangat Up nya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments