My Sweet Baby
Azalea Azzahra putri pertama dari keluarga yang menikah karena perjodohan singkat oleh rekan sekerja Sindy dan Jack.
Lahirnya Azalea mengajarkan Sindy dan Jack untuk menjadi orang tua yang selalu sabar dan semangat dalam membimbing anak pertamanya.
Menjadikan diri mereka sebagai panutan untuk anaknya di saat pertumbuhan Azalea.
Tentu tidak mudah bagi Sindy dan Jack, yang baru saja menjadi orang tua di usia yang terbilang muda.
"Sayang, aku ingin kita berdua mendidik anak kita dengan cara dan prinsip kita berdua dan aku ingin kamu tidak menjadi orang yang pemarah." Pinta Sindy ketika Azalea masih di dalam perutnya.
"Setiap orang tua yang marah pasti ada sebabnya, dan jika suatu saat nanti aku menjadi pemarah, itu karena ada sebabnya, kita tidak tahu bagaimana kehidupan kita kedepannya." jawab Jack.
"Iya, aku tahu itu, jika suatu saat terjadi sesuatu aku meminta dengan sangat agar kamu dapat mengendalikan emosimu, aku tidak ingin apa yang terjadi kepada ku, terjadi kepada anak kita." Sindy khawatir akan masa depan anaknya.
***
Beberapa minggu setelah pembicaraan itu, Sindy merasakan sakit perut yang tiada hentinya karena menjelang hari kelahiran anak pertamanya.
Ketika Jack sedang tidur pulas, Sindy merasa ingin pipis dan bergegas ke toilet, setelah ia menyadari pada ********** ada setitik darah sebagai tanda akan lahir anak pertamanya.
"Apa ini darah? tapi kenapa hanya ada setitik seperti mata spidol?." Sindy bertanya kebingungan ketika di dalam toilet.
Akhirnya Sindy kembali ke kamar dan membangunkan Jack yang sedang tertidur pulas.
"Sayang, bangun!!." pinta Sindy sambil menyentuh tubuh sang suami.
"Ada apa sayang?." tanya Jack dalam keadaan mata setengah terbuka.
"Ini coba lihat! ada setitik darah, tetapi tidak banyak. Apa ini tandanya??. tanya Sindy.
Saat itu Jack panik dan langsung bangun dari kasur tidurnya.
" Mana?. " sambil memandangi dalaman istrinya untuk meyakinkan kembali.
Setelah melihat dengan jelas, Jack dengan cepat keluar kamar untuk membangunkan Ibunya, karena saat itu mereka masih tinggal bersama orang tua Jack.
"Apa perut terasa sakit sayang?." tanya Jack memastikan kembali.
"Tadinya sih memang sakit, tapi itu hanya sebentar, sekarang tidak lagi." jawab nya.
Dor... Dor.. Dor..
"Bu." panggil Jack sambil mengetuk pintu kamar Ibu dan ayahnya.
Tidak lama setelah Jack mengetuk pintu kamar ibunya, ibunya keluar.
"Ada apa?." tanya mertua Sindy.
"Bu, ada darah pada dalaman Sindy." ucap Jack panik.
"Banyak ya Sin?." tanya mertuanya dengan jalan sempoyongan.
"Tidak bu, ini hanya sedikit. tapi tadi sempat sakit dan sekarang sudah tidak lagi." Sindy menceritakan apa yang dirasakannya.
"Apa sekarang kita ke rumah bidan bu, untuk jaga-jaga saja?." tanya Jack dengan perasaan panik.
"Sebentar, kita telpon dulu." sambil mengambil hp nya, mertua Sindy dengan cepat menelpon bidan kampung tersebut.
Ketika mertua nya sedang menelpon, dan memberitahu tentang gejala yang dialami Sindy, akhirnya sang bidan memutuskan untuk dijemput ke rumahnya.
"Bu, menantu saya baru saja mengeluarkan bercak merah, tetapi baru sedikit, apakah bisa ibu ke rumah sekarang?." tanya mertua Sindy sebelum pergi menjemput nya.
"Bisa-bisa. Tapi tolong jemput saya ke rumah ya!." Bidan meminta di jemput.
"Baiklah bu. Anak saya akan menjemput ibu sekarang."
Saat itu juga Jack terburu-buru menjemput Bidan tepat pukul 23.00 WIB, tetapi Sindy tidak merasakan sakit pada perutnya.
Setelah Sampai ke rumah, Bidan kampung itu memeriksa perut Sindy dengan mengelus bagian perutnya.
"Seperti nya ini memang sudah waktu nya untuk keluar. apa sering terasa sakit?." Tanya Bidan kampung ketika baru sampai.
"Tidak bu, hanya tadi saja yang terasa menyakitkan."
"Jika nanti rasa sakit nya sering, berarti sudah ada pembukaan. Nanti kita langsung ke Bidan Laila saja." Ucap Bidan kampung itu.
"Istirahat saja dulu!." pinta Jack dan mertua.
"Iya tidur saja dulu." ucap Bidan menyusul.
Kemudian Sindy dan Jack kembali masuk ke kamar untuk tidur kembali, sedang kan Bidan itu menginap di rumah.
Ketika hendak tidur, Sindy merasakan sakit kembali pada bagian perutnya, tetapi ia hanya terdiam menahan rasa sakit, karena sang suami sudah tertidur saat kepalanya menyentuh bantal.
Setiap 5 menit Sindy merasa sakit berturut-turut, selama ia merintih kesakitan, Sindy beberapa kali bolak balik ke toilet untuk pipis.
"aaaaduhh... " saat kontraksi ke sekian kali nya.
"Ada apa sayang?." Jack tersadar mendengar rintihan Sindy yang kesakitan.
Karena Jack baru 1 kali mendengar Sindy kesakitan, Jack meminta Sindy untuk tidur, berharap rasa sakit nya hilang.
"Coba tidur dulu sebentar sayang, agar sakit nya hilang." ucap Jack.
"Tidak bisa sayang, dari tadi aku sudah mencoba untuk tidur, tetapi ketika hendak tidur perut ku terasa sakit, berulang-ulang selama 5 menit sekali." jawab Sindy.
Srek....
Sindy membuka pintu kamar kembali.
"Mau kemana?." tanya Jack.
"Aku mau k toilet lagi." jawab nya dan langsung menuju toilet.
"Ada apa Sin? apa perut mu mulai terasa sakit?." tanya Bidan yang belum nyenyak tidur.
"Iya bu, sudah berapa kali perut ku sakit tetapi hanya sebentar saja."
"Sepertinya kita harus segera menemui bu Laila sekarang. takutnya nanti kamu sudah tidak mampu untuk berjalan. " Bidan khawatir .
"Pergi sekarang ya bu?." tanya mertua Sindy.
"Iya, siapkan semua yang harus di bawa, termasuk perlengkapan bayi nanti ketika lahir." pinta Bidan tersebut.
"Baiklah." mertua Sindy dan Jack segera mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan persalinan.
Saat mereka sudah bersiap, Jack, ibu Bidan, ibu dan ayah nya beserta Sindy langsung pergi ke tempat Bidan Laila.
Berangkat ke tempat Bidan Laila sudah pukul 03.25 WIB.
Sesampainya di sana, Bidan Laila bertanya tentang USG yang pernah mereka lakukan dan melihat tanggal HPL nya.
HPL nya sekitar tanggal 20 han, tetapi di tanggal 11 Sindy sudah merasakan kontraksi beberapa kali.
"Baiklah, saya cek dulu pembukaan nya ya."
"Maaf ya, boleh di lepas dulu **********!. pinta Bidan.
" Iya bu, sebentar." jawab Sindy.
"Ini sudah pembukaan 2." ketika Bidan selesai periksa pembukaan nya ternyata sudah pembukaan 2.
Sindy merasa cemas dan takut, pikirannya tidak karuan, takut akan terjadi sesuatu kepada dirinya dan si bayi.
Batin Sindy "Ya Allah selamatkanlah bayi yang ada dalam kandungan ini ya Allah."
Ibu mertua, ayah mertua dan suaminya menunggu Sindy di ruang persalinan sampai waktu adzan Subuh tiba, Sindy belum juga melahirkan.
"Sayang, aku pulang dulu ya sebentar, aku ingin shalat, nanti aku kembali lagi." pamit Jack.
"Baiklah, jangan lama-lama ya!." pinta Sindy yang ketakutan jika tidak di dampingi sang suami.
Secepat nya Jack pulang untuk melaksanakan shalat subuh dan meminta kepada Allah untuk memberikan keselamatan kepada istri dan bayinya.
Jika masih banyak kesalahan dari Author mohon masukan nya🙏 jangan lupa untuk dukung dengan cara like, komen, dan Vote karya author biar author tambah semangat Up nya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments