Menit ke menit waktu terus berjalan hingga sampai pada jam Setengah 6 sore. Tamu pun sudah pada pergi, dari rumah Sania.
Kini Sania dan Rainal beserta kedua anaknya, pergi mengantarkan orang tua Rainal pulang ke Jakarta timur. Maka Dara dan Lisna ditugaskan membersihkan seluruh ruangan dan bekas acara.
Sebelum pergi dara minta izin untuk makan lebih dahulu sebelum melanjutkan tugasnya. Sebab dirinya sudah tidak kuat menahan lapar. Terlebih lagi dari bangun tidur hingga sore belum makan apa pun. Sudah seperti orang berpuasa saja, dara dan Lisna ini.
Dari pagi mereka berdua menahan rasa laparnya, bahkan mereka hanya menyaksikan majikannya makan pagi dan siang. Bahkan saat acara tadi mereka pun makan bersama keluarganya.
Dara sudah bertekad hari ini apa pun alasannya dan caranya ia akan keluar dari rumah majikannya. Tidak perduli punya uang atau tidak, dan di gaji atau pun tidak. Dara sudah tidak sanggup jika terus begini.
Setelah selesai makan Dara langsung membersihkan seluruh ruangan. Selama membersihkan ruangan tamu dan ruang keluarga. Dara lanjut dengan kamar Sania, yang sudah seperti kapal pecah.
Sebab seluruh keluarganya yang punya balita, kumpul dan main di kamar itu. Supaya tidak merusak dekorasi acara ulang tahun Raisa.
Dari membereskan mainan, mengganti seprainya, mengelapnya semua benda-benda di kamar itu. Baru menyapu dan mengepel, kemudian beralih ke kamar mandi.
Lisna yang kebagian membersihkan ruang makan dan dapur. Dari peralatan makan sampai tempat untuk makanan yang besar-besar.
Lisna membersihkan meja makan dari merapikan kembali dan mengelap semua benda yang berada di ruang makan. Beralih ke dapur, Lisna pun melakukan hal yang sama dengan di ruang makan tadi.
Setelah selesai bagian atas kini tinggal bagian lantai, ruang makan dan dapur. Setelah selesai maka Lisna pindah ke teras depan, menyapunya dan mengepel.
Dara sudah selesai dengan kamar mandi kamar Sania kini kamar mandi sebelah kamarnya. Semua selesai tepat jam delapan Dara segera mandi dan melaksanakan sholat isya. Karena tadi sibuk dan tidak mendengar adzan maghrib. Mereka berdua tidak ada yang sholat maghrib.
Fano yang dari tadi cuma memperhatikan wajah lelahnya kedua gadis itu. Ia kagum meski di perlakukan tidak baik masih kuat.
Dia tidak tahu saja bahwa dara sudah ambil keputusan. Apa pun caranya hari ia akan keluar dari rumah majikannya.
Setelah selesai Dara dan Lisna memasukkan sofa. Yang telah mereka asing kan di samping rumah, sejak tadi pagi.
Setelah selesai dengan sofa mereka memindahkan pakaian yang masih basah itu ke teras depan. Agar nanti kalau hujan turun tidak kehujanan. Tapi tidak dengan pakaian mereka bawa masuk.
Kemudian mencari kantong kresek untuk membungkus. Kemudian disiapkan semua barang yang akan di bawa itu. Dara membuka dompetnya, masih ada uang 35 ribu.
Di masukkan dengan pakaian bagian dadanya, 15 ribu. Kemudian yang recehan di sebelah kurang lebih 10 ribu. Yang 5 ribuan di masukkan ke kantong bagian belakangnya.
(Mengikuti emak-emak yang kebanyakan menyimpan uang atau dompet, ke dalam bra nya.) Author jadi tertawa sendiri😅😅😅😅
Dara pakai kaos ngepas badan, celana jeans di bawah lutut. Dengan tiga kantong di celana tersebut. Lisna juga memakai baju kemeja tangan pendek. Celana jeans panjang, sehingga mereka berdua terlihat rapi.
"Saya bagaimana ya Dar, kan saya sudah ambil haji saya 50 ribu?"tanya Lisna minta pendapat Dara.
Dara memang lebih mudah bahkan jarak usia mereka hampir sepuluh tahun. Namun pemikiran Dara lebih dewasa, dan matang. Bahkan pola pikir Dara jauh ke depan, maka dia pula yang memimpin rencana tersebut.
"Kita sudah kerja dua minggu teh, seharusnya juga kita dapat gaji setengah. Jadi jika kita dapat gaji, tinggal potong hutang teteh. Lagian teteh hutang kan untuk makan dan keperluan kita mandi."Jawab Dara.
Ya seminggu lalu Lisna meminjam uang 50 ribu. Yang akan di gunakan untuk keperluan nya, seperti shampoo, sabun mandi dan pembalut. Kalau pasta gigi Dara bisa berbagi dengan nya. Tapi kalau sabun dirinya tidak mau bersama.
"Sudah teh nanti di pikirkan lagi bagaimana. Sekarang kita bilang sama Aa Fano dulu, ayo."Ajak Dara.
Yang langsung berjalan menghampiri Fano yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Lisna dan Dara saling kode untuk berbicara lebih dulu pada Fano.
Melihat kedua gadis di depannya ini Fano bingung kenapa mereka saling melempar kode. Karena geram dengan mereka berdua akhirnya menegurnya.
"Kalian Kenapa sih?"tanya Fano.
"Begini A, saya mau berhenti kerja." Jawab Dara.
"Kenapa? apa ada hubungannya dengan sikap Sania pada kalian?" tanya Fano.
Sebab sikap Sania memang keterlaluan, terlebih lagi pada Dara. Setiap bicara tidak ada lembut nya sama sekali. Selalu den nada ketus dan bentak, dengan tatapan mata yang ingin menerkam mangsanya. Itu yang Fano pikir, padahal masih ada lagi yang membuat mereka berdua ingin pergi.
"Itu salah satunya A. saya kalau cuma sikap bu Sania, masih bisa tahan A. Tapi ini juga masalah makan, masak kami hanya makan sekali sehari. Sementara pekerjaan banyak yang kami lakukan. Selain itu juga kami makan di takar, kalau nambah di marahin. Waktu makan siang juga sudah lewat dari jam makan siang. Itu akan berdampak pada kesehatan kami A. Terlebih lagi saya ini memiliki saki maag tidak bisa seperti ini terus. Apa lagi sudah dua minggu saya di sini, memang untuk beberapa hari ini masih sehat. Karena saya masih bisa makan apa yang bisa saya beli di luar tanpa ibu Sania tahu. Jika saya tidak ada uang lagi, bukan tidak mungkin. Kalau saya akan di larikan ke rumah sakit, karena masalah makan tidak teratur penyebabnya."Jawab Dara panjang lebar, tentang keluhan mereka.
"Apa itu juga termasuk Lisna?" tanya pada Lisna.
"Iya A benar, jika saya bertahan bukan tidak mungkin saya juga sakit. Sebab kami orang kerja, juga butuh makan yang cukup dan teratur. Dalam jangka waktu panjang tenaga kami akan habis. Karena orang kerja juga butuh energi. Untuk saat ini kami masih sehat, tidak tahu besok atau lusa."Jawab Lisna.
Mereka berdua memiliki makna di setiap ucapan. Sungguh sangat miris sekali mendengar jawaban mereka berdua.
"Saya memang majikan kalian juga, tapi saya tidak memiliki wewenang atas kalian. Karena yang menggaji kalian adalah Rainal. Saya minta maaf ya atas sifat, sikap, dan prilakunya Sania adik saya. Jika ini yang terbaik, untuk kalian maka keluar saja. Tapi mungkin besok pagi saja kalian keluar, sebab ini sudah malam."Kata Fano.
"Kenapa harus Aa yang minta maaf, sementara bu Sania saja belum tentu minta maaf. Tapi karena Aa orang baik saya maafkan deh."Ucap Dara, dengan senyuman manis. Hal itu membuat Fano senam jantung, berdebar tak karuan.
Lisna tersenyum juga saat Fano mengalihkan pandangan dari Dara ke Lisna. Lisna berharap di juga bisa keluar dari rumah ini. Tapi juga berharap tidak bertemu ayah dan anak buahnya.
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
@Kristin
Semangat up ya..
💪
2023-01-18
0