Pemuda yang bernama Raid syarif bekerja sebagai tukang taman di salah satu perumahan Jakarta.
Raid memiliki paras wajah tampan, hidung mancung, rambut lurus. Berkulit hitam manis, nyaris mirip bule.
Raid ini, asli keturunan Indonesia. Ayah nya dari Kuningan Jawa barat, ibu dari Jakarta. Raid anak kedua dari 5 bersaudara, dan Raid anak yang paling di banggakan orang tua.
Raid penyayang keluarga, pekerja keras, rajin dan jujur. Raid menjadi tulang punggung keluarga sejak Ayahnya kena stroke. Sudah 7 tahun lamanya Raid, menjadi tulang punggung keluarga.
Meski tidak Raid sendiri, namun yang membekas di ingatan orang tua. Hanya Raid yang memenuhi kebutuhan rumah paling banyak. Bahkan setiap gajian dirinya tidak pikir panjang lagi.
Langsung pergi ke pasar beli beras sekarung 50 kg. Sisanya uang di berikan pada ibunya, dirinya tidak pegang uang. Jika ibunya tidak memberi maka tidak punya uang.
Raid untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri dia mengandalkan dari kerjaan tambahan. Yang tidak tentu dapat nya berapa. Setiap hari minggu belum tentu ada yang memberinya pekerjaan. Karena keadaan Raid menjalani kehidupan dengan suka cita.
Karena itu juga nenek dan ibu suka menangis, jika sehari tidak melihat keberadaan Raid. Yang sekarang ini menghilang entah kemana sehingga sudah 2 hari tidak tampak hidungnya.
"Sharifah." Panggil neneknya Raid yaitu bu Suha.
"Iya mak." Jawab ibunya Raid yaitu Sharifah.
"Udah pulang belun entong gue?"tanya bu Suha.
"belun mak, kemana entong aya pergi ya mak?"tanya Sharifah pada emaknya.
"Lu yakin kaga ngomelin dia?"tanya bu Suha.
"Ya kaga mak, sebelum dia pergi itu dia bilang mau main ke depan sono. Biasanya pan, kalau bilang main ke depan tu. Ke tempat nya si Juned."Jawab bu Sharifah.
"Ya Allah.., entong gue ke mana ya. Lindungi lah di mana pun dia pergi. Selamat kan dari segala marabahaya ya Allah, huhuhuhuhu,"Suara tangis menggema di rumah bu Sharifah itu.
Anak sulungnya baru saja pulang, dengan motor Yamaha Vega R, milik Muammar. Muammar adalah anak ke empat bu Sharifah. Dan motor itu di beli beramai (alias patungan) bertiga. Yaitu Muammar, Raid, dan Thomi (anak sulung), yang bayar angsuran memang Thomi. Namun angsuran yang paling ringan juga Thomi.
Angsuran perbulan 425 ribu. Thomi 25 ribu, Raid 100 ribu, dan Muammar 300 ribu. Akan tetapi yang merasa berkuasa atas motor itu Thomi. Tapi jika ada Muammar, Thomi mengalah karena merasa tidak enak.
Muammar kerja jadi OB, di sebuah apartemen kelapa gading Jakarta pusat. Sehingga pulang satu minggu sekali pas jadwal libur. itu pun hanya dua malam satu hari.
"Mak itu Raid sudah gede, laki-laki bukan perempuan. Nanti juga kalau sudah bosan di luar sana, dia juga bakal pulang. Emang Mak kaga capek apa nangis terus dari kemarin." Ketus Thomi, pada emaknya.
Bukan menghibur ibunya tapi malah ngomel, hal itu membuat nenek dan ibunya kesal.
"Lu mah Thom, kaga ada perasaan. Kalau ngomong sama orang tua kaga ada sopan-sopannya. Sebagai Abang, lu bantu mak lu cari adik lu noh."Omel bu Suha, yang kaga terima anaknya di omelin sama cucunya.
"Bukan kaga mau bantu nyai. Raid itu sudah gede, laki-laki lagi. Kalau di punya otak, pasti dia pulang. Dan kalau dia merasa tanggung jawab, setidaknya kalau pergi tu pamit. Biar yang di rumah kaga kelabakan, nyariin dia."Thomi tidak mau di salah kan terus. Karena sudah dari sore dia mencari di tempat teman dan saudara nya tidak ketemu.
Raid tidak pernah pergi kemana pun, bahkan dia sering nyasar. Jika Raid pergi sendiri, walau masih satu kelurahan atau kecamatan.
Thomi yakin seyakin-yakinnya, kalau saat ini dia pergi tidak sendiri. Pasti ada yang mengajaknya, cuma Thomi khawatir.
Kalau sampai adiknya itu di bohongi dan di tinggalkan di suatu tempat. Apa lagi saat ini sedang marak berita tentang hepnotis.
****************
Di sebuah desa, yang terbentang sawah yang luas. Raid dan Sabri sedang duduk di sebuah gubuk bambu, yang ada di tengah sawah.
"Bri enak ya di sini, udaranya sejuk kaga kayak di Jakarta.
"Iya ya lah, di sini masih alami, hijau dan belum ada banyak kendaraan lalu lalang."Jawab Sabri.
"Bener kata lu Bri, dulu saat masih banyak tanah kosong dan sawah. Dan belum terbangun itu perumahan, adem dah kaga kayak sekarang."Kata Raid.
Dulu sebelum ada pembangunan perumahan di sekitar rumahnya. Rumahnya juga cukup keluarganya saja yang tinggal. Sekarang selain jadi padat penduduk, sekarang Nyai, Ncang, Ncing nya pada balik ke rumah yang di tempati.
Demi bisa tinggal dengan nyaman, bapaknya merubah rumah itu. Menjadi kontrakan berpetak-petak, sehingga bisa di tempat untuk 8 keluarga.
"Iya memang, Mamang(paman) tukang yang bisa di handalkan. Tapi saya sekarang tidak bisa apa-apa lagi. Mamang(paman) orangnya baik dan sangking baiknya dia di manfaatin saudara sendiri." Kata Sabri.
Sabri adalah keponakan pak Kamil (bapaknya Raid), dari kakak ke enam nya. Pak Kamil adalah anak bungsu dari 7 bersaudara.
Sabri mengajak Raid ke rumah keluarga almarhum ibunya. Untuk terakhir kalinya, karena bapaknya, sekarang sudah nikah lagi. Dan pindah ke Lampung. Dari lulus SD ia memilih tinggal bersama pak Kamil.
Sekarang Sabri sudah menikah dan tinggal di pondok gede Jakarta timur. Dan Raid sudah janji ingin main ke rumah Sabri.
Saat Raid sudah tiba di rumahnya, langsung di ajak ke Kuningan Jawa barat oleh Sabri. Tanpa pamit ibunya, atau pun istrinya Sabri.
"Maksud lu apa sih gue ngakak ngerti dah?"tanya Raid.
"Ini sawah dari pinggir kali itu sampai ke tempat itu orang yang lagi jungking." Sabri berkata sambil menunjukkan apa yang ia katakan. Yaitu dari pinggir sungai, sampai orang yang lagi menanam padi. "Itu sawah milik bapak lu, dan itu kebun singkong juga punya banyak lu."Kata Sabri, mengatakan yang sebenarnya.
Bahwa bagian bapaknya Raid di ambil oleh saudara yang ke tiga dan ke lima. Seharusnya pak Kamil punya sawah dan ladang.
Tapi saudara bilang tanah warisan, tinggal rumah yang di tempati saudara yang ke lima. Sehingga siapa saja yang menempati rumah itu membayar harganya tanah itu.
"Dan terakhir bapak lu pulang ke sini, itu sebulan sebelum jatuh dan sakit."Kata Sabri.
"Wah gak bisa begitu dong, itu hak bapak gua. Mereka pada tega amat, mentang-mentang bapak gua gak tinggal di mari. Mumpung bapak masih ada gua akan ajak Thomi, buat ambil haknya bapak. Kaga harus tanah, minimal uang ganti nya itu tanah."Kata Raid dengan emosi yang meliputi dirinya.
"Gak bisa begitu...."
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Sunmei
semangat kak 2 like hadir
mampir iya
2023-01-14
1
Rini Antika
Semangat terus Kak,🌹untukmu
2022-12-14
2
Rini Antika
Amin
2022-12-14
1