Nesya yang merasa patah hati, melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Tak memperdulikan keselamatan nya sama sekali.
Dengan berderai air mata dan isakan penuh ironi, dirinya akhirnya sampai di bangunan megah yang menjadi tempat pulangnya.
"Mama!" dengan berlari Nesya mencari sang Mama dengan berteriak.
Setelah menemukan sang Mama yang sedang bermesraan dengan Papanya. Nesya langsung berhamburan memeluk Mamanya, tanpa peduli dengan aktifitas mereka yang telah diganggu nya.
Sontak Mama dan Papa terkejut dengan kehadiran Nesya yang tanpa aba-aba. Mama yang melihat anaknya bersedih, membalas pelukan Nesya dan mengusap rambut anaknya lembut.
Sementara Papa masih tampak bingung dengan kelakuan putrinya itu. Namun tak urung dirinya juga ikut menenangkan putrinya yang nampak menangis terisak-isak.
"Kenapa Sayang? Siapa yang berani menyakiti putri Mama?" tanya Mama sembari menengah Nesya.
"Benar apa yang Mama katakan. Vero hanya main-main denganku. Dan sekarang hubungan kami berakhir." Jelasnya dengan terisak di pelukan sang Mama.
Kemudian Nesya diminta Mama untuk menjelaskan semuanya. Dan Nesya menjelaskan dengan rinci tanpa terlewatkan sedikitpun.
Membuat Mama dan Papa merasa marah, karena putri satu-satunya mereka dipermainkan sedemikian rupa oleh pria brengsek itu.
"Papa jangan!" Larang Nesya saat sang papa hendak menyuruh seseorang memberikan pelajaran. Pada pria brengsek yang berani mempermainkan anaknya.
"Kenapa Sayang? Biarkan Papa membuat pria itu menerima akibatnya." Ujar Mama yang nampak tak terima, sang suami dihalangi untuk memberikan hukuman untuk Vero.
"Aku akan terlihat lebih menyedihkan Ma, Pa kalau sampai Vero diberi pelajaran." Jelas Nesya mengutarakan pemikirannya.
Mama dan Papa sependapat dengan apa yang Nesya sampaikan. Akhirnya Papa mengurungkan niat untuk memberikan efek jera pada Vero.
"Sudah Sayang, pria brengsek seperti itu tak pantas untuk ditangisi." Ujar Mama yang tampak sakit melihat anaknya menangis.
"Nesya, jika kamu tak berhenti menangisi pria brengsek itu. Papa akan memberi pelajaran pada nya." Tegas Papa merasakan hal yang dengan apa yang Mama rasakan.
Papa tak terima anaknya masih saja menangisi pria yang sudah mempermainkan putrinya.
Dan Nesya yang mendengar perkataan tegas sang Papa, segera menghentikan tangisnya. Sebenarnya alasan utama tak ingin sang Papa memberi pelajaran pada Vero, bukan tentang dirinya yang akan terlihat menyedihkan.
Namun Nesya juga tak akan tega jika sang papa menyakiti Vero. Bagaimana pun, Vero adalah pria yang masih dirinya cintai. Meski kini ada kebencian, namun perasaannya juga tak dapat dipungkiri. Masih ada rasa cinta.
"Aku mau tidur di sini, bersama Mama dan Papa." Tutur Nesya meminta.
Sang Mama dan Papa justru saling pandang. Namun memahami perasaan anaknya yang sedang buruk. Mereka pun mengangguk dan mengiyakan permintaan Nesya.
"Apa Mama punya mantan dulu?" daripada sibuk meratapi nasibnya, Nesya mencari topik yang membuatnya akan lupa dengan kesedihan nya.
"Tentu saja punya, persis seperti Papa." Ujar Mama terkekeh geli. Dan diikuti kekehan pula oleh Papa.
Nesya menatap mereka dengan heran. Saat melihat mereka yang tampak tersenyum geli, Nesya menyadari. Mantan yang Namanya maksud adalah sang Papa.
"Kalau Papa apakah punya mantan?" tanya Nesya balik bertanya Papanya.
Karena berdasarkan jawaban sang Mama, Nesya dapat mengetahui. Mantan Mamanya hanyalah sang Papa tak ada yang lain. Kini dia penasaran dengan mantan Papa.
"Ada, hanya satu." Jawab Papa.
"Kenapa putus?" tanya Nesya penasaran.
Nesya ingin mendengar cerita kandasnya hubungan percintaan. Supaya dirinya juga dapat mengambil pelajaran bahwa kelak akan ada pengganti yang terbaik. Seperti Papa yang mendapatkan Mama.
"Gara-gara Mama mu tuh. Tanya aja sama orangnya." Ujar Papa menggoda Mama.
Nesya terkejut mendengar perkataan Papa. "Jadi Mama merebut Papa dari mantan pacarnya?" tanya Nesya penasaran.
"Ih kok jadi Mama sih. Enggak gitu ceritanya Sayang. Emang pacar Papa kamu aja matre, cuma pengen hartanya aja. Gak beneran cinta." Jelas Mama seadanya.
Memang seperti itu kenyataannya. Mantan pacar suaminya memang tak pernah tulus mencintai suaminya. Buktinya saat suaminya pura-pura jatuh miskin, dia langsung kabur dan menghilang.
Namun kembali saat sang suami telah jadian dengannya. Saat itu suaminya memang mengatakan bahwa dirinya hanya berniat mengetes wanita itu.
Namun wanita itu tak terima. Dan malah mengaku-ngaku sebagai calon istrinya di hadapan para karyawan suaminya.
"Benar Pa? Mantan Papa matre?" tanya Nesya kepada sang Papa. Dan dijawab anggukan oleh Papanya.
"Mirip seperti Vero. Apa setelah ini, Nesya akan mendapatkan pria yang lebih baik?" tanyanya pada keduanya.
"Tentu saja sayang, apalagi putri Mama ini cantik. Siapa yang tak akan mau." Dan diangguki oleh Papa.
"Pa, Nesya mau melanjutkan kuliah di luar negeri." Ujar Nesya dengan mantap.
"Kamus serius sayang?" tanya Mama tak percaya.
"Baguslah jika begitu, Papa akan segera urus semuanya Sayang." Tutur Papa juga ikut merasa bahagia seperti istrinya.
"Iya Mama, Nesya juga tak sudi bertemu Vero lagi di kampus. Tapi kalian jangan kangen ya." Ujar Nesya menggoda kedua orangtuanya.
"Ehm Pa, Nesya mau keberangkatan Nesya dipercepat. Bolehkan Pa? Nesya ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Juga untuk menjernihkan pikiran." Jelas Nesya menguraikan tujuannya.
"Tentu saja, Sayang. Papa akan mengurus itu secepatnya. Jadi sekarang kita nikmati waktu bersama sebelum keberangkatan mu." Jawab Papa mendukung keputusan putrinya.
Lebih bagus memang, jika Nesya segera meninggalkan negara ini sementara. Putrinya juga akan lekas move on dari pria brengsek itu. Nesya juga akan mendapatkan bekal guna menjadi penerusnya.
...🥀🥀🥀...
Hari ini, mereka akan menghabiskan waktu di pantai. Seminggu kedepannya, mereka juga akan terus liburan bersama. Sebelum melepas kepergian Nesya untuk kuliah ke luar negeri.
Saat di pantai, Nesya tersenyum menyaksikan kedua orangtuanya yang nampak romantis tengah bercanda bersama. Sedangkan dirinya memutuskan untuk duduk di pinggiran pantai, di atas pasir. Untuk menyaksikan keindahan alam yang telah Tuhan ciptakan.
Namun tak akan aktifitasnya terganggu kala seorang pria tiba-tiba menghampiri dirinya. Dan yang pasti Nesya sama sekali tak mengenal siapa pria itu.
"Sendirian?" tanyanya basa-basi.
"Aku bisa menemanimu bila kau merasa patah hati." Tutur pria itu lagi, karena tak mendapat tanggapan dari Nesya.
"Nicko Brown, namamu?" tanya pria itu yang masih tak mendapat tanggapan dari Nesya.
Namun pria itu tak ambil hati, justru dirinya malah berbaring di samping Nesya. Membuat Nesya risih dan memutuskan pergi meninggalkan pria tak jelas itu.
Seminggu kemudian, Nesya sudah siap berangkat ke tempat tujuannya. Sang Mama dan Papa juga senantiasa ikut mengiringi nya sampai bandara.
"Hati-hati Sayang, jaga kesehatan. Jangan mudah bergaul dengan sembarang orang." Pesan Mama memeluk putrinya.
Kemudian dilanjutkan oleh Papa yang juga memberikan pelukan hangat untuk putri kesayangannya. "Jaga diri baik-baik, Sayang." Tutur Papa.
Hingga Nesya melangkahkan kaki menuju pesawatnya. Dan pergi meninggalkan negara yang baru menggoreskan luka di hatinya.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments