Patah Hati

Keesokan harinya, Nesya yang amat gembira sedang bersiap-siap untuk menemui sang kekasih. Mereka kan melakukan dinner di sebuah rumah makan terkenal. Dengan berdandan cantik, Nesya segera berangkat untuk menemui Vero.

Mengendarai mobil merahnya, Nesya sembari bersenandung ria menikmati perjalannya untuk menemui sang kekasih.

Sementara seorang pria tengah duduk santai di sebuah meja di ruang VIP. Sembari memainkan ponselnya, pria itu menunggu kedatangan sang kekasih. Pria itu adalah Vero.

Nesya yang baru sampai, segera turun dari mobi dan berlari menuju ruangan di mana sang kekasih sedang menunggu.

"Sorry Honey, apa aku terlambat?" ujar Nesya merasa bersalah, dengan menatap jam yang bertengger di pergelangannya.

"Tentu saja tidak, Baby. Duduklah." Titahnya pada Nesya.

Mereka memutuskan untuk memesan makan dan minum, serta menikmatinya dengan candaan dan tawa ringan.

Vero yang sejak tadi tampak gelisah dan aneh, tak disadari Nesya sama sekali. Vero terlihat ingin mengatakan sesuatu namun masih mengumpulkan kekuatan untuk berani mengatakannya.

Setelah mereka menyelesaikan kegiatan makan mereka, Vero akhirnya memberanikan diri untuk membuka mulutnya.

"Sya, ada yang ingin ku katakan." Tuturnya tanpa memanggil Nesya dengan panggilan kesayangan mereka.

Nesya yang mendengar Vero memanggil dirinya dengan nama, tampak merasa aneh. Mendadak perasaannya menjadi tak enak.

"Ada apa?" tanya Nesya dengan wajah waspada.

"Aku ingin hubungan kita berakhir. Cukup sampai di sini." Jelas Vero lancar tanpa hambatan.

Hatinya merasa lega setelah mengatakan hal itu. Karena selama dua tahun ini, dirinya memang selalu menyembunyikan alasan sesungguhnya dirinya mau menjalin hubungan dengan Nesya.

Sementara Nesya yang mendengar perkataan sang kekasih, merasa terkejut. Namun detik selanjutnya dirinya terkekeh pelan.

"Kau bercanda? Sudahlah Honey tak usah main-main seperti ini." Ujar Nesya yang mengira Vero sedang bercanda dengannya.

"Aku tak bercanda. Hubungan kita memang harus berakhir." Tegas Vero penuh penekanan.

Dirinya sadar telah melukai hati Nesya. Namun jika hubungan mereka tetap dilanjutkan, maka Nesya akan semakin terluka. Karena selama ini dirinya tak pernah serius menjalani hubungan dengan Nesya.

Deg

"Kenapa?" singkat Nesya bertanya.

Dadanya sesak mendengar penuturan Vero yang tak main-main. Pria yang sudah dua tahun menjalin hubungan dengannya itu, memang ingin mengakhiri hubungan diantara mereka.

"Aku tak bisa menjelaskan alasannya." Ujar Vero yang tak ingin menjelaskan alasan dibalik keputusannya.

Nesya tersenyum sinis. "Jika kau tak mengatakannya, aku juga tak akan menerima keputusan mu untuk mengakhiri hubungan kita." Ancam Nesya pada Vero.

Vero terdiam sejenak memikirkan kalimat yang tepat untuk dirinya sampaikan pada sang kekasih.

"Sebenarnya selama ini aku tak pernah serius menjalani hubungan denganmu. Kau cantik, populer, semua orang di pelosok bumi manapun mengenalmu. Aku memanfaatkan kelebihan itu, untuk menaikkan derajat ku. Dengan menjadikanmu kekasih." Jelas Vero menunduk malu.

Semua yang dirinya katakan adalah kebenaran. Selama ini, dapat dikatakan bahwa dirinya hanya sedang melakoni sandiwara bersama Nesya.

Dan benar selama ini dirinya juga menjadi banyak dikenal masyarakat, karena menjalin hubungan dengan putri tunggal keturunan Ryan Nicolas. Bahkan banyak pria yang merasa iri kepada Vero karena berhasil menjadi kekasih seorang Nesya Nicolas.

Nesya yang mendengar alasan Vero menjadi marah. Jadi selama ini dirinya hanya dimanfaatkan oleh seseorang yang dirinya anggap sebagai kekasih. Nesya terlihat tampak muka.

Ia bangkit dari posisi duduknya, mendekat pada Vero dan melayangkan sebuah tamparan keras ke pipi mantan kekasih.

Plak

Plak

Tak hanya sekali, tapi dua kali Nesya memberikan tamparan pada Vero. Di pipi sebelah kanan dan sebelah kiri. Namun masih saja dirinya tak merasa puas, namun Ia urungkan niatnya untuk melakukannya lagi.

Tetapi tetap saja, kesalahan Vero tak bisa ditolerir. Pria itu begitu brengsek mempermainkan dirinya. Emosinya kembali naik, kala mengingat selama dua tahun dirinya hanya dipermainkan.

"Apa hukuman yang pantas untuk pria brengsek seperti mu? Dua tahun kau bersandiwara dan mempermainkan ku. Apa kau pantas untuk hidup, ha?" Teriak Nesya dengan murka.

Emosinya benar-benar meledak. Rasanya Nesya ingin menguliti Vero sampai tak bersisa. "Kau pergi dari hadapanku!" Usir Nesya dengan suara tertahan.

Lebih baik mengusir pria itu, dibanding harus terus melihat wajah brengsek itu. Yang tentu saja akan membuat dirinya semakin merasa emosi dan tak dapat menahan nya lagi.

"Maafkan aku Sya. Aku menyesal, aku memutuskan hubungan diantara kita. Supaya sandiwara yang ku lakukan juga berakhir. Karena aku sebenarnya menyesal dengan perbuatan ku yang mempermainkan mu." Tutur Vero yang nampak menyesal.

Mendengar hal itu, Nesya mencerna ucapan pria itu. "Apa kau pernah mencintai ku?" tanyanya pada Vero.

"Maafkan aku." Ujar Vero kembali meminta maaf. Karena selama ini dirinya memang tak pernah melibatkan perasaan dalam hubungan palsu itu.

Mendengar jawaban Vero, Nesya kembali terbakar emosi. "Pergi! Jangan pernah tampakkan dirimu di hadapan ku!" Marahnya pada Vero.

Hingga pria itu pun segera meninggalkan Nesya yang masih terlihat marah. Ia berlalu pergi meninggalkan tempat itu, setelah mengucapkan permohonan maaf pada Nesya.

Sedangkan Nesya tampak terisak pelan saat Vero tak lagi terlihat dalam pandangannya. Dapat dipastikan pria itu telah meninggalkan ruangan ini.

Nesya menangis pilu, meratapi kebodohannya yang tak pernah menyadari selama ini hanya dipermainkan oleh Vero. Hatinya terluka dan merasa sakit, karena sebenarnya dirinya memang benar-benar mencintai pria brengsek itu.

Nesya masih terus menangisi nasibnya yang begitu memprihatinkan. Dirinya berhasil dalam setiap kebahagiaan, namun dalam urusan percintaan mengapa harus gagal dan menderita.

Nesya menelungkupkan wajahnya di meja yang ada di hadapannya. Pertama kali dalam hidupnya dirinya merasakan sakit seperti ini. Mengapa Vero harus setega itu padanya, mengapa harus dirinya yang dipilih untuk dipermainkan?.

Nesya akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah. Dengan langkah lunglai dan tatapan sendu, dirinya berjalan menuju di mana mobilnya terparkir.

Namun saat hendak sampai di dekat mobilnya, Nesya tak sengaja menabrak seseorang.

"Sorry ..." ucapnya tanpa menoleh pada orng yang ditabraknya. Dan segera masuk ke dalam mobilnya.

Sementara seseorang yang baru ditabrak oleh Nesya, menatap kepergian wanita itu dengan tatapan menelisik. Awalnya dirinya tak terima, Nesya tanpa rasa bersalah mengucapkan kata maaf. Tanpa menatap padanya pula.

"Sepertinya dia sedang bersedih." gumamnya pelan.

Namun saat melihat keadaan wanita yang baru menabrak dirinya, terlihat mengenaskan. Ia tampak tak lagi mempermasalahkan.

Selama ini dirinya juga tak pernah peduli dengan urusan orang lain. Namun entah mengapa dirinya penasaran dengan wanita yang tampak kacau itu.

Namun niat itu Ia urungkan karena harus segera menemui kekasihnya yang telah menunggunya di dalam.

"Apa peduliku" gumamnya lagi menyentak diri sendiri.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!