Tawa Cheryl menggelegar di kantin kampus. Membayangkan wajah Arga yang memerah, dengan gigi menggeretak membuat gadis berusia dua puluh tahun itu merasa puas. Tanpa dosa, ia mengirim screen shot dari percakapannya bersama pria yang merupakan ayah dari Arga dari aplikasi hijau kepadanya.
Cheryl sengaja mengirim pesan kepada pria yang sudah ia anggap seperti ayah sendiri itu, untuk menghindari amukan Arga. Bagaimana pun ia memang salah sudah menabrak mobil Arga yang sudah berhenti. Meski tak disengaja, namun tetap saja jika diusut dari cctv Cheryl lah yang salah dalam hal itu. Dan jalan satu-satunya adalah meminta maaf terlebih dahulu pada uncle Shaka dengan dibumbui drama, agar pria itu membelanya.
Benar saja, usaha gadis itu berbuah manis. Uncle Shaka akan selalu membelanya dan menyuruh Cheryl tidak perlu takut pada Arga.
Uncle Shaka
[Kamu jangan takut ya, Cimut! Kalo Arga berani macam-macam atau meminta ganti rugi, suruh dia minta sama uncle. Nanti uncle yang kasih dia pelajaran.]
Bagai mendapat angin segar Cheryl pun tak berhenti melunturkan senyumnya. Shaka memanglah sangat menyayangi Cheryl seperti putrinya sendiri. Bahkan, ia lebih membela Cheryl dari putranya itu. Ia yang sangat menginginkan lagi seorang putri tak kunjung diberi kesempatan. Hingga pada putri sahabatnya lah ia menumpahkan kasih sayang itu.
"The power of uncle Sha! Lu pikir gue bakal kalah hah?!" ejeknya pada layar yang masih menampilkan percakapan ia dengan Arga. Chat yang baru terbuka oleh Arga membuat Cheryl siap-siap untuk kembali tergelak.
Arganta Marga Satwa🦁
[Chemot sialan! Awas lu ya, kali ini gue gak akan lepasin lu!]
Pecah sudah tawa Cheryl. Ia terbahak-bahak dimeja yang masih terlihat sepi itu. Beberapa orang yang melihat hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan gadis berambut cepol tersebut. Sungguh wajah dan kelakuan yang tidak sinkron. Kelakuannya yang absurd sungguh berbanding terbalik dengan wajah cantiknya.
"Woy! Ngapa lu?"
Seorang gadis yang baru saja datang menghampiri, sukses membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Anjir, b*ge ngagetin aja lu," umpat Cheryl menepuk dada, hingga ia lupa jika ponselnya sudah terjatuh kelantai. "Yah, hape gue," pekiknya segera memungut kembali barang berharga tersebut.
Gadis itu tergelak merasa puas mengerjai sahabatnya itu. Apalagi melihat wajah kusut Cheryl sungguh membuat ia tak bisa menghentikan tawanya.
"Berisik ah, lu!" kesal Cheryl menoyor pundak gadis itu.
"Ya, sorry! Gue seneng aja lihat lu ketawa. Napa sih? Mau bagi sama gue?" ledek gadis itu.
"Ogah! Ntar aja kalo sedih, gue bagi deh sama lu," balas Cheryl.
"Ck! Sialan lu," umpat gadis itu menoyor balik bahu Cheryl, hingga gadis itu yang tergelak.
"Eh tau gak, Sya. Gu-"
"Kagak!" sela Reysa gadis tersebut seraya menyeruput minuman milik Cheryl.
"Isshh, gue 'kan belum selesai ngomong," protes Cheryl. Reysa kembali tergelak dan hampir saja tersedak.
"Iya, iya, apa?" tanyanya disela tawa.
"Ah lu mah gak asyik. Gue 'kan jadi lupa," keluh Cheryl hingga Reysa kembali tergelak.
Cheryl berdecak kesal. Bukannya bisa berbagi kebahagaiaan ia justru dapat tawa ledekan. Hingga ia mengingat apa kebahagaiaannya hari ini.
"Suuttt!! Diem dulu diem, sekarang gue ingat!" sela Cheryl, kala memori otaknya kembali normal.
Jika kalian ingat dari mana turunan Cheryl tentu tau dari mana gen itu berasal. Ya, gen itu tentu saja berasal dari sang oma. Oma Rilla yang lemot, menurun hingga sampai pada Cheryl sekarang.
"Iya, apa?" tanya Reysa disela tawanya. Sungguh pun ia tak habis pikir akan penyakit aneh dari sahabatnya itu yang kadang-kadang muncul tak tau sikon.
"Jadi, ya. Hari ini gue habis adu tonjok tuh sama si Arga," jelas Cheryl.
Brakk!!
"Hah?! Serius lu?" pekik Reysa menggebrak meja.
"Ya ampun, lu mau bikin gue jantungan," pekik Cheryl mengusap dadanya. Hal itu membuat Reysa cengengesan tanpa dosa.
"Sorry gue terlalu semangat," ucapnya. "Eh terus-terus lu gak apa-apa? Ada yang luka gak?" lanjutnya bertanya melihat dan meraba-raba tubuh Cheryl.
"Isshh, kagaklah. Malah gue yang menang," sangkalnya.
"Hah? Kok bisa?" Reysa melongo tak percaya dan hanya diangguki Cheryl disertai senyumnya.
"Oh gue tau, pasti dia gak berani nonjok lu. Secara lu 'kan cewek. Dia cowok mana bernai nyakitin cewek. Kecuali, dia cowok melambai. Baru beraninya cuma sama cewek," Reysa memberikan opini yang menurutnya masuk akal.
"Buka itu oneng!" Cheryl mendorong pipi Reysa hingga gadis itu menghentikan ocehannya.
"Lha terus?" tanya Reysa bingung.
"Gue maupun dia, kagak ada yang terluka," jelas Cheryl.
"Lha kok gitu?" tanya Reysa semakin bingung.
"Orang yang adu tonjok bukan gue sama Arga,"
"Terus?"
"Si opi noh, sama si silver. Sampe mereka babak belur, penyok-penyok berdua."
"Asyem lu!"
Lagi-lagi tawa Cheryl menggelegar. Gadis itu benar-benar mengeluarkan seluruh tawanya hari ini. Air matanya sampai keluar dengan perut yang mulai kram. Berbeda dengan Cheryl, Reysa tampak kesal dengan kelakuan sahabatnya itu. Ia yang begitu serius, otak gesrek sahabatnya lah yang tiba-tiba bekerja. Ia hanya menggerutu kesal dengan tingkah gadis itu. Meski usia mereka memiliki selisih, namun tak menyurutkan persahabatan mereka. Reysa yang dua tahun lebih tua dari Cheryl selalu jadi sahabat, bahkan kakak untuk gadis itu.
"Eh, Ray lu mau kemana?" tanya Cheryl setelah menghentikan tawanya. Seorang gadis yang memiliki wajah sama dengan Reysa itu berlalu begitu saja melewati mereka.
"Lha, si ipin kenapa tuh?" tanya Cheryl merasa aneh.
"Lagi dapet mungkin," balas Reysa sekenanya. Seketika Cheryl menoleh melihat raut wajah sahabatnya yang tiba-tiba muram.
"Kalian ribut lagi?" selidik Cheryl dan hanya dibalas gedikan bahu oleh Reysa.
"Ck! Ngapain sih harus rebutan barang? Lu sebagai kakak ngalah napa?" nasehat Cheryl yang tiba-tiba bijak.
Tentu Cheryl tau kedua bersaudara kembar itu selalu memperebutkan barang yang menurutnya, kenapa mesti direbutin? Kenapa gak beli lagi aja? Namun, seperti itulah nasib anak kembar yang apapun selalu ingin berbagi ataupun saling berebut.
"Entahlah gue bingung. Padahal gue yang selalu ngalah, tetap aja tuh anak ngambekan. Bahkan, sekarang aja gue gak tau salah gue dimana," keluh Reysa sendu.
Cheryl menghembuskan napas panjang seraya menepuk bahu Reysa. Meski ia tak tau bagaimana rasanya memiliki saudara, namun ia cukup mengerti situasi sahabatnya itu. "Ya udah lah, nanti juga ia baik sendiri," ucapnya memberi semangat dan hanya diangguki mengerti Reysa.
Ditengah drama yang sedikit melow itu, tiba-tiba saja suara seseorang menggema memenuhi area kantin yang mulai ramai.
"Chemot!!!"
"Mampus!" Cheryl membalikan tubuh, lalu tatapannya tertuju pada pria dengan wajah menyeramkan dari ambang pintu kantin.
Arga menghampiri dengan langkah tegas dan tatapan tajam serta gigi menggeretak. Hal itu tentu membuat Cheryl kelimpungan. Segera ia bangkit dan hendak kabur. Namun baru saja selangakah, suara Arga kembali menggelegar.
"Satu langkah aja lu bergerak. Malam ini lu gak bisa lepas dari gue!"
\*\*\*\*\*\*
Malam mau ngapain bang? Curiga gue🙈 Yuk jangan lupa jejaknya gaiss😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
mlipir ke sini thor 😁
2023-06-04
1
*k🎧ki€*
hemm, kayak temen aq si Rani 🙄🤭
2023-05-14
1
🥀🌻Yanti~Puspita~Sari🌻🥀
lanjut kakak
2022-12-04
2