"Selangkah aja lu bergerak. Malam ini lu gak bisa lepas dari gue!"
Peringatan Arga membuat Cheryl menghentikan langkahnya. Ia menelan salivanya kuat-kuat kala mengingat apa yang dimaksud pria menyebalkan itu. Oh sungguh jika boleh memilih, ia ingin sekali pindah dari rumah itu agar berhenti bertetangga dengan Arga.
Ini kali pertama Arga mengancam didepan umum. Melihat semua atensi tertuju pada mereka, Cheryl tak ingin jadi bahan ledekan Arga didepan umum. Hingga Arga hampir menanngkap pundak Cheryl, sejurus kemudian gadis itu ngibrit meninggalkan posisi.
"Gue gak takut. Gue gak peduli!" teriak Cheryl.
"Woy! Asyemm, mau kemana lu?" teriak Arga yang disertai decakan kesal. Namun tak ditanggapi Cheryl yang sudah hilang dari pintu samping kantin.
"Ck! Rese banget tuh anak," kesal Arga berkacak pinggang. Hingga atensinya berkeliling melihat penghuni kantin yang tengah menatap aneh padanya.
"Apa lu pada lihat-lihat? Mau gue colok?" sungutnya semakin kesal. Segera semua orang mengalihkan perhatian mereka.
Ia pun keluar setelah menggebrak meja. Tentu saja hal itu membuat Reysa terlonjak bukan kepalang. Sudahlah melihat perdebatan itu. Belum lagi mendapat gebrakan, sungguh membuat jantungnya hampir saja copot.
"Gila tuh anak dua, mau bikin gue mati muda apa?" gerutunya mengusap dada. "Eh tunggu dulu," tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Malam ini gak bisa lepas? Maksudnya? Wah jangan-jangan Arga mau ngapa-ngapain Cheryl lagi. Apalagi kamar mereka dempetan," Reysa beropini menebak-nebak.
"Jangan-jangan?" ia segera berlari sambil meneriaki Arga.
"Woy Arga! Lu jangan apa-apain Cheryl! Dia masih perawan, woy!" teriaknya.
Tanpa mereka sadari, perdebatan itu menjadi berita terhangat hari ini. Spekulasi demi spekulasi bermunculan dari warga penghuni kampus. Banyak yang menyimpulkan, jika Arga dan Cheryl memiliki hubungan spesial. Hingga mereka meyakini sepasang manusia itu sering kali bermain gila.
**
Hu~ hu~
"Selamat!" Cheryl sampai di rooftop dengan napas ngos-ngosan. Tentu ia tau apa yang akan dilakukan pria itu jika ia tak lari. Arga akan nyerocos tanpa filter dan membeberkan segala aibnya. Oh sungguh, ia tidak ingin semua penghuni kampus tau itu.
"Astaga!" pekik Cheryl, ketika hendak duduk dan bokongnya hampir mendarat diperut sesorang.
"Issshh lu ngaapin disini? Bikin kaget orang aja," cerocos Cheryl menatap pria yang terbaring diatas bangku panjang tersebut.
Pria itu bangkit, seraya menarik satu sudut bibirnya. Membentuk senyum tipis yang mampu memporak porandakan hati perempuan. "Berisik lu!" ucapnya menarik gadis itu agar duduk disampingnya.
Bukan baper, Cheryl justru berdecak kesal. "Ck! Gak lu, gak Arga. Sama-sama ngeselin," gerutunya.
"Tapi, gue lebih ngangenin ya?" rayu pria itu tersenyum manis memiringkan wajah untuk bersitatap dengan gadis itu.
Cheryl memutar bola matanya jengah. Jika saja ia tak tau siapa pria yang kini tengah menggodanya, tentu saja ia akan baper dibuatnya. Namun, tau itu typical buaya buntung, tentu ia tidak akan termakan rayuan receh pria itu.
Arkyano Abigail Permana, playboy bejuta pesona sepupunya Arga. Pria yang sering disapa Key itu adalah teman sepermainan Cheryl yang sudah sangat dihapal watak dan karakternya.
"Basi lu!" Cheryl menampol pipi tampan itu hingga Key terkekeh.
Pria itu meraih permen karet dari saku kemejanya dan menyodorkan barang kesukaannya pada Cheryl. Gadis itu menyambut dan memakan permen tersebut begitupun dengan pria itu sendiri.
"Kabur lagi dari Arga?" tanya Key setelah mereka mulai mengunyah permen itu.
"Sepupu lu tuh ngeselin banget. Jadi cowok rese banget kek cewek," kesal Cheryl.
Key terkekeh seraya mengusek rambut. "Gue saranin, lu jangan terlalu benci. Entar kalo jadi cinta lu bakal repot," ucapnya.
"Ck! Mana ada," sela Cheryl menepis tangan pria itu.
Pria itu mengelembungkan permen itu dari mulutnya dan kembali mendekatkan wajah hingga jarak mereka terkikis hanya dengan gelembung tersebut saja.
Tup!
Gelembung itu meletup, hingga jarak mereka semakin terkikis.
"Kalo sudah begitu, gue hilang kesempatan buat deket sama lu," ucapnya merayu.
Lama keduanya saling tatap, bahkan mereka tak memyadari seseorang yang tengah memperhatikan mereka dari samping pintu dengan tubuh bersandar ditembok dan tangan yang melipat didada.
'Dasar bunglon! Dideketin buaya aja mau,' batin Arga memggerutu, seseorang yang kini memperhatikan sejoli tersebut.
"Ck! Gak mempan!" Cheryl menampol wajah Key, hingga pria itu terkekeh. Ia melirik sekilas tau jika sepupunya itu tengah memperhatikan mereka.
Ia menyeringai evil, kemudian menarik dagu Cheryl hingga jarak mereka kembali terkikis. "Oke, sekarang mungkin belum. Besok masih ada kesempatan 'kan?" tanyanya tersenyum manis kemudian mengunyah kembali permen dalam mulutnya. Cheryl hanya menatap jengah pria itu tanpa juga menyadari Arga tengah menjadi penonton mereka.
Arga tersenyum mengejek melihat mereka. Hingga ia pun mendekat seraya berdehem keras. Sontak saja hal itu membuat Cheryl terlonjak kaget, seraya menepis tangan Key dari dagunya. Key yang sudah menduga hanya tersenyum seraya kembali menguyah permen dengan santainya.
"Ck! Ck! Ck! Wow gue baru tau ternyata bunglon vs buaya itu sama-sama cocok," ledek Arga tersenyum remeh.
Cheryl membolakan mata dengan mulut terbuka lebar. Ia tau sebutan buaya memang disematkan untuk pria disampingnya. Tapi, bunglon? Gadis itu berdiri seraya berkacak pingggang.
"Eh penghuni kebun binatang! Siapa yang lu maksud bunglon, hah? Lu nyindir gue?" tantang Cheryl tak terima.
"Kenapa, lu kesinggung? Emang sih lu pantes disebut 'chemot bunglon'," balas Arga menekan sebutan baru untuk Cheryl.
"Sialan lu ya," Cheryl mendekat hingga ia mendongak untuk melihat Arga yang lebih tinggi darinya. "Apa maksud lu panggil gue bunglon hah?" sungutnya mendorong dada Arga.
"Kenapa? Emang bener 'kan lu itu kayak bunglon? Lu ngelabui bokap gue, bicara so manis padanya. Biar apa hah? Dasar kang ngadu. Lu tuh persis kayak bunglon," ucap Arga dengan pedas.
Hal itu menyulut amrah Cheryl. Wajahnya memerah dengan gigi menggeretak, jika saja terlihat mungkin tanduknya pun ikut keluar. Gadis itu mendorong Arga keras hingga ia yang belum siap, beringsut mundur hingga Cheryl mampu mendorongnya sampai kesebuah dinding.
Arga sedikit tercengang dengan perlakuan tak terduga Cheryl. Hingga ia mematung melihat reaksi gadis itu. Cheryl meraih kerah baju Arga hingga pria itu sedikit tertunduk dan mengikis jarak dengannya. Tatapan keduanya saling bertemu dengan pemikiran masing-masing. Sejenak, keadaan tiba-tiba hening. Key hanya terkekeh seraya menggelengkan kepala, lalu kembali merebahkan diri dibangku panjang tersebut.
"Lu denger baik-baik! Sebelum lu ngatain gue, lebih baik lu ngaca dulu. Siapa yang pantas lu panggil bunglon? Lu, gak lebih baik dari gue," peringat Cheryl dengan satu bulir tiba-tiba jatuh dari ujung matanya.
Gadis itu melepaskan kerah baju Arga dan segera berlalu dari sana. Meski ia sering beradu mulut dan adu umpatan dengan Arga. Namun, tetap saja Cheryl hanyalah gadis perasa. Disebut bunglon membuat hatinya sedikit sakit. Yang ia tau panggilan itu biasa disematkan untuk para wanita ****** yang biasa menjajahkan diri.
Arga terpaku melihat untuk pertama kalinya, Cheryl mengeluarkan air mata yang nampak terluka. 'Apa gue sudah keterlaluan?' batinnya.
"Mungkin lu cukup tau berbagai kata kasar. Tapi lu gak pernah tau arti yang tepat untuk seorang gadis."
\*\*\*\*\*\*
Ada yang bisa menebak siapa Key?🙈 Yuk jejaknya jangan lupa yaa😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
范妮
Bunga untuk sang penulis...
keren ceritanya
2023-01-14
2
@Risa Virgo Always Beautiful
keren ceritanya
2023-01-10
1
umi b4well (hiatus)
em..siapa ya.kk thor main main tebak tebakan nih..
2022-12-14
1