Teman-teman Kanaya hanya atas kejadian barusan. Mereka menatap Kanaya dengan tatapan curiga.
"Kok bisa sih Alvin ngasih lo cokelat?" tanya Aldo heran.
"Cuman hutang." kata Kanaya santai.
"Lo yang hutang cerita ke kita!!" pekikan dari ke tiga temannya itu langsung membuat Rara dan Kanaya menutup telinganya.
Kanaya lupa Alvin adalah Most Wanted di sekolahnya dulu, siapa yang gak tau termasuk teman-temannya. Berdo'alah semoga teman-temannya tidak menyidangnya 3 jam sepulang sekolah.
Flashback on
"Sabun lo udah gue masukin ke dalam tas lo." kata Alvin tiba-tiba tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya saat melihat Kanaya menduduki kursi di sampingnya
Kanaya mengangguk. "Lo gak curi sesuatu dari tas gue kan saat lo simpan sabun gue?" Kanaya mengernyitkan dahinya sedikit curiga, pasalnya, di depan Alvin ada bekas makanan yang tak asing baginya.
Alvin mengedikan bahunya acuh. "Cokelat lo gue bawa dan makan. Sorry, gue laper." dan saat itu juga Kanaya melotot tak percaya.
"Alvinnn. Kenapa makan cokelat gue.. Ahh.. Lo mah!!" Kanaya menghentakan kakinya ke lantai, dia memukul tangan Alvin kesal.
Merasa terganggu atas pukulan Kanaya, Alvin dengan memilih menyimpan ponselnya dan mengambil bungkus cokelatnya yang ternyata masih tersisa sedikit. "Nih.. Ada dikit lagi." katanya tanpa dosa, dia mengarahkan cokelat yang tersisa itu kearah mulut Kanaya yang sedikit terbuka. "Lo gak mau? Ya udah.." dan dengan santainya, cowok itu memasukan cokelat itu kedalam mulutnya dan memakannya.
Kanaya menyaksikan cokelat kesukaannya hilang di mulut Alvin, dia menatap bungkus cokelat itu dengan nanar. "Cokelat gueee.." lirihnya pelan yang membuat tawa Alvin meledak. "Ya ampun.. Ini cuman cokelat... Pelit amat sih lo.." kata Alvin dengan tawanya. "Gue laper, kebetulan di tas lo ada makanan, gue makan deh." lanjutnya.
"Itu cokelat kesukaan gue tau." kata Kanaya kesal. "Lo kenapa sih hobby banget bikin ulah sama gue?
Alvin mendelik. "Yaudah lah, ini cuman cokelat.. Nanti gue ganti."
"Bener ya, awas kalau enggak, gue cakar muka lo."
Flashback off
"Ohhh.. Gituu... Lo baper gak?" tanya Ajeng santai, Kanaya membulatkan matanya, pulang sekolah, Kanaya dan ketiga temannya masih berdiam di kantin sekolah untuk mendengarkan cerita Kanaya saat MOS, termasuk cerita tentang hukuman itu. Ternyata teman-temannya gak tanggung-tanggung buat mengorek ceritanya kemarin.
"Heh? Maksud lo gue baper sama kelakuan tu anak? Ihhh.. Ogah banget, cowok tengil gitu ngapain gue baperin."
"Massa?"
"Enggak!" Kanaya melotot. "Udah ah, gue mau pulang!!" lanjutnya, ia berdiri dari duduknya dan menggaet tasnya.
"Eh, eh.. Gue nebeng yah.." Indah ikut berdiri dan mengambil tasnya. "Kalian mau pulang juga?" tanyanya kepada dua temannya.
"Bentar lagi, kalau kalian mau pulang pulang aja." setelah itu, Kanaya dan Indah meninggalkan kantin. "Tumben pulang bareng gue?"
Indah mengerucutkan bibirnya. "Aldo bawa motor dan si kutu kupret Ajeng mau nebeng nyuruh gue nebeng sama lo."
Skip Alvin
"Mimpi apa gue semalem si Alvin ngasih cewek cokelat? Ini langka men."
"Wihh.. Tu cewek juga cuek ya pas dikasih cokelat
sama bos kita.. Apa masa SMA pesona seorang Alvin turun? Ckck.. Dia ngebaperin tapi yang di baperin gak baper."
"Wah.. Wah.. Gue--"
"Kalian bisa diem gak sih? Berisik tau.. Gue udah
bilang, cokelat itu cuman hutang karena gue pernah
makan cokelat yang sama miliknya, ngebacot mulu
idup lo pada." Alvin merasa kepalanya pecah karena teman-temannya mengejeknya habis-habisan setelah tragedi bayar hutang Alvin kepada cewek super aneh Kanaya. Nyesel deh dia ngajak teman-teman absurdnya ke rumahnya sepulang sekolah hanya karena rumahnya sepi.
Alvin merasa ada yang tidak beres dengan Kanaya tadi pagi, sorot mata perempuan itu seperti menyimpan kesedihan setelah bertengkar dengannya. Dia hendak minta maaf waktu jam istirahat, kebetulan cokelat yang diinginkan perempuan itu udah ada di tangannya. Entah dorongan apa dia mengiyakan kata perempuan tentang hutang, biasanya dia cuek akan hal seperti itu, biasanya Alvin hanya berkata 'bodo amat' tapi kini berbeda dia menerima apa yang dikatakan Kanaya. Mungkin karena ia memakan makanan kesukaan Kanaya? la jadi gak tega kan?
Tapi satu hal yang diingat Alvin, dia merasa bahwa Kanaya lupa akan kejadian tadi pagi karena saat memberikan cokelat itu dan dia hendak minta maaf, Alvin mendapati wajah Kanaya yang biasa kembali sehingga dia tak jadi minta maaf. Gengsi lah.
"Ngelamun dia?' Ferdi menyahut, Alvin mengangkat alisnya satu. "Siapa yang ngelamun?"
"Lo terpesona sama Kanaya ?" tanya Bio yang langsung dihadiahi pukulan oleh Alvin. "Gak usah sotoy lo."
Vino yang tengah sibuk dengan ponselnya tiba-tiba bertanya, "Namanya Kanaya ya? Yang ini bukan sih?" tanyanya sambil menyodorkan ponselnya.
Ferdi dan Bio memang tak satu kelas dengan Alvin sekarang, mereka sama-sama anak MAS dan mereka juga merupakan salah satu most wanted di SMP Antariksa yang kemana-mana selalu bareng Alvin.
Alvin menatap ponsel Vino sekilas. "Hooh."
"Hahh!! Gue tau ni cewek." kata Vino dengan suara datarnya, ia menarik ponselnya.
"Lo tau? Anak mana sih?" tanya Bio.
"Anak Antariksa juga."
"Wehhh?? Satu SMP juga?" Bio berpekik hingga tanpa sadar tissu masuk ke mulutnya karena ulah Alvin.
"Hooh, diakan temen mantan gue si Ajeng." kata Vino, ia memasukan keripik kentang kemulutnya kasar. "Kebetulan nih gue lagi pedekate sama Ajeng mau plesbek, mau gue deketin gak Vin? Biar gak jomblo terus?"
Alvin melotot, ia menendang Vino keras. "Bagong, ngapain sih? Gue gak suka sama dia."
"Si Vino bilang biar lo gak jomlo lagi bukan
lo-suka-sama-dia kan." kata Bio penuh penekanan. "Cantik kok, kalau lo gak mau buat gue aja lah, cantik dia.
"Ahh.. Bangsat, mau gue bilangin si Nabila heh?"
.
.
.
.
Rumah Kanaya
"Masa sih?"
"ya.. Gue langsung kejeng-kejeng pas dia chat gue..
Aaaa.. Kanaya... Gue baper masa?"
Kanaya hanya mengangguk-nganggukan kepalanya saat mendengar teriakan Indah yang menggelegar, kedua pasang sahabat itu tengah melakukan VC karena Indah memaksanya sebab dia ingin curhat tentang kejadian yang dia alami. "Tapi bentar deh, kok dia bisa dapet wa lo sih?" tanya Kanaya.
Di layar ponselnya, Kanaya melihat wajah Indah yang
kebingungan. "Gue juga gak tau sih, yang jelas dia chat gue terus bilang katanya kangenn.'
Yeah, Kanaya mengakui bahwa Indah terlalu lebay, bukan apa-apa, Indah menerima WA dari mantan terindahnya yang masih dia harapkan, Kanaya tak tau apa-apa antara Indah dan Vino mantannya itu, yang jelas Kanaya mengetahui bahwa kapten basket itu mantan Indah saat SMP
Dasar bocah.
"Lo nge fly ya Indah?" Kanaya menyuapkan satu sendok
makanannya ke dalam mulutnya, memang, kini
posisi gadis itu tengah berada di meja makan, dia
tengah makan malam sendiri dalam keheningan tak
ada orang lain selain dirinya disana, jadi Kanaya
bebas melakukan apapun.
"Bukan lagi.. Gue ngefly banget.. Apalagi dia manggilnya dengan panggilan kesayangannya dulu.. Uuuhhh.. Kanaya gue mau teriak!!!" Indah kembali berteriak heboh, Indah membulatkan matanya, makanan di dalam mulutnya langsung dia telan bulat-bulat. "Eh, eh.. Gak usah teriak, disangka orang gila nanti.. rumah lo kan deket RSJ, gimana kalau orang-orang rumah sakit jiwa denger terus lo dibawa?"
Hening, mendengar sahutan Kanaya, Indah
langsung
memasang wajah betenya. "Gak gitu juga kali.. Lo mah ah.. Ngerusak aja."
"Hehe.. Sorry Indah, udah ah.. Gue makan gak selesai
selesai.. Lanjut chat aja deh, kalau VC gini telinga gue bisa pecah.
"Okey.. Gue juga ada tugas sejarah nih belum kelar,
malah pengen muntah liat bacaan yang seabreg..
Ya walau sejarah ngomongin tentang masa lalu tapi
gue gak suka kalau gue harus nginget masalah masa lalu musik yang panjang kaya jalan kenangan, kalau masa lalu gue sama Vino sih-"bukannya menutup panggilan videonya, Indah malah kembali curhat dengan wajah yang terlalu didramatisir.
"Elah.. Gak usah curhat juga kali.." potong Kanaya. "Iya tapi jangan lupa lo kirim catetan lo ke gue, gue
males ngerangkum nih, lo kan nulisnya pendek-pendek kaya tinggi lo."
"Eh tapi ngomong apa---? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments